Anda di halaman 1dari 13

Optimalisasi Integrasi Teknologi dalam Konteks Pembelajaran Bahasa:

Alternatif Baru dalam Pengelolaan Kelas Bahasa Inggris Virtual

Moh. Arif Mahbub1


rifelbarzmahbub@gmail.com1
1
Program Studi Pendidikan Bahasa Inggris
1
Universitas Islam Jember

Abstract: This community service program aimed to provide hands-on


experiences to both Indonesian pre-service English teacher candidates and
English teachers at the secondary education level with respect to
optimizing ICT adoption and integration into the ELT classroom. This
program employed three phases: 1) preparation, 2) promotion and 3)
implementation. The findings revealed that the participants demonstrated
strong positive feelings concerning ICT integration into the ELT classroom.
More specifically, they showed a better insight into optimizing various
digital learning resources to create an innovative and attractive learning
atmosphere in ELT classrooms.

Keywords: ICT Integration, ELT, English Teachers, Pre-service English


Teacher Candidates.

Abstrak: Tujuan dilaksanakannya kegiatan pengabdian kepada masyarakat


(ABDIMAS) ini adalah untuk memberikan pengalaman praktis kepada
mahasiswa calon guru Bahasa Inggris dan guru Bahasa Inggris pada
pendidikan menengah terkait dengan optimalisasi adopsi dan integrasi TIK
dalam kelas Bahasa Inggris. Kegiatan ini dilaksanakan melalui tiga tahap,
yaitu 1) Tahap Persiapan, 2) Tahap Sosialisasi dan 3) Tahap pelaksanaan
pelatihan. Hasil dari kegiatan pengabdian ini adalah para peserta
mendemonstrasikan perasaan yang positif terhadap integrasi TIK dadlam
kelas Bahasa Inggris. Secara lebih spesifik, mereka menunjukkan wawasan
yang jauh lebih baik terkait optimalisasi berbagai sumber belajar digital
untuk menciptakan atmosfer pembelajaran yang lebih inovatif dan attraktif
dalam kelas Bahasa Inggris.

Kata kunci: Integrasi TIK, ELT, Guru Bahasa Inggris, Calon Guru Bahasa
Inggris.

