AGROFORESTRI
PERKECAMBAHAN BENIH
Oleh:
MARLIANA MALSI
M1A120019
KELAS A
KELOMPOK IV
buahnya banyak digemari karena memberikan rasa segar terutama jika dimakan
sawah setelah padi dengan memanfaatkan air irigasi, namun tidak menutup
kemungkinan bila dibudidayakan di lahan kering yang memiliki sumber air kecil
pada musim kemarau dengan memanfaatkan teknologi tandon air atau embung.
dengan tanaman lain seperti jagung dan kacang tanah (Alridiwirsah, 2014).
gurun di Afrika bagian selatan. Buah semangka merupakan salah satu komoditas
yang paling tepat untuk menghasilkan produksi optimal karena pada musim ini
dapat menghasilkan buah semangka dengan rasa yang manis dan lebih berkualitas.
Masa panen semangka yaitu 58-60 hari setelah tanam atau hanya dua bulan
perkecambahan benih.
macam substrat perkecambahan, yaitu substrat kertas merang, substrat kertas CD,
substrat pasir (metode penanaman top of sand), dan substrat arang sekam dan 2
substrat sebagai kontrol, yaitu substrat kertas saring dan substrat pasir
oleh petani, tetapi umumnya benih semangka masih diimpor dari luar negeri,
seperti Jepang, Taiwan dan Eropa (Sari et al., 2020). Dengan terbatasnya
budidaya semangka maka pada praktikum ini diterapkan pola agroforestri yaitu
tanaman pertanian (pangan) dengan tanaman kehutanan dalam ruang dan waktu
yang sama. Penerapan agrosilvikultur yang dilakukan ini yaitu kombinsi antara
media perkecambahan.
II TINJAUAN PUSTAKA
Semangka (Citrullus vulgaris Schard L.) merupakan salah satu buah yang
sangat digemari masyarakat Indonesia karena rasanya yang manis, renyah dan
kandungan airnya yang banyak. Menurut asal usulnya, tanaman semangka berasal
terutama di daerah tropis dan sub-tropis mulai dari Jepang, Cina, Taiwan,
Thailand, India, Jerman, Belanda, bahkan ke Amerika. Hal ini menyebabkan pasar
Diviso : Spermatophyta
Class : Dicotyledoneae
Ordo : Cucurbitales
Family : Cucurbitaceae
Genus : Citrullus
250C sampai 350C, sedangkan semangka non biji antara 280C sampai 300C.
optimum 250C serta pengisian air ini mutlak terutama pada awal pertumbuhan
tanaman. Suhu siang hari untuk pembesaran buah semangka 300C, sedangkan
suhu malam hari sebaiknya 220C. Suhu yang tinggi pada siang hari akan
dipanen. Selain itu, tanaman ini memerlukan input yang tinggi dalam
Tanaman semangka berasal dari Afrika dan saat ini telah menyebar di
dan timun. Kulit buahnya tebal dan berdaging, licin, warna hijau tua, kuning agak
putih, atau hijau muda bergaris-garis putih. Daging buah semangka mengandung
air sebanyak 93.4%, protein 0.5%, karbohidrat 5.3%, lemak 0.1%, serat 0.2%, dan
berbagai macam vitamin (A, B, dan C). Semangka juga mengandung antioksidan
seperti asam amino (citrulline dan arginine), asam asetat, asam malat, asam folat,
likopen, karoten, bromin, kalium, silvit, lisin, fruktosa, dekstrosa, dan sukrosa
berat kering. Bagian kulit semangka lebih banyak mengandung serat dan kalium
tetapi mengandung lebih sedikit gula dibanding daging buahnya (Mawarni, dan
natrium sehingga tekanan darah menurun. Kalium atau pottasium berfungsi untuk
menjaga kekentalan dan menstabilkan darah agar tetap stabil. Hubungan terbalik
antara kalium dan natrium inilah yang menjelaskan penurunan tekanan darah baik
pembuluh darah sehingga darah dapat mengalir lebih lancar dan terjadi penurunan
fisiologis dan biokimia yang terjadi di dalam benih dan merupakan suatu awal
yang penting untuk kehidupan tumbuhan tersebut. Proses fisiologis dan biokimia
yang terjadi pada benih dipengaruhi oleh kualitas benih itu sendiri dan kondisi
kepadatan tanah. Makin tinggi tingkat kepadatan tanah makin sulit tingkat
penetrasi akar. Makin tinggi tingkat kepadatan tanah maka makin berkurang
persentase pori makro dan resistensi terhadap penetrasi akar makin meningkat.
