Oleh
Ririn Amelia
NPM 19712027
Oleh
Ririn Amelia
NPM 19712003
Mengetahui,
Dosen Pembimbing I Dosen Pembimbing II
Ketua Jurusan
Budidaya Tanaman Pangan
Dengan ini menyatakan bahwa tulisan laporan Tugas Akhir (TA) yang
berjudul “Pemeliharaan Tanaman Buah Naga Merah (Hylocereus polyrhizus) di
UD.Sabila Farm Yogyakarta”. Adalah benar hasil karya tulis ilmiah saya sendiri
berdasarkan kegiatan Praktek Kerja Lapang. Demikian pernyataan ini dibuat
dengan sesungguhnya dan apabila terbukti tidak benar, maka saya bersedia
menerima sanksi hukum.
Ririn Amelia
NIK. 171104505010001
PEMELIHARAAN TANAMAN BUAH NAGA MERAH
(Hylocereus polyrhizus) DI UD. SABILA FARM YOGYAKARTA
Oleh
Ririn Amelia
RINGKASAN
Tanaman buah naga merah merupakan salah satu komoditas buah tropis yang
banyak dibudidayakan di Indonesia. Tanaman buah naga merah memiliki prospek
yang baik, selain memenuhi kebutuhan pasar juga sangat menguntungkan bagi
secara ekonomi bagi petani. Salah satu proses budidaya yang mempengaruhi
hasil panen adalah pemeliharaan tanaman. Pemeliharaan buah naga yang tidak
baik mengakibatkan masalah hama dan penyakit seperti gangguan dari kutu buah
dan serangga, gangguan fisiologis seperti tanaman buah naga tidak tahan lama
terhadap air yang menggenang sehingga dapat menyebabkan busuk akar dan
busuk batang. Tujuan penulisan tugas akhir ini adalah untuk mempelajari
pemeliharaan tanaman naga merah seperti pemupukan, pengikatan cabang, dan
pengendalian hama penyakit. Pemupukan lanjutan menggunakan pupuk kandang
dengan dosis 10 kg per tiang tanaman, NPK 50 g per tiang dengan frekuensi
aplikasi 6 bulan sekali. Kegiatan pemeliharaan lainnya seperti pengikatan batang,
penyiangan, pemangkasan sulur dan pengendalian hama penyakit. Pengikatan
batang dilakukan agar tanaman tumbuh lurus ke atas pada setiap sisi sisi tiang
penyangga, penyiangan dilakukan apabila gulma di sekitar tanaman sudah
tumbuh, pemangkasan sulur merupakan kegiatan memangkas sulur air dan
membentuk batang pokok serta pengaturan cabang produktif. Kegiatan
pengendalian hama penyakit adalah membuang batang yang rusak akibat
serangan hama dan penyakit. Kesimpulan dari seluruh praktik adalah kegiatan
pemeliharaan berupa pemupukan dan pengendalian hama dan penyakit, selain itu
jenis hama yang ditemukan pada lokasi budidaya adalah semut, kutu kebul dan
ayam kampung.
RIWAYAT HIDUP
Puji syukur atas kehadirat Allah SWT., yang telah melimpahkan rahmat
serta hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Laporan Tugas Akhir
yang berjudul “Pemeliharaan Tanaman Buah Naga Merah (Hylocereus
polyrhizus) di UD.Sabila Farm Yogyakarta”. Kegiatan pemeliharaan tanaman
buah naga merah diantaranya adalah pemupukan, pengikatan batang dan
pengendalian hama penyakit. Dalam proses budidaya kegiatan pemeliharaan
sangat penting untuk mendapatkan hasil yang maksilmal.
Laporan tugas akhir ini diharapkan mampu memberikan maanfaat serta
informasi bagi pembaca tentang pemeliharaan tanaman buah naga merah. Tugas
Akhir ini diselesaikan atas dukungan dan dorongan dari berbagai pihak, untuk itu
secara khusus Penulis mengucapkan banyak terimakasih kepada:
1. Desi Maulida, S.P., M.Si.. selaku Dosen Pembimbing I yang telah
berkenan mendidik dan membimbing dalam menyelesaikan Tugas Akhir.
