Anda di halaman 1dari 17

i

Laporan Praktikum Silvika Medan, 28 Februari 2024

PENGUNDUHAN DAN PENGENALAN BAGIAN BAGIAN BIJI

Dosen Penaggungjawab:
Dr. Kansih Sri Hartini S.Hut, M.Si

Disusun oleh :
Dian Mawaddha
23201078
Kelompok 5 / Hut 2D

PROGRAM STUDI KEHUTANAN


FAKULTAS KEHUTANAN
UNIVERSITASSUMATERA UTARA
MEDAN
2024

i
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena
berkat rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat membuat Laporan
Praktikum Silvika yang berjudul “Pengunduhan dan pengenalan bagian-bagian
biji” yang dimaksudkan untuk memenuhi tugas Praktikum Silvika pada program
studi Kehutanan, Fakultas Kehutanan, Universitas Sumatra Utara.
Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada Dr. Kansih
Sri Hartini S.Hut, M.Si. selaku dosen penanggungjawab Praktikum Silvika. Penulis
juga mengucapkan terima kasih kepada asisten Praktikum Silvika yang telah
memberikan bimbingan dan arahan selama penulis mengikuti kegiatan praktikum
ini sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan ini.
Akhir kata penulis mengucapkan terimakasih yang sebesar besarnya kepada
semua orang yang membantu dalam menyelesaikan laporan ini, penulis menyadari
bahwa laporan ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu saran dan kritik dari
berbagai pihak dalam untuk memperbaiki laporan akan sangat penulis hargai.
Semoga tulisan ini bermanfaat bagi siapapun yang membacanya.

Medan, Februari 2024

Dian Mawaddha

i
DAFTAR ISI
Halaman

KATA PENGANTAR ........................................................................ i


DAFTAR ISI .......................................................................................ii
DAFTAR TABEL ............................................................................... iii

PENDAHULUAN
Latar Belakang ....................................................................................................... 1
Tujuan .................................................................................................................... 2

TINJAUAN PUSTAKA ...................................................................... 3

METODE PRAKTIKUM
Waktu dan Tempat ................................................................................................. 7
Bahan dan Alat ....................................................................................................... 7
Prosedur Praktikum ................................................................................................ 7

HASIL DAN PEMBAHASAN


Hasil .........................................................................................................................9
Pembahasan ............................................................................................................. 9

KESIMPULAN DAN SARAN


Kesimpulan ............................................................................................................11
Saran .......................................................................................................................11

DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

ii
iii

DAFTAR TABEL

No Teks Halaman
1. Pengunduhan Buah dan Pengenalan Bagian-bagian Biji ...........................8
iii
1

