Anda di halaman 1dari 22

LAPORAN PRAKTIKUM BUDIDAYA TANAMAN BUAH

Disusun Oleh :

Aliefya Arinda Nurvita V4120009


Aulia Rahmawati V4120022
Erika Rimba Juwita Sari V4120032
Fika Indah Amelia Hanum V4120045

PROGRAM STUDI DIII AGRIBISNIS


SEKOLAH VOKASI
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2022
HALAMAN PENGESAHAN

Laporan praktikum Budidaya Tanaman Buah ini disusun untuk


melengkapi tugas mata kuliah Budidaya Tanaman Buah dan telah diterima,
disetujui dan disahkan oleh Co-Assisten dan Dosen Mata Kuliah Budidaya
Tanaman Buah pada :
Hari :
Tanggal :

Disusun oleh :

Kelompok 2A

Aliefya Arinda Nurvita V4120009


Aulia Rahmawati V4120022
Erika Rimba Juwita Sari V4120032
Fika Indah Amelia Hanum V4120045

Surakarta, Juni 2022

Menyetujui.,

Dosen Koordinator Praktikum


Co Assisten
Budidaya Tanaman Buah

Khalili Rahmawati
Hardian Ningsih, S.P., M.P.
NIP 1988072120200801

ii
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah


melimpahkan berkah, rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat
menyelesaikan Laporan Praktikum Budidaya Tanaman Buah ini. Penulis banyak
mengalami hambatan dan kesulitan di dalam penulisan laporan ini. Berkat bantuan
dan bimbingan dari semua pihak laporan ini dapat terselesaikan, maka dengan
kerendahan hati penulis mengucapkan terima kasih kepada :
a. Dekan Sekolah Vokasi Universitas Sebelas Maret Surakarta.
b. Dosen Pengampu mata kuliah Budidaya Tanaman Buah Sekolah Vokasi
Universitas Sebelas Maret Surakarta.
c. Co Assisten Budidaya Tanaman Buah yang telah banyak memberikan
bimbingan dan pengarahan dalam praktikum serta penulisan laporan.
d. Orang tua yang selalu memberi doa serta teman–teman yang telah membantu
dan melakasanakan praktikum dengan lancar.
Akhirnya penulis berharap semoga laporan ini bermanfaat khususnya bagi
penulis dan umumnya bagi pembaca. Penulis menyadari dalam penulisan laporan
ini masih banyak kesalahan dan kekurangan karena keterbatasan penulis. Oleh
karena itu, penulis mengharapkan saran dan kritik yang bersifat membangun
untuk kemajuan penulisan laporan ini.

Surakarta, Juni 2022

Penulis

iii
DAFTAR ISI

HALAMAN PENGESAHAN........................................................................ii
KATA PENGANTAR....................................................................................iii
DAFTAR ISI...................................................................................................iv
DAFTAR GAMBAR......................................................................................v
DAFTAR TABEL...........................................................................................vi
ACARA 2 Morfologi Buah.............................................................................1
A. PENDAHULUAN....................................................................................1
1. Latar Belakang......................................................................................1
2. Tujuan Praktikum.................................................................................2
B. TINJAUAN PUSTAKA...........................................................................2
C. METODOLOGI.......................................................................................5
1. Waktu dan Tempat Praktikum..............................................................5
2. Alat, Bahan, dan Cara Kerja.................................................................5
a. Alat ...............................................................................................5
b. Bahan ............................................................................................6
c. Cara kerja.......................................................................................6
D. HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN..................................7
1. Hasil Pengamatan.................................................................................7
2. Pembahasan .........................................................................................7
E. KESIMPULAN DAN SARAN................................................................12
1. Kesimpulan...........................................................................................12
2. Saran.....................................................................................................13
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

