Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH

INOVASI TANAMAN MANGGA VARIETAS GADUNG 21 DALAM TABULAMPOT


“INOVASI AGROTEKNOLOGI”

OLEH:

MUH. YAZIR ALFARISY


G012191003

PROGRAM PASCASARJANA
JURUSAN AGROTEKNOLOGI
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS HASANUDDIN
2019
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI...................................................................................................................... i

BAB I PENDAHULUAN

Latar Belakang ........................................................................................................... 1


Rumusan Masalah ...................................................................................................... 2
Tujuan ........................................................................................................................ 2

BAB II PEMBAHASAN
Keunggulan Tanaman Mangga varietas gadung 21 .................................................. 3
Budidaya Tanamn mangga varietas gadung 21 dalam tabulampot ........................... 3
Bibit .................................................................................................................... 3
Umur Bibit ......................................................................................................... 3
Agroklimat ......................................................................................................... 4
Perawatan .......................................................................................................... 4
Media Tanam Tabulampot ................................................................................ 4
Pemupukan ........................................................................................................ 5
Pemangkasan ..................................................................................................... 5
Perlakuan Khusus/Perangsangan ....................................................................... 6
Perlakuan Pelukaan dan Pengerokan ................................................................. 7
Perangsangan Dengan Pemupukan ................................................................... 7
Stres Air ............................................................................................................. 7
Zat Pengatur Tumbuh ........................................................................................ 7
Panen dan Pasca panen Mangga Tabulampot ........................................................... 8

BAB III KESIMPULAN


Kesimpulan ................................................................................................................ 14
DAFTAR PUSTAKA

i
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Buah-buahan sebagai salah satu produk hortikultura yang merupakan sumber vitamin dan
mineral yang menjamin berlangsungnya proses metabolisme dalam tubuh manusia secara wajar.
dalam susunan makanan bangsa Indonesia selalu terdapat buah-buahan, tetapi konsumsinya baru
sekitar 30 kg/kapita/tahun atau kira-kira hanya 50 % dari konsumsi yang dianjurkan oleh FAO
(Rai et al., 2011).

Mangga (Mangifera indica L.) merupakan salah satu komoditas buah-buahan yang
mempunyai kandungan gizi cukup tinggi, karena banyak mengandung karbohidrat (gula), vitamin
A dan C, mineral kapur, fosfor, besi, bahan serat yang sangat dibutuhkan untuk pencernaan agar
konsumen tetap sehat. Salah satu tanaman mangga yang mempunyai nilai ekonomis tinggi dan
unik ialah varietas mangga jenis gadung 21 atau biasa disebut dengan mangga alpukat yang bisa
dimakan langsung menggunakan sendok. Mangga Gadung 21 mulai dikembangkan di Kabupaten
Pasuruan sejak tahun 1994 seluas 3.925 Ha dengan jumlah tanaman sebanyak 337.375 pohon.
Pengembangan mangga gadung 21 ini ternyata dapat meningkatkan pendapatan petani, sehingga
perlu pengembangan lebih lanjut. (Karsinah, Rebin, dan Tasliah 2014)

Tabulampot bisa menjadi solusi bagi yang ingin berkebun di lahan sempit. Terutama pada
kawasan perumahan yang mempunyai luas lahan yang minim. Dengan memanfaatkan lahan yang
tidak luas, beberapa jenis tanaman bisa ditempatkan dalam lokasi yang berdekatan. Selain itu,
hampir semua jenis tanaman buah-buahan bisa ditanam dalam tabulampot. Seperti sawo, mangga,
rambutan, jeruk, belimbing, kedondong, jambu air, nangka, salak, dan lainnya. Tabulampot
(tanaman buah dalam pot) menjadi alternatif untuk memanfaatkan ruang sempit di sekitar rumah
tanpa tanah. Penggunaan pot sangat fleksibel dengan berbagai alternatif desain. Jenis tanaman
hortikultura lainnya pun seperti sayuran dan herbal juga dapat ditanam di pot sehingga dapat
dipindah-pindah sesuai dengan kondisi cahaya matahari.(Irwan dan Sarwadi 2016).

Dari semua jenis tabulampot, yang paling mudah ditanam adalah mangga dan jambu air.
Sedangkan tanaman lainnya perlu ketekunan karena memiliki karakter yang berbeda. Selain itu,

1
pada tabulampot proses berbuahnya lebih cepat dibanding tanaman biasa. Mangga tabulampot,
misalnya, bisa berbuah dalam waktu sekitar tiga tahun.

