Anda di halaman 1dari 16

Laporan Praktikum Silvika Medan, Februari 2022

PENGUNDUHAN BUAH DAN PENGENALAN BAGIAN- BAGIAN


BIJI

Dosen Penanggung Jawab:


Dr.Delvian, SP., MP.

Disusun Oleh:
Irene Issabella Maharani Panjaitan (211201188)
Kelompok 3
HUT 2D

PROGRAM STUDI KEHUTANAN


FAKULTAS KEHUTANAN
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2022
KATA PENGANTAR

Pertama-tama, puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Tuhan Yang


Maha Esa, karena atas izin serta pertolongan-Nya penulis dapat menyelesaikan
Laporan Praktikum Silvika dengan judul “Pengunduhan Buah dan Pengenalan
Bagian-Bagian Biji” ini, agar dapat memenuhi tugas dan menjadi syarat bagi penulis
untuk memasuki judul praktikum silvika selanjutnya.
Kedua, penulis ucapkan terima kasih kepada Bapak Dr. Delvian, SP., MP.
selaku dosen penanggung jawab di praktikum silvika ini. Kemudian penulis juga
mengucapkan terima kasih kepada kakak/abang asisten yang telah membantu
menyampaikan materi praktikum dengan baik sehingga dapat menjadi bekal bagi para
mahasiswa untuk melaksanakan dan menyelesaikan laporan praktikumnya.
Tentunya laporan ini tidak luput dari kekurangan, maka dari itu penulis
membuka hati selebar-lebarnya untuk menerima kritik dan saran yang membangun.
Semoga laporan ini juga bisa bermanfaat bagi para pembaca.

Medan, Februari 20222

Penulis

i
DAFTAR ISI

Halaman
KATA PENGANTAR............................................................................................ii
DAFTAR ISI.........................................................................................................iii
PENDAHULUAN
Latar Belakang..................................................................................................1
Tujuan...............................................................................................................2
TINJAUAN PUSTAKA.........................................................................................3
METODE PRAKTIKUM
Waktu dan Tempat............................................................................................6
Alat dan Bahan..................................................................................................6
Prosedur Praktikum...........................................................................................6
HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil..................................................................................................................8
Pembahasan.......................................................................................................9
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan............................................................................................................10
Saran.......................................................................................................................10
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

i
PENDAHULUAN

Latar Belakang
Hutan merupakan habitat bermacam spesies tumbuhan spesies hewan dan
beberapa kelompok akibat manusia yang berinteraksi satu sama lain sekaligus dengan
lingkungan sekitarnya. Keberadaan hutan dalam kehidupan manusia memiliki peran
yang sangat penting dan tidak dapat dipisahkan. Silvika (Silvics) adalah ilmu yang
mempelajari tentang sejarah hidup dan ciri-ciri umum pohon-pohon hutan dan
tegakan dengan penekanan pada faktor-faktor lingkungan tempat tumbuhnya. Kunci
dari definisi ini adalah sejarah hidup masing-masing jenis pohon, bagaimana pohon
tumbuh dan bagaimana pohon bereaksi terhadap lingkungan tempat tumbuhnya serta
bagaimana faktor lingkungan (faktor iklim, tanah, fisiografis, dan biotis) berpengaruh
terhadap aktivitas fisiologis dalam pertumbuhan pohon. (Paembonan, 2020).

Biji adalah suatu tanaman mini (embrio) yang masih dalam keadaan
perkembangan yang terkekang. Biji memiliki tiga bagian dasar yaitu embrio jaringan
penyimpanan makanan, dan pelindung biji. Sedangkan benih adalah biji tanaman
yang dipergunakan untuk keperluan dan pengembangan usahatani, yang memiliki
fungsi agronomis. Dalam pengenalan biji buah terkadang sulit untuk membedakan
jenis buah berdasarkan bijinya, karena ada beberapa buah yang warna dan bentuk
bijinya mirip. Sehingga, untuk menghindari terjadinya kesalahan dalam menentukan
jenis buah lakukanlah identifikasi (Dessy Aina Sari, 2020). Pengidentifikasian
merupakan tahap dalam perkembangan sistem identifikasi dengan pengolahan dan
deteksi citra. Pengolahan citra merupakan proses pengolahan dan analisis citra yang
banyak melibatkan persepsivisual. Proses ini mempunyai ciri data masukan dan
informasi keluaran yang berbentuk citra. Ekstraksi fitur adalah proses pengindeksan
suatu database berupa citra (image) dengan isinya. (Luthfi Alwi, 2019).

