Ir. H. Joko Widodo, juga dikenali sebagai Jokowi, ialah seorang ahli politik dan
ahli perniagaan Indonesia yang kini menyandang jawatan sebagai Presiden
Indonesia. Dipilih pada Julai 2014, beliau ialah presiden pertama yang bukan
berasal dari latar belakang politik atau ketenteraan elit.
Kisah Inspiratif Jokowi dari Tukang Mebel hingga Jadi Presiden
Jokowi atau Joko Widodo merupakan seorang anak yang lahir dari keluarga
biasa. Ia berasal dari daerah yang berjarak ratusan kilometer dari Ibu Kota
Jakarta yakni Solo, Jawa Tengah. Anak laki-laki dari pasangan Sujiatmi dan
Wijiatno Notomiharjo kini menjadi orang paling berkuasa di Indonesia,
Presiden ke-7 Republik Indonesia.
Jokowi lahir dan dibesarkan di Solo, Jawa Tengah. Ia merupakan anak sulung
dari empat bersaudara. Seperti pada keluarga umumnya, keluarga Jokowi
bukanlah keluarga yang berasal dari garis keturunan ningrat. Ibu dan ayahnya
adalah seorang pekerja keras yang berjuang untuk membesarkan Jokowi dan
adik-adiknya.
"Saya Joko Widodo. Ini adalah kisah masa muda saya sewaktu memulai
perjalanan hidup," tutur Jokowi sebagai pembuka video. Jokowi lahir dan besar
di Kota Solo, Jawa Tengah. Ia merupakan sulung dari empat bersaudara. Ketiga
adiknya seluruhnya perempuan. Keluarga Jokowi seperti keluarga pada
umumnya. Orangtua bekerja keras supaya sekeluarga dapat hidup sejahtera.
Namun, orangtua Jokowi bukanlah berasal dari kalangan ningrat. Bukan pula
dari kalangan borjuis. "Bapak berjuang untuk keluarga dengan berdagang kayu
dan bambu di pasar. Ibu sangat gigih membantu Bapak. Setelah selesai masak
dan membereskan rumah, ia membantu ke lapak dagang Bapak," ujar Jokowi.
Baca juga: Survei SMRC: Jokowi-Maruf 56,8 Persen, Prabowo-Sandiaga 37
Persen Pendapatan yang tidak menentu membuat Jokowi sekeluarga seringkali
berpindah dari rumah kontrakan satu ke rumah kontrakan lain yang mampu
dibayar oleh sang ayahanda. Strategi itu digunakan demi mendapatkan selisih
keuntungan sehingga anak-anak tetap bisa bersekolah. Jokowi sering
diyakinkan bahwa sekolah mampu mengubah kehidupan. "Perjuangan dan kerja
keras Bapak sangat menginspirasi saya," ujar Jokowi. Pernah iseng Namanya
anak kecil, Jokowi pernah berbuat nakal. Ia sering iseng memanggil pedagang
makanan yang lewat di depan rumah. Tukang siomay, bakso atau jajanan pasar
ia panggil dan memakan seenaknya. Sang ibunda hanya pasrah serta terpaksa
membayar jajanan apa saja yang Jokowi sudah makan. Suatu ketika, Jokowi
salah memanggil. Ia pikir, pedagang yang ia panggil adalah pedagang jajanan
pasar. Tidak tahunya pedagang arang. "Ibu muncul sebelum saya sempat berlari.
Ibu membeli dan langsung menyodorkan bungkusan berisi arang untuk saya
makan sambil berkata, 'ayo makan, habisin ya. Kamu kan yang kepingin jajan',"
kenang Jokowi. Kebahagiaan Jokowi sekeluarga sempat terusik saat pemerintah
daerah setempat memutuskan menggusur warga di bantaran kali. Mereka terusir
begitu saja tanpa ada perhatian bagaimana kehidupan selanjutnya. Terpaksa,
Jokowi sekeluarga menumpang tinggal di rumah sang paman. "Keadaan sulit ini
memaksa kami berjuang lebih keras. Bapak jadi sopir angkutan umum. Setelah
sekolah, saya membantu Ibu berjualan di pasar, meneruskan usaha Bapak," ujar
Jokowi. "Kami tidak mengeluh dan saling mengalirkan energi positif. Kami
berjuang agar tidak lagi menumpang," lanjut dia. Baca juga: Jokowi: Jangan
Sampai Ada yang Ngomong Curang, Padahal Dihitung Saja Belum Kerja keras
itu membuahkan hasil. Uang hasil tabungan sopir angkutan umum dan berjualan
kayu membuat sang ayahanda mendirikan bengkel kayu. Sejak saat itu, pundi-
pundi lama kelamaan bertambah hingga akhirnya dapat dibelikan sebuah rumah
sederhana. Tahun 1980, Jokowi memutuskan berkuliah di jurusan teknologi
kayu kehutanan Universitas Gajah Mada. Jokowi sengaja memilih jurusan itu
agar bisa mendalami tentang perkayuan. Jokowi ingin mengikuti jejak sang
ayahanda, membangun bisnis kayu hingga besar. "Saya gondrong waktu kuliah
dan saya suka banget mendengarkan musik cadas ya. Dari Nazareth, Queen,
Metallica, Guns and Rosses. Saya juga hobi naik gunung. Gunung Lawu,
Merapi, Merbabu, Kerinci, sudah saya daki," ujar Jokowi. Kehadiran Iriana
Menginjak masa akhir kuliah, Jokowi mulai agak kalem. Ia merasa harus serius
di dalam mengerjakan tugas akhir karena akan memasuki dunia kerja. Namun
pada saat yang bersamaan, konsentrasinya sedikit buyar karena kehadiran
sesosok wanita bernama Iriana. "Dia teman adik saya yang sering main ke
rumah. Pertama curi-curi pandang, lama -lama jatuh cinta. Iriana orangnya
sederhana dan itu yang saya suka," ujar Jokowi. Masa pacaran bagi Jokowi
merupakan masa yang cukup berat. Sebab, Jokowi berada di Yogyakarta.