v
DAFTAR GAMBAR

vi
DAFTAR TABEL

vii
ACARA II
MORFOLOGI BUAH
A. Pendahuluan
1. Latar Belakang
Tumbuhan pada dasarnya terdiri atas tiga organ pokok, yaitu akar,
batang, dan daun. Tumbuhan merupakan organisme autotrof atau
organisme yang dapat membuat makanannya sendiri. Tumbuhan sangat
banyak jumlahnya di dunia ini dan tersebar memiliki berbagai perbedaan
satu sama lain. Tumbuhan yang berada di alam sangat beragam dari
tumbuhan tinggi hingga tumbuhan rendah. Ilmu yang mempelajari
tumbuhan disebut ilmu botani. Ilmu botani mencakup beberapa kajian
salah satunya, yaitu tentang morfologi tumbuhan. Morfologi tumbuhan
adalah ilmu yang mengkaji berbagai organ tumbuhan, baik bagian-bagian,
bentuk maupun fungsinya. Secara klasik, tumbuhan terdiri dari tiga organ
dasar tumbuhan terdiri atas 3 organ pokok, yaitu akar (radiks), batang
(caulis), dan daun (folium).
Buah adalah organ pada tumbuhan berbunga yang merupakan
perkembangan lanjutan dari bakal buah (ovarium). Buah biasanya
membungkus dan melindungi biji. Aneka rupa dan bentuk buah tidak
terlepas kaitannya dengan fungsi utama buah, yakni sebagai pemencar biji
tumbuhan. Pengertian buah dalam lingkup pertanian (hortikultura) atau
pangan adalah lebih luas daripada pengertian buah di atas karena buah
dalam pengertian ini tidak terbatas yang terbentuk dari bakal buah,
melainkan dapat pula berasal dari perkembangan organ yang lain. Oleh
sebab itu, untuk membedakan buah yang sesuai menurut pengertian botani
biasa disebut buah sejati.
Buah seringkali memiliki nilai ekonomi sebagai bahan pangan
maupun bahan baku industri karena di dalamnya menyimpan berbagai
macam sumber energi, seperti karbohidrat, protein, lemak, vitamin,
mineral, alkaloid, terpena, dan terpenoid. Tumbuhan buah diketahui
memiliki nutrisi yang penting bagi kesehatan manusia. Ilmu yang

1
2

mempelajari segala hal tentang buah dinamakan pomologi. Tujuan dari


diadakannya praktikum acara 2 mengenai Morfologi Buah adalah agar
praktikan dapat menggolongkan buah berdasarkan klasifikasinya,
mengetahui morfologi atau bagian-bagian dalam buah, serta dapat
mengetahui cara kerja refraktometer. Praktikan akan lebih mudah
memahami materi yang dipelajari dengan melihat langsung di lapangan.
2. Tujuan Praktikum
Tujuan dari praktikum Acara 2 mengenai Morfologi Buah, yaitu:
a. Mahasiswa dapat menggolongkan buah berdasarkan klasifikasinya.
b. Mahasiswa mengetahui morfologi atau bagian-bagian dalam buah.
c. Mahasiswa dapat mengetahui cara kerja refraktometer.
B. Tinjauan Pustaka
1. Klasifikasi Buah
Buah merupakan perkembangan lebih lanjut dari bakal buah. Setelah
terjadi peristiwa persarian (polinasi) dan pembuahan (fertilisasi) maka
bakal buah berkembang menjadi buah. Buah terbagi menjadi buah sejati
dan buah semu serta buah partenokarpi (tidak berbiji). Bakal buah dapat
dibedakan berdasarkan jumlah ruang, yaitu buah yang memiliki satu
ruang, buah yang memiliki dua ruang, buah yang memiliki tiga ruang, dan
buah yang memiliki banyak ruang. Ada dua tipe buah berdasarkan derajat
kekerasan dinding buah, yaitu buah basah atau berdaging dan buah kering.
Susunan lapisan perikarpium dari luar ke dalam yaitu eksokarpium,
mesokarpium, dan endokarpium. Baik buah sejati atau semu, berdasarkan
asal usul bunga dan buahnya, buah dikelompokkan menjadi buah tunggal,
buah ganda, dan buah majemuk. Buah dikelompokkan menjadi buah
klimaterik dan nonklimaterik. Buah pisang dan buah pepaya termasuk ke
dalam kelompok buah klimaterik yang merupakan buah dengan ciri khusus
pada tingkat ketuaan saat panen. Kelompok buah klimaterik tidak perlu
dipanen saat buah matang penuh di pohon. Hal ini disebabkan meski buah
tidak matang pohon, maka akan matang sempurna jika setelah disimpan
dalam suhu ruang, karena buah akan tetap melanjutkan proses
3