PENDAHULUAN

Latar belakang

Benih adalah biji tanaman yang digunakan untuk keperluan dan


pengembangan usaha tani, memiliki fungsi agronomis atau merupakan komponen
agronomi. Benih bermutu adalah benih yang telah dinyatakan sebagai benih yang
berkualitas tinggi dengan daya tumbuh >90%. Undang-Undang No. 12 Tahun 1992
(UU No.12/92) tentang Sistem Budidaya Tanaman menjabarkan bahwa benih
tanaman dan selanjutnya disebut benih adalah bagian dari tanaman yang digunakan
untuk mengembangbiakkan tanaman. Dijelaskan pula bahwa benih bermutu adalah
benih yang varietasnya benar dan murni, mempunyai mutu genetis, fisiologis, dan
fisik yang tinggi sesuai dengan standar mutu kelasnya (Rahmiana et al., 2015).
Benih bermutu tinggi hanya dapat diperoleh dari sumber benih yang
dibangun dari individu-individu terbaik. Diharapkan dengan penggunaan benih
yang bermutu, produktivitas tanaman akan meningkat. Sumber benih tanaman
hutan hingga saat ini masih terbatas, sehingga masih dibutuhkan sumber benih -
sumber benih baru untuk dapat mencukupi kebutuhan benih bagi pembangunan
hutan tanaman. Sumber benih merupakan tegakan di dalam kawasan hutan atau di
luar kawasan hutan yang dikelola guna memproduksi benih berkualitas untuk
digunakan dalam pembangunan hutan tanaman. Setiap sumber benih seringkali
mempunyai potensi genetik yang berbeda yang akan berpengaruh kepada
keberhasilan maupun kualitas tegakan yang akan dihasilkan. Kemampuan suatu
sumber benih untuk menghasilkan benih dalam jumlah dan kualitas yang baik
dipengaruhi oleh berbagai faktor antara lain : umur pohon, ukuran pohon, tajuk,
faktor genetik, iklim, tingkat kesuburan tanah, kerapatan tegakan, hama dan
penyakit, kemasakan buah dan proses penanganan mulai dari pengunduhan di
lapangan sampai penyimpanan dan penyaluran (Bramasto et al., 2017).
Indonesia merupakan salah satu negara dengan tingkat keanekaragaman
hayati yang tinggi. Keanekaragaman hayati di Indonesia antara lain disebabkan
beragamnya ekosistem. Salah satu ekosistem yang ada di Indonesia adalah
ekosistem hutan pegunungan Produksi buah suatu jenis erat kaitannya dengan
masa pembuahan. Periode pembuahan yang relatif pendek cenderung
menghasilkan produksi buah dan biji yang lebih berlimpah daripada jenis dengan
periode pembuahan yang lebih relatif panjang (Putri et al., 2015).

Tujuan
Untuk memahami teknik-teknik pengunduhan buah dan ekstraksi benihh
agar dapat mengetahui cara pengunduhan buah dan mengenal bagian-bagian
biji,asal terbentuknya, fungsinya dan bagaimana nanti proses perkecambahannya.
3

TINJAUAN PUSTAKA

Gmelinaa arborea termasuk jenis kayu yang diprioritaskan untuk hutan


tanaman karena kayunya sesuai untuk bahan baku pulp, kertas dan kayu
pertukangan selain karena pertumbuhannya yang cepat. Kayu sengon memiliki
massa jenis sekitar 0.4 g/cm³. Dibandingkan jenis-jenis lain dengan massa jenis
yang sama, keawetan kayu ini lebih tinggi sehingga sengon banyak dipergunakan
sebagai bahan bangunan (Priadi et al., 2015).
Jati putih (Gmelina arborea) merupakan salah satu tanaman cepat tumbuh
(fast growing) yang banyak dibudidayakan di persemaian. Jati putih juga digunakan
sebagai tanaman industri: Hutan Tanaman Industri (HTI), dan Hak Pengusahaan
Hutan (HPH). Untuk menghasilkan tanaman unggul, diperlukan teknik
pemeliharaan tanaman berdasarkan kriteria mutu bibit. Kayu jati putih biasanya
digunakan sebagai bahan bangunan, bahan kertas, dan sebagai alternatif pengganti
kayu sengon (Arif et al., 2016).
A. mangium adalah salah satu tanaman yang dapat dijadikan sebagai
bahanutama pembuatan kertas. Potensi utama kayu akasia sebagai bahan baku pulp
sudah diakui secara luas oleh perindustrian kayu, akasia juga berpotensi sebagai
tanaman penghijau di perkotaan (Elfarisna dkk, 2016).

