Anda di halaman 1dari 2

JOKO WIDODO

Jokowi lahir dan besar di Kota Solo, Jawa Tengah. Ia adalah anak sulung dari empat
bersaudara. Adik-adiknya semuanya perempuan. Keluarga Jokowi adalah keluarga
sederhana. Orangtuanya bekerja keras agar keluarga dapat hidup sejahtera. Namun,
orangtuanya bukan berasal dari kalangan bangsawan atau borjuis. "Bapak berjuang untuk
keluarga dengan berdagang kayu dan bambu di pasar. Ibu sangat gigih membantu Bapak.
Setelah selesai memasak dan membersihkan rumah, ia membantu ke lapak dagang Bapak,"
kata Jokowi. Pendapatan yang tidak menentu membuat keluarga Jokowi seringkali harus
pindah dari satu rumah kontrakan ke rumah kontrakan lain yang mampu dibayar oleh sang
ayahanda. Strategi ini digunakan agar dapat menghasilkan selisih keuntungan sehingga anak-
anak tetap bisa bersekolah. Jokowi sering diyakinkan bahwa sekolah dapat mengubah hidup
seseorang. "Perjuangan dan kerja keras Bapak sangat menginspirasi saya," ujar Jokowi.

Namun, sebagai anak kecil, Jokowi pernah melakukan kesalahan. Ia sering memanggil
penjual makanan yang lewat di depan rumah. Tukang siomay, bakso atau jajanan pasar ia
panggil dan memakannya seenaknya. Sang ibunda hanya pasrah serta terpaksa membayar
jajanan apa saja yang Jokowi sudah makan. Suatu ketika, Jokowi salah memanggil. Ia pikir,
penjual yang ia panggil adalah penjual jajanan pasar. Ternyata penjual itu adalah penjual
arang. "Ibu muncul sebelum saya sempat berlari. Ibu membeli dan langsung menyodorkan
bungkusan berisi arang untuk saya makan sambil berkata, 'ayo makan, habisin ya. Kamu kan
yang kepingin jajan'," kenang Jokowi.

Keluarga Jokowi sempat terusik ketika pemerintah daerah memutuskan menggusur warga di
bantaran kali. Mereka terusir begitu saja tanpa ada perhatian terhadap kehidupan mereka
selanjutnya. Terpaksa, Jokowi dan keluarganya menumpang tinggal di rumah sang paman.
"Keadaan sulit ini memaksa kami berjuang lebih keras. Bapak jadi sopir angkutan umum.
Setelah sekolah, saya membantu Ibu berjualan di pasar, meneruskan usaha Bapak," ujar
Jokowi. "Kami tidak mengeluh dan saling memberikan semangat positif. Kami berjuang agar
tidak lagi menumpang," lanjut dia.

Kerja keras mereka membuahkan hasil. Uang hasil tabungan sang ayahanda yang menjadi
sopir angkutan umum dan berjualan kayu membuatnya dapat mendirikan bengkel kayu. Sejak
saat itu, uang mereka bertambah hingga akhirnya dapat membeli sebuah rumah sederhana
pada tahun 1980. Jokowi memutuskan berkuliah di jurusan teknologi kayu kehutanan
Universitas Gajah Mada. Jokowi sengaja memilih jurusan tersebut agar dapat mempelajari
tentang perkayuan. Ia ingin mengikuti jejak sang ayahanda, membangun bisnis kayu hingga
besar. "Saya gondrong waktu kuliah dan saya suka banget mendengarkan musik rock ya. Dari
Nazareth, Queen, Metallica, Guns and Rosses. Saya juga hobi naik gunung. Gunung Lawu,
Merapi, Merbabu, Kerinci, sudah saya daki," ujar Jokowi.