Tanaman mangga perlu waktu hingga lima tahun untuk benar- benar bisa berproduktif . Itu
karena tabulampot ditanam di tempat yang terbatas sehingga pasokan air maupun pupuk bisa diatur
sesuai keinginan dan tidak tersebar ke mana-mana. Berbeda dari tanaman biasa yang ditanam di
atas lahan, pasokan air dan pupuk bisa menyebar ke tempat sekitarnya sehingga kebutuhan
tanaman pada dua hal itu berkurang.

Menurut beberapa sumber yang didapat pada tabulampot penyerapan air dan pupuk sampai
80 persen. Mediumnya pun bermacam. Tanah adalah medium yang biasa. Atau dapat
memanfaatkan sekam. Untuk wadahnya yang digunakan sebagai pot kita dapat memanfaatkan
kaleng bekas cat, drum dan wadah-wadah yang sekiranya memungkinkan untuk dijadikan pot.
Usia sebuah tabulampot mangga maksimal sekitar 10 tahun. Pohon mangga biasa bisa puluhan
tahun. Bagi yang hobi, kendala itu tidak menjadi masalah. Banyak orang yang bisa meraih sukses
dengan hobi ini. Bahkan bisa mengembangkannya hingga berbuah dalam jumlah besar.

Oleh sebab itu perlu diadakan kajian yang lebih serius mengenai budidaya mangga dalam
pot. Agar metode penanaman ini benar-benar memberi manfaat bagi masyarakat luas. Sehinnga
kedepanya tanaman mangga dalam pot lebih bisa berkembang dan lebih member keuntungan.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, rumusan masalah pada makalah ini adalah bagaimana
inovasi tanaman mangga varietas gadung 21 dalam tabulampot ?

1.3 Tujuan

Berdasarkan latar belakang di atas, tujuan pada makalah ini adalah untuk mengetahui inovasi
tanaman mangga varietas gadung 21 dalam tabulampot.

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Keunggulan Tanaman Mangga varietas gadung 21


Keunggulan tanaman mangga varietas gadung 21 yaitu ukuran buah besar, Daging buah
tebal, Kuantitas serat pada daging buah rendah, kadar pati cukup tinggi (10,27 %)dan kadar air
rendah (75 – 77 %) sehingga buah masak pohon bisa dimakan menggunakan sendok. Dalam
penelitian karsinah et.al (2014), ada kemiripan tanaman mangga varietas gadung 21 dengan
arummanis 143 namun secara genetik berbeda. Tiga pasang mangga (Arumanis-143
denganArumanis-205, Gadung-21 dengan Arumanis-135, dan Gadung-185 dengan Arumanis 151)
mempunyai tingkat kesamaan genetik >90% (identik secara genetik). Mangga Gadung-21 terbukti
sinonim dengan mangga Arumanis-135, tetapi bukan dengan Arumanis-143. (Tasliah et.al 2015)

2.2 Budidaya Tanamn mangga varietas gadung 21 dalam tabulampot

1. Bibit

Bibit merupakan faktor dasar dari penanaman. Kesalahan pemilihan bibit akan menjadi fatal
akibatnya yang kadang-kadang disadari setelah beberapa tahun merawatnya. Bagi pemula,
mengenali bibit varietas yang tepat sangat sulit apabila bibit tanaman tersebut belum memunculkan
buahnya. Untuk meminimalkan kesalahan tersebut, bisa dilakukan dengan cara mencari bibit ke
penangkar-penangkar yang terpercaya. Selain varietas, bibit tanaman yang baik biasanya
merupakan hasil dari perbanyakan vegetatif seperti cangkok, okulasi, sambung pucuk, dan susuan.
Bibit dari perbanyakan generatif/persemaian biji biasanya lebih lama memunculkan bunga atau
buah.

2. Umur Bibit
Umur bibit menentukan kecepatan tanaman berbuah. Setiap varietas mempunyai sifat
bawaan cepat dan lambatnya menuju masa generatif. Sebagai contoh, mangga Arumanis dan
mangga Cokanan mempunyai sifat bawaan lebih cepat berbuah daripada mangga Gedong Gincu.
Secara visual untuk mengetahui bibit yang lebih tua adalah dengan memperhatikan besar batang,
semakin besar batang tanaman semakin tua umurnya. Batang yang masih berukuran kecil tetapi
sudah berbuah menandakan bahwa tanaman tersebut diberi rangsangan pembuahan yang sangat

3
tinggi, yang tentu saja akan merugikan tanaman yang berakibat tidak akan berbuah lagi di dalam
pot. Hal demikian sering terjadi pada tabulampot yang saat ini sering dijumpai di pameran. Oleh
karena itu perlu kehati-hatian dalam memilih tabulampot. Pada tanaman yang memiliki siklus
vegetatif yang lama seperti anggur brazil/jaboticaba, memerlukan bibit yang sudah berumur lebih
dari 2 tahun dan untuk pembuahannya bisa mencapai umur 10 tahun

