Anda di halaman 1dari 7

Resensi Buku

Jokowi Pemimpin Rakyat Berjiwa Rocker

Disusun oleh

Nama : Ni Putu Eka Maharani


NIM : 118111756
Kelas : Manajemen A

PROGRAM STUDI MANAJEMEN


FAKULTAS EKONOMI BISNIS
UNIVERSITAS PENDIDIDIKAN NASIONAL
2018
Sang Rocker, Kaulah Pemimpin Kami

Judul buku : Jokowi Pemimpin Rakyat Berjiwa Rocker

Penulis : Yon Thayrun

Penerbit : Noura Books

Tahun terbit : 2012

Warna Sampul : Merah

ISBN :978-6029498-46-2

Dimensi : 21 cm x 13,5 cm

Tebal buku : 238+8 hlm.; 14×21 cm

Harga : Rp. 25.000

Orientasi

Buku biografi karya Yon Thayrun dengan judul “Jokowi Pemimpin


Rakyat Berjiwa Rocker” ini berisi tentang biografi tokoh fenomenal Joko Widodo
atau yang akrab disapa Jokowi. Buku ini menceritakan kisah perjalanan hidup
Jokowi, mulai dari masa kecilnya yang serba kekurangan dan berpindah-pindah
dari bantaran kali satu ke bantaran kali lain, hingga kisahnya mencapai
kesuksesannya kini. Banyak buku tentang Jokowi yang beredar di pasaran.
Sebagian besar hanya menyoroti kiprah Jokowi di dunia politik, baik di kota
kecilnya Solo, maupun provinsi yang kini dipimpinnya, yaitu DKI Jakarta.
Namun, sedikit sekali buku yang mengupas tentang kisah masa lalu Jokowi.

Buku ini dibuat mengingat peran dan ketenaran Jokowi yang dikenal
sebagai tokoh yang anti-korupsi dan sangat pro-rakyat, sehingga masyarakat dapat
mengetahui sosok Jokowi lebih dekat. Mengingat tujuannya tersebut, dapat
dikatakan bahwa buku ini relevan dengan informasi yang ingin diketahui oleh
masyarakat tentang pribadi fenomenal yang kiprahnya sedang berkobar di DKI
Jakarta ini. Melalui goresan tangan Yon Thayrun yang kini juga bekerja sebagai
Media Officer di Oxfam Aceh, kisah perjalanan hidup Jokowi dibawakan dalam
bahasa yang renyah tanpa kesan menggurui. Penulis secara tepat membawakan
informasi yang dinantikan oleh masyarakat, baik dengan wawancara langsung
dengan Jokowi, maupun dengan keluarga beliau untuk menghasilkan karya yang
sarat akan hikmah dari sosok Jokowi.

Apabila ditilik dari substansi isinya, buku karya Yon Tharyun ini
mengangkat kisah yang jarang dibahas dalam buku-buku yang menceritakan
tentang Jokowi. Hal yang berbeda ini adalah dibawakannya kisah masa kecil
Jokowi secara singkat namun tepat sasaran. Domu D. Ambarita, jurnalis di
Tribunnews yang juga menulis biografi tentang Jokowi juga menyertakan
keterangan tentang masa kecil Jokowi. Letak perbedaannya adalah karya Yon
Tharyun lebih banyak menceritakan pribadi asli Jokowi, sedangkan buku Domu
D. Ambarita banyak menceritakan kisah politik Jokowi meskipun dalam bab-bab
awal, kedua buku ini membahas tentang kisah masa kecil hingga remaja dari Joko
Widodo.

Sinopsis

Diceritakan bahwa Jokowi kecil menjalani kehidupannya di sebelah utara


Terminal Tirtonadi di jantung Kota Solo yang kini dikenal sebagai Terminal
Travel daerah Gilingan, Banjarsari, Solo. Sebelum dibangun menjadi terminal,
wilayah ini merupakan Pasar Bambu, tempat Jokowi kecil menghabiskan masa
kecilnya dalam kondisi serba kekurangan.

Jokowi lahir di Rumah Sakit Brayat Minulyo, Solo pada tanggal 21 Juni
1961. Kemudian, kedua orang tua Jokowi membawanya berpindah tempat tinggal
beberapa kali, mulai dari Srambatan, kemudian ke Dawung Kidul di bantaran kali
Premulung, lalu ke Munggung di bantaran kali Pepe, dan karena keterbatasan
biaya Jokowi kecil dan keluarganya terpaksa menjadi penghuni liar di Pasar
Bambu Gilingan di sebelah selatan bantaran Kali Anyar, dan digusur paksa oleh
Pemkot Solo saat ia berada di tingkat kelas 4 SD.
Sejak kecil, Jokowi dikenal sebagai pribadi yang ‘apa anane lan ora neko-
neko’ atau apa adanya dan tidak macam-macam. Jokowi kecil selalu menerima
apapun yang ada dalam kehidupannya dan membawanya menjadi pribadinya kini.
Jokowi kecil juga diceritakan suka bermain dan sering menangis jika tidak ada
teman seumuran yang bisa diajak bermain, sehingga ia lebih sering bermain di
rumah Pakdenya. Banyak pengalaman lucu semasa kecil Jokowi, diantaranya
adalah alisnya pernah hilang karena terkena percikan ledakan dari meriam bambu
dan lain sebagainya.