pematangan. Salah satu tanda buah klimaterik adalah terdapat produksi


CO2 yang tinggi dan mengalami peningkatan yang tajam pada akhir proses
pematangan buah (Lestari, 2021).
2. Morfologi Buah
Morfologi tumbuhan adalah ilmu yang mempelajari struktur organ
tumbuhan mulai dari akar, batang, daun, bung, buah, maupun bijinya.
Morfologi sering disebut sebagai identitas nama atau petunjuk utama dari
suatu divisio, kelas, ordo, famili, genus, maupun spesies dari suatu
tumbuhan. Morfologi dari suatu jenis tanaman menjadi salah satu ciri yang
mudah diamati oleh manusia. Salah satu dari bagian tanaman yang sangat
penting adalah buah. Buah merupakan organ reproduktif yang sangat
penting pada tanaman dalam proses perbanyakan tanaman dan penyebaran
biji (Hadiyanti et al.,2018).
Morfologi buah merupakan ilmu yang mempelajari struktur buah-
buahan yang ada. Morfologi buah berguna untuk mengidentifikasi buah
secara visual agar keragaman buah dapat dikenali dan diklasifikasi dengan
tepat sesuai dengan kelompoknya masing-masing. Morfologi buah tidak
hanya menguraikan bentuk dan susunan buah saja tetapi juga menentukan
fungsi dari masing-masing bagian yang ada di buah. Contohnya, morfologi
jeruk peras dilihat dari permukaan buah, bentuk buah, warna buah, bagian-
bagian buah, tekstur buah, ukuran buah, dan kulit buah
(Adelina et al.,2017).
3. Refraktometer Brix
Refraktometer merupakan alat yang digunakan untuk mengukur
kadar atau konsentrasi bahan terlarut. Sampel yang diukur biasanya berupa
zat terlarut sejumlah beberapa tetes, seperti protein, gula, garam, dan lain-
lain. Ada berbagai macam jenis refraktometer tetapi untuk mengukur kadar
gula digunakan alat bernama Refraktometer brix. Alat ini digunakan untuk
mengukur nilai Brix sampel yang memiliki kandungan gula, seperti jus,
sirup, buah, madu, dan lain-lain. Refraktometer brix memakai prinsip
menentukan jumlah zat terlarut dalam larutan dengan melewatkan cahaya
4

ke dalamnya. Nilai yang terukur terkait dengan konsentrasi gula sampel


yang diukur dan skala brix menunjukkan konsentrasi larutan terhadap
kandungan sukrosanya. Nilai konversi antara nilai brix dengan indeks bias
dihitung menggunakan ICUMSA (International Sugar Analysis Method
Association) (Lastriyanto dan Aulia, 2021).
Refraktometer brix biasanya menggunakan satuan % brix.
Refraktometer brix terdiri dari beberapa bagian yang memiliki fungsi
berbeda-beda. Bagian pertama adalah kaca yang berfungsi untuk
melindungi prisma dari goresan dan mencegah sampel yang diteteskan
pada prisma tidak menetes pada sembarang tempat. Bagian kedua adalah
prisma biru yang berfungsi sebagai pembaca skala dari zat terlarut. Selain
itu, prisma biru juga bisa mengubah cahaya polikromatis. Bagian ketiga
adalah pengatur skala yang digunakan untuk mengkalibrasi skala. Bagian
keempat adalah lensa yang berfungsi memfokuskan cahaya yang
monokromatis. Bagian kelima adalah bimetal strip yang berfungsi untuk
mengatur suhu. Bagian keenam adalah lensa pembesar yang fungsinya
untuk memperbesar skala yang terlihat pada eye piece. Bagian selanjutnya
adalah eye piece yang berfungsi sebagai tempat melihat skala yang
ditunjukkan oleh refraktometer. Bagian terakhir adalah skal yang
digunakan unruk melihat konsentrasi dan massa jenis suatu larutan
(Novestiana dan Hidayanto, 2015).
4. Kadar Manis Buah
Kadar manis yang terhitung dalam buah merupakan kadar sukrosa.
Alat mengukur kadar sukrosa disebut dengan refraktometer brix. Alat
untuk mengukur kadar gula masih menggunakan larutan sebagai
medianya. Cara mengukur kadar manis buah dilakukan dengan mengambil
bagian ujung, tengah, dan pangkal daging buah yang akan diamati. Setelah
itu, menghaluskan daging buah yang akan digunakan sampai berupa cairan
atau larutan. Hal yang selanjutnya dilakukan adalah membersihkan bagian
prisma biru pada refraktomer brix mengggunakan tisu yang bersih. Prisma
biru yang sudah dibersihkan bisa digunakan untuk meletakkan daging
5