3. Agroklimat
Agroklimat, berkaitan dengan pemilihan jenis tanaman yang sesuai dengan ketinggian
tempat. Ketinggian tempat berhubungan dengan perubahan suhu, intensitas cahaya matahari, dan
kelembapan udara. Syarat tumbuh tanaman erat kaitannya dengan suhu, intensitas cahaya,
kelembapan udara, curah hujan, dan kesuburan media tanam. Beberapa jenis tanaman tabulampot
hanya dapat ditanam di lokasi ketinggian tertentu, seperti mangga dapat ditanam di ketinggian 300
m dpl. (Tabel 1). Tabulampot apel manalagi berbuah, kita tidak akan mendapatkan hasil yang baik
apabila membeli dan merawatnya di Jakarta, karena tabulampot tersebut dibuat dan dibuahkan di
lokasi yang cocok dengan tanaman apel seperti Batu-Malang dan dipasarkan bisa di mana saja
misalnya di Jakarta.

4. Perawatan

Dasar perawatan tanaman buah adalah mengetahui pada fase tanaman yang sedang dirawat
sehingga dapat kita tentukan bagaimana merawatnya. Fase pertumbuhan tanaman dibagi menjadi
dua, yaitu vegetatif dan generatif. Fase vegetatif adalah masa pertumbuhan sejak persemaian awal
sampai tanaman menjadi dewasa. Fase generatif adalah masa tanaman sejak munculnya bunga dan
buah. Sebagai pengetahuan dasar dalam merawat tabulampot, sebaiknya kita mengenal media
tanam yang baik untuk tabulampot, pemupukan, pemangkasan, dan pemberantasan hama tanaman.

5. Media Tanam Tabulampot


Media tanam tabulampot, tiap penangkar maupun kolektor mempunyai cara masing-masing,
yang perlu diperhatikan adalah pemenuhan unsur-unsur seperti media harus gembur, subur, dan
cukup porous. Unsur utama media tanam adalah tanah, bisa top soil tanah kebun, tanah humus
ataupun tanah sisa bakaran sampah. Kesuburan dan kegemburan media tanam diperoleh dari pupuk
kandang (sapi, kambing, domba, ayam dll.) ataupun kompos. Unsur porositas adalah untuk
sirkulasi air dan udara di dalam media tanam, dapat mempergunakan bahan sekam mentah, sekam

4
bakar, pasir kali, atau bahan lain yang sejenis fungsinya. Komposisi yang dipergunakan pada
umumnya adalah 1:1:1 ( tanah;pupuk;sekam;pasir ). Selain media tanam perlu diperhatikan juga
besar ukuran wadah/ pot dan besar pot dapat disesuaikan dengan besar tanaman, serta diperlukan
penggantian bertahap mengikuti perkembangan tanaman.

6. Pemupukan

Pemupukan susulan sangat diperlukan untuk tabulampot karena tanaman dalam pot adalah
seperti burung dalam sangkar yang makannya tergantung pada apa yang kita sajikan. Penambahan
pupuk kandang susulan dapat kita berikan setiap 3 bulan sekali, jumlahnya tergantung besar pohon
dan pot. Untuk melengkapi sebaiknya kita tambahkan pupuk kimia tabur dan cair. Pemberian
pupuk kimia dilakukan sesuai kebutuhan tanaman dan sesuai fase tanaman. Pada masa vegetatif
tanaman membutuhkan unsur nitrogen (N) lebih tinggi dari unsur phospor (P) dan kalium (K).
Pada masa generatif sebaliknya, lebih banyak membutuhkan P & K lebih tinggi dari N. Pemberian
pupuk NPK seimbang (15-15- 15, 16-16-16) sebenarnya cukup mendapatkan hasil yang bagus,
ditambah pupuk semprot secara berkala.

7. Pemangkasan

Pemangkasan untuk tabulampot penting sekali. Beberapa jenis pemangkasan yang dikenal
antara lain pemangkasan pembentukan tajuk, pemangkasan perangsangan bunga, dan
pemangkasan akar. Pemangkasan pembentukan tajuk diperlakukan baik pada fase vegetatif
maupun fase generatif. Tujuannya adalah pembentukan tajuk yang lebih kompak, dengan
membuang cabang yang tidak perlu dan pemangkasan untuk pembentukan cabang yang
diperlukan.
Pemangkasan perangsangan buah biasanya diterapkan pada beberapa tanaman buah di
antaranya jambu air, jambu biji, mangga, belimbing, jeruk, srikaya, dan sebagainya. Hal ini
bertujuan untuk mengendalikan pertumbuhan vegetatif menuju pertumbuhan generatif. Pada
pemangkasan pembentukan tajuk dan pemangkasan perangsangan bunga harus didahului dengan
pemupukan. Pemangkasan akar bertujuan meremajakan akar yang sudah memenuhi bidang
wadah/pot. Tujuan pemangkasan akar agar mengurangi kepadatan pada media oleh akar dan
meningkatkan serapan unsur hara oleh tanaman. Periode pemangkasan akar berbeda pada setiap
tanaman, bahkan ada beberapa tanaman yang dalam jangka waktu yang sangat panjang tidak

5
memerlukan pemangkasan akar yang dapat membahayakan tanaman tersebut di antaranya
manggis, nangka, sawo, rambutan, dan lengkeng.

