Pembacaan Proklamasi pada tanggal 17 Agustus 1945 adalah peristiwa yang paling
bersejarah dan paling penting bagi bangsa Indonesia. Peristiwa itu terjadi di Jalan
Pegangsaan Timur Nomor 56 (Sekarang Jalan Proklamasi). Pembacaan Proklamasi dihadiri
oleh sekitar 500 orang dari berbagai kalangan dengan membawa apapun yang bisa
digunakan sebagai senjata. Meskipun Jepang sudah dikalahkan oleh Sekutu, Balatentara
Dai Nippon (Jepang) masih berada di Jakarta. Suasana di Jakarta masih kondusif.
Tragedi G30S/PKI terjadi pada tanggal 1 Oktober. Pada saat itu, terjadi penculikan dan
pembunuhan 7 jendral tentara dan beberapa orang lainnya. Soeharto pada saat itu
diperintah untuk mengambil alih tentara dan menyelamatkan Soekarno. Soekarno berhasil
menuju Istana Presiden di Bogor. Soeharto bersama pasukan yang ia pimpin berhasil
mengambil kontrol semua fasilitas yang sebelumnya direbut oleh pelaku G30S/PKI.
Orde Baru adalah masa pemerintahan presiden Soeharto. Pembangunan di Indonesia pada
masa Orde Baru sangat pesat. Namun angka korupsi juga meningkat. Soeharto membuat
program pembangunan jangka pendek yang disebut Rencana Pembangunan Lima Tahun
(Repelita). Repelita I berhasil meningkatkan pertumbuhan ekonomi dari rata-rata 3%
menjadi 6,7% per tahun, meningkatkan pendapatan per kapita, dan menurunkan laju inflasi.
Bahkan pada tahun 1984 Indonesia berhasil mencapai swasembada beras, padahal pada
tahun 1970-an Indonesia adalah negara pengimpor beras terbesar di dunia. Namun pada
masa ini terjadi kesenjangan pembangunan antara pusat dan daerah.
Sejarah bersifat diakronik berarti memanjang dalam waktu tetapi terbatas dalam ruang,
sejarah akan membicarakan satu peristiwa tertentu dengan tempat tertentu, dari waktu A
sampai waktu B. Sejarah akan diceritakan secara kronologis waktunya. Sejarah bersifat
diakronik digunakan untuk menceritakan kronologis suatu peristiwa di satu tempat. Hal ini
berbeda dengan sejarah bersifat sinkronis yang menekankan suatu kejadian pada saat
tertentu. Untuk mempermudah dalam pemahaman, berikut adalah beberapa contoh sejarah
bersifat diakronik. Langsung saja kita simak yang pertama:
A. Diakronik
Secara etimologis kata diakronik berasal dari bahasa Yunani, yaitu dia dan
chronoss. Dia mempunyai arti melintas, melampaui, atau melalui, sedangkan chronoss
berarti waktu. Jadi diakronik berarti sesuatu yang melintas, melalui, dan melampaui
dalam batasan waktu. Diakronik adalah berpikir secara kronologis (urut) menganalisa
sesuatu. Yang dimaksud kronologis sendiri adalah catatan kejadian-kejadian yang
diurutkan sesuai dengan waktu kejadiannya. Berarti sejarah yang bersifat diakronik juga
berarti memanjang dalam waktu tetapi terbatas dalam ruang. Sejarah mengajarkan
kepada kita cara berpikir diakronik/kronlogis, artinya berpikirlah secara runtut, teratur,
dan berkesinambungan.
Contoh Diakronik
Gambar 1.1 Monumen Palangan Ambarawa untuk memperingati peristiwa Palngan Ambarawa
1) Kronologi Pertempuran Ambarawa ( 20 Oktober – 15 Desember 1945)
a.Tentara Sekutu yang diboncengi NICA mendarat di Semarang pada tanggal
20 Oktober 1945
b.Tanggal 23 November 1945 ketika matahari mulai terbit, mulailah terjadi
tembak-menembak antara para pejuang kemerdekaan dengan pasukan Sekutu.
c.Kolonel Soedirman mengadakan rapat rapat dengan para Komandan Sektor
TKR dan Laskar pada tanggal 11 Desember 1945
d.Serangan mulai dilancarkan pada tanggal 12 Desember 1945 pukul 4.30
pagi.
e.Pertempuran berakhir pada tanggal 15 Desember 1945 dan Indonesia
berhasil merebut ambarawa.Sekutu dibuat mundur ke Semarang.
2) Kronologi Pertempuran Surabaya ( 27 Oktober-20 November 1945)
a.Tentara Inggris bersama NICA mendarat di Surabaya pada tanggal 25
Oktober 1945.
b.Setelah insiden perobekan bagian biru bendera Belanda, pada tanggal 27
Oktober 1945 meletuslah pertempuran pertama antara Indonesia melawan tentara
Inggris.
c.Gencatan senjata antara pihak Indonesia dengan pihak tentara Inggris
ditandatangani pada tanggal 29 Oktober 1945.
d.Setelah gencatan senjata, bentrokan-bentrokan tetap saja terjadi sampai
berpuncak pada terbunuhnya Brigadir Jendral Mallaby (pimpinan tentara Inggris untuk
Jawa Timur) pada tanggal 30 Oktober 1945 sekitar pukul 20.30.
e.Pengganti Mallaby, Mayor Jendral Eric Carden Robert Mansegh
mengeluarkan ultimatum pada 10 November 1945 untuk meminta pihak Indonesia
menyerahkan persenjataan dan menghentikan perlawanan.
f.Ultimatum itu tidak dihiraukan. Pada tanggal 10 November pagi tentara
Inggris melancarkan serangan besar-besaran.
B. Sinkronik
Kata sinkronik, berasal dari bahasa Yunani yaitu syn yang berarti dengan, dan
chronoss yang berarti waktu. Adapun dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, sinkronik
diartikan sebagai segala sesuatu yang bersangkutan dengan peristiwa yang terjadi pada
suatu masa. Kajian sejarah secara sinkronik artinya mempelajari peristiwa sejarah
dengan segala aspeknya pada masa atau waktu tertentu dengan lebih mendalam. Lebih
lengkapnya dapat dijelaskan bahwa konsep sinkronik dalam sejarah adalah bagaimana
mempelajari atau mengkaji, pola-pola, gejala, dan karakter dari sebuah peristiwa sejarah
pada masa tertentu.
Dapat dikatakan cara berpikir dengan pendekatan sinkronik adalah meluas
dalam ruang tetapi terbatas dalam waktu.
Secara umum sinkronik mempunyai ciri-ciri sebagai berikut.
1.Mengkaji peistiwa sejarah yang terjadi pada masa terntentu.
2.Menitikberatkan kajian peristiwa pada pola-pola, gejala, dan
karakter.
3.Bersifat horiontal.
4.Tidak ada konsep perbandingan.
5.Cakupan kajian lebih sempit.
6.Kajiannya sangat sistematis.
7.Sifat kajian lebih serius dan mendalam.
Oleh karena itu, dapat kita katakan bahwa sinkronik dalam sejarah adalah
kajian yang lebih menitikberatkan pada meniliti gejala-gejala yang meluas dari sebuah
peristiwa tetapi dengan waktu yang terbatas.
Contoh Sinkronik
Gambar 1.2 Peristiwa Proklamasi 17 Agustus 1945