Anda di halaman 1dari 2

Harus diakui, tayangan televisi belakangan ini lebih menyajikan program yang sangatlah tidak bermutu.

Salah satunya sinetron, reality show yang mempertontonkan adegan percintaan orang-orang dewasa
yang tidak pantas ditayangkan dan diperlihatlkan oleh anak-anak. Terlebih banyak sekali adegan yang
mempertontonkan kegiatan hedonisme. Dikhawatirkan adegan-adegan itu menjadi panutan bagi anak-
anak dan remaja, sehingga mereka akan melakukan hal yang sama sesuai dengan apa yang mereka lihat
di sinetron di kehidupan nyata. Parahnya lagi, program tersebut disiarkan di waktu prime time. Jam
tersebut sangat memungkinkan untuk menyedot perhatian penonton.

Dalam sebuah penelitian berjudul “Psychologists Study Media Violence for Harmful Effects” oleh
Psychological Association (APA) pada tahun 1995, bahwa tayangan yang bermutu akan mempengaruhi
seseorang untuk berlaku baik, dan tayangan yang kurang bermutu akan mendorong seseorang untuk
berlaku buruk. Penelitian ini juga memaparkan kesimpulan yakni perilaku buruk yang dilakukan
seseorang berasal dari tontonan mereka sejak kecil.

Tayangan seperti sinetron sebenarnya hanya buatan sutradara yang tidak sesuai dengan kenyataan
pergaulan remaja kita sehari-hari. Tetapi, karena televisi merupakan media publik yang ditonton oleh
seluruh umur, maka dapat memberi dampak yang negatif jika isinya tidak mendidik. Selain itu, sebagian
besar sinetron mengisahkan kisah drama percintaan dan pacaran, yang mengajarkan anak-anak juga
remaja untuk berpacaran, berpakaian minim, dan berpusat terhadap hal yang happy. Meskipun
tayangan itu tidak sepenuhnya ditiru tapi pikiran mereka sudah terkontaminasi hal tersebut dan
nyatanya sikap serta tingkah laku sebagian mereka sangat menyukai tokoh-tokoh sinetron yang mereka
jadikan sebagai role mode.

Tidak hanya sinetron saja, tayangan reality show juga ada yang menyimpang dari isi siarannya. Banyak
tayangan reality show membuat cerita seakan dibuat-buat, penuh rekayasa, dan hanya mengejar rating
semata, tanpa mengutamakan pesan yang akan diterima masyrakat dari tayangan tersebut. Hal tersebut
menjadi fenomena yang menarik, karena tayangan bergenre reality show di Indonesia saling berlomba
mengambil simpati masyarakat demi keuntungan semata tanpa memikirkan dampak dari tayangan
tersebut.

Sudah dipastikan bahwa tayangan televisi cukup efektif dalam mempengaruhi dan membentuk perilaku
anak-anak dan remaja. Apa yang mereka lihat adalah apa yang mereka lakukan. Peran orang tua sangat
penting dalam mengawasi dan mengontrol anak-anak dalam menonton program televisi. Orang tua
perlu memilih acara-acara apa saja yang bermanfaat bagi pendidikan dan perkembangan anaknya sesuai
dengan umur mereka. Hal itu perlu dilakukan karena mengingat bahwa kondisi psikologi anak-anak dan
remaja masih rentan. Mereka sulit membedakan mana yang positif dan mana yang negatif.

Kontra

Siaran televisi yang beragam tentu akan membuat anak-anak senang untuk berlama-lama di depan
televisi. Kebiasaan menonton ini yang dicermati peneliti bisa juga pengaruhi mental anak secara positif.
Jurnal Pediatrics melaporkan kalau anak-anak prasekolah yang biasanya menghabiskan waktunya untuk
menonton program kekerasan, secara acak berpartisipasi dalam sebuah program pendidikan.
Salah satu program yang diperlihatkan adalah Sesame Street yang diciptakan untuk mengajar anak-anak
prasekolah. Muppets dan kawannya diciptakan untuk mengajar anak-anak prasekolah agar bisa menjadi
diri sendiri dan bisa membangun empati dan tentunya mengajarkan segala pengetahuan.

Meskipun televisi sering dikatakan sebagai penyebab masalah pada anak-anak, penelitian kami justru
menunjukkan kalau hal ini merupakan solusi," jelas Dimitri.

Program pendidikan atau program sejenis seperti Sesame Street, Dora the Explorer dan lainnya
menunjukkan konflik pemecahan masalah tanpa menunjukkan tampilan kekerasan. Walaupun ada
beberapa program seperti pada Mickey Mouse Clubhouse yang tidak konsisten.

Meskipun televisi sering dikatakan sebagai penyebab masalah pada anak-anak, penelitian kami justru
menunjukkan kalau hal ini merupakan solusi," jelas Dimitri.

Program pendidikan atau program sejenis seperti Sesame Street, Dora the Explorer dan lainnya
menunjukkan konflik pemecahan masalah tanpa menunjukkan tampilan kekerasan. Walaupun ada
beberapa program seperti pada Mickey Mouse Clubhouse yang tidak konsisten.

The American Academy of Pediatrics merekomendasikan anak-anak untuk menonton televisi satu
sampai dua jam setiap hari. Hal ini disebabkan karena televisi merupakan bagian dari kehidupan kita

Anda mungkin juga menyukai