ANALISIS SITUASI
Selama lebih dari dua dekade terakhir, temuan publikasi riset terdahulu melaporkan
fakta-fakta bahwa penggunaan teknologi informasi dan komunikasi (TIK) berdampak positif
terhadap pembelajaran siswa (Mumtaz, 2000). Oleh sebab itu, tuntutan akan penguasaan
teknologi dalam dunia pendidikan juga semakin tinggi terhadap para pendidik dikarenakan
mereka merupakan aktor utama keberhasilan adopsi teknologi dalam pembelajaran (Joo
1
dkk., 2016). Tuntutan tersebut pada dasarnya bertujuan untuk memperbaiki kualitas
pendidikan (Chigona, 2015) yang ditandai dengan terciptanya suasana belajar-mengajar yang
lebih atraktif dan efektif (Raygan & Moradkhani, 2020).
Namun, pada praktiknya, terdapat banyak kendala yang sering kali ditemui saat
integrasi dan implementasi TIK dalam pembelajaran; misalnya, kurangnya kompetensi
tenaga pendidik dalam mengelola aktifitas pembelajaran di kelas (Mumtaz, 2000) akibat
terbatasnya pelatihan-pelatihan penggunaan perangkat TIK (Mueller dkk., 2001), sikap
skeptis terhadap penggunaan teknologi (Shapka & Ferrari, 2003), dan tingginya level
technostress (Al-Fudail & Mellar, 2008; Joo dkk., 2016) dan technophobia pada tenaga
pendidik (Chigona, 2015; Rosen & Weil, 1995; Shapka & Ferrari, 2003). Selain itu, beberapa
investigasi empiris (Jensen & Sandlin, 1992; Webster & Hackley, 1997) juga mengemukakan
bahwa menurunnya interaksi antara guru dan murid, adanya arus informasi yang semakin
tak terbendung, dan perangkat teknologi yang tidak reliable dan compatible sering kali
menjadi hambatan tersendiri dalam integrasi TIK dalam proses belajar-mengajar.
Dalam domain pembelajaran Bahasa Inggris, TIK juga sangat mendukung terhadap
pembelajaran siswa. Beberapa literatur akademik terkini menyebutkan bahwa TIK yang
diadopsi dan didesain sedemikian rupa dalam pembelajaran Bahasa Inggris sangat
berpotensi untuk meningkatkan kualitas pembelajaran siswa. Di Yunani, sebuah riset
(Nikolopoulou dkk., 2019) mengungkapkan bahwa TIK dapat dipertimbangkan sebagai media
pembelajaran yang sangat efektif untuk mendukung proses kemampuan literasi anak-anak
dalam konteks pembelajaran Bahasa Inggris sebagai Bahasa asing (EFL). Masih dalam
konteks pembelajaran Bahasa Inggris untuk anak-anak, Al-Awidi & Ismail (2014) menegaskan
bahwa TIK memainkan peran yang sangat krusial dalam pembelajaran Bahasa Inggris sebagai
Bahasa kedua (ESL) bagi anak-anak di Uni Emirat Arab terutama untuk melatih mereka
mengenal huruf-huruf dan pelafalannya. Selain itu, beberapa praktisi dalam bidang EFL juga
membuktikan hal serupa terutama untuk kemampuan menyimak (Kiliçkaya, 2018; Sun dkk.,
2011; Wagner, 2007), membaca (Chang & Hsu, 2011), berbicara (Hung & Huang, 2015),
menulis (Al-Qallaf & Al-Mutairi, 2016; Chao & Lo, 2011; Tsai, 2019), dan perkembangan
perbendaharaan kata (Gordani, 2013).
Walaupun terdapat banyak studi empiris yang menyebutkan banyak manfaat
integrasi teknologi dalam pembelajaran EFL, beberapa riset justru melaporkan temuan-
temuan yang kontradiktif. Rahimi & Yadollahi (2011), misalnya, menganggap bahwa
perasaan yang tidak nyaman ketika mengoperasikan perangkat TIK menjadi salah satu faktor
penghambat keberhasilan integrasi TIK dalam kelas EFL. Beberapa kendala juga dilaporkan
oleh sebuah studi terdahulu (Shin & Son, 2007); yakni, keterbatasan waktu, koneksi internet
yang tidak stabil, dan kesulitan dalam mengintegrasikan authentic materials dalam
pembelajaran. Beberapa data empiris dari penelitian terdahulu juga melaporkan bahwa
sarana infrastruktr TIK yang kurang memadai (Celik, 2013), kurangnya pengetahuan dan
pengalaman dalam mengoperasikan perangkat teknologi pembelajaran dan pandangan
negatif terhadap integrasi teknologi menjadi faktor utama penghambat keberhasilan
integrasi TIK dalam pembelajaran (Blake, 2007; Nim Park & Son, 2009).
Kendala-kendala tersebut juga banyak dialami oleh sebagian besar guru Bahasa
Inggris di Kabupaten Jember di tingkat pendidikan menengah (SMP/MTs & SMA/MA/SMK).
Oleh sebab itu, kegiatan pengabdian ini dilaksanakan untuk memberikan pelatihan kepada
mereka untuk lebih mengoptimalkan adopsi dan integrasi perangkat TIK dalam
pembelajaran Bahasa Inggris. Setelah mengikuti kegiatan ini, mereka diharapkan mampu
untuk lebih memanfaatkan dan mengoptimalkan penggunaan beberapa aplikasi berbasis
internet sebagai sumber belajar digital dan media pembelajaran Bahasa Inggris.
Seperti apa yang telah dipaparkan diatas, permasalahan utama yang dihadapi oleh
mitra adalah kurangnya pengetahuan dan pengalaman dalam mengeksplorasi berbagai
aplikasi berbasis internet sebagai sumber belajar dan media pembelajaran Bahasa Inggris
oleh sebagian besar guru Bahasa Inggris pada tingkat pendidikan menengah di Kota Jember,
Indonesia. Hal ini dapat mengakibatkan belum optimalnya praktik pembelajaran Bahasa
Inggris pada konteks tersebut; misalnya, penyampaian materi pembelajaran berbasis
ceramah yang cenderung monoton, kurangnya eksplorasi terhadap sumber-sumber belajar
berbasis internet, dan kurangnya pemanfaatan berbagai aplikasi digital untuk pembelajaran
interaktif.

SOLUSI DAN TARGET


Sebagai upaya untuk mengatasi permasalahan-permasalahan tersebut dan sekaligus
mengubah pandangan negatif terhadap penggunaan teknologi dalam pembelajaran Bahasa
Inggris, maka penulis memutuskan untuk mengadakan pelatihan tentang optimalisasi
integrasi teknologi dalam pembelajaran Bahasa Inggris, seperti apa yang telah
direkomendasikan oleh Nim Park & Son (2009), sebagai solusi atas permasalahan-
permasalahan tersebut. Dalam kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini, para guru
Bahasa Inggris pada tingkat pendidikan menengah di Kota Jember, Indonesia, diberikan
materi-materi untuk lebih mengeksplorasi sumber-sumber belajar berbasis internet dan
memanfaatkan beberapa aplikasi digital untuk pembelajaran Bahasa Inggris yang lebih
interaktif. Melalui kegiatan ini diharapkan mereka mampu meningkatkan kepercayaan diri
dan kompetensi mereka dalam mengeksplorasi sumber-sumber belajar berbasis internet dan
mengoperasikannya sebagai media pembelajaran Bahasa Inggris yang interaktif. Kegiatan ini
dilaksanakan pada tanggal 7 Oktober 2018 di Aula Ulum AA, Universitas Islam Jember.