Jokowi menempuh pendidikannya mulai TK di TK Siwi Peni, Balapan.


Kemudian ia melanjutkan ke SD Tirtoyoso, Tirtonadi, Solo. Setelah itu, Jokowi
melanjutkan sekolahnya ke SMPN 1 Surakarta dan SMAN 6 Surakarta. Dan
menempuh pendidikan akhirnya di UGM Yogyakarta Jurusan Teknologi Kayu.

Sejak SD Jokowi dikenal sebagai anak yang cerdas dan selalu menjadi
juara kelas. Hal ini berlanjut hingga SMA, dan karena itu saat kelulusan SMA
Jokowi mampu menjadi juara umum dan melanjutkan studinya di Universitas
Gadjah Mada Jogjakarta. Meskipun sewaktu SD Jokowi malas belajar karena
tidak nyaman dengan temaram lampu ublik, Jokowi kecil sangat rajin dalam
bersekolah dan selalu berprestasi. Berbeda halnya sewaktu SMP, Jokowi lebih
rajin belajar di rumah dan selalu menjadi juara kelas. Hal ini terus berlanjut
hingga SMA, walaupun pada semester awal Jokowi sering tidak masuk karena
merasa kecewa setelah gagal memasuki sekolah yang diinginkannya yaitu di
SMAN 1 Surakarta, ia tetap menjadi siswa yang berprestasi. Di masa SMA inilah,
Jokowi mulai mengenal aliran musik rock yang hingga kini digandrunginya itu.
Bahkan saking terobsesinya Jokowi dengan musik rock pada saat itu, rambutnya
dibuat gondrong seperti bintang-bintang musik rock, hingga pihak sekolah
kebingungan untuk menegur sang siswa paling berprestasi ini.

Semasa kuliah, Jokowi menemukan cintanya, Iriana yang kini menjadi


istrinya. Mereka berdua sama-sama berlatar belakang keluarga pas-pasan,
sehingga saling mengerti satu sama lain. Setelah bekerja di PT Kertas Kraft Aceh,
Jokowi akhirnya melamar dan menikah dengan Iriana. Tak lama kemudian,
Jokowi memutuskan untuk pulang ke Jawa dan membuka usaha mebel sendiri di
Kota Solo untuk melanjutkan usaha keluarganya.

Jokowi berjuang keras untuk menjadi pengusaha mebel yang sukses dari
nol. Apalagi saat itu, anak pertama Jokowi telah lahir dan Jokowi harus bekerja
keras untuk menghidupi keluarganya dengan modal yang ia pinjam dari bank
untuk membangun usahanya. Usaha kerasnya akhirnya berbuah manis. Jokowi
mampu mengembangkan pabriknya yang awalnya hanya satu menjadi delapan
buah pabrik dengan 1200 karyawan. Meskipun begitu, Jokowi baru mampu
membeli rumah pribadinya tahun 1994 ketika permintaan ekspor mebelnya untuk
pasaran Eropa melonjak drastis.

Dikisahkan pula usaha Jokowi terus berkembang pesat hingga di ekspor ke


Perancis. Dari kawannya di Perancis ini pula, Jokowi yang dulunya dipanggil
Joko mendapatkan nama panggilan ‘Jokowi’ karena kasus salah kirim faksimili
oleh pembeli dari Perancis tersebut. Faksimili yang harusnya dikirim kepada Joko
yang berada di Surabaya tetapi masuk ke faksimili Jokowi. Nama Jokowi ini
akhirnya terus digunakannya hingga sekarang untuk membedakannya dengan
Joko-Joko lainnya.

Tahun 2002 Jokowi didaulat sebagai Ketua Asosiasi Industri Permebelan


dan Kerajinan Indonesia (Asmindo) wilayah Solo Raya dan menjabat dalam 2
periode. Persentuhannya dengan dunia politik dimulai tahun 2005 dan peristiwa
itu disebutnya sebagai ‘kecelakaan politik’ berkat peranan kawan-kawannya di
Asmindo yang prihatin dengan kondisi Solo saat itu. Karena itu pula, ia akhirnya
bertemu dengan F.X. Hadi Rudyatmo yang saat itu menjabat sebagai Ketua PDC
PDI Perjuangan Solo. Karena memiliki latar belakang dan visi yang sama, mereka
mencalokan diri sebagai Wali Kota dan Wakil Wali Kota Solo. Dan mereka
berdua akhirnya berhasil memenangkan pemilukada tersebut.