2. Riana Jumawati, S.P., M.Si. selaku Dosen Pembimbing II yang telah
memberikan pengarahan dan bimbingan dalam penyusunan Tugas Akhir.
3. Rianida Taisa, S.P., M.Si., selaku Dosen Penguji I Tugas Akhir.
4. Ir.Yusanto, M.Si. selaku Dosen Penguji II Tugas Akhir.
5. Henni Elfandari, S.P., M.Si. selaku Ketua Program Studi Hortikultura
6. Wahyu Ambang S., S.P., dan Hasna Fadhilah H., S.P. selaku pembimbing
lapang yang telah memberikan bimbingan selama pelaksanaan Paktik Kerja
Lapang di UD.Sabila Farm Yogyakarta.
7. Seluruh Dosen dan PLP Program Studi Hortikultura yang telah memberikan
bimbingan dan ilmu selama menempuh pendidikan di Politeknik Negerix
Lampung.
8. Sahabatku Lulu Musabiqoh, Santika Fira Olanda, Nanda Nina Aulia,
Yashila Rahimah, dan Chintiya Ayu Oktaviani, yang telah memberikan
semangat, saran dan dukungan dikala kesibukannya.
x
9. Rekan rekan Hortikultura angkatan 2019 yang telah memberikan dukungan
dan semangat.
Penulis menyadari tulisan ini belum sempurna, karena kesempurnaan hanya
milik Allah SWT. Semoga tulisan ini dapat bermanfaat bagi pembaca, dan segala
bentuk bantuan yang diberikan mendapatkan balasan dari-Nya
Penulis
DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL............................................................................... iv
DAFTAR GAMBAR........................................................................... v
I. PENDAHULUAN............................................................................ 1
1.1 Latar Belakang .......................................................................... 1
1.2 Tujuan....................................................................................... 3
1.3 Gambaran Umum Perusahaan................................................... 3
1.4 Kontribusi.................................................................................. 5
DAFTAR PUSTAKA........................................................................... 29
DAFTAR TABEL
Tabel
Halaman
2. Kebutuhan Pupuk Kandang dan NPK dalam Satu Kali Aplikasi ... 11
Gambar
Halaman
1. Struktur Organisasi UD.Sabila Farm Yogyakarta .......................... 4
2. Morfologi Tanaman Buah Naga Merah .......................................... 5
3. Pemupukan tanaman buah naga merah ........................................... 12
4. Grafik contoh waktu pemberian pupuk .......................................... 13
5. Pemangkasan Sulur ......................................................................... 13
6. Pengendalian hama dan penyakit .................................................... 14
7. Pembuatan bubur california ............................................................ 15
8. Bekicot pada sulur tanaman naga ................................................... 16
9. Semut pada buah naga muda ........................................................... 16
10. Serangan kutu kebul pada buah .................................................... 17
11. Ayam kampung di area lahan ....................................................... 18
12. Penyakit pada sulur tanaman naga ............................................... 19
13. Penyakit pada buah naga merah ................................................... 19
1
I. PENDAHULUAN
Tanaman buah naga merah (Hylocereus polyrhizus) atau disebut juga dengan
nama kaktus hutan, memiliki buah berwarna merah dan pada awal ditemukan
dimanfaatkan masyarakat sebagai buah meja. Tanaman ini berasal dari Meksiko,
Amerika Tengah, dan Amerika Utara, namun lebih dikenal sebagai tanaman Asia
karena pernah dikembangkan oleh Negara Vietnam dan Thailand secara besar
besaran. Pada pertengahan tahun 2000, buah naga mulai masuk ke Indonesia
dengan hasil impor dari Thailand. Daerah di Indonesia yang diketahui
mengembangkan tanaman naga pertama kali adalah Desa Pohgading, Kecamatan
Pasrepan, Pasuruan Jawa Timur (Kristanto, 2014).
Produk buah naga saat ini sangat mudah untuk dijumpai masyarakat mulai
dari pasar tradisional hingga supermarket. Djamila, dkk (2010), menyatakan
bahwa tanaman naga memiliki prospek yang baik di Indonesia. Melihat prospek
dan peluang yang menguntungkan, Yogyakarta memiliki potensi yang besar untuk
membudidayakan buah naga dalam skala yang lebih luas dan bernilai tambah dan
dapat meningkatkan kesejahteraan petani. Faktor pendukung lainnya bagi petani
dalam membudidayakan buah naga merah adalah perawatan yang mudah dan
memiliki nilai ekonomi yang tinggi.