Tanaman karet (Hevea basilensis) berasal dari negara Brazil. Tanaman ini
merupakan sumber utama bahan tanaman karet alam dunia. Jauh sebelum tanaman
karet ini dibudidayakan, penduduk asli diberbagai tempat seperti : Amerika Serikat,
Asia dan Afrika Selatan menggunakan pohon lain yang juga menghasilkan getah.
Getah yang mirip lateks juga dapat diperoleh dari tanaman Castillaelastica (family
moraceae). Sekarang tanaman tersebut kurang dimanfaat lagi getahnya karena
tanaman karet telah dikenal secara luas dan banyak dibudidayakan. Sebagai
penghasil lateks tanaman karet dapat dikatakan satu- satunya tanaman yang
dikebunkan secara besar-besaran (Budiman, 2015).
Rendahnya produksi benih yang disebabkan oleh kendala biologis, antara lain
adalah lemahnya inisiasi bunga, pembungaan yang tidak serempak, gugurnya
bunga, gugurnya bakal biji, gugurnya embrio, dan kegagalan benih untuk
berkembang menjadi masak atau ketidakmampuan pengunduh untuk menentukan
saat buah masak. Upaya untuk memecahkan permasalahan ini dapat dilakukan
dengan berbagai cara yang semuanya harus dimulai dengan pemahan tentang
biologi reproduksinya. Benih ini pada umumnya juga lebih tahan untuk disimpan.
Sebaliknya, keterlambatan mengunduh juga dapat berakibat buruk pada benih
(Rustam et al., 2014).
Suhu penyimpanan berpengaruh terhadap kualitas benih. Viabilitas benih
setelah mengalami penyimpanan dipengaruhi oleh kadar air benih sebelum
disimpan, suhu dan kelembaban nisbi ruangan selama penyimpanan. Suhu
penyimpanan yang rendah maka laju respirasinya rendah sehingga periode simpan
benih dapat dipertahankan lebih panjang. Suhu yang rendah menyebabkan
respirasi berjalan lambat dibanding suhu yang tinggi sehingga kadar air benih
terjaga. Suhu 4 - 9 ºC pada kulkas dapat meyebabkan benih mengalami pengerasan
kulit yang menyebabkan dormansi benih menjadi lebih lama sehingga waktu
pematahan after ripening menjadi lebih lama (Taghfir et al., 2018).
Keberadaan tumbuhan berbiji di bumi ini kurang lebih 170.000 jenis
tumbuhan; tumbuhan berbiji merupakan tumbuhan yang bersifat dominan di dumi
kita. Tumbuhan biji adalah jenis tumbuhan yang paling sempurna baik alat tubuh
ataupun alat perkembangbiakan. Tumbuhan biji memiliki alat tubuh yang lengkap
yang terdiri dari akar, batang, daun, alatperkembanganbiakannya berupa bunga dan
biji. Biji merupakan perkembangan lanjut dari bakal biji yang telah dibuahi dan
berfungsi sebagai alat perkembangbiakan. Secara orgonomis biji merupakan hasil
bududaya yang digunakan sebagai bahan komsumsi manusia dan juga digunakan
sebagai pekan ternak. Struktur biji yg terdiri atas plumula, hipokotil,radikula,
kotiledon, dan embrio (Riska et al., 2020).
Dalam menetapkan lahan untuk membuat hutan jati putih, perlu diperhatikan
lahan sudah sesuai dengan syarat tumbuh jati putih, juga sifat pertumbuhan
tanaman mudanya yang intoleran, maka semua pepohonan harus ditebang agar
cahaya matahari dapat optimal diterima tanaman muda. Dengan demikian semua
jenis gulma dan vegetasi yang akan menggangu pertumbuhan jati putih harus
dibersihkan. Pembersihan lapangan dapat dilakukan dengan serangkaian pekerjaan
yang terdiri atas:penebasan, penebangan, dan perapihan (Kosasih et al., 2017).
Dalam pengembangan hutan tanaman, program pemuliaan merupakan salah satu
kunci keberhasilan yang dapat menghasilkan benih unggul sehingga akan
meningkatkan produktivitas tanaman hutan lebih tinggi dibandingkan dengan
menggunakan benih biasa. Benih hasil pemuliaan merupakan investasi yang
penting dan mahal sehingga perlu ditangani benar agar mutu benihnya, baik mutu
fisik, fisiologis, dan genetik tetap terjamin baik dan apa yang akan di hasilkan akan
sesuai dengan yang diinginkan dimana tingginya kualitas yang akan diperoleh dari
benih yang mutunya terjamin (Leksono, 2014).
7

