Disusun Oleh :
Disusun oleh :
Kelompok 2A
Menyetujui.,
Khalili Rahmawati
Hardian Ningsih, S.P., M.P.
NIP 1988072120200801
ii
KATA PENGANTAR
Penulis
iii
DAFTAR ISI
HALAMAN PENGESAHAN........................................................................ii
KATA PENGANTAR....................................................................................iii
DAFTAR ISI...................................................................................................iv
DAFTAR GAMBAR......................................................................................v
DAFTAR TABEL...........................................................................................vi
ACARA 2 Morfologi Buah.............................................................................1
A. PENDAHULUAN....................................................................................1
1. Latar Belakang......................................................................................1
2. Tujuan Praktikum.................................................................................2
B. TINJAUAN PUSTAKA...........................................................................2
C. METODOLOGI.......................................................................................5
1. Waktu dan Tempat Praktikum..............................................................5
2. Alat, Bahan, dan Cara Kerja.................................................................5
a. Alat ...............................................................................................5
b. Bahan ............................................................................................6
c. Cara kerja.......................................................................................6
D. HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN..................................7
1. Hasil Pengamatan.................................................................................7
2. Pembahasan .........................................................................................7
E. KESIMPULAN DAN SARAN................................................................12
1. Kesimpulan...........................................................................................12
2. Saran.....................................................................................................13
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
v
DAFTAR GAMBAR
vi
DAFTAR TABEL
vii
ACARA II
MORFOLOGI BUAH
A. Pendahuluan
1. Latar Belakang
Tumbuhan pada dasarnya terdiri atas tiga organ pokok, yaitu akar,
batang, dan daun. Tumbuhan merupakan organisme autotrof atau
organisme yang dapat membuat makanannya sendiri. Tumbuhan sangat
banyak jumlahnya di dunia ini dan tersebar memiliki berbagai perbedaan
satu sama lain. Tumbuhan yang berada di alam sangat beragam dari
tumbuhan tinggi hingga tumbuhan rendah. Ilmu yang mempelajari
tumbuhan disebut ilmu botani. Ilmu botani mencakup beberapa kajian
salah satunya, yaitu tentang morfologi tumbuhan. Morfologi tumbuhan
adalah ilmu yang mengkaji berbagai organ tumbuhan, baik bagian-bagian,
bentuk maupun fungsinya. Secara klasik, tumbuhan terdiri dari tiga organ
dasar tumbuhan terdiri atas 3 organ pokok, yaitu akar (radiks), batang
(caulis), dan daun (folium).
Buah adalah organ pada tumbuhan berbunga yang merupakan
perkembangan lanjutan dari bakal buah (ovarium). Buah biasanya
membungkus dan melindungi biji. Aneka rupa dan bentuk buah tidak
terlepas kaitannya dengan fungsi utama buah, yakni sebagai pemencar biji
tumbuhan. Pengertian buah dalam lingkup pertanian (hortikultura) atau
pangan adalah lebih luas daripada pengertian buah di atas karena buah
dalam pengertian ini tidak terbatas yang terbentuk dari bakal buah,
melainkan dapat pula berasal dari perkembangan organ yang lain. Oleh
sebab itu, untuk membedakan buah yang sesuai menurut pengertian botani
biasa disebut buah sejati.
Buah seringkali memiliki nilai ekonomi sebagai bahan pangan
maupun bahan baku industri karena di dalamnya menyimpan berbagai
macam sumber energi, seperti karbohidrat, protein, lemak, vitamin,
mineral, alkaloid, terpena, dan terpenoid. Tumbuhan buah diketahui
memiliki nutrisi yang penting bagi kesehatan manusia. Ilmu yang
1
2
sisir ketiga, dan seterusnya. Buah pisang (Musa paradica) umumnya tidak
berbiji dan bersifat triploid. Proses pembuahan tanpa adanya biji disebut
dengan patenokarpi. Panjang buah pisang (Musa paradica) antara 10-18
cm dengan ukuran diameter 2,5-4,5 cm. Daging buah tebal dan lunak, kulit
buah yang masih hijau ketika tua berubah kuning serta strukturnya bisa
tebal tergantung dari varietas pisangnya. Pada buah pisang (Musa
paradica) bagian yang dapat dikonsumsi adalah bagian endocarp atau
bagian dalam sebelum biji.