UD. Sabila Farm Yogyakarta yang berada di Kabupaten Sleman merupakan
daerah yang cocok untuk budidaya buah naga merah. Ketinggian wilayah
Kabupaten Sleman berkisar antara < 100 sd >1000 m dari permukaan laut.
Ketinggian tanahnya dapat dibagi menjadi tiga kelas yaitu ketinggian < 100 m,
100 – 499 m, 500 – 999 m dan > 1000 m dari permukaan laut. Wilayah Kabupaten
Sleman termasuk beriklim tropis basah dengan musim hujan antara bulan
Nopember – April dan musim kemarau antara bulan Mei – Oktober.
2
2020 sebesar 82.544 ton meningkat dibandingkan tahun 2019 sebesar 19.068 ton.
Peningkatan produksi yang terus menerus, memungkinkan bagi Indonesia untuk
menembus pasar ekspor.
1.2 Tujuan
Tujuan dari penulisan tugas akhir ini adalah untuk mempelajari pemeliharaan
tanaman buah naga merah seperti pemupukan, dan pengendalian hama dan
penyakit.
tanaman naga merah, 20 tiang tanaman naga putih dan 6 lubang tanam kosong
belum dilakukan penyulaman. Blok C memiliki lahan seluas 2.754 m2 dengan
total populasi 306 tiang dan 1224 tanaman, terdiri dari 270 tiang tanaman naga
merah, 21 tiang tanaman naga putih dan 15 lubang tanam kosong belum
dilakukan penyulaman. Perhitungan populasi tersebut dilakukan pada bulan Maret
tahun 2022. UD.
Sabila Farm memiliki 8 karyawan, mulai dari pekerja lapangan hingga
pemasaran, dengan struktur organisasi pada Gambar 1
Pemilik dan Pendiri, Pemilik Bersama dan Pendiri Bersama, Manajer Umum,
dan Divisi Pendidikan diisi oleh Ir. Muhammad Gunung Soetopo dan Ir. Elly
Mulyati. Divisi Pemasaran dan Hubungan Luar Negeri, Divisi Operasi Pariwisata
dan Penjualan diisi oleh Wahyu Ambang S., S.P., dengan staf Ibu Mardiyati.
Divisi Administrasi, Keuangan dan Sumber Daya Manusia diisi oleh Hasna
Fadhilah H., S.P.. Divisi Operasi Perkebunan dan Penjualan diisi oleh Bapak
Mulyono dengan tenaga kerja Ibu Dillah, Bapak Agus, Bapak Sukarman dan
Bapak Amin.
5
1.4 Kontribusi
Adapun kontribusi yang diharapkan dari penulisan tugas akhir ini adalah
mampu memberikan pengalaman, mampu menerapkan ilmu yang telah didapat
selama perkuliahan dan praktik bagi penulis, mampu memberikan wawasan bagi
penulis dan mahasiswa Politeknik Negeri Lampung, mampu memberikan literatur
bagi mahasiswa Politeknik Negeri Lampung, serta mampu memberikan manfaat
dan informasi bagi pembaca tentang perawatan tanaman buah naga merah.
II. TINJAUAN PUSTAKA
Tanaman buah naga atau yang dalam bahasa Inggrisnya disebut Dragon Fruit
merupakan buah dari tanaman yang termasuk jenis kaktus. Dari sejumlah jenis
kaktus, buah yang banyak dibudidayakan secara komersial adalah subfamili
hylocerenaceae terutama dari genus Hylocereus dan Selenicereus, antar lain
Hylocereus undatus (daging putih kuli merah), Hyilocereus costaricensis (daging
super merah kulit kehitaman) dan Sereniceus megalanthus (daging putih kulit
kuning) (Samadi,2013).
