Anda di halaman 1dari 3

NAMA : IRENIUS JONATHAN BRIA SERAN

KELAS : X TKRO 1

TUGAS : BIOGRAFI TOKOH PUBLIK

MAPEL : BAHASA INDONESIA

BIOGRAFI JOKO WIDODO, PRESIDEN INDONESIA KE-7


Joko Widodo lahir di Rumah Sakit Minulyo pada tanggal 21 Juni 1961, ia mempunyai ayah
yang bernama Noto Mihardjo dan Ibu yang bernama Sujiatmi. Jokowi merupakan anak
pertama atau sulung dan mempunyai tiga orang adik perempuan, yaitu Iit Sriyantini, Ida Yati,
dan Titik Relawati.

Masa Kecil Jokowi


Semasa kecil, Jokowi banyak menghabiskan waktunya di kali Karanganyar. Banyak sekali
aktivitas-aktivitas yang dilakukan oleh Jokowi baik itu sendiri ataupun bersama teman-
temannya.Aktivitas yang dilakukan, seperti mandi di sungai, mencari telur bebek, memancing
ikan, bermain, dan masih banyak lagi. Meskipun senang bermain atau melakukan aktivitas
bersama teman-temannya, tetapi ia tidak lupa dengan kewajibannya, yaitu belajar. Jokowi
sangat pandai dalam mengatur waktunya, kapan harus bermain dan kapan harus belajar.

Aktivitas Jokowi saat masih kecil tidak hanya seputar bermain dan belajar, tetapi ia juga
melakukan aktivitas mengaji. Bukan hanya aktivitas belajar, bermain, dan mengaji saja yang
dilakukan oleh Jokowi, tetapi ia juga melakukan aktivitas membantu ayahnya berjualan kayu
atau membantu ibunya mengurusi rumah dan adik-adiknya.Masa kecil Jokowi bisa dikatakan
cukup sulit dan keras. Hal ini dikarenakan keluarga Jokowi pernah berpindah rumah-rumah
karena beberapa kali rumahnya terkena penggusuran sehingga ia dan keluarga menumpang
untuk sementara waktu di rumah seorang teman di daerah Gondang.

Pendidikan Jokowi

Pendidikan Jokowi dimulai dari Sekolah Dasar Negeri 111 Tirtoyoso. Sekolah ini juga
dikenal sebagai lembaga pendidikan yang ditujukan kepada masyarakat kalangan menengah
ke bawah. Sekolah ini berada di daerah Banjarsari, Solo.Sejak menempuh pendidikan
Sekolah Dasar inilah Jokowi sudah mulai aktif membantu meringankan biaya hidup
keluarganya dengan mencari uang jajan sendiri. Hal-hal yang dilakukan seperti menjadi kuli
panggul, berjualan, dan ojek payung.

Sekolah Menengah Pertama Negeri 1 Surakarta menjadi lembaga pendidikan menengah yang
dipilih oleh Jokowi setelah menyelesaikan pendidikan dasar di Sekolah Dasar Negeri 03
Tirtoyoso. Sekolah ini berada di Jalan MT Haryono 4, Surakarta.Setelah lulus dari
pendidikan menengah di Sekolah Menengah Pertama Negeri 1 Surakarta, Jokowi ingin
melanjutkan pendidikan menengah atas di Sekolah Menengah Atas Negeri 1 Surakarta, tetapi
setelah melakukan usaha dengan maksimal, Jokowi gagal masuk ke Sekolah Menengah Atas
Negeri 1 Surakarta dan memilih untuk melanjutkan pendidikannya di Sekolah Menengah
Atas Negeri 6 Surakarta.