8. Perlakuan Khusus/Perangsangan

Menurut Rianawati (2017), Perlakuan khusus atau perangsangan pada tabulampot adalah
sebuah usaha untuk mempercepat munculnya bunga yang akhirnya diharapkan menjadi buah. Pada
prinsipnya bila persyaratan tumbuh tanaman terpenuhi, tanaman akan melewati masa pertumbuhan
yang baik dan pada akhirnya akan berbunga dan berbuah dengan baik. Perangsangan tidak akan
mendapatkan hasil sesuai yang diinginkan apabila ada beberapa syarat pertumbuhan yang tidak
terpenuhi.

Syarat tumbuh yang dimaksud di antaranya adalah:


 Pemilihan varietas tanaman yang sesuai dengan ketinggian tempat (agroklimat)
 Pemilihan bibit yang baik
 Pembuatan media tanam dan pot yang sesuai
 Pemupukan yang efektif
 Pengendalian hama dan penyakit

Ada beberapa cara perlakuan khusus/ perangsangan yang biasanya diterapkan untuk
tabulampot, namun semua cara perangsangan membutuhkan syarat yang sama, yaitu tanaman
dalam kondisi sehat, cukup umur untuk berbuah dan pertumbuhan vegetatifnya maksimal. Selain
itu, pemilihan varietas sangat menentukan tingkat keberhasilan pembuatan tabulampot. Jenis
jambu air, mangga, nangka, lengkeng, dan manggis termasuk tanaman yang mudah dibuat
tabulampot, dan yang paling sulit adalah durian.

Pemangkasan sebagai perangsangan bunga ditujukan untuk menghambat pertumbuhan


vegetatif menuju pertumbuhan generatif. Setiap pemangkasan harus menggunakan gunting
pangkas yang tajam dan bersih. Sebelum tanaman dipangkas harus didahului dengan pemupukan
unsur P tinggi, karena P berfungsi mendukung proses terbentuknya bunga. Diikuti unsur K karena
berfungsi memperkuat bunga supaya tidak gugur, kemudian unsur N pada persentase komposisi
yang lebih rendah. Perlakuan pemangkasan tidak sesalu berhasil dalam sekali perlakuan, kadang-
kadang mesti diulang dua kali bahkan tiga kali berturut-turut apabila pertumbuhan vegetatif masih

6
dominan. Beberapa tabulampot yang terbukti efektif dirangsang dengan pemangkasan ini adalah
jambu air, jambu biji, jeruk, dan srikaya.

9. Perlakuan Pelukaan dan Pengerokan


Perlakuan pelukaan dan pengerokan sudah lama dilakukan orang, tetapi mulai banyak
ditinggalkan karena berisiko tinggi. Pelukaan biasanya dilakukan dengan pengeratan berupa cincin
melingkar dan pencacahan batang. Pelukaan akan meninggalkan cacat berupa bekas keratan di
batang seperti cincin dan cacat bekas pencacahan, bahkan bila dilakukan tidah hati-hati dapat
mengakibatkan kematian tanaman. Pengerokan dahulu diperlakukan kepada tanaman lengkeng
dan mangga di lahan, tetapi tidak lazim diperlakukan untuk tabulampot kecuali untuk pembersihan
kulit luar batang.

10. Perangsangan Dengan Pemupukan


Perangsangan dengan pemupukan merupakan perlakuan pemupukan khusus di luar
pemupukan rutin. Pupuk yang dipergunakan adalah pupuk dengan kadar unsur P dan K tinggi,
ditambah penambahan unsur hara mikro kalsium (Ca), magnesium (Mg), seng (Zn), dan boron
(B). Unsur mikro biasanya terkandung di dalam pupuk semprot/pupuk daun. Namun, tingkat
keberhasilan perangsangan dengan pemupukan tidak tinggi, kadang-kadang yang didapat adalah
pertumbuhan yang makin subur.