Berdasarkan data yang didapat dari daerah pasuruan oleh Rahmawati dan Edwin
(2009), tanaman buah naga terdiri dari akar, batang, buah, dan bunga. Akar pada
tumbuhan buah naga memiliki akar yang berbentuk serabut pendek, warnanya putih
kekuningan, sangat cepat menyerap air. Akar tumbuhan buah naga tidak hanya tumbuh di
pangkal batang di dalam tanah tetapi juga pada celahcelah batang, yang berfungsi sebagai
alat pelekat sehingga tumbuhan dapat melekat atau memanjat tumbuhan lain atau pada
tiang penyangga. Akar pelekat ini dapat juga disebut akar udara atau akar gantung yang
memungkinkan tumbuhan tetap dapat hidup tanpa tanah atau hidup sebagai epifit
(Wibowo dkk, 2011).
Bagian tanaman buah naga yang kedua yaitu batang. Batang tanaman buah naga
mengandung air dalam bentuk lendir dan berlapiskan lilin bila sudah dewasa. Warnanya
hijau kebiru-biruan atau ungu. Batang tersebut berukuran panjang dan bentuknya siku
atau segi tiga. Dengan bentuknya tersebut maka tanaman ini dikatakan aneh sehingga
tidak jarang dijadikan tanaman hias. Dari batang ini tumbuh banyak cabang yang bentuk
dan warnanya sama dengan batang. Batang dan cabang ini juga berfungsi sebagai daun
dalam proses asimilasi. Itulah sebabnya batang dan cabangnya berwarna hijau. Batang
dan cabang mangandung kambium yang berfungsi untuk pertumbuhan tanaman
(Kristanto, 2014).
7
Bagian tumbuhan buah naga yang ketiga yaitu bunga. Tumbuhan buah naga
memiliki bunga tunggal dengan ukuran yang cukup besar dan akan mekar setelah
ukurannya mencapai ± 30 cm. Bunga mulai mekar pada sore hari. Ini terjadi
karena pada siang hari sinar matahari dan perubahan suhu merangsang kuncup
bunga untuk mekar. Mahkota bunga bagian luar yang berwarna krem akan mekar
kira-kira pukul sembilan malam. Bagian yang mekar selanjutnya adalah mahkota
bagian dalam yang berwarna putih bersih. Setelah mahkota mekar, sejumlah
benang sari yang berwarna kuning dapat terlihat. Bunga buah naga yang
berbentuk corong akan terbuka penuh pada tengah malam. Itulah sebabnya buah
naga juga dikenal sebagai night blooming cereus. Bunga yang telah mekar penuh
ini akan menyebarkan bau yang sangat harum. Bau harum yang tersebar akan
menarik perhatian hewan-hewan untuk datang dan membantu penyerbukan bunga
tersebut. Bunga buah naga hanya berkembang semalam. Selepas subuh, bunga
akan menguncup kembali. Setelah bunga layu, akan terbentuk bakal buah yang
menggelantung (Wibowo dkk, 2011).
Bagian tumbuhan buah naga yang keempat yaitu buah. Buah naga berbentuk
bulat lonjong mirip buah nanas, namun memiliki sirip. Warna kulitnya merah
jambu, dihiasi sulur atau sisik-sisik berwarna hijau seperti sisik naga dengan berat
kira-kira 400-650g. Buah naga mempunyai daging buah seperti buah kiwi. Daging
buahnya yang berwarna putih, merah, atau merah tua (keunguan), bertaburan biji
hitam kecil-kecil. Rasa buah naga manis, segar, dan sedikit asam. Kandungan
airnya cukup tinggi, sekitar 90% (Wibowo dkk, 2011).
Bagian tumbuhan buah naga yang ke lima yaitu biji Biji berbentuk bulat
berukuran kecil dengan warna hitam. Kulit biji sangat tipis, tetapi keras. Biji ini
dapat digunakan untuk perbanyakan tanaman secara generatif. Biji merupakan
organ perkembangbiakan, tetapi jarang digunakan. Umumnya biji hanya
digunakan di kalangan peneliti dalam upaya mencari varietas baru karena
dibutuhkan waktu relatif lama untuk mendapat tanaman berproduksi. Setiap buah
terdapat sekitar 1.200- 2.300 biji (Kristanto, 2014). Biji buah naga sangat banyak
dan tersebar di dalam daging buah. Bijinya kecil-kecil seperti biji selasih. Biji
buah naga dapat langsung dimakan tanpa menggangu kesehatan. Biji buah naga
dapat dikecambahkan untuk dijadikan bibit (Wibowo dkk, 2011).
