terbang. Manakala langkah kaki menginjak anak tangga satu persatu.
Semakin ke atas langkah kaki semakin terasa berat
untuk digerakkan. Terkadang tiupan angin dingin menerpa badan serta membawa kepulan asap putih membungbung tinggi ke angkasa.
Itulah pengalaman ketika traveling ke Gunung Bromo
bersama teman-teman saya, Fadil,Musa,Bagus,Eko,Riki dan Dani.
Walaupun waktu itu kami tidak bisa menikmati
keindahan spot-spot kawasan Bromo-Tengger seluruhnya karena keterbatasan waktu. Tetapi sudah mengobati rasa rindu tentang cerita dan pesona Gunung Bromo yang penuh legenda. Gunung Bromo yang secara geografis berada dalam empat lingkup kabupaten. Yaitu Kabupaten Probolinggo, Pasuruan, Lumajang dan Kabupaten Malang, Provinsi Jawa Timur. Dengan ketinggian 2.392 meter dari atas permukaan laut. Termasuk dalam satu kawasan Bromo Tengger Semeru National Park. Di kawasan itu terdapat beberapa obyek wisata yang bisa dikunjungi seperti, Gunung Semeru, Gunung Tengger, Gunung Batok, beberapa danau dan Gunung Bromo sendiri.
Ketika itu kami tidak langsung menuju Bromo
tetapi terlebih dahulu mampir ke ke salah satu rumah teman saya. Sehubungan rumah kami cukup jauh-jauh semua kami sepakat untuk bertemu di rumah Musa karena jarak nya agak dekat dengan daerah Gunung Bromo.
Kami berangkat pukul 23.00 malam,agar disana
tidak lagi mengantri untuk membeli tiket (dulu loket bukak jam 03.00-17.00 wib tapi sekarang sudah bisa di pesan online) Malam itu awan sangat cerah,hingga bulan terihat bulat sekali. Tiba disana kami pukul 01.30 wib ,hmm masih nunggu setengah jam lagi. Hawa yang sangat dingin menusuk tulang.
Jam menunjukkan pukul 03.00 wib,pintu loket
sudah buka kami langsung untuk mengantri
Ketika sudah mendapatkan tiket kami langsung
berangkat lagi ke penanjakan,spot sunrise terbaik menurutku,walau disana pasti ramai,apalagi pas tanggal 17 Agustus Ramai nya minta ampun.
Menjelang jalan berbukit terlihat kaldera
lautan pasir serta jejeran pegunungan. Gunung Batok, dan Gunung Bromo. Menghadap ke utara hingga timur, berjajar Gunung Lingga (Penanjakan), Brak, Lengkong, dan Gunung Ringgit. Sementara di bagian selatan, Gunung Pundak Lembu menjulang. Tampak juga Gunung Semeru sebagai latar masih terlihat gagah. Rangkaian pegunungan itu membentuk pemandangan alam yang memesona. Walaupun itu saat malam hari,kami tetap menikmati keindahannya. Akhirnya kami sudah sampai di penanjakan Bromo tepat pukul 04.00,disana kita ke warung dulu untuk membeli kopi agar badan hangat karena suhu di sana sangat dingin walaupun memakai jaket dobel.
Selesai sudah menghangat kan badan,kami
langsung ke spot sunrise,disana sangat membludak.untung kami masih dapat tempat untuk menikmati sunrise di penanjakan.
Mengambil foto adalah hal yang wajib karena
itulah modal untuk ber-eksitensi di sosial media.
Ketika puas mengambil foto kami jam
menunjukkan pukul 07.00 pagi,awan sudah cerah terlihat asap putih membumbung tinggi dari kawah Bromo. Untuk menuju kawah pengunjung harus berjalan kaki sekitar 2 kilometer dari pangkalan jeep yang ada disana. Atau naik kuda dengan ongkos Rp25.000,- pulang-pergi ditunggui. Memang, kalau jalan kaki bagi yang tidak terbiasa lumayan melelahkan. Karena jalur jalan mendekati kawah akan semakin menanjak. Untuk sampai di puncak kawah Bromo pengunjung harus menaiki 250 anak tangga. Ketika mendekati kawah kami disambut oleh suara gemuruh. Seperti bunyi mesin pesawat terbang. Ternyata bunyi itu berasal dari energi di dalam kawah yang bergolak. Karena mungkin masih aman sehingga banyak juga turis lokal maupun asing naik ke atas kawah. Dan kami pun sempat naik sampai ke bibir kawah itu. Tetapi harus hati-hati, sebab jarak pandang dari bibir kawah ke dasar cukup sempit. Hanya dibatasi pagar tembok pendek di sekelilingnya.
Setelah cukup melihat-lihat kawah Bromo.
Kami melanjutkan perjalanan menuju Padang Savana. Tiba di tanah lapang Padang Savana, sudah banyak pengunjung dan berjejer kendaraan jeep pengantar para wisatawan. Menyapu pandangan ke sekeliling terlihat perbukitan cantik yang hijau menyegarkan. Kami pun tak mensia-siakan kesempatan baik itu dan bergegas mencari spot-spot bagus untuk mengambil gambar.
Dari Padang Savana kemudian jalan-jalan
dilanjutkan ke Pasir Berbisik. Yaitu lautan pasir yang luas. Beruntung ketika itu kawasan Bromo paginya sedikit diguyur hujan. Sehingga tiupan angin tidak menimbulkan debu pasir berterbangan. Karena keterbatasan waktu. Puas menikmati pesona kawasan Bromo dan sekitarnya kami segera pulang menuju rumah masing masing.