METODE PELAKSANAAN
Pelaksanaan kegiatan pengabdian kepada masyarakat (ABDIMAS) ini dilaksanakan
dalam beberapa tahapan. Tahap pertama, persiapan, dilaksanakan dengan cara
berkoordinasi dengan salah satu guru Bahasa Inggris di Jember yang juga merupakan
instruktur K-13 ditingkat SMA atau sederajat. Berdasarkan hasil diskusi dengan beliau,
didapati kesepakatan bahwa untuk lebih mengoptimalkan kegiatan ini hendaknya kami
berkolaborasi dengan salah satu organisasi relawan non-profit yang berasal dari Amerika,
dan GetMe (Gerakan Terus Membaca) Jember. Setelah melalui berbagai pertimbangan,
pelatihan ini nantinya akan dibagi dalam beberapa sesi. Sesi pertama bertajuk “Teaching
English with high confidence level and creative teaching methods” yang disampaikan oleh
dua relawan dari Amerika. Sesi selanjutnya diisi oleh salah satu instruktur K-13 di Jember
yang menyampaikan wawasan terkait Global Classroom. Sesi yang bertajuk “Technology-
supported for 21st century English language learning” merupakan sesi terakhir dimana para
peserta di berikan materi-materi terkait pemanfaatan media belajar berbasis teknologi dan
sumber-sumber belajar digital. Tahap ke dua adalah sosialisasi yang dilaksanakan dengan
cara menyebarkan flyer kegiatan “Jember English Teacher Training” ke berbagai grup MGMP
Bahasa Inggris di kota Jember. Tahap terakhir yakni tahap pelaksanaan pelatihan.

HASIL DAN LUARAN


Kegiatan pengabdian ini pada dasarnya dilandasi atas dasar pemikiran bahwa banyak
guru Bahasa Inggris di Kabupaten Jember ini yang memiliki hasrat yang sangat kuat untuk
mengembangkan kompetensi mereka dalam bidang pengajaran Bahasa Inggris, terutama
terkait integrasi teknologi dalm pembelajaran pada domain tersebut. Namun, terbatasnya
pelatihan-pelatihan dan kesempatan mereka untuk belajar akan hal tersebut menjadi
kendala tersendiri bagi mereka. Kegiatan seperti ini memanglah sangat ditunggu-tunggu oleh
mereka. Hal ini terbukti dari tingkat antusiasme yang tinggi dari para peserta yang terdiri
atas mahasiswa dan para guru Bahasa Inggris yang berasal dari berbagai institusi baik negeri
maupun swasta di Jember.
Seperti yang dipaparkan sebelumnya, selain mendapatkan materi-materi tentang
creative teaching methods dan global classroom, para peserta juga diberikan materi terkait
bagaimana untuk lebih memanfaatkan media belajar berbasis teknologi dan sumber-sumber
belajar digital. Sebelum dikenalkan dengan beberapa sumber belajar digital untuk
pembelajaran Bahasa Inggris, mereka diberikan ikhtisar atau gambaran singkat terkait
perubahan dunia di era industri 4.0 (IR4.0) yang ditandai dengan adanya era digitalisasi objek
dan robotik (Benešová & Tupa, 2017; Pereira & Romero, 2017) yang mampu
mentransmisikan data apapun dengan bantuan jaringan internet. Pemberian wawasan ini
sangat krusial untuk mengubah pandangan negatif terhadap teknologi karena pandangan
negatif tersebut dapat mempengaruhi perilaku mereka ketika mereka diminta untuk
menerapkan dan mengembangkan praktik pembelajaran berbasis teknologi (Lee dkk., 2020;
O’Doherty dkk., 2018; Oz dkk., 2015). Selanjutnya, para peserta kegiatan diberikan materi
terkait pentingnya literasi digital di era sekarang ini. Penyampaian materi ini dirasa juga
sangat esensial karena literasi komputer merupakan salah satu indikator penting terhadap
pencapaian belajar siswa, terutama dalam konteks English Language Teaching (ELT) (Hafner,
2019) termasuk dalam domain English as a Foreign Language (EFL) (Al-Qallaf & Al-Mutairi,
2016) dan English for Academic Purposes (EAP) (Alavi dkk., 2016).