METODE PRAKTIKUM

Waktu dan Tempat


Praktikum dilaksanakan pada hari Rabu, 28 Februari 2024 pukul 15.00
WIB – 16.40 WIB di dalam Laboratorium Budidaya Hutan 2 (Lab BDH 2),
Kampus II USU Kwala Bekala, Simalingkar B.
Alat dan Bahan
Alat yang digunakan pada praktikum ini antara lain pinset, pisau
( Cutter) penghapus, pensil warna, dan penggaris.
Bahan yang digunakan pada praktikum ini antara lain; Buku
pengamatan, Buah Jati Putih (Gmelina arborea), Biji Saga (Adenanthera
pavonina), Biji Lamtoro (Laucaena leucocephala), Biji karet (Havea
brositlensis), Biji Akasia (Acacia mangium).

Prosedur Praktikum
a. Pengunduhan buah
1. Dicari buah dengan famili fabaceae (laucaena leucophala atau Paraserianthes
fulcataria).
2. Dijemurlah buah tersebut pada terik sinar matahari.
3. Setelah kulitnya kering, dipukul dengan tongkat.
4. Dipilihlah biji- biji tersebut.
5. Digambarlah biji yang masih utuh, disebutkan warna dan ukurannya.
b. Pengenalan bagian biji
1. Carilah buah yang berdaging seperti jati putih (Gmelina arborea) dari suku
Verbenaceae.
2. Perlakuan pertama direndam di dalam air selama 24 jam dan perlakuan
kedua dijemur selama 4 jam di bawah matahari.
3. Dikupas daging buah dengan menggunakan pisau atau alat lain.
4. Dibersihkan biji-biji tersebut dari daging dan selaput yang lain.
5. Digambarlah biji yang masih utuh, disebutkan warna, ukuran dan nama
bagian-bagiannya
6. Dibelahlah biji secara membujur sehingga mengenai bagian tengah embrio
kemudian digambar dan disebutkan juga bagian-bagiannya, warnanya, serta
perbedaan yang nampak antara biji sudah direndam selama 24 jam dan yang
dijemur selama 4 jam di bawah sinar matahari.
9

HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil
Adapun hasil yang diperoleh dari Praktikum Sivika berjudul “Pengunduhan
Buah dan Pengenalan Bagian-Bagian Biji” adalah sebagai berikut:
Tabel 1. Pengunduhan Buah dan Pengenalan Bagian-Bagian Biji.
Kelompok Nama Sampel Nama Latin Jumlah Diameter
1. Jati Gmelina arborea 58 0,5
Saga Adenanthera pavonina 12 0,9
Lamtaro Leucaena leucocephala 12 0,3
Karet Havea brasiliensis 25 0,6
Akasia Acacia mangium 10 2,8
2. Jati Gmelina arborea 80 0,7
Saga Leucaena leucocephala 10 1,1
Lamtoro Paraserianthes falcataria 10 2,3
Karet Havea brasiliensis 10 0,9
Akasia Acacia mangium 10 0,2
3. Jati Gmelina arborea 68 0,6
Saga Adenanthera pavonina 10 0,9
Lamtaro Leucaena leucocephala 10 2,5
Karet Havea brasiliensis 16 0,6
Akasia Acacia mangium 10 0,3
4. Jati Gmelina arborea 28 0,4
Saga Adenanthera pavonina 13 0,8
Lamtoro Leucaena leucocephala 10 2,3
Karet Havea brasiliensis 25 1
Akasia Acacia mangium 22 0,3
5. Jati Gmelina arborea 88 0,7
Saga Adenanthera pavonina 13 1
Lamtoro Leucaena leucocephala 19 2,3
Karet Havea brasiliensis 15 0,8
Akasia Acacia mangium 10 0,4
6. Jati Gmelina arborea 73 0,6
Saga Adenanthera pavonina 12 1,3
Lamtoro Leucaena leucocephala 10 2,4
Karet Havea brasiliensis 20 0,5
Akasia Acacia mangium 10 0,3
7. Jati Gmelina arborea 65 0,6
Saga Adenanthera pavonina 12 1,1
Lamtoro Leucaena leucocephala 15 2,1
Karet Havea brasiliensis 18 0,8
Akasia Acacia mangium 15 0,4
8. Jati Gmelina arborea 63 0,5
Saga Adenanthera pavonina 10 0,8
Lamtoro Leucaena leucocephala 10 2,2
Karet Havea brasiliensis 18 0,7