8
2.3.2 Pemupukan
Pemupukan merupakan salah satu faktor penting dalam proses budidaya.
Pemupukan dilaksanakan agar tanaman terus tercukupi unsur haranya sehingga
dapat tumbuh subur dan memiliki hasil panen yang maksimal. Menurut Kristanto
(2014), Pada masa awal pertumbuhan, tanaman memerlukan unsur N yang cukup.
Ketika masuk ke fase pembungaan dan pembuahan, tanaman naga memerlukan
unsur P dan K yang tinggi. Tanaman naga yang kekurangan unsur N akan
mengalami keterlambatan dalam pertumbuhan. Kemudian tanaman yang
kekurangan N memiliki batang dan cabang yang kecil dan ramping. Sedangkan
tanaman yang kekurangan unsur P memiliki gejala batang atau cabang tanaman
berwarna merah keunguan dan kemudian akan berwarna coklat kekunigan.
Tanaman naga yang kekurangan unsur K, memiliki gejala seperti tanaman tidak
kokoh, berwarna hijau muda.
10
2.3.3 Penyiraman
Tanaman naga membutuhkan penyiraman yang rutin untuk pertumbuhan.
Pada fase pertumbuhan vegetatif (masa tumbuhnya akar dan cabang), penyiraman
tanaman perlu dilakukan sebanyak 3 – 4 hari sekali. Kekurangan air pada fase ini
dapat menyebabkan tanaman layu dan tidak bertunas. Penyiraman tanaman dapat
dilakukan dengan berbagai cara, mulai dengan pembuatan sistem pengairan,
hingga hanya mengandalkan hujan. Seperti yang dilakukan di tempat praktik,
yang hanya mengandalkan turunnya hujan untuk dilakukan kegiatan penyiraman.
(Wijayanto dan Indah, 2016)
2.3.4 Pemangkasan
Pemangkasan adalah kegiatan menbuang cabang/ batang untuk
membentuk percabangan dan membentuk cabang produktif dengan tujuan untuk
memperoleh keseimbangan pertumbuhan sehingga produktivitasnya tinggi.
Pemangkasan biasanya dilakukan pada masa pertumbuhan vegetatif untuk
membentuk cabang pokok dan cabang menjadi teratur (Emil. 2011).
Hama yang kedua yaitu Semut. Semut merupakan salah satu hama yang
menyerang tanaman buah naga merah. Gigitan semut mengakibatkan permukaan
kulit buah menjadi coklat dan tampilannya tidak menarik lagi. Selain itu, semut
juga merusak batang tanaman buah naga dengan membuat sarang pada batang
dengan cara melubangi (Sari, dkk., 2019). Menurut Samadi (2013), pengendalian
hama semut dapat dilakukan dengan cara mekanis dengan memangkas bagian
tanaman yang terserang agar tidak dijadikan sarang. Selain pengendalian secara
mekanis, pengendalian juga dilakukan secara kimiawi dengan melakukan
penyemprotan insektisida.
Hama ketiga yang sering terdapat pada buah naga yaitu kutu kebul. Kutu
kebul banyak ditemukan pada buah bagian sisik maupun permukaan kulit buah.
Gejala serangan kutu kebul mengakibatkan kerusakan pada buah, permukaan kulit
buah berselaput dan tampak kotor (Hardjadinata, 2010). Keberadaan kutu kebul
juga menggundang kehadiran semut. Semut memanfaatkan embun madu untuk
makanannya, sehingga semut melindungi kutu kebul dari serangan predator dan
membantu dalam penyebaran kutu kebul (Sari, dkk., 2019).Pengendalian yang
dapat dilakukan pada hama ini adalah dengan cara sanitasi lingkungan, agar
gulma tidak menjadi tanaman inang bagi penyakit (Hardjadinata, 2010).
Hama keempat yaitu ayam kampung. Ayam kampung dianggap hama
dikarenakan memakan buah yang terdapat di kebun. Kebun naga yang terserang
ayam kampung biasanya lokasi yang terdapat di sekitar rumah penduduk.