Gambar 1. Kegiatan diskusi kelompok dan presentasi hasil diskusi pada sesi
creative teaching methods dan global classroom
Setelah penyampaian materi tentang literasi digital, para peserta disuguhkan dengan
mater-materi terkait sumber-sumber belajar digital yang dapat diintegrasikan dalam
pembelajaran Bahasa Inggris, khususnya ditingkat pendidikan menengah. Mereka dikenalkan
dengan berbagai aplikasi berbasis internet sebagai media instruksional untuk menciptakan
pembelajaran yang lebih interaktif. Pada awalnya mereka dikenalkan dengan bagaimana
untuk lebih mengoptimalkan teknologi computer-mediated communication (CMC) seperti
misalnya surel, blog, media sosial, platform konferensi video, dan lain sebagainya. Mayoritas
dari mereka mengaku bahwa mereka sering kali menggunakan beberapa media sosial
(seperti Facebook, Telegram, WhatsApp, dan YouTube) hanya sebatas pada konteks obrolan
biasa untuk sekedar berbagi informasi (mengunggah gambar dan video) dan saling
memberikan komentar terhadap kegiatan sehari-hari saja; bukan dalam konteks
pembelajaran yang sarat akan nilai-nilai akademik. Oleh sebab itu, penyampaian materi ini
sangatlah relevan guna mengoptimalkan penggunaan aplikasi-aplikasi berbasis internet
tersebut dalam pembelajaran Bahasa Inggris.
Data-data empiris dari temuan-temuan penelitian terdahulu memang banyak
mengungkapkan bahwa teknologi CMC ini sangat berkontribusi dalam pembelajaran di
berbagai domain (misalnya, Allagui, 2014; Anglano, 2014; Awada, 2016; Güler, 2017; Jafari &
Chalak, 2016; Montag dkk., 2015; Susanti & Tarmuji, 2016; Zayed, 2016). Selanjutnya,
berbagai publikasi ilmiah juga melaporkan hal serupa, khususnya dalam ranah pembelajaran
Bahasa Inggris. Al-Qallaf & Al-Mutairi (2016), misalnya, mengungkapkan bahwa pada akhir
semester, setelah mendapatkan repetisi pembelajaran dengan bantuan media blog, para
partisipan mendemonstrasikan berkurangnya kesalahan ejaan dan gramatika. Selain itu,
mereka juga semakin termotivasi untuk belajar mandiri (self-regulated learning) dan
menunjukkan sikap positif terhadap teknologi CMC ini. Sebuah studi empiris yang
melibatkan 123 siswa kelas IX melaporkan bahwa, jika dibandingkan dengan Facebook,
penggunaan WhatsApp lebih efektif untuk mengajarkan kosakata Bahasa Inggris (Çetinkaya
& Sütçü, 2018). Di Turki, sebuah studi kasus dengan 29 partisipan yang menginvestigasi
penggunaan WhatsApp untuk mendukung aktifitas belajar-mengajar selama persiapan ujian
nasional Bahasa Inggris melaporkan bahwa aplikasi jaringan sosial ini mampu mendukung
pembelajaran aktif, kelancaran belajar, interaksi antara guru-siswa, kepuasan belajar dan
motivasi untuk belajar Bahasa asing (Saritepeci dkk., 2019).
Selain itu, beberapa platform media sosial lain juga berkontribusi signifikan terhadap
pembelajaran Bahasa Inggris. Sebuah studi eksperimental (Fouz-González, 2017) yang
dilaksanakan dengan 121 partisipan yang terdaftar dalam Medicine ESP Course melaporkan
bahwa pembelajaran pelafalan Bahasa Inggris berbasis pendekatan Twitter dapat membantu
pembelajar Bahasa Inggris sebagai Bahasa asing (EFL) untuk meningkatkan kemampuan
mereka dalam pelafalan bunyi segmental dan suprasegmental. Beberapa riset juga
mengungkapkan bahwa YouTube dapat membantu siswa dalam belajar Bahasa Inggris
(Albahiri & Alhaj, 2020; Bakar dkk., 2016; Wang & Chen, 2020).
Selanjutnya, para peserta diberikan materi terkait sumber-sumber belajar dan
platform digital yang dapat diakses secara gratis. Beberapa aplikasi berbasis android dan iOs
yang dikenalkan antara lain: 1) Edmodo, 2) Canva, 3) Instagram, 4) Kahoot, 5) Orai, 6) Padlet,
7) Robin, 8) Siri, 9) Speech to text, dan 10) Text to speech. Melalui fitur-fitur yang tersedia,
berbagai aplikasi tersebut mampu memberikan peluang bagi para guru untuk mengelola
kelas daring, berkolaborasi antar guru/pengajar, mendesain materi-materi kreatif secara
daring, berbagi materi pembelajaran dalam bentuk gambar atau video, melaksanakan
penilaian (assessment) dalam bentuk kuis dan game secara daring, dan melatih kemampuan
berbicara Bahasa Inggris. Disamping itu, beberapa situs (https://breakingnewsenglish.com,
https://elllo.org/, https://lyricstraining.com, https://teachingkidsnews.com) belajar Bahasa
Inggris juga diberikan dalam kegiatan ini.