Sementara, Iriana berada di Solo. Meski jaraknya tak terlalu jauh, namun tetap
saja, berat di ongkos bagi Jokowi. "Pacaran waktu itu berat di ongkos, tapi
ringan di hati. Saya naik bus penuh sesak, bolak-balik Yogyakarta-Solo demi
bertemu Iriana," ujar Jokowi. Baca juga: Cara Jokowi Meramal Dukungan
Lewat Salaman Lulus kuliah tahun 1985, Jokowi langsung diterima di sebuah
perusahaan kertas di Aceh, jauh sekali dari kampung halaman. Jokowi langsung
ditempatkan di hutan rimba. Jokowi beserta rekan-rekannya mendapatkan tugas
penyemaian bibit pinus untuk ditanam di lahan gundul. Beberapa bulan
kemudian, ia kembali ke Solo untuk menempuh misi khusus, melamar Iriana.
Namun, Jokowi nekat membawa Iriana untuk hidup di hutan rimba Aceh. Di
masa awal pernikahan, Jokowi dan Iriana hidup di tengah hutan selama 2,5
tahun lamanya. "Pada tahun kedua, Iriana sudah dalam kondisi hamil dan kita
memutuskan untuk melahirkan anak pertama kami di Solo," ujar Jokowi.
Pulang ke Solo membuat Jokowi memulai karier baru. Sebagai permulaan, ia
ikut sang paman bekerja di pabrik meubel. Semua posisi pernah ia coba. Mulai
dari produksi hingga marketing. Di sela perjuangan sebagai karyawan baru itu,
anak pertama Jokowi lahir, tepatnya tahun 1987. Sang sulung diberi nama
Gibran Rakabuming Raka. "Gibran itu singkatan dari gigih dan berani. Saya
ingin putra pertama saya punya semangat hidup seperti namanya," ujar Jokowi.
Jatuh bangun berbisnis Kelahiran sang sulung membawa berkah. Tidak
beberapa lama kemudian, Jokowi dengan modal seadanya mendirikan
perusahaan pertamanya yang bergerak juga di bidang bisnis meubel. CV
Rakabu namanya. Menjadi pengusaha, Jokowi juga pernah jatuh bangun. Ia
pernah ditipu. Barangnya sudah dikirim, namun uang belum kunjung diterima.
Sang penipu kemudian menghilang entah ke mana. Jatuh bangun seperti itu
tidak membuat Jokowi menyerah. Ia gigih menggunakan banyak strategi untuk
mengembangkan bisnisnya. Salah satunya dengan mengikuti pameran meubel
di luar negeri hingga mengupayakan pinjaman bank. Sejak itu, kantor Jokowi
tidak pernah sepi pembeli. Bahkan tidak hanya dari dalam negeri, pembeli
Jokowi juga berasal dari mancanegara. Warga negara Perancis bernama Bernard
Chene salah satunya. "Dia yang memberi sebutan Jokowi untuk saya, untuk
membedakan antara Joko Widodo dengan Joko Joko lainnya yang dikenal.
Sejak saat itu, di lingkaran usaha mebel mulai memanggil saya dengan nama,
Jokowi," ujar dia. Pada masa setelah itu, Jokowi serta Iriana dikaruniai dua anak
lagi. Kahiyang Ayu dan Kaesang Pangarep. Kepada anak-anaknya, Jokowi ingin
mereka mengenal sekolah kehidupan yang dilandasi perjuangan untuk mandiri.
Nilai prinsip ini ditanamkan demi kehidupan mereka kelak. Pada penghujung
ceritanya, Jokowi mengatakan, apa yang ia alami di masa muda dahulu sedikit
banyak juga dialami oleh kita semua saat ini. "Tidak ada Jokowi hari ini jika
tidak ada sejarah susah hidup saya. Teruslah berjuang mewujudkan mimpi
kalian. Mari kita terus bangun Indonesia yang maju," tutup Jokowi.