buah yang akan diukur secara bergantian. Langkah terakhir adalah


mengamati refraktomete di bawah cahaya matahari yang cukup untuk
menentukan skala brix (Sanjaya et al., 2017).
C. Metodelogi Praktikum
1. Waktu dan Tempat Praktikum
Praktikum Budidaya Tanaman Buah Acara 2 Morfologi Buah
dilaksanakan pada hari Kamis, 14 April 2022, pukul 09.00-10.00 di
Laboratorium EMPT Gedung C Fakultas Pertanian.
2. Alat, Bahan dan Cara Kerja
a. Alat
1) Alat dokumentasi
2) Alat tulis
3) Cutter / pisau
4) Refraktometer
b. Bahan
1) Pisang
2) Jeruk
3) Buah Naga
4) Apel
c. Cara Kerja
1) Klasifikasi buah
a) Melakukan klasifikasi buah berdasarkan botani buahnya seperti
simple fruit, agregat fruits, multiple fruits.
b) Melakukan klasifikasi buah berdasarkan keberadaan biji.
c) Melakukan klasifikasi buah berdasarkan laju respirasi.
d) Melakukan klasifikasi buah berdasarkan habitus.
e) Melakukan klasifikasi buah berdasarkan kesesuaian tempat
tumbuh.
2) Morfologi buah
a) Siapkan alat dan bahan yang akan digunakan.
b) Diamati masing-masing morfologi buah yang telah disediakan.
6

c) Digambar masing-masing buah yang telah disediakan dengan


menggunakan alat tulis dan HVS.
d) Ditulis bagian-bagian buah, nama tanaman, serta nama latin
tanaman tersebut.
e) Dibuat hasil dalam bentuk laporan.
3) Pengukuran kadar manis buah
a) Mengambil bagian ujung, tengah, dan pangkal daging buah.
b) Menghaluskan daging buah yang akan digunakan.
c) Membersihkan bagian prisma biru menggunakan tisu yang bersih.
d) Meletakkan daging buah yang akan diukur secara bergantian.
e) Amati refraktometer di bawah cahaya matahari yang cukup, untuk
menentukan skala brix.
D. Hasil Pengamatan dan Pembahasan
1. Morfologi Buah
Morfologi tumbuhan merupakan ilmu yang mempelajari bentuk fisik
dan struktur tubuh dari tumbuhan, sedangkan morfologi buah merupakan
ilmu yang mempelajari bentuk fisik dan struktur tubuh dari buah.
Mengetahui morfologi buah berguna untuk mengidentifikasi buah secara
visual. Buah berasal dari bunga yang sebelumnya telah mengalami
penyerbukan dari putik dan benang sari. Pada pelaksaan praktikum
budidaya tanaman buah bahan yang digunakan adalah buah pisang (Musa
paradica), buah naga (Hylocereu polyrhizus), buah jeruk (Citrus sinensis)
dan buah apel (Malus domestica). Hasil pengamatan yang telah dilakukan
setiap jenis buah yang diamati memiliki morfologi buah yang berbeda-
beda. Menurut Hadiyanti et al. (2018), Morfologi dari suatu jenis buah
merupakan salah satu ciri yang mudah diamati. morfologi buah sangat
penting untuk mendeteksi sifat khusus yang dimiliki buah.
Buah pisang (Musa paradica) tumbuh setelah bagian bunganya
keluar. Bagian yang pertama kali tumbuh adalah bakal buah yang dikenal
dengan sebutan sisir. Pertumbuhan sisir terjadi secara perlahan dan
berturut-turut dimana setelah sisir pertama keluar akan disusul sisir kedua,
7