Setelah selesai dengan pendidikan menengah atasnya, Jokowi melanjutkan pendidikannya ke


Universitas Gajah Mada, Yogyakarta. Ketika menempuh pendidikan di Universitas Gadjah
Mada, Jokowi memilih fakultas kehutanan dengan jurusan teknologi kayu. Di kampus, ia
belajar lebih dalam tentang kayu, mulai dari pemanfaatan kayu, struktur kayu hingga
teknologi kayu.Jokowi mengambil bidang studi teknologi kayu dikarenakan ia sudah sangat
erat dengan dunia “perkayuan” sejak kecil. Jokowi lulus dari Universitas Gajah Mada pada
tahun 1985 dengan judul skripsi “Studi tentang Pola Konsumsi Kayu Lapis pada Pemakaian
Akhir di Kodya Surakarta”.Selain tercatat sebagai mahasiswa, Jokowi juga tercatat sebagai
anggota “Mapala Silvagama”. “Mapala Silvagama” merupakan organisasi yang bersifat semi
otonom yang berada di Universitas Gadjah Mada

Memulai Usaha Sebagai Juragan Mebel

Setelah lulus dari perguruan tinggi, Jokowi bekerja di sebuah Badan Usaha Milik Negara
(BUMN), yaitu PT Kertas Kraft Aceh serta diberikan tugas di area Hutan Pinus Merkusii di
Dataran Tinggi Gayo, Aceh Tengah. Namun, Jokowi bekerja di PT Kertas Kraft Aceh tidak
begitu lama dan mengambil keputusan untuk kembali lagi ke kampung halamannya.

Sesampainya di kampung halaman, Jokowi mempunyai keinginan atau tekad untuk


melakukan bisnis di bidang perkayuan. Bisnis di bidang kayu ini dimulai dari perusahaan
pamannya, yang bernama CV Roda Jati.Hingga pada tahun 1988, ia memberanikan diri untuk
membuat bisnis di bidang kayu milik sendiri. Nama usaha yang diberikan Jokowi untuk
usaha kayunya adalah CV Rakabu, nama itu diambil dari anak pertamanya yang bernama
Gibran Rakabuming Raka.Jokowi memulai usahanya dengan modal hutang. Untuk
mendapatkan modal usahanya, Jokowi menjaminkan sertifikat tanah milik orang tuanya
kepada Bank supaya memperoleh pinjaman dari Bank.Pilihan dan keputusan yang diambil
oleh Jokowi bisa dikatakan cukup berani karena jika usaha kayunya gagal maka sertifikat itu
tidak bisa dikembalikan. Namun, karena kegigihan, kerja keras, dan rasa optimis yang
dimiliki oleh Jokowi membuat usahanya berhasil dibangun dan bertahan hingga saat ini.

Setelah mendapatkan modal usaha, Jokowi memulai bisnis mebelnya dengan menyewa
sebuah tempat yang cukup sederhana, yaitu sebuah tempat yang terbuat dari anyaman bambu.
Saat baru-baru memulai bisnisnya, Jokowi dibantu dengan tiga orang tenaga mengolah kayu,
membuat konstruksi hingga mengecat mebel.Tekad kuat yang dimiliki oleh Jokowi membuat
ia bekerja lebih giat dan bekerja dari pagi hingga pagi. Dengan kata lain, waktu yang
dihabiskan Jokowi dalam bekerja melebihi jam-jam kerja pada umumnya.Terkadang, ia
sampai tidur di pabrik hanya untuk menyelesaikan pekerjaannya. Dengan kerja kerasnya itu
maka mebel Jokowi mulai memperlihatkan hasil yang cukup maju atau ada kemajuan dalam
bisnis mebelnya. Kemajuan yang terjadi pada bisnis mebel Jokowi terjadi setelah tiga tahun
berjuang dan bekerja keras mengembangkan bisnis mebel ini.Ketika awal-awal memulai karir
sebagai eksportir mebel, Jokowi sudah mulai aktif mengikuti pameran-pameran mebel yang
diselenggarakan mulai dari Singapura, Timur Tengah, Eropa, hingga ke Amerika. Pameran
pertama kali yang diikuti oleh Jokowi merupakan pameran yang diselenggarakan di Jakarta.