Serangan ayam kampung cukup parah, yaitu dengan memakan buah sehingga
mengakibatkan berkurangnya hasil panen. Ayam dapat menjangkau buah hingga
70 cm di atas permukaan tanah (Sari, dkk., 2019).
Proses pembungkusan buah dapat menjadi alternatif menghindari
timbulnya hama. Perlakuan pembungkusan buah dilakukan pada buah naga yang
terletak di bawah untuk menghidari adanya serangan ayam. Pembungkusan buah
naga dilakukan ketika kulit buah sudah mulai berwarna merah. Pembungkus yang
digunakan bisa berjaring-jaring kecil atau polynet dengan bahan acrylic atau
plastik (Kartina dkk, 2018)
METODE PELAKSANAAN
Metode penyusunan tugas akhir ini menggunakan data yang diperoleh dari
UD. Sabila Farm yang terletak di Jalan Kaliurang km 18,5 Dusun Kertodadi,
Pakembinangun, Kec. Pakem, Kab. Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta.
Pengambilan data dilaksanakan pada tanggal 1 – 23 April 2022. Sedangkan
penulisan tugas akhir dilaksanakan pada bulan agustus 2022. Teknik
pengumpulan data dilakukan dengan cara sebagai berikut: Observasi yaitu
mahasiswa melakukan pengamatan secara langsung dilapangan mengenai
kegiatan pemeliharaan. Wawancara yaitu mahasiswa menanyakan secara langsung
kepada pembimbing lapang dan knaryawan UD. Sabila Farm. Praktik Lapangan
yaitu mahasiswa mengikuti semua kegiatan dilapangan sesuai instruksi dari
pembimbing lapang yang disampaikan pada saat apel pagi.
14
3.4.1 Pemupukan
Pupuk lanjutan dilakukan saat tanaman berumur 1-6 bulan dan tujuh bulan
ke atas. Pada umur 1 sampai 6 bulan, jenis pupuk yang diberikan NPK 15 : 15 : 15
sebanyak 25 g per tanaman dan pupuk kandang 125 g per tanaman. Pemberiannya
selang-seling setiap dua bulan sekali. Adapun tanaman yang telah berumur tujuh
bulan lebih, jenis pupuk buah naga yang diberikan tetap sama yakni pupuk NPK
15 : 15 : 15 dosisnya 50 g per tanaman, sedangkan untuk pupuk kandangnya 125 g
per tanaman. Sedang pemberiannya masih sama dengan pada usia 1-6 bulan yakni
dengan selang-seling setiap dua bulan sekali.
Untuk contoh waktu aplikasi pemupukan pupuk kandang dan NPK dalam
satu tahun diaplikasikan pada bulan Januari dan Juli. Pemupukan ZA + KCl dapat
dilakukan 3 bulan kemudian yaitu pada bulan April dan dilakukan 6 bulan
kemudian yaitu di bulan Oktober. Pengaplikasian pupuk ZA + KCL Pupuk ini
diberikan ketanaman dengan menaburkan disekitar tanaman buah naga.
Sedangkan pemupukan menggunakan pupuk NPK dan Pupuk Kandang dilakukan
dengan memasukkan pupuk ke dalam lubang. Contoh waktu aplikasi pemupukan
17
c. Penyemprotan pestisida
Penyemprotan pestisida dilakukan jika serangan hama sudah menyebar luas
dan tidak dapat dikendalikan secara mekanis (Gambar a). Kegiatan tersebut
merupakan salah satu upaya dalam pengendalian hama dan penyakit yang
dilakukan di UD. Sabila Farm.
4,3 g/liter, Diazinon (Insektisida) dengan konsentrasi 1,4 ml/liter (Gambar b).
Penyemprotan pestisida ini biasanya dilakukan pada pagi hari, namun lebih baik
jika dilakukan pada sore hari karena serangga dan hama akan aktif pada sore atau
malam hari.