Gambar 2. Kegiatan Pemaparan Materi tentang Pemanfaatan berbagai


Sumber Belajar dan Platform Digital

Pada sesi ini, peserta diberikan wawasan bagaimana untuk lebih mengoptimalkan
sumber-sumber belajar dan beberapa platform digital tersebut melalui kegiatan demonstrasi
bagaimana mengoperasikannya. Dari kegiatan ini, peserta diharapkan mampu menelusuri
materi-materi pembelajaran secara digital, menyusun desain instruksional yang sesuai
dengan tujuan pembelajaran, dan melaksanakan berbagai macam bentuk penilaian
(assessment) dengan memanfaatkan platform digital tersebut. Setelah mendengarkan
pemaparan secara terperinci terkait hal tersebut, para peserta menjadi lebih sadar akan
pentingnya mengeksplorasi sumber-sumber belajar dan platform digital yang kemudian
diharapkan mempu mengintegrasikannya dalam proses belajar-mengajar dikelas.
Menurut pengakuan mereka, integrasi berbagai sumber belajar berbagai teknologi
tersebut akan sangat membantu guru dalam melaksanakan proses belajar-mengajar dikelas
untuk meningkatkan kualitas dan kreatifitas guru dalam mendesain pembelajaran sehingga
akan tercipta iklim pembelajaran yang lebih kondusif, efektif dan efisien. Selain itu, proses
belajar-mengajar dengan memanfaatkan dan mengintegrasikan berbagai sumber belajar dan
platform berbasis teknologi tersebut akan meningkatkan antusiasme peserta didik karena
proses belajar-mengajar terasa menjadi lebih attraktif, interaktif dan menyenangkan, seperti
yang telah dilaporkan oleh beberapa publikasi ilmiah terdahulu (Ateş Çobanoğlu, 2018;
Balasubramanian dkk., 2014; Batsila & Tsihouridis, 2018; Chaaban & Ellili-Cherif, 2017;
Esteves dkk., 2017; Hayati dkk., 2013; Jeong, 2017; Licorish dkk., 2018; Livingstone, 2012).

Gambar 3. Sesi Foto Bersama (Pemateri dan Peserta) pada Akhir Kegiatan

SIMPULAN
Kegiatan pelatihan ini dilatarbelakangi oleh adanya realita bahwa kurangnya
pengetahuan dan pengalaman dalam mengeksplorasi berbagai aplikasi berbasis internet
sebagai sumber belajar dan mengintegrasikannya dalam pembelajaran Bahasa Inggris yang
dialami oleh sebagian besar guru Bahasa Inggris pada tingkat pendidikan menengah di Kota
Jember, Indonesia. Secara keseluruhan dapat disimpulkan bahwa seluruh rangkaian
pelaksanaan kegiatan ini dikategorikan cukup baik. Wawasan para peserta akan pentingnya
integrasi teknologi dalam pembelajaran Bahasa Inggris menjadi lebih baik yang nantinya
diharapkan akan berdampak secara signifikan terhadap pelaksanaan proses belajar-
mengajar mereka dikelas menjadi lebih attraktif dan inovatif. Kegiatan ini juga mendapatkan
respon yang sangat positif dari para peserta. Hal ini dapat dilihat dari antusisme para peserta
dalam mengikuti kegiatan ini. Beberapa peserta menuturkan bahwa kegiatan seperti ini
sangatlah bermanfaat dan berharap bahwa kegiatan semacam ini harus terus diadakan di
kesempatan-kesempatan yang akan datang sebagai upaya untuk memfasilitasi dan
menjembatani keinginan dari para peserta untuk pengembangan profesi mereka.