Penembusan tanah oleh akar dan batang kecambah dipengaruhi oleh sifat
dapat diperbaiki dengan pemberian bahan organik seperti kompos, pupuk kandang
atau bahan organik lain seperti arang sekam sekam (Taryana dan Sugiarti, 2020).
perkembangan hipokotil yang baik dan sempurna dengan daun hijau dan
perkecambahan biji-biji adalah air, aerasi, temperatur, dan cahaya. Kandungan air
dalam biji relatif rendah, dengan demikian biji memerlukan pengambilan jumlah
air yang besar untuk pertumbuhan biji sebelum perkecambahan dapat terjadi
tanah (media), iklim dan sifat dari tumbuhan itu sendiri. Faktor–faktor tersebut
saling terkait antara satu dengan lainnya. Dari ketiga faktor tersebut, ada yang
dapat dikontrol oleh manusia, ada yang sedikit dan ada yang sama sekali tidak
dapat dikontrol, contohnya faktor iklim hanya sedikit saja yang dapat dikontrol
oksigen, dan cahaya. Sifat kulit biji dan jumlah air yang tersedia pada lingkungan
sekitarnya mempengaruhi penyerapan air oleh biji (Maria, 2010). Salah satu
belum matang fisiologis, ukuran benih yang tidak seragam, faktor genetik,
kekurangan air, suhu tidak optimal serta media tanam yang tidak steril (Tanjung
konsentrasi garam akan menghambat penyerapan air oleh akar tanaman, dimana
air sangat diperlukan tanaman untuk proses fotosintesis, penyerapan unsur hara
Bunga Seroja II Nomor 38. Kec. Kendari Barat, Kota Kendari, Sulawesi
Tenggara.
Alat yang digunakan pada praktikum ini adalah bak kecambah dan polibag
sebagai media tanam. Bahan yang digunakan pada pratikum ini adalah benih
tanaman semangka, air, tanah, pasir, arang sekam dan pupuk kandang dengan
perbandingan (1:1:1:1).
3. Memindahkan ke bak kecambah yang telah diisi tanah, pasir, pupuk kandang
4.1 Hasil
Semangka 1 30 30 100%
(Citrullus vulgaris)
gunakan. Jumlah benih yang dikecambahkan yaitu 30 benih dengan jumlah benih
yang tumbuh yaitu 30 benih. Persentase kecambah yang tumbuh sangat baik
x 100%).
4.2 Pembahasan
suatu tanaman yang berbiji. Pada tahap ini embrio yang dalam kondisi dormain
benih dikatakan berkecambah apabila plumula dan radikel tumbuh secara normal
dalam jangka waktu yang sesuai dengan ketentuan. Perkecambahan benih harus
tanam dapat diperbaiki dengan pemberian bahan organik seperti kompos, pupuk
kandang atau bahan organik lain seperti arang sekam (Ajar, 2015).
dipengaruhi oleh tanah (media), iklim dan sifat dari tumbuhan itu sendiri. Faktor–
faktor tersebut saling terkait antara satu dengan lainnya. Dari ketiga faktor
tersebut, ada yang dapat dikontrol oleh manusia, ada yang sedikit dan ada yang
sama sekali tidak dapat dikontrol, contohnya faktor iklim hanya sedikit saja yang
kecambah dengan jumlah benih yang dikecambahkan yaitu 30 benih dan jumlah
benih yang tumbuh yaitu 30 benih. Persentase kecambah yang tumbuh sangat baik
ini karena ketersediaan unsur hara yang cukup pada tanah dan kebutuhan airnya
tercukupi. Syarat tumbuh tanaman semangka yaitu tanah yang subur, gembur,
kaya kandungan bahan organik, terutama jenis tanah geluh pasir yang aerasi dan
draenasenya baik.