sisir ketiga, dan seterusnya. Buah pisang (Musa paradica) umumnya tidak
berbiji dan bersifat triploid. Proses pembuahan tanpa adanya biji disebut
dengan patenokarpi. Panjang buah pisang (Musa paradica) antara 10-18
cm dengan ukuran diameter 2,5-4,5 cm. Daging buah tebal dan lunak, kulit
buah yang masih hijau ketika tua berubah kuning serta strukturnya bisa
tebal tergantung dari varietas pisangnya. Pada buah pisang (Musa
paradica) bagian yang dapat dikonsumsi adalah bagian endocarp atau
bagian dalam sebelum biji.
Buah naga (Hylocereu polyrhizus) memiliki buah dengan kulit
berwarna merah dan daging berwarna merah keunguan. Kulitnya terdapat
sisik atau jumbai berwarna hijau. Tingkat keberhasilan bunga menjadi
buah sangat kecil hanya mencapai 50% sehingga produktivitas buahnya
tergolong rendah. Buah naga (Hylocereu polyrhizus) memiliki kadungan
rasa manis mencapai 15 briks. Terdapat lapisan lilin pada buahnya dan
memiliki tekstur daging buah lembut mirip seperti buah kiwi, semangka,
atau markisa. Pada buah naga (Hylocereu polyrhizus) yang dapat
dikonsumsi adalah bagian endocarp atau bagian dalam sebelum biji.
Buah jeruk (Citrus sinensis) merupakan buah yang berbentuk bulat,
oval, atau lonjong sedikit memanjang. Tangkai buahnya rata-rata besar dan
pendek. Kulit buah jeruk (Citrus sinensis) ada yang tebal dan ulet tetapi
ada juga yang tipis dan tidak ulet sehingga kulit mudah dikupas. Ukuran
buah bervariasi, ada yang kecil seperti limau ada pula yang besar. Bagian
yang dikonsumsi dari buah jeruk (Citrus sinensis) adalah eksocarp atau
bagian dalam sebelum daging. Menurut Adlini dan Umaroh (2020), Buah
merupakan organ hasil yang mempunyai karakter tertentu, seperti bentuk
buah, ukuran buah, ukuran biji, rasa, dan sebagainya. Tangkai buahnya
rata-rata besar dan pendek. Kulit buah ada yang tebal dan ada yang tipis
hingga mudah dikupas. Dinding kulit buah jeruk berpori-pori, dan terdapat
kelenjar-kelenjar yang berisi pectin.
Buah apel (Malus domestica) pada umumnya matang pada akhir
musim panas atau musim gugur. Ukurannya berkisar antara diameter 5 cm
8

sampai 9 cm. Namun ada juga kultivar apel (Malus domestica) yang
menghasilkan buah berukuran lebih besar. Warna buah apel yang sangat
bervariasi yaitu hijau, merah, dan juga kemerahan dengan bentuk oval atau
bulat. Buah apel (Malus domestica) memiliki kulit tipis dan kasar serta
memiliki pori-pori yang besar. Namun, setelah matang sempurna akan
menjadi mengkilat dan juga halus permukaan buah. Pada kulit apel
dilindungi oleh semacam lapisan lilin transparan. Bagian yang dikonsumsi
dari buah apel adalah bagian endocarp yaitu daging buah.
2. Klasifikasi Buah
Klasifikasi adalah pembagian sesuatu menurut kelas-kelas jadi
pengertian dari klasifikasi buah adalah pembagian suatu buah menurut
kelas-kelasnya, ciri-ciri persamaan dan perbedaan. Berdasarkan botaninya
buah dikelompokkan menjadi 3 klasifikasi yaitu simple fruits (buah
sederhana), aggregate fruit (buah agregat), multiple fruit (buah majemuk).
Buah agregat (aggregate fruit). Buah sederhana (simple fruit) jika buah
terbentuk dari satu bunga yang memiliki banyak bakal buah, tiap-tiap
bakal buah tumbuh menjadi buah tersendiri, lepas-lepas, tetapi akhirnya
menjadi kumpulan buah yang tampak seperti satu buah. Buah majemuk
(multiple fruit), buah terbentuk dari bunga majemuk, dari banyak bunga
(dan banyak bakal buah), yang pada akhirnya seakan-akan menjadi satu
buah saja. Pada praktikum budidaya tanaman buah ini buah yang
digunakan adalah buah pisang (Musa paradica), buah naga (Hylocereu
polyrhizus), buah jeruk (Citrus sinensis) dan buah apel (Malus domestica).
Ke empat buah tersebut termasuk kedalam klasifikasi simple fruit dan
termasuk buah sejati karena buah terbentuk dari satu bunga yang memiliki
banyak bakal buah, tiap-tiap bakal buah tumbuh menjadi buah tersendiri,
lepas-lepas, tetapi akhirnya menjadi kumpulan buah yang tampak seperti
satu buah.
Berdasarkan letak bijinya pada beberapa jenis buah keberadaan biji
tidak diinginkan, sehingga sekarang sudah banyak dikembangkan buah
tanpa biji atau buah partenokarpi. Secara garis besar partenokarpi terdiri
9