Terdapat jenis benih yang cukup lama dan sulit berkecambah, salah satunya
adalah benih Saga pohon (Adenanthera pavonina). Saga pohon merupakan tanaman
tahunan yang banyak tumbuh diberbagai negara tropis. Tanaman kehutanan ini
dalam perkembangannya banyak dimanfaatkan untuk berbagai keperluan,
diantaranya: bijinya digunakan sebagai mainan, kerajinan tangan, serta untuk
menimbang emas (empat butir biji setara dengan satu gram emas), kulit kayunya
mengandung saponin yang digunakan untuk mencuci rambut dan pakaian, kayunya
digunakan sebagai bahan bakar, bahan dasar pembuatan jembatan, konstruksi rumah
dan furnitur. Begitu banyaknya manfaat dari saga pohon ini, maka banyak pihak yang
tertarik untuk membudidayakannya melalui perbanyakan secara generatif dengan
menggunakan benih. (Heny Agustin, 2017).

Benih saga memiliki presentase dormansi benih yang cukup tinggi. Dormansi
benih terjadi karena sifat impermeabel (kedap air dan udara) kulit benih.
Impermeabilitas benih saga disebabkan oleh kulit benih yang keras dan dilapisi oleh
lapisan lilin sehingga kulit benih kedap terhadap air dan gas. Kondisi seperti itu
sangat mengganggu dalam proses penhyediaan bibit secara massal untuk penanaman
dan juga dalam kegiatan pengujian benih. Karena itu, diperlukan perlakuan terhadap
benih sebelum pengecambahan yang bertujuan untuk mematahkan dormansi benih
tersebut. Cara yang dapat digunakan untuk mematahkan dormansi benih saga adalah
skarifikasi. Skarifikasi merupakan salah satu upaya pretreatment (perlakuan awal)
pada benih yang ditujukan untuk mematahkan dormansi dan mempercepat terjadinya
perkecambahan benih yang seragam. (Rosdiana, 2020)

Tujuan

Tujuan dari praktikum silvika yang berjudul “Pengunduhan dan Pengenalan


Bagian-Bagian Biji” ini adalah untuk memahami teknik-teknik pengunduhan buah
dan juga ekstraksi benih dan dapat mengenal bagian-bagian biji, fungsi dan
bagaimana proses berkecambah suatu biji.
TINJAUAN PUSTAKA

Saga (Adenanthera pavonina) adalah pohon yang buahnya menyerupai


petai (tipe polong) dengan bijinya kecil berwarna merah. Saga umumnya dipakai
sebagai pohon peneduh di jalan-jalan besar. Pohon saga merupakan tanaman
serbaguna, semua bagian tanaman bermanfaat mulai dari biji, kayu, kulit batang dan
daunnya. Pohon saga mampu memproduksi biji kaya protein serta tidak
memerlukan lahan khusus untuk penanaman karena bisa tumbuh di lahan kritis,
tidak perlu dipupuk atau perawatan intensif. Benih saga termasuk benih yang
cukup lama dan sulit berkecambah. Tanaman saga memiliki persentase
benih dorman cukup tinggi. Dormansi benih terjadi karena sifat impermeabel
kulit benih. (Tampubolon, 2016).

Saga pohon merupakan tanaman leguminosa yang memiliki manfaat


multiguna mulai dari biji, kayu, kulit, dan daunnya. Tanaman saga pohon sudah
banyak digunakan sebagai hijauan pakan ternak sapi madura. Tanaman saga mampu
memproduksi biji kaya protein. Biji saga pohon mempunyai kandungan nutrisi
protein 48,2%; lemak 22,6%; karbohidrat 10%; serta air 9,1%. Pemberian tanaman
obat seperti saga dalam pakan sapi perah dapat meningkatkan produksi susu sebesar
12.88%. Penambahan biji saga yang dikukus sampai taraf 8% dalam konsentrat tidak
mengganggu metabolisme rumen in vitro dengan kadar N-NH3 dan VFA berada
dalam kisaran normal, mempertahankan populasi bakteri rumen dan menurunkan
populasi protozoa sampai 5% (Cindy Yurike Aprilia, 2020).