DAFTAR RUJUKAN
Al-Awidi, H. M., & Ismail, S. A. (2014). Teachers’ perceptions of the use of computer assisted
language learning to develop children’s reading skills in English as a second language in
the United Arab Emirates. Early Childhood Education Journal, 42(1), 29–37.
https://doi.org/10.1007/s10643-012-0552-7
Al-Fudail, M., & Mellar, H. (2008). Investigating teacher stress when using technology.
Computers and Education, 51(3), 1103–1110.
https://doi.org/10.1016/j.compedu.2007.11.004
Al-Qallaf, C. L., & Al-Mutairi, A. S. R. (2016). Digital literacy and digital content supports
learning: The impact of blogs on teaching English as a foreign language. The Electronic
Library, 34(3), 522–547. https://doi.org/http://dx.doi.org/10.1108/EL-05-2015-0076
Alavi, S. M., Borzabadi, D., & Dashtestani, R. (2016). Computer literacy in learning academic
English: Iranian EAP students’ and instructors’ attitudes and perspectives. Teaching
English with Technology, 16(4), 56–77.
Albahiri, M. H., & Alhaj, A. A. M. (2020). Role of visual element in spoken English discourse:
implications for YouTube technology in EFL classrooms. Electronic Library, 38(3), 531–
544. https://doi.org/10.1108/EL-07-2019-0172
Allagui, B. (2014). Writing through WhatsApp: An evaluation of students writing
performance. International Journal of Mobile Learning and Organisation, 8(3), 216–231.
https://doi.org/10.1504/IJMLO.2014.067022
Anglano, C. (2014). Forensic analysis of whats app messenger on Android smartphones.
Digital Investigation, 11(3), 201–213. https://doi.org/10.1016/j.diin.2014.04.003
Ateş Çobanoğlu, A. (2018). Student teachers’ satisfaction for blended learning via Edmodo
learning management system. Behaviour and Information Technology, 37(2), 133–144.
https://doi.org/10.1080/0144929X.2017.1417481
Awada, G. (2016). Effect of whatsapp on critique writing proficiency and perceptions toward
learning. Cogent Education, 3(1), 1–25.
https://doi.org/10.1080/2331186X.2016.1264173
Bakar, S., Aminullah, R., Sahidol, N. J. M., Harun, N. I., & Razali, A. (2016). Using YouTube to
encourage English learning in ESL classrooms. In M. Y. M. Noor, B. E. Ahmad, M. R.
Ismail, H. Hashim, & M. A. A. Baharum (Eds.), Proceedings of the Regional Conference
on Science, Technology and Social Sciences (RCSTSS 2016) (pp. 415–419). Springer,
Singapore. https://doi.org/10.1007/978-981-13-0203-9
Balasubramanian, K., Jaykumar, V., & Fukey, L. N. (2014). A Study on “Student Preference
towards the Use of Edmodo as a Learning Platform to Create Responsible Learning
Environment.” Procedia - Social and Behavioral Sciences, 144, 416–422.
https://doi.org/10.1016/j.sbspro.2014.07.311
Batsila, M., & Tsihouridis, C. (2018). “Let’s go… Kahooting” – Teachers’ views on C.R.S. for
teaching purposes. In M. E. Auer, D. Guralnick, & I. Slmonks (Eds.), Teaching and
Learning in a Digital World. The 20th International Conference on Interactive
Collaborative Learning 2017 (pp. 563–571). Springer International Publishing.
https://doi.org/10.1007/978-3-319-73210-7
Benešová, A., & Tupa, J. (2017). Requirements for Education and Qualification of People in
Industry 4.0. Procedia Manufacturing, 11(June), 2195–2202.
https://doi.org/10.1016/j.promfg.2017.07.366
Blake, R. J. (2007). New trends in using technology in the language curriculum. Annual
Review of Applied Linguistics, 27(1), 76–97.
https://doi.org/10.1017/S0267190508070049
Celik, S. (2013). Internet-assisted technologies for English language teaching in Turkish
universities. Computer Assisted Language Learning, 26(5), 468–483.
https://doi.org/10.1080/09588221.2012.692385
Çetinkaya, L., & Sütçü, S. S. (2018). The effects of Facebook and WhatsApp on success in
English vocabulary instruction. Journal of Computer Assisted Learning, 34(5), 504–514.
https://doi.org/10.1111/jcal.12255
Chaaban, Y., & Ellili-Cherif, M. (2017). Technology integration in EFL classrooms: A study of
Qatari independent schools. Education and Information Technologies, 22(5), 2433–
2454. https://doi.org/10.1007/s10639-016-9552-3
Chang, C.-K., & Hsu, C.-K. (2011). A mobile-assisted synchronously collaborative translation-
annotation system for english as a foreign language (EFL) reading comprehension.
Computer Assisted Language Learning, 24(2), 155–180.
https://doi.org/10.1080/09588221.2010.536952
Chao, Y. C. J., & Lo, H. C. (2011). Students’ perceptions of Wiki-based collaborative writing