V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
pada tanaman ini karena ketersediaan unsur hara yang cukup pada tanah dan
kebutuhan airnya tercukupi. Syarat tumbuh tanaman semangka yaitu tanah yang
subur, gembur, kaya kandungan bahan organik, terutama jenis tanah geluh pasir
5.2 Saran
Adapun saran yang dapat saya ajukan, yaitu praktikan harus lebih aktif dan
teliti lagi dalam melakukan pratikum, agar praktikan tidak keliru dalam
mengerjakan laporan.
DAFTAR PUSTAKA
Ajar, S. 2015. Pengaruh konsentrasi air kelapa dan lama perendaman terhadap
perkecambahan benih padi (Oryza sativa L.) Kadaluarsa (Doctoral
dissertation, Universitas Teuku Umar Meulaboh).
Alridiwirsah, A. 2014. Respon Pertumbuhan Dan Produksi Semangka Terhadap
Pupuk Kandang Dan Mulsa Cangkang Telur. AGRIUM: Jurnal Ilmu
Pertanian. 16(2):61-70.
Amartani, K. 2019. Respon perkecambahan benih jagung (Zea mays. L) pada
kondisi cekaman garam: Respon perkecambahan benih jagung (Zea mays.
L) pada kondisi cekaman garam. Agrosainstek. Jurnal Ilmu dan Teknologi
Pertanian. 3(1):9-14.
Girsang, R. 2019. Peningkatan perkecambahan benih bawang merah (Allium
ascalonicum L.) akibat interval perendaman H2SO4 dan beberapa media
tanam. Jasa padi. 4(1):24-28.
Handayani, M., T. Taufiq dan S. Soegiarto. 2017. Sistem Pakar Diagnosa
Penyakit Tanaman Semangka Menggunakan Metode Dempster Shafer
Berbasis Web. Progresif: Jurnal Ilmiah Komputer. 12(1):1243-1250.
Haridjaja, O., Y. Hidayat dan L. S. Maryamah. 2010. Pengaruh bobot isi tanah
terhadap sifat fisik tanah dan perkecambahan benih kacang tanah dan
kedelai (Effect of soil bulk density on soil physical properties and seed
germinations of peanut and soybean). Jurnal Ilmu Pertanian Indonesia,1(3)
:147-152.
Manurung, W. P., A. Wibowo. 2016. Pengaruh konsumsi semangka (Citrullus
vulgaris) untuk menurunkan tekanan darah pada penderita
hipertensi. Jurnal Majority. 5(5):102-107.
Maria, N. S. 2010. Peranan air dalam perkecambahan biji. Jurnal Ilmiah Sains.
10(2):190-195.
Mataputung, S. M., W. Nurmawan dan M. Y. A. Sumakud. 2019. Inventarisasi
pola agroforestri Di Desa Tonsea Lama Kecamatan Tondano Utara
Kabupaten Minahasa. Eugenia. 25(2):46-53.
Mawarni, A. N., dan N. H. Fithriyah. 2015. Pengaruh konsentrasi starter terhadap
kadar asam laktat dalam pembuatan fruitghurt dari kulit buah
semangka. Prosiding Semnastek. Universitas Muhammadiyah. Jakarta.
Munthe, H. A. 2016. Respon pertumbuhan dan produksi dua varietas semangka
terhadap pemberian pupuk organik cair (Doctoral dissertation).
Polhaupessy, S., dan H. Sinay. 2014. Pengaruh konsentrasi giberelin dan lama
perendaman terhadap perkecambahan biji sirsak (Anonna muricata
L.). Biopendix: Jurnal Biologi, Pendidikan dan Terapan. 1(1):73-79.
Rahayu, A. D., dan T. K. Suharsi. 2015. Pengamatan uji daya berkecambah dan
optimalisasi substrat perkecambahan benih kecipir (Psophocarpus
tetragonolobus L.). Buletin Agrohorti. 3(1):18-27.