dari dua kelompok utama, yaitu partenokarpi alami dan partenokarpi


buatan. Berdasarkan praktikum yang termasuk patenokarpi alami adalah
buah pisang (Musa paradica) dan ke empatnya termasuk buah sejati
karena terbentuk dari bakal buah (ovarium). Menurut Rizaldi et al. (2019),
Secara garis besar partenokarpi terdiri dari dua kelompok
utama, yaitu partenokarpi alami dan partenokarpi buatan. Pada
tanaman jenis tertentu dapat menghasilkan buah tanpa diawali dengan
proses pembuahan yang bertujuan untuk membentuk buah.
Proses tersebut disebut sebagai partenokarpi, sehingga buah yang
dihasilkan tanpa biji.
Berdasarkan laju respirasinya buah dibagi menjadi buah klimakterik
dan non klimakterika. Buah klimaterik adalah buah yang setelah dipanen
dapat menjadi matang. Buah klimaterik adalah buah yang memiliki
kenaikan laju respirasi ke tingkat yang paling tinggi sebelum pemasakan.
Buah non klimaterik adalah buah yang setelah dipanen tidak akan
mengalami proses pematangan tetapi langsung ke arah pembusukan. Buah
non klimaterik adalah buah yang tidak mengalami kenaikan atau
perubahan laju respirasi. Berdasarkan hasil praktikum yang telah
dilakukan adalah buah pisang (Musa paradica), buah naga (Hylocereu
polyrhizus), buah jeruk (Citrus sinensis) dan buah apel (Malus domestica)
termasuk buah klimaterik karena buah yang memiliki kenaikan laju
respirasi ke tingkat yang paling tinggi sebelum pemasakan. Buah
klimaterik akan mengalami proses pematangan setelah panen sehingga
buah menjadi lebih manis dan tekstur menjadi lebih lunak.
Klasifikasi buah menurut letak tumbuhnya berdasarkan iklim tempat
tumbuhnya buah tropis, buah-buahan dari tanaman yang tumbuh di iklim
panas atau tropis dengan suhu udara sekitar 25°C atau lebih. Contohnya
pisang, pepaya, nanas, mangga, rambutan, dan durian. Buah subtropis,
buah dari tanaman yang tumbuh di iklim sedang atau di daerah yang
mempunyai suhu udara maksimum 22°C. Contohnya apel, jeruk, stroberi,
anggur, dan sebagainya. Berdasarkan tempat tumbuhnya adalah buah
10