for learners of English as a foreign language. Interactive Learning Environments, 19(4),
395–411. https://doi.org/10.1080/10494820903298662
Chigona, A. (2015). Pedagogical shift in the twenty-first century: preparing teachers to teach
with new technologies. Africa Education Review, 12(3), 478–492.
https://doi.org/10.1080/18146627.2015.1110912
Esteves, M., Pereira, A., Veiga, N., Vasco, R., & Veiga, A. (2017). The use of new learning
technologies in higher education classroom: a case study. In M. E. Auer, D. Guralnick, &
I. Simonics (Eds.), Teaching and Learning in a Digital World, International Conference on
Interactive Collaborative Learning (Vol. 1, pp. 499–506). Springer, Cham.
https://doi.org/10.1007/978-3-319-73210-7
Fouz-González, J. (2017). Pronunciation instruction through Twitter: the case of commonly
mispronounced words. Computer Assisted Language Learning, 30(7), 631–663.
https://doi.org/10.1080/09588221.2017.1340309
Gordani, Y. (2013). The effect of the integration of corpora in reading comprehension
classrooms on English as a Foreign Language learners’ vocabulary development.
Computer Assisted Language Learning, 26(5), 430–445.
https://doi.org/10.1080/09588221.2012.685078
Güler, Ç. (2017). Use of WhatsApp in higher education What’s Up with assessing peers
anonymously? Journal of Educational Computing Research, 55(2), 272–289.
https://doi.org/10.1177/0735633116667359
Hafner, C. A. (2019). Digital Literacies for English Language Learners. In X. Gao (Ed.), Second
Handbook of English Language Teaching (pp. 1–20). Springer, Cham.
https://doi.org/10.1007/978-3-319-58542-0_46-1
Hayati, A., Jalilifar, A., & Mashhadi, A. (2013). Using Short Message Service (SMS) to teach
English idioms to EFL students. British Journal of Educational Technology, 44(1), 66–81.
https://doi.org/10.1111/j.1467-8535.2011.01260.x
Hung, S.-T. A., & Huang, H.-T. D. (2015). Video blogging and English presentation
performance: A pilot study. Psychological Reports, 117(2), 614–630.
https://doi.org/10.2466/11.PR0.117c20z6
Jafari, S., & Chalak, A. (2016). The role of WhatsApp in teaching vocabulary to Iranian EFL
learners at Junior High School. English Language Teaching, 9(8), 85.
https://doi.org/10.5539/elt.v9n8p85
Jensen, R. E., & Sandlin, P. K. (1992). Why do it? Advantages and dangers of new waves of
computer-aided teaching/instruction. Journal of Accounting Education, 10(1), 39–60.
https://doi.org/10.1016/0748-5751(92)90017-Y
Jeong, K. O. (2017). Preparing EFL student teachers with new technologies in the Korean
context. Computer Assisted Language Learning, 30(6), 488–509.
https://doi.org/10.1080/09588221.2017.1321554
Joo, Y. J., Lim, K. Y., & Kim, N. H. (2016). The effects of secondary teachers’ technostress on
the intention to use technology in South Korea. Computers and Education, 95, 114–122.
https://doi.org/10.1016/j.compedu.2015.12.004
Kiliçkaya, F. (2018). Information and Communications Technology (ICT) in Listening
Instruction. In The TESOL Encyclopedia of English Language Teaching (1st ed., pp. 1–7).
John Wiley & Sons, Inc. https://doi.org/10.1002/9781118784235.eelt0601
Lee, S., Kuo, L. J., Xu, Z., & Hu, X. (2020). The effects of technology-integrated classroom
instruction on K-12 English language learners’ literacy development: a meta-analysis.
Computer Assisted Language Learning, 1–32.
https://doi.org/10.1080/09588221.2020.1774612
Licorish, S. A., Owen, H. E., Daniel, B., & George, J. L. (2018). Students’ perception of
Kahoot!’s influence on teaching and learning. Research and Practice in Technology
Enhanced Learinng, 13(9), 1–23. https://doi.org/10.1186/s41039-018-0078-8
Livingstone, S. (2012). Critical reflections on the benefits of ICT in education. Oxford Review
of Education, 38(1), 9–24. https://doi.org/10.1080/03054985.2011.577938
Montag, C., Błaszkiewicz, K., Sariyska, R., Lachmann, B., Andone, I., Trendafilov, B., Eibes, M.,
& Markowetz, A. (2015). Smartphone usage in the 21st century: Who is active on
WhatsApp? BMC Research Notes, 8(1), 4–9. https://doi.org/10.1186/s13104-015-1280-z
Mueller, C. B., Jones, G., Ricks, D. A., Schlegelmilch, B. B., & Van Deusen, C. A. (2001).
Information and Communication Technology in the Classroom. Journal of Teaching in
International Business, 12(3), 21–41. https://doi.org/10.1300/j066v12n03_02