Biji saga dapat dikonsumsi manusia, dibeberapa daerah di Indonesia biji saga
sudah biasa dimanfaatkan untuk bahan makanan. Beberapa asam amino yang terdapat
dalam biji saga adalah isoleusin, leusin, lisin, metionin, sistein, fenilalanin,
tirosin, treonin dan valin. Penggunaan biji saga sebagai sumber protein sangat
berpotensi untuk meningkatkan nilai gizi dan kualitas dalam suatu makanan
karena kadar protein terlarut yang dimiliki tepung biji saga cukup tinggi.
Kandungan protein yang terdapat pada biji saga yang dijadikan tepung tersebut
juga lebih besar bila dibandingkan dengan tepung kedelai dan beberapa tanaman
komersil lainnya (Ramadhan, 2015).

Di kulit biji saga yang berwarna merah terdapat kandungan saponin. Saponin
adalah jenis glikosida yang banyak ditemukan dalam tumbuhan. Sumber utama
saponin adalah biji-bijian seperti biji saga dan kedelai. Hasil panen biji saga biasanya
dijual kering dan belum ada ragam olahan biji saga lainnya selain saga sangrai atau
digunakan sebagai bahan untuk membuat kerajinan tangan seperti kalung dan gelang.
akan tetapi seiring perkembangan waktu kini sudah mulai muncul berbagai produk
olahan biji saga seperti tempe biji saga, kecap biji saga, dan susu biji saga.
Kandungan protein yang terdapat dalam biji saga yang cukup tinggi hampir sama
dengan kedelai sehingga dapat dimanfaatkan untuk alternatif bahan dasar dalam
pembuatan tahu (Diniyani, 2013).

Saga merupakan tanaman yang mempunyai berbagai aktivitas farmakologi


seperti untuk pengobatan sakit kepala, keracunan bisa ular, konjungtifits, batuk, diare,
gastritis, ginggifitis dan antififertilitas. Dalam pengobatan Ayurveda biji saga
dimanfaatkan sebagai obat infeksi mata dan kontrasepsi yang potensial. Biji saga oleh
masyarakat Indonesia banyak dikonsumsi sebagai camilan ringan namun masih
sedikit yang mengetahui potensinya sebagai antifertilitas. Senyawa yang terkandung
dalam biji saga antara lain alkaloid, steroid, lektin (abrin), flavonoid dan antosianin.
Salah satu senyawa alkaloid yang terdapat dalam biji saga adalah abrin. Mekanisme
antifertilitas lain yang mungkin disebabkan biji saga adalah oleh kandungan steroid di
dalamnya (Siti Muslichah, 2014).

Penilaian terhadap kandungan protein menunjukkan kualitas yang baik,


dengan asam amino esensial relatif lengkap dan menun jukkan konsentrasi tinggi
(Oey 1981, Adimunca, 1988). Biji memiliki komposisi asam lemak tidak jenuh
(82,24 %) yang lebih tinggi dari asam lemak jenuh (17,76 %) (Lembaga Kimia
Nasional, 1983) sehingga berpotensi sebagai sumber energi terbarukan. Timnas
Pengembangan BBN (2008) menyatakan bahwa saga memiliki potensi yang cukup
menjanjikan sebagai diantaranya karena daging biji yang mengandung 14 28 %
minyak lemak yang tergolong Non Pangan. Se lain berpotensi sebagai minyak dari
biji sangat baik untuk mengobati penya kit dalam, kudis, luka-luka, pembuatan lilin,
in dustri batik, dan bahan membuat sabun (Kurniawati Purwaka Putri, 2013).