Di akhir masa kuliah, Jokowi memutuskan untuk lebih serius dalam mengerjakan tugas akhir
karena akan memasuki dunia kerja. Namun, konsentrasinya sedikit buyar karena kehadiran
wanita bernama Iriana. "Dia teman adik saya yang sering main ke rumah. Pertama curi-curi
pandang, lama -lama jatuh cinta. Iriana orangnya sederhana dan itu yang saya suka," ujar
Jokowi. Masa pacaran bagi Jokowi merupakan masa yang cukup berat karena berada di
Yogyakarta sedangkan Iriana di Solo. Meski jaraknya tidak terlalu jauh, namun tetap saja,
berat di ongkos bagi Jokowi. "Pacaran waktu itu berat di ongkos, tapi ringan di hati. Saya
naik bus penuh sesak, bolak-balik Yogyakarta-Solo demi bertemu Iriana," ujar Jokowi.
Jokowi langsung diterima di sebuah perusahaan kertas di Aceh, jauh sekali dari kampung
halaman. Jokowi langsung ditempatkan di hutan rimba. Jokowi beserta rekan-rekannya
mendapatkan tugas penyemaian bibit pinus untuk ditanam di lahan gundul. Beberapa bulan
kemudian, ia kembali ke Solo untuk melamar Iriana. Namun, Jokowi nekat membawa Iriana
untuk hidup di hutan rimba Aceh. Di masa awal pernikahan mereka, Jokowi dan Iriana hidup
di tengah hutan selama 2,5 tahun lamanya. "Pada tahun kedua, Iriana sudah dalam kondisi
hamil dan kita memutuskan untuk melahirkan anak pertama kami di Solo," ujar Jokowi.

Setelah pulang ke Solo, Jokowi memulai karier baru. Sebagai permulaan, ia ikut sang paman
bekerja di pabrik meubel. Semua posisi pernah ia coba mulai dari produksi hingga marketing.
Di sela perjuangan sebagai karyawan baru itu, anak pertama Jokowi lahir, tepatnya tahun
1987. Sang sulung diberi nama Gibran Rakabuming Raka. "Gibran itu singkatan dari gigih
dan berani. Saya ingin putra pertama saya punya semangat hidup seperti namanya," ujar
Jokowi.

Kelahiran sang sulung membawa berkah. Tidak beberapa lama kemudian, Jokowi dengan
modal seadanya mendirikan perusahaan pertamanya yang bergerak juga di bidang bisnis
meubel. CV Rakabu namanya. Jokowi juga pernah jatuh bangun saat menjadi pengusaha. Ia
pernah ditipu. Barangnya sudah dikirim, namun uang belum kunjung diterima. Sang penipu
kemudian menghilang entah ke mana. Namun, Jokowi tetap gigih menggunakan banyak
strategi untuk mengembangkan bisnisnya. Salah satunya dengan mengikuti pameran meubel
di luar negeri serta mengupayakan pinjaman bank. Sejak itu, kantor Jokowi tidak pernah sepi
pembeli. Pembeli Jokowi tidak hanya berasal dari dalam negeri, tetapi juga dari
mancanegara. Warga negara Perancis bernama Bernard Chene salah satunya. "Dia yang
memberi sebutan Jokowi untuk saya, untuk membedakan antara Joko Widodo dengan Joko
Joko lainnya yang dikenal. Sejak saat itu, di lingkaran usaha mebel mulai memanggil saya
dengan nama, Jokowi," ujar dia.

Pada masa setelah itu, Jokowi serta Iriana dikaruniai dua anak lagi. Kahiyang Ayu dan
Kaesang Pangarep. Kepada anak-anaknya, Jokowi ingin mereka mengenal sekolah kehidupan
yang dilandasi perjuangan untuk mandiri. Nilai prinsip ini ditanamkan demi kehidupan
mereka kelak. "Tidak ada Jokowi hari ini jika tidak ada sejarah susah hidup saya. Teruslah
berjuang mewujudkan mimpi kalian. Mari kita terus bangun Indonesia yang maju," tutup
Jokowi.

Anda mungkin juga menyukai