Karir Politik Jokowi


1. Menjadi Walikota Solo
Pada tahun 2005 diadakan Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Walikota Solo. Jokowi
menjadi calon Walikota Solo dengan pasangan FX Hadi Rudyatmo. Kedua calon itu diusung
oleh Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P) dan Partai Kebangkitan Bangsa
(PKB).Dari pemilihan itu Joko Widodo dan FX Hadi Rudyatmo mendapatkan perolehan
suara sebanyak 36,62% dan memenangkan Pilkada tersebut.Dalam kepemimpinannya,
Jokowi dapat membuat kota Solo tertata lebih rapi, bahkan kota Solo menjadi salah satu
bahan kajian di Universitas dalam dan luar negeri.Bukan hanya itu, pada masa
kepemimpinannya, Jokowi juga memperkenalkan bus Batik Solo Trans dan menjadikan kota
Solo sebagai tuan rumah beberapa acara internasional.Pada tanggal 26 April 2010, Joko
Widodo dan FX Hadi Rudyatmo menjadi Walikota dan Wakil Walikota Solo sebagai calon
petahana. Pada saat itu, perolehan suara yang didapat oleh Joko Widodo dan FX Hadi
Rudyatmo bisa dikatakan cukup mengejutkan karena mereka mendapatkan suara sebanyak
90,09%.Perolehan suara yang didapatkan oleh mereka hampir saja memecahkan rekor MURI.
Dalam rekor MURI, perolehan suara terbanyak diperoleh pasangan Herman Sutrisno dan
Akhmad Dimyati, sebagai Walikota Banjar yang dimana mereka juga merupakan pasangan
petahana dan suara yang diperoleh sebanyak 92,19% di tahun 2008.

2. Menjadi Gubernur DKI Jakarta


Setelah sukses menjadi Walikota Solo, Jokowi melanjutkan karir politiknya dengan
mencalonkan diri sebagai Gubernur DKI Jakarta. Awalnya Jokowi ragu untuk mengikuti
pemilihan Gubernur, tetapi ia diyakinkan oleh pemimpin Partai Demokrasi Indonesia
Perjuangan (PDI-P) yaitu Megawati Soekarnoputri.Pada saat itu, Jokowi membutuhkan 9
kursi lagi untuk menjadi calon Gubernur DKI Jakarta sehingga pemimpin Partai Gerakan
Indonesia Raya (Gerindra) melakukan lobi politik dengan partai PDI-P. Setelah melakukan
lobi politik maka partai Gerindra memberikan calon wakil Gubernur DKI Jakarta yaitu
Basuki Tjahaja Purnama.Pada saat itu, lebih tepatnya tahun 2012 Pasangan Joko Widodo dan
Basuki Tjahaja Purnama merupakan pasangan yang tidak diunggulkan. Hal itu dikarenakan
mereka harus berhadapan dengan calon petahana yaitu Fauzi Bowo dan Nachrowi
Ramli.Namun, pada akhirnya pasangan Joko Widodo dan Basuki Tjahaja Purnama berhasil
mengalahkan pasangan Fauzi Bowo dan Nachrowi Ramli dan menjadi Gubernur dan Wakil
Gubernur DKI Jakarta.Adapun beberapa kebijakan yang dilakukan oleh Jokowi saat
memimpin Jakarta, seperti kampung deret, Kartu Jakarta Sehat (KJS), Kartu Jakarta Pintar
(KJP).

3. Menjadi Presiden Republik Indonesia


Setelah beberapa tahun menjadi Gubernur DKI Jakarta, Jokowi dipercaya oleh partainya
untuk melanjutkan karir politiknya menjadi calon Presiden Republik Indonesia. Tahun 2014
merupakan tahun terjadinya Pemilihan Umum (Pemilu) Presiden Republik Indonesia. Pada
tahun itu Jokowi dan Jusuf Kalla menjadi calon Presiden dan calon Wakil Presiden untuk
pemilu 2014.Setelah proses perhitungan suara sudah selesai dilakukan maka dinyatakan
bahwa pasangan Jokowi mendapatkan suara sebanyak 53,15%. Adapun beberapa kebijakan
yang dibuat oleh Joko Widodo saat menjadi Presiden, seperti Kartu Indonesia Sehat (KIS),
Kartu Indonesia Pintar (KIP), dan lain-lain.

Pada pemilu umum berikutnya, Jokowi mencalonkan diri sebagai petahana dengan pasangan
yang berbeda, yaitu KH. Ma’ruf Amin. Pada pemilihan ini, Joko Widodo bertanding dengan
Prabowo Subianto dan Sandiaga Uno dan pasangan Joko Widodo berhasil memenangkan
pemilu ini dengan mendapatkan perolehan suara sebesar 55,50%.

Anda mungkin juga menyukai