Buah naga (Hylocereu polyrhizus) memiliki buah dengan kulit
berwarna merah dan daging berwarna merah keunguan. Kulitnya terdapat
sisik atau jumbai berwarna hijau. Tingkat keberhasilan bunga menjadi
buah sangat kecil hanya mencapai 50% sehingga produktivitas buahnya
tergolong rendah. Buah naga (Hylocereu polyrhizus) memiliki kadungan
rasa manis mencapai 15 briks. Terdapat lapisan lilin pada buahnya dan
memiliki tekstur daging buah lembut mirip seperti buah kiwi, semangka,
atau markisa. Pada buah naga (Hylocereu polyrhizus) yang dapat
dikonsumsi adalah bagian endocarp atau bagian dalam sebelum biji.
Buah jeruk (Citrus sinensis) merupakan buah yang berbentuk bulat,
oval, atau lonjong sedikit memanjang. Tangkai buahnya rata-rata besar dan
pendek. Kulit buah jeruk (Citrus sinensis) ada yang tebal dan ulet tetapi
ada juga yang tipis dan tidak ulet sehingga kulit mudah dikupas. Ukuran
buah bervariasi, ada yang kecil seperti limau ada pula yang besar. Bagian
yang dikonsumsi dari buah jeruk (Citrus sinensis) adalah eksocarp atau
bagian dalam sebelum daging. Menurut Adlini dan Umaroh (2020), Buah
merupakan organ hasil yang mempunyai karakter tertentu, seperti bentuk
buah, ukuran buah, ukuran biji, rasa, dan sebagainya. Tangkai buahnya
rata-rata besar dan pendek. Kulit buah ada yang tebal dan ada yang tipis
hingga mudah dikupas. Dinding kulit buah jeruk berpori-pori, dan terdapat
kelenjar-kelenjar yang berisi pectin.
Buah apel (Malus domestica) pada umumnya matang pada akhir
musim panas atau musim gugur. Ukurannya berkisar antara diameter 5 cm
8
sampai 9 cm. Namun ada juga kultivar apel (Malus domestica) yang
menghasilkan buah berukuran lebih besar. Warna buah apel yang sangat
bervariasi yaitu hijau, merah, dan juga kemerahan dengan bentuk oval atau
bulat. Buah apel (Malus domestica) memiliki kulit tipis dan kasar serta
memiliki pori-pori yang besar. Namun, setelah matang sempurna akan
menjadi mengkilat dan juga halus permukaan buah. Pada kulit apel
dilindungi oleh semacam lapisan lilin transparan. Bagian yang dikonsumsi
dari buah apel adalah bagian endocarp yaitu daging buah.
2. Klasifikasi Buah
Klasifikasi adalah pembagian sesuatu menurut kelas-kelas jadi
pengertian dari klasifikasi buah adalah pembagian suatu buah menurut
kelas-kelasnya, ciri-ciri persamaan dan perbedaan. Berdasarkan botaninya
buah dikelompokkan menjadi 3 klasifikasi yaitu simple fruits (buah
sederhana), aggregate fruit (buah agregat), multiple fruit (buah majemuk).
Buah agregat (aggregate fruit). Buah sederhana (simple fruit) jika buah
terbentuk dari satu bunga yang memiliki banyak bakal buah, tiap-tiap
bakal buah tumbuh menjadi buah tersendiri, lepas-lepas, tetapi akhirnya
menjadi kumpulan buah yang tampak seperti satu buah. Buah majemuk
(multiple fruit), buah terbentuk dari bunga majemuk, dari banyak bunga
(dan banyak bakal buah), yang pada akhirnya seakan-akan menjadi satu
buah saja. Pada praktikum budidaya tanaman buah ini buah yang
digunakan adalah buah pisang (Musa paradica), buah naga (Hylocereu
polyrhizus), buah jeruk (Citrus sinensis) dan buah apel (Malus domestica).