Benih saga termasuk kelompok benih ortodok. Benih ini tahan disimpan
sampai 8 bulan, namun apabila terlalu lama disimpan maka benih akan menjadi tidak
permeabel, viabilitas menurun, dan bahkan tidak mampu berkecambah.
Impermeabilitas benih saga disebabkan oleh kulit benih yang keras dan dilapisi oleh
lapisan lilin, sehingga kulit benih kedap terhadap air dan gas (impermeabel).
Impermeabilitas benih saga disebabkan oleh kulit benih yang keras dan dilapisi oleh
lapisan lilin sehingga kulit benih kedap terhadap air dan gas. Skarifikasi
bertujuan untuk mengubah kondisi benih yang impermeabel menjadi permeabel.
Skarifikasi fisik dapat dilakukan dengan penusukan, pembakaran, pemecahan,
pengikiran, dan penggoresan dengan pisau, jarum, pemotong kuku, kertas,amplas,
dan alat lainnya. Selain dengan skarifikasi fisik pematahan dormansi benih dapat
dilakukan dengan skarifikasi kimia, yakni skarifikasi dengan perendaman ke dalam
larutan kimia seperti merendam benih ke dalam asam sulfat dan hidrogen peroksida.
Skarifikasi fisik dinilai lebih baik untuk mematahkan dormasi fisik pada benih saga
(Neneng Laila Romdyah, 2017).
Benih yang mengalami dormansi terutama dormansi fisik berupa kulit biji
yang keras seperti saga tersebut dapat dipatahkan masa dormansinya agar benih
tersebut mampu berkecambah. Perlakuan yang dapat diberikan untuk mematahkan
dormansi suatu benih diantaranya bisa dengan menggunakan cara mekanis,
menggunakan bahan kimia seperti H2SO4 dan perlakuan perendaman dengan air
panas. Widya (2013) menyatakan perkecambahan biji tidak hanya ditentukan pada
kemampuannya dalam menyerap air, tetapi juga kondisi selama imbibisi. Kelebihan
air menyebabkan perkecambahan yang tidak baik dan juga bisa mendorong
perkembangan dari mikroorganisme di sekitar kulit biji dan yang akan bersaing
dengan embrio dalam mendapatkan oksigen (Annisa, 2016)
METODE PRAKTIKUM

Waktu dan Tempat

Praktikum Silvika yang berjudul “Pengunduhan Buah dan Pengenalan


Bagian Biji” dilaksanakan pada hari Rabu, 23 Februari 2022 pada pukul 10.00
WIB sampai dengan selesai. Praktikum ini dilaksanakan secara daring melalui
aplikasi meeting online Zoom.

Alat dan Bahan

Alat yang digunakan pada praktikum ini adalah Pinset, Tongkat Kecil,
Penggaris dan Pisau. Bahan yang digunakan pada praktikum ini adalah Buah dari
famili Fabaceae (buah polong) atau buah berdaging dari suku Verbenaceae,
Kantong Plastik, Air, Buku Panduan, Penghapus, Pensil Berwarna, Sarung Tangan
dan Kertas A4/Buku Gambar A4.

Prosedur Praktikum
a. Buah berdaging
1. Dicarilah buah yang berdaging seperti Gmelina arborea (suku
Verbenaceae)

2. Direndamlah dalam air beberapa hari

3. Dikupaslah daging buah dengan menggunakan pisau ataupun alat lain

4. Diersihkanlah biji-biji tersebut dari daging dan selaput yang lain.

5. Digambarlah biji yang masih utuh, sebutkan warna dan ukurannya


(panjang, lebar, diameter serta tebalnya).
6. Dibelahlah biji secara membujur sehingga mengenai bagian tengah
embrio kemudian digambar dan disebutkan juga bagian-bagiannya,
warnanya, serta perbedaan yang nampak antara biji yang sudah
direndam dan yang masih segar.
b. Buah Fabaceae

1. Diarilah buah dari famili Fabaceae (Acacia mangium atau


Paraserianthes falcataria).
2. Dijemurlah buah-buah tersebut pada terik sinar matahari.

3. Setelah kulitnya kering, dipukul dengan tongkat kayu bulat kecil


sampai bijinya keluar.
4. Dipilihlah biji-biji tersebut.