Jumlah total 958


Dari tabel di atas diketahui bahwa total dari seluruh jumlah biji adalah
958
Pembahasan

Pada buah Jatih yang direndam berwarna kuning kecoklatan dan tidak
direndam masih berwrna kuning kehijauan. Dengan merendam biji kita dapat
menentukan mana biji yang layak dijadikan benih dan mana biji yang tidak layak.
Biji yang layak pakai memiliki karakteristik seperti benih bersih dari kotoran, benih
berisi, benih memiliki warna yang cerah, benih memiliki ukuran yang normal atau
sesuai rata-rata, benih dapat tenggelam jika di rendam di dalam air untuk
menghindari kemungkinan tumbuh yang kecil sengingga benih yang akan
dihasilkan sesuai dengan yang diinginkan.
Saga pohon (Adenanthera pavonina) adalah pohon yang buahnya menyerupai
petai (tipe polong) dengan bijinya kecil berwarna merah. Tumbuhan ini berasaldari
Asia Selatan. Saga pohon umum dipakai sebagai pohon peneduh di jalan-jalan
besar.Saga merupakan pohon yang memiliki biji kecil bewarna merah dengan
batang pohon tinggi dan lebih kecil. Kayunya digunakan untuk bahan kayu bakar.
Daun saga berkarakter majemuk, berbentuk bulat telur, dan berukuran kecil.saat
berkembang, saga memiliki buah polong berisi biji-biji yang bewarna merah
dengan titik hitam mengkilat licin.
Pada tanaman Saga (Adenanthera pavonina) proses ekstrasi dilakukan
dengan cara buah saga dijemur hingga merekah lalu dipisahkan kulitnya. Tanaman
saga dapat berbuah pada unsur cukup yang lama, yaitu setelah 5 tahun penanaman.
Jenis pengunduhan yang dilakukan pada pohon saga ialah dengan teknik panjat
pohon dan mengutip di tanah. Kami menggunakan teknik mengutip buah yang telah
jatuh dari pohon, dengan selektif dalam memilih buahnya, karena buah yang jatuh,
sudahpasti tua. Hal ini dilakukan karena buah saga yang sudah berada ditanah atau
jatuh biasanya yang sudah kering dan memiliki kulit berwarna coklat tua masih
terdapat biji didalamnya tetapi biji tersebut mudah lepas dari cangkang
buahnya.Untuk pengunduhan buah Saga ini lebih bagus menggunakan teknik
langsung mengambil dari pohon kemudian menggoyangkan pohon, dan teknik
menggunakan galah, jika menggunakan teknik pengambilan dari lantai hutan tidak
bisa menutupi nanti nya buah akan pecah, ataupun rusak karena jatuh langsung ke
lantai hutan.
KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan
1. Teknik dalam melakukan pengunduhan bisa dengan cara memanjat,
mengambil menggunakan galah atau tali, menggoyangkan dahan pohon, dan
mengumpulkan dari bawah tegakan.
2. Buah jati putih (Gmelina arborea) yang diberi perlakuan direndam selama
24jam memiliki warna yang lebih pekat daripada buah yang diberi perlakuan
dijemur di bawah matahari selama 4 jam.
3. Pada saat pengunduhan buah, teknik yang digunakan adalah dengan cara
mengambil buah yang sudah jatuh ke tanah.
4. Untuk pemilihan benih adalah benih yang memiliki karateristik seperti
benih bersih dari kotoran, benih memiliki isi, benih memiliki warna yang cerah dan
pekat, dan memiliki ukuran yang normal atau meliliki ukuran rata-rata dengan
benih yang lain.
5. Biji terbentuk karena peleburan antara gamet jantan dan gamet betina yang
disebut dengan penyerbukan kemudian membentuk embrio yang disebut biji.