pisang (Musa paradica), buah naga (Hylocereu polyrhizus), buah jeruk


(Citrus sinensis) dan buah apel (Malus domestica) termasuk kedalam buah
tropis. Menurut Aglamaro (2019), tanaman buah tropika merupakan
tanaman yang mempunyai sifat dan dikelola sebagai tanaman
musiman/tahunan. Sebagai tanaman yang tumbuh di daerah tropis,
tanaman buah tropika memiliki keanekaragaman yang cukup besar dan
mudah dijumpai di daerah Indonesia.
3. Pengukuran Kadar Manis Buah
Pengukuran kadar manis pada buah dapat menggunakan alat ukur
manual yaitu refraktometer. Ada berbagai macam jenis refraktometer
tetapi untuk mengukur kadar gula digunakan alat bernama Refraktometer
brix. Alat ini digunakan untuk mengukur nilai Brix sampel yang memiliki
kandungan gula, seperti jus, sirup, buah, madu, dan lain-lain. Kadar manis
yang terhitung dalam buah merupakan kadar sukrosa. Menurut Ranny et
al. (2016), refraktometer merupakan sebuah alat ukur tingkat kadar gula
dari buah-buahan dengan satuan derajat Brix. Refraktometer menggunakan
prinsip pembiasan cahaya untuk menentukan jumlah zat terlarut dalam
larutan dengan melewatkan cahaya ke dalamnya.
Acara 2 Morfologi Buah dilakukan pengukuran kadar manis buah
jeruk, naga, pisang, dan apel. Langkah pertama yang dilakukan dalam
pengukuran kadar manis pada buah dengan mengambil bagian ujung,
tengah, dan pangkal buah. Setelah itu, menghaluskan daging buah yang
akan akan diukur kadar manisnya sampai menghasilkan sari buah. Hal
yang selanjutnya dilakukan adalah membersihkan bagian prisma biru pada
refraktomer brix mengggunakan tisu yang bersih. Penutup kaca prisma
dibuka lalu di atasnya diletakkan satu atau dua tetes sari buah yang akan
diukur secara bergantian. Langkah terakhir adalah mengamati
refraktometer di bawah cahaya matahari yang cukup untuk menentukan
skala brix. Pengukuran kadar manis pada buah jeruk, buah naga, buah
pisang dan buah apel diperoleh hasil 9%, 19%, 23%, dan 18%. Semakin
besar nilai derajat Brix dalam persen (%) yang terbaca pada refraktometer
11

maka semakin manis juga buah tersebut. Hal ini diperkuat oleh pendapat
Misto et al. (2016), bahwa semakin besar nilai derajad Brixnya maka akan
semakin manis buah yang diamati, begitu pula sebaliknya.
E. Kesimpulan dan Saran
1. Kesimpulan
Kesimpulan dalam Praktikum Budidaya Tanaman Buah Acara 2
Morfologi Buah adalah sebagai berikut:
a. Buah pisang (Musa paradica), buah naga (Hylocereu polyrhizus),
buah jeruk (Citrus sinensis) dan buah apel (Malus domestica).
termasuk kedalam klasifikasi simple fruit dan termasuk buah sejati
karena buah terbentuk dari satu bunga yang memiliki banyak bakal
buah, tiap-tiap bakal buah tumbuh menjadi buah tersendiri, lepas-
lepas, tetapi akhirnya menjadi kumpulan buah yang tampak seperti
satu buah.
b. Buah pisang (Musa paradica) umumnya tidak berbiji dan bersifat
triploid. Buah naga (Hylocereu polyrhizus) memiliki buah dengan
kulit berwarna merah dan daging berwarna merah keunguan. Buah
jeruk (Citrus sinensis) merupakan buah yang berbentuk bulat, oval,
atau lonjong sedikit memanjang. Buah apel (Malus domestica)
mempunyai ukurannya berkisar antara diameter 5 cm sampai 9 cm.
Pisang termasuk buah klimaterik, sedangkan buah naga, apel, dan
jeruk termasuk buah non klimaterik.
c. Cara kerja refraktometer brix yang pertama yaitu mengambil bagian
ujung, tengah, dan pangkal daging buah. Kedua menghaluskan daging
buah yang akan digunakan. Selanjutnya membersihkan bagian prisma
biru menggunakan tisu yang bersih. Meletakkan daging buah yang
akan diukur secara bergantian, kemudian mengamati refraktometer di
bawah cahaya matahari yang cukup, untuk menentukan skala brix.
12