Ke empat buah tersebut termasuk kedalam klasifikasi simple fruit dan
termasuk buah sejati karena buah terbentuk dari satu bunga yang memiliki
banyak bakal buah, tiap-tiap bakal buah tumbuh menjadi buah tersendiri,
lepas-lepas, tetapi akhirnya menjadi kumpulan buah yang tampak seperti
satu buah.
Berdasarkan letak bijinya pada beberapa jenis buah keberadaan biji
tidak diinginkan, sehingga sekarang sudah banyak dikembangkan buah
tanpa biji atau buah partenokarpi. Secara garis besar partenokarpi terdiri
9
maka semakin manis juga buah tersebut. Hal ini diperkuat oleh pendapat
Misto et al. (2016), bahwa semakin besar nilai derajad Brixnya maka akan
semakin manis buah yang diamati, begitu pula sebaliknya.
E. Kesimpulan dan Saran
1. Kesimpulan
Kesimpulan dalam Praktikum Budidaya Tanaman Buah Acara 2
Morfologi Buah adalah sebagai berikut:
a. Buah pisang (Musa paradica), buah naga (Hylocereu polyrhizus),
buah jeruk (Citrus sinensis) dan buah apel (Malus domestica).
termasuk kedalam klasifikasi simple fruit dan termasuk buah sejati
karena buah terbentuk dari satu bunga yang memiliki banyak bakal
buah, tiap-tiap bakal buah tumbuh menjadi buah tersendiri, lepas-
lepas, tetapi akhirnya menjadi kumpulan buah yang tampak seperti
satu buah.
b. Buah pisang (Musa paradica) umumnya tidak berbiji dan bersifat
triploid. Buah naga (Hylocereu polyrhizus) memiliki buah dengan
kulit berwarna merah dan daging berwarna merah keunguan. Buah
jeruk (Citrus sinensis) merupakan buah yang berbentuk bulat, oval,
atau lonjong sedikit memanjang. Buah apel (Malus domestica)
mempunyai ukurannya berkisar antara diameter 5 cm sampai 9 cm.
Pisang termasuk buah klimaterik, sedangkan buah naga, apel, dan
jeruk termasuk buah non klimaterik.
c. Cara kerja refraktometer brix yang pertama yaitu mengambil bagian
ujung, tengah, dan pangkal daging buah. Kedua menghaluskan daging
buah yang akan digunakan. Selanjutnya membersihkan bagian prisma
biru menggunakan tisu yang bersih. Meletakkan daging buah yang
akan diukur secara bergantian, kemudian mengamati refraktometer di
bawah cahaya matahari yang cukup, untuk menentukan skala brix.
12
2. Saran
Saran untuk Praktikum Budidaya Tanaman Buah Acara 2 Morfologi
Buah adalah pelaksanan praktikum hendaknya dilakukan dengan cermat
dan teliti pada saat mengamati bentuk dan bagian- bagian pada buah serta
dapat membedakan buah berdasarkan klasifikasi botaninya. Selain itu,
pada saat pengukuran kadar manis buah dengan refraktometer diperlukan
cahaya matahari yang cukup untuk menentukan skala brix.
DAFTAR PUSTAKA
Adelina, S. O., E. Adelina dan Hasriyanty. 2017. Identifikasi Morfologi dan
Anatomi Jeruk Lokal (Citrus sp) di Desa Lempe Kecamatan Lore Tengah
Kabupaten Poso. J. Agrotekbis. Vol 5 (1): 58-61.
Adlini, N.M., Umaroh, K.H.2020. Karakterisasi Tanaman Jeruk (Citrus Sp.) Di
Kecamatan Nibung Hangus Kabupaten Batu Bara Sumatera Utara. Jurnal
Klorofil.4(1): 37-48.