Saran
Sebaiknya praktikan sebelum memulai praktikum agar memahami materi dan
prosedur praktikum. Sebaiknya praktikan dapat mendengar dengan baik arahan
yang diberikan oleh asisten laboratorium agar tidak terjadi kesalahan dalam
melakukan praktikum. Sebaiknya praktikan lebih sering menanyakan apa yang
tidak dimengerti kepada asisten laboratorium.
DAFTAR PUSTAKA
12

Bramasto Y, dan Sudrajat DJ.2017. Model Pendugaan Potensi Produksi benih


Acacia mangium Pada Berbagai Bentuk Sumber Benih. Jurnal Perbenihan
Tanaman Hutan. 1(1): 21-29.

Priadi, dan Hartati NS. 2015. Viability and in vitro shoot multiplication of plus seed
of sengon (Paraserianthes falcataria) of fresh and 4-years storage seed.

Pramono AA, dan Rustam E.2015.Karakteristik morfologi serta perkembangan fig


nyawa (Ficus variegata Blume) di Kebun Raya Cibodas. Jurnal Perbenihan
Tanaman Hutan.3(2): 91-100.

Yuniarti N, Suharti T, Bramasto Y. 2016. Pengaruh filtrat cendawan Aspergillus sp.


dan Fusarium sp. terhadap viabilitas benih dan pertumbuhan bibit sengon
(Paraserianthes falcataria). Jurnal Penelitian Kehutanan Wallacea. 2(2): 93-
103.

Rahmiana, E. A., Tyasmoro, S. Y., & Suminarti, N. E. 2015. Pengaruh Pengurangan


Panjang Sulur dan Frekuensi Pembalikan Batang Pada Pertumbuhan dan
Hasil Tanaman Ubi Jalar (Ipomoea batatas L.) Varietas Madu Oranye.

Putri KP, Syamsuwida D, Kurniaty R. 2015. Budidaya Kilemo (Litsea cubeba)


Untuk Mendukung Kelestarian Tanaman Dataran Tinggi Penghasil Atsiri.
Review: Budidaya Kilemo (Litsea Cubeba) Untuk Mendukung Kelestarian
Tanaman Dataran Tinggi Penghasil Atsiri: 1487-1491.

Kosasih YA, Danu. 2017. Manual budidaya jati putih (Gmelina arborea) Kerjasama
Pusat Penelitian dan Pengembangan Peningkatan Produktifitas Hutan
dengan Direktorat Bina Pembenihan Tanaman Hutan. Jakarta.

Zulkarnain. 2015. Pengaruh Lama Perendaman Biji Sengon Menggunakan Air daun
sirih terhadap kualitas benih.

Rustam E, Agus AP, Dida S. 2014. Perkembangan Bunga dan Buah Bambang
Lanang (Michelia champaca). Jurnal Perbenihan
Purba HWS, Sitepu FE, Haryati H. 2014. Viabilitas Benih Rosela (Hibiscus
sabdariffa L.) Pada Berbagai Kadar Air Awal dan Kemasan Benih. Jurnal
Agroekoteknologi Universitas Sumatera Utara. 1(2): 94704.
18

Anda mungkin juga menyukai