Rini, D. S., M. Mustikoweni dan T. Surtiningsih. 2005. Respon perkecambahan
benih sorgum (Sorghum Bicolor L.) Terhadap perlakuan
Osmoconditioning dalam mengatasi cekaman salinitas. Berita
Biologi. 7(6):307-313.
Sahromi, S. 2013. Perkecambahan dan pertumbuhan semai Artocarpus Altissimus
Jj Smith. Botanic Gardens Bulletin. 16(1):17-26.
Saragih, M., T. Trizelia., N. Nurbailis dan Y. Yusniwati. 2019. uji potensi
cendawan endofit beauveria bassiana terhadap perkecambahan dan
pertumbuhan bibit tanaman cabai merah (Capsicum annuum L.). In Unri
Conference Series. Agriculture and Food Security. 1(3):151-159.
Sari, B. O., A. Haitami dan A. Alatas. 2020. Pengaruh volume pemberian poc
bonggol pisang pada tanah PMK terhadap pertumbuhan dan produksi
tanaman semangka (Citrullus vulgaris. Schrad). Green Swarnadwipa.
Jurnal Pengembangan Ilmu Pertanian. 9(2):196-205.
Shanti, N. M., dan R. Zuraida. 2016. Pengaruh pemberian jus semangka terhadap
penurunan tekanan darah lansia. Jurnal Majority. 5(4):117-123.
Solle, H. R. L., M. Nitsae dan M. E. S Ledo. 2019. Pengaruh pupuk organik cair
(POC) terhadap perkecambahan cendana (Santalum album L.) secara in
vitro di Nusa Tenggara Timur. Biota: Jurnal Ilmiah Ilmu-Ilmu Hayati.
3(3):110-115.
Steffano, D. O. 2017. Pengaruh pemberian pupuk organik kotoran bebek dan
pupuk kascing terhadap pertumbuhan dan hasil produksi tanaman
semangka (Citrullus lanatus Schard). (Doctoral dissertation).
Subantoro, R. 2014. Pengaruh cekaman kekeringan terhadap respon fisiologis
perkecambahan benih kacang tanah (Arachis hypogaea L). Mediagro.
10(2):32-44.
Sunarlim, N., S. I. Zam dan J. Purwanto. 2012. Pelukaan benih dan perendaman
dengan atonik pada perkecambahan benih dan pertumbuhan tanaman
semangka non biji (Citrullus vulgaris Schard L.). Jurnal agroteknologi.
2(2):21-24.
Tanjung, S. A., dan R. R. Lahay. 2017. Pengaruh konsentrasi dan lama
perendaman asam sulfat terhadap perkecambahan biji aren (Arenga
pinnata Merr.). Jurnal Online Agroekoteknologi. 5(2):396-408.
Taryana, Y., dan L. Sugiarti. 2020. Pengaruh media tanam terhadap
perkecambahan benih kopi arabika (Coffea arabica L). Jurnal Agrosains
dan Teknologi. 4(2):64-69.
Widyawati, N., P. Yudono dan I. Soemardi. 2009. Permeabilitas dan
perkecambahan benih aren (Arenga pinnata Merr.). Jurnal Agronomi
Indonesia (Indonesian Journal of Agronomy). 37(2):152-158.
Yamika, W. S. D., N. Aini dan A. Setiawan. 2016. Penentuan batas toleransi
salinitas beberapa tanaman (tomat, mentimiun, bawang merah dan cabai
besar) pada cekaman salinitas. In Prosiding Seminar Nasional
Pembangunan Pertanian. Fakultas Pertanian. Universitas Brawijaya.
3(1):35-40.
Lampiran 1 Prosedur perkecambahan benih semangka (Citrullus vulgaris)
(d) (e)
Keterangan:
a) Melakukan perlakuan pada bibit dengan merendam dengan air hangat selama
8 jam
b) Mencampurkan tanah, pupuk dan arang sekam dan diisi ke dalam bak
kecambah
c) Menyiram tanah pada bak kecambah sebelum benih di tanam
d) Menanam benih kedalam bak kecambah
e) Benih selama 4 hari kecambah