2. Saran
Saran untuk Praktikum Budidaya Tanaman Buah Acara 2 Morfologi
Buah adalah pelaksanan praktikum hendaknya dilakukan dengan cermat
dan teliti pada saat mengamati bentuk dan bagian- bagian pada buah serta
dapat membedakan buah berdasarkan klasifikasi botaninya. Selain itu,
pada saat pengukuran kadar manis buah dengan refraktometer diperlukan
cahaya matahari yang cukup untuk menentukan skala brix.
DAFTAR PUSTAKA
Adelina, S. O., E. Adelina dan Hasriyanty. 2017. Identifikasi Morfologi dan
Anatomi Jeruk Lokal (Citrus sp) di Desa Lempe Kecamatan Lore Tengah
Kabupaten Poso. J. Agrotekbis. Vol 5 (1): 58-61.
Adlini, N.M., Umaroh, K.H.2020. Karakterisasi Tanaman Jeruk (Citrus Sp.) Di
Kecamatan Nibung Hangus Kabupaten Batu Bara Sumatera Utara. Jurnal
Klorofil.4(1): 37-48.
Amalaro, A.M., Kustiyo, A., Akbar, R.A.2019. Identifikasi Tanaman Buah
Tropika Berdasarkan Tekstur Permukaan Daun Menggunakan Jaringan
Syaraf Tiruan. Jurnal Agri Informatika .2(2): 73-82.
Ardini et al. 2020. Potensi Pengembangan Agroforestri Berbasis Tumbuhan Buah
Lokal. Jurnal Ilmiah Pertanian. Vol 17(1): 27-34.
Fauzia et al. 2021. Keanekaragaman Jenis Mangifera Di Bantaran Sungai Desa
Beringin Kencana Kecamatan Tabunganen Kalimantan Selatan. Oryza Jurnal
Pendidikan Biologi. Vol 10(2): 26-34.
Hadiyanti, N., Supriyadi dan Pardono. 2018. Keragaman Beberapa Tumbuhan
Ciplukan (Physalis spp.) di Lereng Gunung Kelud Jawa Timur. J. Ilmu-Ilmu
Hayati. Vol 17 (2): 135-138.
Handiyani, N., Supriyadi., Pardono.2018. Keragaman Beberapa Tumbuhan
Ciplukan (Physalis spp.) di Lereng Gunung Kelud, Jawa Timur. Jurnal Ilmu
Hayati.17(20) : 135-146.
Lastriyanto, A dan A.I. Aulia. 2021. Analisa Kualitas Madu Singkong (Gula
Pereduksi, Kadar Air, dan Total Padatan Terlarut) Pasca Proses Pengolahan
dengan Vacuum Cooling. J. Ilmu Produksi dan Teknologi Hasil Peternakan.
Vol 9 (2) 110-113.
Lestari, Fitri. 2021. Perubahan Sifat Fisik Dan Kadar Sukrosa Selama Proses
Pematangan Buah Pisang Kepok (Musa Paradisiaca Var. Formantipyca) Dan
Buah Pepaya (Carica Papaya Var. California). Skripsi. Program Sarjana. UIN
Raden Intan. Lampung.
Misto et al. 2016. Isitem Pengukuran Kadar Gula dalam Cairan menggunakan
Sensor Fotodiode Terkomputerisasi. J. Ilmu Dasar. Vol 17 (1): 13-18.
Novestiana, T. R dan E. Hidayanto, 2015. Penentuan Indeks Bias dari Konsentrasi
Sukrosa pada Beberapa Sari Buah Menggunakan Portable Brixmeter. J.
Youngster Physic. Vol 4 (2): 173-176.
Rannyet al. 2016. Metode Pencocokan Bunyi Ketuk Buah dengan Kadar
Kemanisan Menggunakan k- Nearest Neighbour. J. Ultimatics. Vol 8 (2):
119-125.
Rezaldi, F., Qonit, M.A.H., Mubarok, S., Kusmiyati. 2019. Pemanfaatan
Fenomena Pembentukan Buah Partenokarpi dalam Perspektif Pertanian
Indonesia. Jurnal Kultivasi.18(2): 859-867.
Sanjaya, H., A. S. Supriyanto dan G. A. Pauzi. 2017. Perancangan Alat Ukur
Kadar Gula pada Produk Pangan Menggunakan Sensor Kapasitor Keping
Sejajar Berbasis Mikrokontroler ATMega8535. J. Teori dan Aplikasi Fisika.
Vol 5 (1): 83-86.
LAMPIRAN
Alat dan Bahan Mengambil bagian ujung, tengah, dan
pangkal buah

Menghaluskan daging buah sampai Meletakkan satu atau dua tetes sari
menghasilkan sari buah buah yang akan diukur ke prisma biru

Pengukuran kadar manis buah jeruk Pengukuran kadar manis buah apel
didapatkan hasil 9% didapatkan hasil 18%
Pengukuran kadar manis buah pisang Pengukuran kadar manis buah naga
didapatkan hasil 23% didapatkan hasil 19%

Anda mungkin juga menyukai