Anda di halaman 1dari 3

Tugas Bahasa Indonesia IX MTs

Kafila International Islamic School


Mencari Teks Cerita Inspirasi
Syuraih Umar Khotthob IX-C

Bunga untuk ibu

Kios bunga pak Tono sedang kebanjiran pesanan. Ia sedang sibuk memindahkan ratusan
karangan bunga ke atas mobil kol baknya. Ditengah kesibukannya, seorang perempuan muda
tiba-tiba menghampirinya dan berkata “Maaf pak, kalau harga karangan bunga yang kecil itu
berapa?” Pak Tono menghiraukannya untuk beberapa saat, kemudian menjawab “Lima puluh
ribu, neng.” “Maaf pak, apakah ada yang tiga puluh ribu saja?” balas perempuan itu. Kali ini pak
Tono menatap wajah perempuan itu dan tersadar tampaknya perempuan itu baru berumur
belasan tahun dan mungkin baru menginjak bangku SMP. Hanya saja tinggi badannya sempat
mengelabui pak Tono. Penjual bunga itu lantas balik bertanya “Untuk siapa bunganya dek?
Bunganya boleh diambil dengan tiga puluh ribu saja,” jawabnya sambil tersenyum.

“Terima kasih pak, untuk ibu saya.”

“Adek ke sini jalan kaki? Pulangnya kemana?”

“Ke arah Sukamulya pak,” jawab gadis itu.

“Saya juga kebetulan menuju ke arah sana, kalau mau sekalian bapak antar saja.” Awalnya
perempuan itu tampak ragu, namun akhirnya menerima tawaran pak Tono. Pak Tono lantas
berangkat bersama dengan perempuan muda yang membeli satu karangan bunga tersebut.

“Adek nanti bilang aja berhentinya di mana ya.”

“Iya pak, sebentar lagi juga sampai.”

Tak lama, dari kejauhan pak Tono melihat kerumunan di dekat gapura pemakaman umum.
“Inalillahi, sepertinya ada yang sedang dimakamkan dek,” ucap pak Tono sambil memelankan
laju kendaraannya. Perempuan itu tidak menggubrisnya dan malah meminta pak Tono untuk
menghentikan mobilnya. “Saya turun di depan pak.” Pak Tono kemudian menepikan mobilnya
tepat di depan gapura pemakaman umum yang telah ia lihat dari kejauhan. Perempuan itu lalu
turun dan mengucapkan terima kasih kepada pak Tono dengan senyum yang menutupi air
matanya. Pak Tono terdiam sejenak sambil melihat perempuan itu memasuki gerbang
pemakaman. Ia lantas memutarbalikkan mobilnya dan menancap gas sekencang-kencangnya. Ia
sudah tidak mempedulikan pesanan bunga yang harus diantarkannya. Pikirannya hanya tertuju
pada rumah orangtuanya yang berjarak cukup jauh dari kota itu. Sudah dua tahun lebih pak
Tono belum sempat pulang untuk menjenguk ibunya. Melihat peristiwa tadi, ia sadar betapa
beruntungnya bahwa ibunya masih diberi kesehatan sehingga masih mampu menginjakan
kakinya di dunia ini. Padahal, perempuan tadi tampak masih sangat muda dan kemungkinan
besar ibunya pun meninggal di usia yang jauh lebih belia dibandingkan dengan orangtua pak
Tono. Terkadang apa yang kita miliki baru terasa ketika cerminan pahitnya berdiri di depan kita.

Unsur Intrinsik

 Tema; Bersyukur

 Amanat; Bersyukur atas segala nikmat yang Allah berikan kepada kita dan hargailah
segala yang berharga yang kita miliki sebelum cerminan pahitnya berdiri di depan kita.

 Alur; Maju

 Penokohan;

- Perempuan SMP: sabar dan berusaha untuk tetap terlihat tegar

- Pak Tono: baik hati

 Sudut pandang; Pengarang menggunakan sudut pandang orang ketiga.

 Latar: Kios bunga pak Tono dan depan gapura pemakaman umum di Sukamulya.

Struktur

- Orientasi; Ketika pak Tono sedang sibuk akan pesanan bunganya, seorang
perempuan muda yang masih duduk di bangku SMP dengan berbadan tinggi tiba-
tiba menghampirinya dan berkata bahwa ia ingin membeli bunga untuk ibunya.
- Komplikasi; Kebetulan Pak Tono memiliki pesanan bunga di arah yang sama dengan
arah pulang perempuan tersebut. Akan tetapi, ketika mereka lewat di depan gapura
pemakaman terdapat kerumunan orang yang akan melaksanakan pemakaman
jenazah. Kemudian perempuan tersebut pun meminta untuk diturunkan di depan
gapura pemakaman tersebut dan mengucapkan terima kasih kepada pak Tono
seraya menahan air mata. Pak Tono pun menyadari bahwa bunga yang perempuan
tersebut beli adalah bunga untuk ibunya yaitu jenazah yang akan dimakamkan
tersebut.

- Resolusi; Pak Tono pun memutarbalikkan mobilnya dan menancap gas sekencang-
kencangnya menuju rumah ibunya yang belum ia temui selama lebih dua tahun dan
mengabaikan segala pesanan bunganya.

- Koda; Pak Tono pun sadar bahwa ia lebih beruntung daripada perempuan tersebut
karena masih memiliki seorang ibu yang sehat sehingga mampu menginjakkan
kakinya di dunia ini dan pak Tono juga sadar akan bahwa sesuatu yang berharga
akan lebih terasa berharga ketika sesuatu tersebut telah pergi.

Anda mungkin juga menyukai