11. Stres Air


Pembungaan pada tanaman buah biasanya didahului dengan kondisi kekurangan air dalam
jangka waktu tertentu. Pada tabulampot kondisi tersebut dimanfaatkan sebagai salah satu cara
perangsangan munculnya bunga karena pengkondisian tabulampot lebih mudah daripada tanaman
di lahan. Stres air adalah penghentian penyiraman sampai ada tanda daun muda mulai layu,
kemudian disiram untuk menyegarkan lagi. Biasanya proses pelayuan itu diulang 3–4 kali baru
mendapatkan hasil. Biasanya proses stres air memerlukan waktu 4-6 minggu.

12. Zat Pengatur Tumbuh


Zat pengatur tumbuh (ZPT) yang biasanya dipergunakan sebagai perangsangan tabulampot
lebih berfungsi sebagai hormon. Perlakuan dengan ZPT adalah pada saat tunas berhenti tumbuh,
daun sudah berwarna hijau, dan mengeras. Perlakuan ZPT harus hati-hati karena aplikasi yang
salah dapat berdampak buruk seperti tanaman menjadi kerdil atau berhenti pertumbuhannya, daun
keriting bahkan kematian tanaman. Beberapa merek dagang yang beredar di pasaran antara lain

7
Atonik (untuk jambu, belimbing, jeruk dll.), Cultar-Goldstar-Patrol yang berbahan aktif
paklobutrazol (untuk mangga dan apel), Dekamon, dan Hobsanol. Untuk para penangkar
tabulampot, bahan yang sering dipergunakan adalah Cultar, Goldstar, dan Atonik. Pada tabulampot
mangga biasanya menggunakan perangsang buah berisi paclobutrazol dengan merek dagang
Cultar atau Goldstar.

13. Pembungaan mangga (mangifera indica l.) kultivar gadung berlandaskan pada
penanggulangan self-inkompatibel sporofitik

Self-incompatibel sporofitik merupakan gangguan persarian pada proses pembungaan


tanaman mangga (Mangifera indica) kultivar Gadung. Penanggulangan terhadap gangguan
persarian tersebut salah satunya dapat dilakukan dengan menggunakan bahan kimia sebagai
penyubur pollen yang mempunyai efek terhadap reseptivitas stigma.

Hasil penelitian ichsan dan wijaya (2017), menunjukkan bahwa (1) zat penyubur pollen dan
pollen dari kultivar tertentu mempengaruhi pembentukan buah mangga Gdung, (2) Pollen dari
kultivar Durih yang dikecambahkan dalam penyubur 400 g/g GA3 dan disemprotkan pada
pembungaan mangga Gadung menyebabkan pembentukan buah yang lebih tinggi daripada
interaksi perlakuan yang lain. Peningkatan pembentukan buah yang lebih tinggi pada perlakuan
ini hampir mencapai 50% jika dibandingkan dengan kontrol, tetapi peningkatan pembentukan
buah sejumlah tersebut tidak mampu bertahan selama perkembangan buah sampai dengan buah
dipanen, dan (3) morfologi pollen antar kultivar mangga, yaitu Gadung, Durih, Manalagi, dan
Golek, tidak saling memberikan pengaruh, berbentuk segitiga sama sisi dengan ukuran panjang
(24,0 – 28,0) mikron, tetapi polen masing-masing kultivar mempunyai tanggapan yang berbeda
terhadap macam zat penyubur pollen.

2.3 Panen dan Pasca panen Mangga Tabulampot


Tanda buah sudah dapat dipanen adalah adanya buah yang jatuh karena matang sedikitnya
1 buah/pohon, warna buah arumanis/manalagi berubah menjadi hijau tua kebiruan, warna buah
mangga golek/gedok berubah menjadi kuning/merah Buah yang dipetik harus masih keras. Di
Indonesia pohon mangga berbunga satu tahun sekali sehingga panen dilakukan. satu periode dalam
satu tahun. Dari satu pohon, buah tidak akan masak bersamaan sehingga dilakukan beberapa kali
panen.

8
Pemetikan
Pada saat pemetikan, buah jangan sampai terpotong, tercongkel atau jatuh sampai memar.
Buah dipetik di sore hari dengan menggunakan pisau tajam atau dengan galah yang diujungnya
terdapat pisau dan keranjang penampung buah. Waktu pemetikan buah antara jam 07.00-08.00
wib ,maupun sesuai kebiasaan daerah tertentu, buah yang di petik tidak langsung terkena sinar
matahari karena akan mempercepat perusakan buah .
Buah yang dipanen dengan menggunakan tangkai menunjukkan getah yang lebih bersih
berbeda dengan buah yang tidak menggunakan tangkai lebih tampak kotor. Buah mangga dipanen
dengan tingkat ketuaan85% yaitu berumur 110 – 120 hari semenjak bunga mekar dengan warna
hijaudengan pangkal kemerahan. Buah mangga dipanen dengan menyisakan tangkai sepanjang 10
- 15 mm.
Hal ini dikarenakan dengan menyisakan tangkai tidak akan terjadi penyebaran getah. Getah
ini diperkirakan akan mempercepat kerusakan buah dan mendorong terjadinya stem end rot dan
akan mengotori permukaan buahsehingga buah tetap terlihat bersih. Dalam tahap pemanenan buah
tidak bolehdilempar untuk mengurangikerusakan akibat memar.Waktu panen dan cara petik yang
tepatdapat menekan kerusakan dan meningkatkan kualitas terutama untuk pemasaran eskspor.