Berdasarkan perhitungan kalibrasi yang terdapat di halaman lampiran,
diketahui kebutuhan pestisida dalam 1 kali penyemprotan ditampilkan pada Tabel
4.
d. Bubur california
Berdasarkan Informasi yang didapat dalam kegiatan praktik, bubur california
terbuat dari 0,25 kg belerang, 0,5 kg kapur, 0,5 kg prusi atau terusi atau CuSO4
dan 10 liter air. Pembuatan dimulai dengan perebusan belerang, kapur, dan prusi
dalam air sembari terus diaduk hingga mendidih. Setelah selesai, larutan
didinginkan, cairan dibagian atas dapat digunakan untuk pengendalian dengan
cara penyemprotan (konsentrasi: 17,8 ml per 1 liter air), bagian endapan dapat
digunakan dengan cara pengolesan pada bagian tanaman yang terserang hama dan
penyakit.
menyerang daun dan buah serta bisa untuk mencegah gangguan atau serangan dari
hama dan penyakit lainnya. Bahan pembuatan bubur California adalah belerang,
kapur serta air. Cara mengaplikasikan bubur california bisa melalui penyemprotan
dan penyaputan. Bubur California yang sudah dipisahkan dalam bentuk cairan
dapat diaplikasikan sebagai fungisida semprot dengan dosis 5 ml / liter air untuk
melawan penyakit jamur dan hama tungau. Sedangkan endapan bubur california
dapat diaplikasikan dengan cara melapisi batang untuk mencegah penyakit jamur
dan lumut.
Teknik pengendalian secara organik seperti ini kami anggap cukup mudah
dan murah, bubur california diharapkan dapat menjadi alternatif pengendali OPT
dan menekan ketergantungan petani terhadap produk pestisida atau fungisida
sintetik. Dengan hadirnya artikel ini, semoga nantinya banyak petani yang
mengetahui informasi mengenai banyaknya alternatif untuk mengendalikan hama
dan penyakit pada tanaman, contohnya dari bahan belerang dan sulfur ini yang
ketersediannya melimpah di alam
Beberapa hama yang menyerang tanaman buah naga merah adalah sebagai
berikut:
1. Hama tanaman naga merah (Hylocereus polyrhizus)
21
b. Semut (Formicidae)
Dampak yang diakibatkan dari serangan hama semut adalah munculnya
bercak coklat. Berdasarkan informasi yang didapatkan dari UD. Sabila Farm
hama semut muncul akibat adanya hama kutu kebul yang memiliki embun madu
dan mengundang datangnya semut. Hama semut menyebabkan luka akibat gigitan
yang dapat dijadikan tempat masuknya penyakit dan menimbulkan bintik coklat
pada permukaan kulit. Adanya bintik ini dapat mengurangi harga jual buah karena
dianggap rusak akibat hama. Pengendalian dari hama ini adalah dengan cara
pemangkasan sulur yang sudah rusak akibat serangan hama dan penyakit agar
tidak dijadikan sarang.
22
Penyakit yang menyerang pada tanaman naga terdapat di dua bagian tanaman
berbeda, yaitu pada batang dan pada buah yang dijelaskan sebagai berikut:
Penyakit pada batang (sulur) tanaman naga memunculkan beberapa gejala. Gejala
penyakit yang pertama adalah dengan muncul bintik – bintik coklat yang
menyebar dibagian sulur. Gejala kedua yaitu munculnya warna putih yang
menutupi seluruh bagian sulur. Selanjutnya sulur berwarna kuning kecoklatan,
yang kemudian busuk dan berair, busuk pada sulur ini menyerang setengah atau
seluruh bagian. Pengendalian yang dilakukan adalah dengan penyemprotan
pestisida dan eradikasi atau pemotongan batang secara tuntas.
yang kemudian busuk dan berair, busuk pada sulur ini menyerang setengah atau
seluruh bagian. Pengendalian yang dilakukan adalah dengan penyemprotan
pestisida dan eradikasi atau pemotongan batang secara tuntas. Tanda-tanda
serangan busuk lunak batang umumnya menyerang pada awal penanaman buah
naga. Penyakit ini selain terdapat pada tanaman yang sudah tua juga banyak
menyerang tanaman baru di pembibitan.