Mumtaz, S. (2000). Factors affecting teachers’ use of information and communications
technology: A review of the literature. Journal of Information Technology for Teacher
Education, 9(3), 319–342. https://doi.org/10.1080/14759390000200096
Nikolopoulou, K., Akriotou, D., & Gialamas, V. (2019). Early reading skills in English as a
foreign language via ICT in Greece: early childhood student teachers’ perceptions. Early
Childhood Education Journal, 47(5), 597–606. https://doi.org/10.1007/s10643-019-
00950-8
Nim Park, C., & Son, J.-B. (2009). Implementing Computer-Assisted Language Learning in the
EFL Classroom: Teachers’ Perceptions and Perspectives. International Journal of
Pedagogies and Learning, 5(2), 80–101. https://doi.org/10.5172/ijpl.5.2.80
O’Doherty, D., Dromey, M., Lougheed, J., Hannigan, A., Last, J., & McGrath, D. (2018).
Barriers and solutions to online learning in medical education - an integrative review.
BMC Medical Education, 18(130), 1–11.
https://doi.org/https://doi.org/10.1186/s12909-018-1240-0
Oz, H., Demirezen, M., & Pourfeiz, J. (2015). Digital device ownership, computer literacy, and
attitudes toward foreign and computer-assisted language learning. Procedia - Social and
Behavioral Sciences, 186, 359–366. https://doi.org/10.1016/j.sbspro.2015.04.028
Pereira, A. C., & Romero, F. (2017). A review of the meanings and the implications of the
Industry 4.0 concept. Procedia Manufacturing, 13, 1206–1214.
https://doi.org/10.1016/j.promfg.2017.09.032
Rahimi, M., & Yadollahi, S. (2011). Computer anxiety and ICT integration in English classes
among Iranian EFL teachers. Procedia Computer Science, 3, 203–209.
https://doi.org/10.1016/j.procs.2010.12.034
Raygan, A., & Moradkhani, S. (2020). Factors influencing technology integration in an EFL
context: investigating EFL teachers’ attitudes, TPACK level, and educational climate.
Computer Assisted Language Learning, 0(0), 1–22.
https://doi.org/10.1080/09588221.2020.1839106
Rosen, L. D., & Weil, M. M. (1995). Computer availability, computer experience and
technophobia among public school teachers. Computers in Human Behavior, 11(1), 9–
31. https://doi.org/10.1016/0747-5632(94)00018-D
Saritepeci, M., Duran, A., & Ermiş, U. F. (2019). A new trend in preparing for foreign language
exam (YDS) in Turkey: Case of WhatsApp in mobile learning. Education and Information
Technologies, 24(5), 2677–2699. https://doi.org/10.1007/s10639-019-09893-4
Shapka, J. D., & Ferrari, M. (2003). Computer-related attitudes and actions of teacher
candidates. Computers in Human Behavior, 19(3), 319–334.
https://doi.org/10.1016/S0747-5632(02)00059-6
Shin, H.-J., & Son, J.-B. (2007). EFL teachers’ perceptions and perspectives on internet-
assisted language teaching. Computer-Assisted Language Learning Electronic Journal
(CALL-EJ), 8(2), 1–13.
Sun, Y.-C., Chang, W.-L., & Yang, F.-Y. (2011). An exploratory study of the effects of extended
online thematic listening tasks on the development of listening comprehension.
International Journal of Computer-Assisted Language Learning and Teaching, 1(3), 37–
53. https://doi.org/10.4018/ijcallt.2011070103
Susanti, A., & Tarmuji, A. (2016). Techniques of optimizing Whatsapp as an instructional tool
for teaching EFL writing in Indonesian senior high schools. International Journal on
Studies in English Language and Literature, 4(10), 26–31.
https://doi.org/10.20431/2347-3134.0410005
Tsai, S.-C. (2019). Implementing interactive courseware into EFL business writing:
computational assessment and learning satisfaction. Interactive Learning Environments,
27(1), 46–61. https://doi.org/10.1080/10494820.2018.1451896
Wagner, E. (2007). Are they watching? Test-taker viewing behavior during an L2 video
listening test. Language Learning and Technology, 11(1), 67–86.
Wang, H. chun, & Chen, C. W. yu. (2020). Learning English from YouTubers: English L2
learners’ self-regulated language learning on YouTube. Innovation in Language Learning
and Teaching, 14(4), 333–346. https://doi.org/10.1080/17501229.2019.1607356
Webster, J., & Hackley, P. (1997). Teaching effectiveness in technology-mediated distance
learning. Academy of Management Journal, 40(6), 1282–1309.
Zayed, N. M. (2016). Special Designed Activities for Learning English Language through the
Application of WhatsApp! English Language Teaching, 9(2), 199.
https://doi.org/10.5539/elt.v9n2p199

Anda mungkin juga menyukai