Membersihkan buah
Apabila saat panen digunakan gunting untuk memanen buah, setidaknya 10 cm dari tangkai
harus dipertahankan. Dengan demikian getah yang sangatlekat dan mudah mengalir pada buah
mangga yang baru dipetik, tidak akanmengotori buah. Buah mangga, khususnya varietas berwarna
hijau di Indonesia, banyak sekali mengalirkan lateks atau getah dari tangkai yang baru
sajadipotong. Getah ini harus dibersihkan dari buah dengan mencuci buah denganlarutan 100 ppm
natrium hipokhlorit secepatnya setelah buah dipetik, untuk mencegah getah membakar kulit buah
yang selanjutnya dapat menyebabkan buah membusuk.
Untuk mengendalikan Antraknosis buah direndam dalam air hangat bersuhu 520 C selama
1 - 3 menit. Kendala yang dihadapi pada metodeini ialah bahwa sulit sekali untuk mempertahankan
suhu yang diperlukan dengan peralatan yang tersedia di daerah pedesaan. Lagi pula metode ini

9
mahal dan buahakan banyak bertambah ringan, kehilangan lapisan lilinnya dan lebih
cepatmembusuk sebagai akibat dari penerapan metode tersebut.

Sortasi buah mangga


Setelah pemanenan,Perlakuan inidilakukan untuk memperoleh buah dengan ukuran, tingkat
kematangan dankualitas yang seragam. Sortasi bertujuan untuk memisahkan buah yang layak jual
dan tidak layak dijual agar diperoleh buah yang seragam bentuk, warna,ukuran dan
kematangannya.

Grading buah mangga


Grading dilakukan untuk memperoleh buah yang seragam ukurannya (besar, sedang, kecil
atau sanga tkecil).Sortasi dan grading mangga gedong dilakukan dengan kriteria ukuranyang
seragam dilakukan dengan pemilahan buah berdasarkan ukuran tidak cacat, utuh, tidak duduk,
tidak bernoda hitam, tidak berlubang dan tidak tergores.
Sortasi dan pengkelasan dilakukan secara manual dengan cara memisahkan buah berukuran
kecil ≤200g, sedang 200-400g dan besar ≥400g.Kegiatan ini penting dilakukan agar buah yang
dipasarkan terjaga mutunya,karena buah yang rusak akan mempercepat dan mempengaruhi
kerusakan buahyang lain yang ada dalam satu kemasan. Pada buah mangga gedong, kriteriayang
juga sangat penting dalam sortasi adalah buah tidak duduk (bentuk buahdatar di ujung)

Pelilinan (waxing)
Pelapisan lilin atau waxing dapat menekan laju respirasi sehingga perlakuan ini merupakan
salah satu alternatif untuk memperpanjang masa simpan buah-buahan. Pelilinan akan menghambat
proses respirasi sehingga perubahan kimiawi yang terjadi pada mangga relatif terhambat. Dengan
terjadinya penghambatan respirasi akan menunda kematangan buah. Pelilinan 6% yang diikuti
dengan penggunaan benomyl 1000 ppm dan glossy agent dengan konsentrasi 0,125% dapat
mempertahankankesegaran buah hingga mencapai minggu ke 4 dibandingkan dengan buah tanpa
pelilinan. Hal ini menunjukkan bahwa pelilinan mampu membentuk lapisan padaseluruh
permukaan mangga dan menutupi pori-pori secara merata namun tidak mengganggu aktivitas
fisiologis yang masih berlangsung. Proses ini yang diduga sebagai proses penghambatan sehingga
buah lebih tahan lama dibandingkandengan tanpa adanya pelilinan.

10
Perlakuan pelilinan buah dilakukan dengan cara pencelupan atau penyemprotan
menggunakan emulsi lilin selama 10 - 30 detik. Kemudiandilakukan penirisan dengan membiarkan
kering angin atau menggunakan kipasangin guna mempercepat proses pengeringan. Mangga yang
diberi perlakuan pelilinan memiliki penampakan yanglebih bagus dibandingkan dengan tanpa
pelilinan.pada buah mangga dapat menurunkan serangan antracnose dan buah memiliki
penampakan yang lebih baik secara fisik dan kimia dengan kerusakan minimal.