3. Pemangkasan
Kegiatan pemeliharaan yang selanjutnya adalah pemangkasan, yang
dilakukan pada bagian sulur yang mengalami kerusakan akibat serangan hama
dan penyakit. Pemangkasan rutin dilakukan setiap satu minggu dalam sekali
menggunakan guntung stek.
Menurut Suparwata dan Mohammad (2018), ada 3 kegiatan pemangkasan,
yang pertama adalah pada tiang panjatan yang terbuat dari kayu hidup agar tidak
terjadi kompetisi unsur hara. Pemangkasan kedua dilakukan pada cabang air,
dengan tujuan agar nutrisi tidak terserap pada cabang yang tidak produktif.
Kemudian yang terakhir adalah pemangkasan pada cabang yang telah berbuah,
biasanya tidak akan berbuah kembali dan dapat digunakan sebagai bibit.
IV. KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Adapun kesimpulan yang dapat diambil adalah sebagai berikut:
1. Kegiatan pemeliharaan yang dilakukan adalah pemupukan, pemangkasan
sulur, sanitasi lingkungan, dan pengendalian hama penyakit.
2. Hama yang menyerang tanaman naga adalah bekicot, ayam kampung,
kutu kebul,dan semut.
3. Apapun hasil dari adanya kegiatan pemeliharaan buah naga akan berpengaruh
pada peoduktivitas buah naga yang optimal, mengendalikan dan
meminimalisir adanya gulma, hama, serta penyakit serta mempercepat
pertumbuhan serta perkembangan tanaman yang sudah di budidayakan, dapat
meningkatkan dan mempercepat hasil produksi tanaman.
5.2 Saran
Adapun saran yang dapat diberikan adalah:
1. Dilakukan pembungkusan buah untuk mencegah adanya serangan ayam
kampung.
2. Kegiatan sanitasi lahan naga merah juga perlu dilaksanakan secara rutin
untuk mencegah adanya hama bekicot.
3. Perbaikan pagar pembatas kebun juga perlu dilakukan untuk mencegah
ayam kampung memasuki kebun.
DAFTAR PUSTAKA
Emil S. 2011. Untung Berlipat dari Bisnis Buah Naga Unggul. Lily Publisher.
Yogyakarta. 136 halaman.
Hardjadinata, S. 2010. Budidaya Buah Naga Merah Super Red Secara Organik.
Penebar Swadaya. Bogor. 81 halaman.
Hendarto, D. 2019. Khasiat Ampuh Buah Naga dan Delima. Laksana. Yogyakarta.
112 halaman.
Heviyanti, Maria., Adnan., dan Vitia Cahyono. 2021. Analisis Tingkat Keparahan
Penyakit Busuk Batang Pada Tanaman Buah Naga Merah (Hylocereus
Polyrhizus) Di Desa Sungai Kuruk Tiga, Aceh Tamiang. Agrosamudra,
Jurnal Penelitian. 8(1)
Muas, Irwan., Nurawan, Agus., dan Liferdi. 2016. Petunjuk Teknis Budidaya
Buah Naga. Jawa Barat : Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Jawa
Barat.
Perdana, E.O., Chairul, dan S. Zuhri. 2013. Analisis Vegetasi Gulma pada
Tanaman Buah Naga Merah (Hylocereus polyrhizus, L.) di
Kecamatan Batang Anai, Kabupaten Padang Pariaman, Sumatera Barat.
Jurnal Biologi Universitas Andalas. 2(4) : 243.
Rahmawati, B., dan M. Edwi. 2009. Variasi morfologi, isozim dan kandungan
vitamin C pada varietas naga. Nusantara Bioscience. 1: 134.
31
Samadi B. 2013. Untung Berlipat dari Budidaya Naga Secara Organik. Lily
Publisher. Yogyakarta. 82 halaman.
Sari, D.E., W. Samri, M. Iin, dan M. Baharuddin. 2019. Inventarisasi Hama dan
Penyakit Tanaman di Lokasi Budidaya Tanaman Buah Naga Kabupaten
Sinjai. Jurnal Agrominansia. 4(2): 153-154.
Wijayanto, D. S., dan W. Indah. 2016. Pompa Air Bertenaga Hibrid Untuk Irigasi
Tanaman Buah Naga. Journal of Mechanical Engineering Education.
1(2): 170.