5. Digambarlah biji yang masih utuh, sebutkan warna dan ukurannya


(panjang, lebar, serta tebalnya).

Contoh Tabel

Kelompok Nama Sample Jumlah Diameter

Total
HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil
Pembahasan
KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

Saran
DAFTAR PUSTAKA

Annisa, M. M. (2016). RESPON DAYA KECAMBAH BIJI SAGA (Adenanthera pavonina L.)
AKIBAT LAMA WAKTU PERENDAMAN DENGAN AIR . Jom Faperta.

Cindy Yurike Aprilia, L. A. (2020). PENGARUH PERLAKUAN SKARIFIKASI TERHADAP DAYA


KECAMBAH TANAMAN SAGA POHON (Adenanthera pavoninaL.). Jurnal Riset dan
InovasiPeternakan, 27-34.

Dessy Aina Sari, N. A. (2020). Identifikasi Jenis Buah Berdasarkan Biji Dengan Menerapkan
Metode Viola Jones. KOMIK (Konferensi Nasional Teknologi Informasi dan
Komputer), 128-132.

Dewi, U. I. (n.d.). STRUKTUR BENIH DAN TIPE PERKECAMBAHAN. Malang.

Diniyani, N. D. (2013). PENGARUH PENGGUNAAN SARI JERUK NIPIS (CITRUS AURANTIFOLIA)


SEBAGAI KOAGULAN DALAM PEMBUATAN TAHU BIJI SAGA (ADENANTHERA
PAVONINA LINN). Food Science and Culinary Education Journal, 24-31.

Heny Agustin, Y. P. (2017). PENGEMBANGAN METODE PENETAPAN KADAR AIR BENIH SAGA
POHON (Adenanthera pavoninaL) DENGAN METODE OVEN SUHU RENDAH DAN
TINGGI. Agrin, 17-25.

Heny Agustin, Y. P. (2017). PENGEMBANGAN METODE PENETAPAN KADAR AIR BENIH SAGA
POHON (Adenanthera pavoninaL) DENGAN METODE OVENSUHU RENDAH DAN
TINGGI. Agrin, 17-25.

Kurniawati Purwaka Putri, A. A. (2013). PERKEMBANGAN BUNGA, BUAH DAN


KEBERHASILAN REPRODUKSI JENIS SAGA ( Adenanthera pavonina L.). Jurnal
Penelitian Hutan Tanaman, 147-154.

Luthfi Alwi, A. T. (2019). Identifikasi Biji-bijian Berdasarkan Ekstraksi Fitur Warna, Bentuk,
dan Tekstur Menggunakan Random Forest. Journal of Inteligent System and
Computation, 92-98.

Neneng Laila Romdyah, I. D. (2017). SKARIFIKASI DENGAN PERENDAMAN AIR PANAS DAN
AIR KELAPA MUDA TERHADAP PERKECAMBAHAN BENIH SAGA (Adenanthera
pavonina L.). Jurnal Sylva Lestari, 58—65.

Paembonan, S. A. (2020). SILVIKA EKOFISIOLOGI DAN PERTUMBUHAN POHON. Makassar:


Fakultas Kehutanan Universitas Hasanuddin.

Ramadhan, M. e. (2015). PEMANFAATAN PATI SAGU DAN TEPUNG BIJI SAGA DALAM
PEMBUATAN MI INSTAN. Jurnal Online Mahasiswa Fakultas Pertanian Universitas
Riau, 1-15.

Rosdiana, Z. H. (2020). PENGARUH BERBAGAI JENIS SKARIFIKASI TERHADAP


PERKECAMBAHAN . Jurnal Warta Rimba, 130-135.

Siti Muslichah, W. D. (2014). POTENSI BIJI SAGA (Abrus precatorius) SEBAGAI KONTRASEPSI
PRIA . PHARMACY, 166-180.

Tampubolon, A. (2016). Perendaman Benih Saga (Adenanthera Pavonina L.) dengan


Berbagai Konsentrasi Air Kelapa untuk Meningkatkan Kualitas Kecambah. Jurnal
Online Mahasiswa Fakultas Pertanian Universitas Riau, 1-6.

Anda mungkin juga menyukai