Amalaro, A.M., Kustiyo, A., Akbar, R.A.2019. Identifikasi Tanaman Buah
Tropika Berdasarkan Tekstur Permukaan Daun Menggunakan Jaringan
Syaraf Tiruan. Jurnal Agri Informatika .2(2): 73-82.
Ardini et al. 2020. Potensi Pengembangan Agroforestri Berbasis Tumbuhan Buah
Lokal. Jurnal Ilmiah Pertanian. Vol 17(1): 27-34.
Fauzia et al. 2021. Keanekaragaman Jenis Mangifera Di Bantaran Sungai Desa
Beringin Kencana Kecamatan Tabunganen Kalimantan Selatan. Oryza Jurnal
Pendidikan Biologi. Vol 10(2): 26-34.
Hadiyanti, N., Supriyadi dan Pardono. 2018. Keragaman Beberapa Tumbuhan
Ciplukan (Physalis spp.) di Lereng Gunung Kelud Jawa Timur. J. Ilmu-Ilmu
Hayati. Vol 17 (2): 135-138.
Handiyani, N., Supriyadi., Pardono.2018. Keragaman Beberapa Tumbuhan
Ciplukan (Physalis spp.) di Lereng Gunung Kelud, Jawa Timur. Jurnal Ilmu
Hayati.17(20) : 135-146.
Lastriyanto, A dan A.I. Aulia. 2021. Analisa Kualitas Madu Singkong (Gula
Pereduksi, Kadar Air, dan Total Padatan Terlarut) Pasca Proses Pengolahan
dengan Vacuum Cooling. J. Ilmu Produksi dan Teknologi Hasil Peternakan.
Vol 9 (2) 110-113.
Lestari, Fitri. 2021. Perubahan Sifat Fisik Dan Kadar Sukrosa Selama Proses
Pematangan Buah Pisang Kepok (Musa Paradisiaca Var. Formantipyca) Dan
Buah Pepaya (Carica Papaya Var. California). Skripsi. Program Sarjana. UIN
Raden Intan. Lampung.
Misto et al. 2016. Isitem Pengukuran Kadar Gula dalam Cairan menggunakan
Sensor Fotodiode Terkomputerisasi. J. Ilmu Dasar. Vol 17 (1): 13-18.
Novestiana, T. R dan E. Hidayanto, 2015. Penentuan Indeks Bias dari Konsentrasi
Sukrosa pada Beberapa Sari Buah Menggunakan Portable Brixmeter. J.
Youngster Physic. Vol 4 (2): 173-176.
Rannyet al. 2016. Metode Pencocokan Bunyi Ketuk Buah dengan Kadar
Kemanisan Menggunakan k- Nearest Neighbour. J. Ultimatics. Vol 8 (2):
119-125.
Rezaldi, F., Qonit, M.A.H., Mubarok, S., Kusmiyati. 2019. Pemanfaatan
Fenomena Pembentukan Buah Partenokarpi dalam Perspektif Pertanian
Indonesia. Jurnal Kultivasi.18(2): 859-867.
Sanjaya, H., A. S. Supriyanto dan G. A. Pauzi. 2017. Perancangan Alat Ukur
Kadar Gula pada Produk Pangan Menggunakan Sensor Kapasitor Keping
Sejajar Berbasis Mikrokontroler ATMega8535. J. Teori dan Aplikasi Fisika.
Vol 5 (1): 83-86.
LAMPIRAN
Alat dan Bahan Mengambil bagian ujung, tengah, dan
pangkal buah
Menghaluskan daging buah sampai Meletakkan satu atau dua tetes sari
menghasilkan sari buah buah yang akan diukur ke prisma biru
Pengukuran kadar manis buah jeruk Pengukuran kadar manis buah apel
didapatkan hasil 9% didapatkan hasil 18%
Pengukuran kadar manis buah pisang Pengukuran kadar manis buah naga
didapatkan hasil 23% didapatkan hasil 19%