Foto Joko Widodo saat membuka secara resmi pertemuan pendahuluan B20 secara virtual dari
Istana Bogor. Foto : instagram.com/jokowi
“Untuk jadi maju memang banyak hambatan. Kecewa semenit dua menit boleh, tetapi setelah itu
harus bangkit lagi.” Ujar seorang presiden Indonesia yang masuk dalam daftar "Orang
Berpengaruh Dunia". Beliau adalah Joko Widodo, Presiden Republik Indonesia. Bagaimana hidup
Joko Widodo yang berliku-liku hingga sekarang menjadi sosok yang dikagumi orang banyak?
Memulai Usaha
Setelah menyelesaikan kuliahnya pada tahun 1985, Jokowi bertemu dengan pujaan hatinya, Iriana
dan menikahinya pada 24 Desember 1986 yang kini memiliki tiga orang anak. Di tahun yang
sama, Jokowi merantau ke Aceh dan bekerja di salah satu BUMN, yaitu PT Kertas Kraft Aceh. Tak
lama di sana, beliau mengundurkan diri karena merasa tidak betah dan pulang menyusul istrinya
yang sedang mengandung. Beliau mencari pengalaman bekerja lainnya dengan bekerja di
perusahaan bidang kayu milik pamannya, Miyono, di CV Roda Jati, Solo.
Kelahiran Gibran Rakabuming Raka, anak pertamanya di tahun 1987 membawa berkah. Tak lama,
pada tahun 1988, dengan modal seadanya Jokowi mulai memberanikan diri untuk mendirikan
usaha sendiri bernama CV Rabaku, yang terinspirasi dari nama anaknya. Namun usahanya ini tak
berjalan mulus, beliau pernah ditipu oleh pesanan yang akhirnya tidak dibayar dan orangnya
menghilang. Kondisi jatuh bangun seperti ini, tidak membuat Jokowi patah semangat. Ia kembali
bangkit dengan pinjaman modal sebesar 30 juta rupiah yang diberikan oleh ibunya untuk
mengembangkan bisnisnya.
Beliau mengikuti pameran di luar negeri. Sejak saat itu kantornya tak pernah sepi dari pembeli,
tidak hanya dari dalam negeri, pembelinya pun berasal dari mancanegara. Salah satunya, warga
negara Perancis bernama Bernard Chene. Akhirnya Jokowi sukses menjadi pengusaha mebel
berskala internasional.
Terjun di Dunia Politik
Seiring berjalannya waktu, Jokowi mulai terjun ke dunia politik pada tahun 2005. Jokowi maju
untuk mencalonkan diri sebagai calon wali kota Surakarta. Meskipun Jokowi tidak memiliki
pengalaman yang cukup dalam bidang politik, namun beliau akhirnya berhasil menjadi wali kota
Surakarta (Solo).
Pada tahun 2012, Jokowi diminta secara pibadi oleh Jusuf Kalla untuk mencalonkan diri sebagai
gubernur DKI Jakarta. Walaupun sempat menolak, Jokowi akhirnya menerima dan bergabung
dengan Partai PDI Perjuangan pimpinan Megawati Soekarno Putri bersama Partai Gerindra
pimpinan Prabowo Subianto. Jokowi resmi mencalonkan diri dan akhirnya putaran kedua berhasil
membuat Jokowi dan Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok memenangkan kursi gubernur DKI
Jakarta 2012. Berbagai kebijakan Jokowi yang populer yakni kartu Jakarta pintar, kartu Jakarta
sehat, serta kampung deret.
Karier politik Jokowi tidak berhenti di situ. Saat pemilihan presiden (pilpres) 2014, Jokowi maju
mencalonkan diri sebagai calon presiden Republik Indonesia bersama Jusuf Kalla sebagai wakil
presiden. Pada Juli 2014, KPU Indonesia menyatakan Jokowi-Jusuf Kalla sebagai pemenang pada
pemilihan presiden tahun 2014 berdasarkan hasil perhitungan suara. Banyak timbul pro kontra
dari masyarakat setelah dikeluarkannya kebijakan baru pasca Jokowi menjadi presiden RI.
Pada tahun 2018, Jokowi kembali mencalonkan dirinya dalam pemilihan umum presiden tahun
2019-2024 bersama dengan KH Ma’ruf Amin sebagai calon wakil presiden. Akhirnya Jokowi
berhasil menjadi presiden periode dua tahun 2019-2014 bersama Ma’ruf Amin.
Dari perjalanan hidup Jokowi, kita dapat belajar bahwa janganlah kita menyerah dalam kondisi
apapun. Ketika jatuh, harus bangkit kembali dan terus berjuang mewujudkan mimpi. Tidak ada
alasan untuk tidak bangkit kembali ketika jatuh. Perjuangan dan kerja keras tidak akan
mengkhianati hasil.