Pengemasan
Pengemasan harus mampu melindungi mangga dari kerusakan yang terjadi selama distribusi
dan pemasaran. Fungsi lain pengemasan adalah mempertahankan bentuk dan kekuatan kemasan
dalam waktu yang lama,termasuk dalam kondisi kelembaban nisbi yang mendekati jenuh atau
Setelah terguyur air.
Pengemasan merupakan bagian dari kegiatan pascapanen sebelum dilakukan transportasi
atau penyimpanan. Adanya wadah atau pembungkusdapat membantu mencegah atau mengurangi
kerusakan, melindungi produk yang ada di dalamnya dan melindungi dari bahaya pencemaran
serta gangguan fisik (gesekan,benturan, getaran) (Broto, W., 2003).
Untuk pemasaran ekspor,sebelum dimasukkan ke dalam karton, mangga diberi pelapis net
foam. Hal inidilakukan untuk mencegah kerusakan fisik akibat benturan selama dalamtransportasi.
Setelah dilakukan pengemasan dengan net foam, baru kemudiandimasukkan ke dalam karton yang
dibagian dalam diberi pelapis lilin. Ukurankarton yang digunakan adalah 40x30x10 cm dengan isi
tiap karton 2 kg.

Adaptasi suhu
Untuk mencegah terjadinya chilling injury yaitu kerusakan buah jika suhu yang digunakan
terlalu rendah. Adaptasi suhu dilakukan pada suhu 15°C selama 24 jam. Hal ini sesuai dengan
beberapa penelitian yangmenggunakan suhu adaptasi pada 15°C yang dapat mempertahankan
kesegaran buah selama 4 minggu .Setelah buah dikemas kemudiandilakukan adaptasi pada cold
room. Setelah tercapai suhu yang diinginkan, buah dipindahkan ke ruang berpendingin dengan
suhu 10°C untuk penyimpanan.

11
Penyimpanan
Dilakukan dalam suhu dingin. Penyimpanan dingin buah klimakterik selain mengakibatkan
tertundanya kematangan buah juga berpengaruh pada respon jaringan terhadap etilen. Hal ini
berarti,buah memerlukan waktu kontak lebih lamadengan dosis etilen tertentu untuk mengawali
kematangannya pada suhu rendah (Bp3kp Kerinci. 2011). Penyimpanan dingin bertujuan untuk
membatasi pembusukan tanpa menyebabkan terjadinyakematangan abnormal atau perubahan-
perubahan lainnya yang tidak diinginkandan mempertahankan mutu sampai ke tangan konsumen
dalam jangka waktu yang lama.
Perlu diperhatikan bahwa buah mangga dapat rusak karena suhurendah/dingin (kerusakaan
faali bila disimpan pada suhu rendah tetapi di atastitik beku air). Kerusakan oleh suhu rendah ini
antara lain terlihat sebagai berubahnya warna kulit menjadi abu-abu, terbentuknya lobang-lobang
padakulit dan buah tidak merata menjadi masak (warna buah jelek dan juga rasanya pun tidak
enak). Guna mencegah kerusakan oleh suhu rendah, sebaiknya buahmangga disimpan pada duhu
10 - 150C.
Kisaran ini disebabkan oleh varietas,tingkat masak buah, lokasi, pengaruh musim pada buah,
dan sebagainya.Umur kesegaran mangga dapat dipertahankan hingga 2 – 3 minggu biladisimpan
pada kondisi suhu 13C dan kelembaban 85 – 90 persen, namundemikian beberapa varietas masih
dapat bertahan pada suhu yang lebih rendahyaitu 10 C di bawah suhu tersebut merupakan kondisi
yang tidak baik bagi penyimpanan mangga.
Penyimpanan buah mangga pada sistim udara terkendalinampaknya tidak memberikan
banyak keuntungan dalam perpanjangan masasimpan. Kondisi penyimpanan udara terkendali
untuk buah mangga yang amanadalah bersuhu 13 C dengan kadar CO2: 5% dan kadar O2: 5%

Pemasaran Mangga Tabulampot


Produk-produk hasil budidaya secara tabulampot (termasuk mangga) di pasaran lebih mahal
dari produk-produk pertanian secara konvensional. Karena melihat besarnya biaya produksi dan
jenis varietas yang ditanam. Varietas mangga yang ditanam biasanya varietas yang unggul dan
sangat laku dipasaran.Tujuanan pasarnya pun berbeda dari produk pertanian biasa. Harga yang
dipatok untuk tanaman hasil teknologi tabulampot yang terbilang mahal, pada umumnya memang
bisa ditemui di tempat perbelanjaan seperti supermarket dan hipermarket. Bahkan hingga di ekspor