Awalnya, keluarga Jokowi menolak pencalonan Jokowi sebagai wali Kota


Solo karena merasa sudah cukup dengan apa yang dimiliki. Namun lama
kelamaan dukungan keluarganya akhirnya datang dengan sendirinya.
Meskipun telah memiliki kedudukan sebagai Wali Kota, sifat pendiam
Jokowi tidaklah berubah. Efektif, matang, dan tepat sasaran adalah metodenya
untuk membuat keputusan sebagai Wali Kota. Ia juga dikenal sebagai pribadi
yang sederhana, selalu ‘memanusiakan’ manusia dan tidak segan terjun ke
lapangan untuk memantau peristiwa yang terjadi di lapangan serta memberi
teladan yang baik bagi masyarakat dan karyawannya.

Lalu bagaimana cara Jokowi merubah tatanan Kota Solo yang semula
amburadul hingga akhirnya menjadi ‘The Spirit of Java’? Bagaimana pula kisah
perjalanan Jokowi hingga akhirnya dikenal sebagai tokoh fenomenal dan maju
sebagai Calon Gubernur DKI Jakarta? Jawabannya dapat anda temukan dalam
buku ini.

Evaluasi

Berdasarkan substansi isi buku ini, ada beberapa hal yang patut
diapresiasi. Dari buku ini, kita dapat mengetahui sekelumit kisah masa kecil
Jokowi yang penuh perjuangan dan kerja keras. Kita juga dapat meneladani
berbagai hal yang menjadi sifat alami Jokowi dan mengambil hikmahnya. Mulai
dari sosok Jokowi yang sederhana, jujur, suka membantu, efektif dan suka
mengulurkan tangan bagi mereka yang membutuhkan dan mampu mengubah
image aparat pemerintah yang ekskusif dan perlente menjadi aparat yang dekat
dengan rakyat dan mengayomi seluruh warganya. Selain itu, buku ini disajikan
dengan bahasa yang populer dan mudah dipahami isinya. Dan buku ini juga
menggambarkan bagaimana Jokowi secara aslinya, tidak sekedar dalam
perjalanan politiknya saja, tapi juga semua hal yang menjadi gambaran pribadi
Jokowi secara utuh. Perwajahan yang digunakan juga cukup bagus dan menarik,
ditambah ada beberapa gambar yang menunjang teks, dan jumlah kesalahannya
minim. Selain itu, organisasi bukunya cukup baik, ditandai dengan keterpaduan
antar paragrafnya. Hanya saja, ukuran tulisannya agak terlalu besar sehingga
jumlah halamannya menjadi agak banyak dan kertas yang digunakan juga bukan
kertas berkualitas baik, tetapi kertas yang agak tipis. Selebihnya, karya ini dapat
dikatakan sebagai karya yang baik dan komunikatif.
Rangkuman

Kesimpulan

Setelah membaca buku ini, ada beberapa manfaat yang dapat kita peroleh.
Manfaat yang pertama adalah, kita dapat meneladani sifat-sifat baik dan kreatif,
serat tidak ‘tong kosong nyaring bunyinya’ tetapi ‘talk less do more’ dari pribadi
Jokowi, dan sikap-sikap lain yang dapat diteladani Jokowi seperti tidak pernah
menyerah, ‘ngemong’ rakyat, dan sederhana. Manfaat kedua, kita dapat menilai
seberapa besar dan bagaimana criteria seseorang dikatakan pro-rakyat dan anti-
korupsi. Manfaat ketiga adalah kita dapat mengambil pelajaran dan hikmah dari
segala kesulitan yang kita alami dengan berkaca pada kesulitan yang dialami
orang lain, sehingga kita tak segan menolong dan menawarkan bantuan sehingga
kita tidak menjadi orang yang egois, tetapi menjadi orang-orang yang berjiwa
social tinggi.

Evaluasi

Buku yang berjudul “Jokowi Pemimpin Rakyat Berjiwa Rocker” sangat


tepat dibaca orang yang ingin menjadi pemimpin atau untuk pemimpin-pemimpin
bangsa yang ingin bangsanya maju dan untuk mengubah sudut pandang
kepemimpinan di Indonesia yang sekian hari makin terpuruk. Untuk itu buku ini
juga bisa sedikit memotivasi pembaca untuk tidak hidup pesimis. Jadi,
bersediakah anda untuk membaca buku ini? Selain itu, buku ini cocok dijadikan
bacaan bagi seluruh anggota keluarga, dari segala umur karena membawakan
banyak unsur positif dan penuh dengan hikmah kehidupan, apalagi apabila dibaca
oleh anak-anak dan remaja yang sedang dalam fase pembentukan mental,
sehingga mental mereka menjadi baik. Jadi, tunggu apa lagi? Segera beli buku ini
di toko buku kesayangan Anda dan baca hingga lembar terakhirnya…

Anda mungkin juga menyukai