12
ke luar negeri, karena tujuan akhir pasarnya adalah konsumen dengan tingkat kesejahteraan
menengah ke atas.
Salah satu upaya untuk meningkatkan pemasaran mangga agar lebih efisien dan
menguntungkan adalah dengan memanipulasi masa simpan dan nilai jual mangga agar lebih
tinggi. Upaya itu dapat diusahakan dengan cara pengolahan pasca panen mangga. Mangga dapat
diolah menjadi beberapa produk makanan seperti : Juice mangga , manisan mangga, dodol
mangga, hingga sirup rasa mangga. Produk olahan seperti inilah yang lebih memberi keuntungan
bagi pra pelaku usaha tani mangga dalam pot.
Untuk pemasaran ekspor,sebelum dimasukkan ke dalam karton, mangga diberi pelapis net
foam. Hal inidilakukan untuk mencegah kerusakan fisik akibat benturan selama dalamtransportasi.
Setelah dilakukan pengemasan dengan net foam, baru kemudiandimasukkan ke dalam karton yang
dibagian dalam diberi pelapis lilin. Pasar luar negeri sangat memberi ruang dalam pemasran
mangga. karena kebutuhan mangga di pasar global masih minim. Kesempatan inilah yang
seharusnya bisa dimanfaatkan oleh para pelaku usaha tani Indonesia. Dengan sedikit keseriusan
dan perlakuan berbeda mangga tabulampot akan memniliki kualitas yang baik dan unggul
sehingga mampu bersaing dipasaran.

13
BAB III
KESIMPULAN

Budidaya mangga tabulampot (tanaman buah dalam pot) adalah usaha budidaya mangga
dengan perlakuan berbeda, yakni menanam mangga bukan di lahan yang luas namun hanya dalam
sebuah wadah pot-pot kecil atau beberapa jenis wadah lainnya yang bisa digunakan. Sehingga
mangga yang dihasilkan lebih mini sehinnga mempermudah perawatan dan pemanenan. Rata-rata
varietas yang ditanam adalah varietas mangga unggul dengan system pencakokan sehingga buah
yang dihasilkan lebih melimpah.
Budidaya tabulampot ini memiliki banyak kelebihan. Selain dapat memperkaya wawasan
lingkungan, juga sangat penting terutama dalam mendukung kelestarian sumber plasma nuftah
buah-buahan di tengah masyarakat luas. Tidak hanya sebagai sarana penunjang keindahan
lingkungan hidup di sekitar rumah, besar kemungkinan hobi tabulampot juga bisa dikembangkan
untuk sarana usaha skala bisnis, yang berarti peluang membuka lapangan kerja baru. Yang pasti
dengan mangga tabulampot, siapapun dapat ikut serta menyalurkan hobi berkebun. Lahan sesempit
apapun bukan kendala untuk bertabulampot, sekaligus dapat dijadikan sebagai sumber penghasilan
baru.
Tabulampot bisa menjadi solusi bagi yang ingin berkebun di lahan sempit. Dengan
memanfaatkan lahan yang tidak luas, beberapa jenis tanaman bisa ditempatkan dalam lokasi yang
berdekatan Pada tabulampot air dan pupuk dapat diserap sampai 80 persen. Sedangkan pada
tanaman biasa air dan pupuk menyebar ke sekitarnya. Karena peredaran akarnya dibatasi, otomatis
kemampuan berbuahnya juga terbatas.

14
DAFTAR PUSTAKA

Ichsan, M.C., Wijaya, I. 2017. Proses Pembungaan Mangga (Magnifera indica L.) Kultivar
Gadung Berlandaskan Pada Penagnngulangan Self-Inkompatible Sporofik. Agritop Vol. 15
(1).
Irwan, S.N.R., Sarwadi, A. 2016. Pemanfaatan Ruang Terbatas Sekitar Rumah di Permukiman
Perkotaan Melalui Pengembangan Lanskap Produktif. Seminar Nasional Sains dan
Teknologi. Jurnal Umj. Jakarta (ID).
Karsinah, Rebin, Hadiati, S, Manshur, A & Setyowati, K 2014, ‘Karakterisasi plasma nutfah
mangga’, Laporan Hasil Penelitian Balitbu Tropika, Solok.
Rianawati, S. 2017. Membuahkan Tanaman Buah dalam Pot. Iptek Hortikultura. Balai Penelitian
Tanaman Hias. Jawa Barat (ID).
Tasliah, Karsinah, dan Prasetiyono1, J. 2015. Keragaman Sebelas Klon Mangga Komersial
Indonesia (Variation of Eleven Clones Indonesian Commercial Mango). J. Hort. Vol. 26
No. 1 : 31-40

15
16

Anda mungkin juga menyukai