Anda di halaman 1dari 22

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan
rahmat dan hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini yang berjudul
“Teknologi Pengolahan Hasil Pertanian Tanaman Wortel “yang mana makalah ini
diajukan untuk memenuhi salah satu tugas Mata Kuliah Teknologi Pengolahan Hasil Panen.

Saya menyadari bahwa dalam pembuatan makalah ini masih banyak kekurangan-
kekurangannya, hal ini disebabkan keterbatasan pengetahuan, waktu, serta sumber yang kami
miliki. Oleh karena itu kritik dan saran yang sifatnya membangun sangat saya harapkan untuk
perbaikan penyusunan selanjutnya.
Saya mengucapkan banyak terima kasih kepada Dosen Mata Kuliah Teknologi
Pengolahan Hasil Panen Bapak Sonny Kristianti S,Si.M.Si. Akhirnya saya berharap semoga
makalah ini dapat bermanfaat bagi saya khususnya dan bagi para pembaca pada umumnya.

Surabaya, 02 November 2016

1
Daftar Isi

Kata Pengantar...................................................................................................................1

Daftar Isi............................................................................................................................2

BAB I PENDAHULUAN

1.1.Latar Belakang.............................................................................................................4

1.2.Rumusan Masalah........................................................................................................5

1.3.Tujuan..........................................................................................................................5

BAB II PEMBAHASAN

2.1. Pengertian Terkonologi Penangan Hasil Pertanian ..................................................6

2.2. Deskripsi Tanaman Wortel.......................................................................................6

2.3. Syarat Tumbuh Tanaman Wortel..............................................................................8

2.4. Pembenihan Tanaman Wortel..................................................................................10

2.5. Pembibitan Tanaman Wortel....................................................................................11

2.6. Persiapan Lahan Tanaman Wortel............................................................................11

2.7. Penanaman Tanaman Wortel....................................................................................12

2.8. Pemeliharaan Tanaman Wortel.................................................................................13

2.9. Pengendalian Hama Penyakit Tanaman Wortel.......................................................14

2.10. Pemaneman Tanaman Wortel................................................................................14

2.11. Pasca Panen Tanaman Wortel................................................................................16

2
2.12. Manfaar Tanaman Wortel......................................................................................19

BAB III PENUTUP

3.1. Kesimpulan...............................................................................................................21

3.2. Saran.........................................................................................................................21

DAFTAR PUSTAKA

3
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Indonesia dikenal sebagai negara agraris yang memungkinkan dikembangkannya


tanaman sayur-sayuran yang bermanfaat bagi kehidupan manusia. Sayuran sangat berperan
dalam pemenuhan kebutuhan pangan dan peningkatan gizi karena mengandung sumber
vitamin, serat dan mineral yang dibutuhkan manusia. Namun tingkat konsumsi sayuran di
Indonesia masih di bawah standar. Aswaldi et al. (2005) menyatakan bahwa konsumsi sayuran
di Indonesia diprediksikan akan mengalami peningkatan sejalan dengan membaiknya kondisi
perekonomian dan meningkatnya taraf pendidikan masyarakat. Peluang meningkatnya
permintaan tersebut perlu diantisipasi dengan meningkatkan kuantitas dan kualitas produk
sayuran yang dihasilkan petani Indonesia. Untuk memenuhi permintaan sayuran tersebut,
diharapkan sayuran yang diproduksi petani bebas dari penggunaan bahan-bahan sintetik yang
dapat membahayakan tubuh manusia, menyebabkan pencemaran dan kerusakan lingkungan
sehingga sayuran tersebut aman dan sehat jika dikonsumsi dengan menerapkan pertanian
organik
Menurut Harjadi (1989) pertanian organik merupakan salah satu sistem pertanian yang
ramah lingkungan dengan menggunakan bahan organik dan mengusahakan keseimbangan
alami antara tanah, hewan, dan mikroorganisme serta waktu tanam pun disesuaikan dengan
kondisi bulan. Komoditi ini dipilih karena memiliki persentase penanaman terbesar serta nilai
ekonomi yang tinggi. Untuk memenuhi kebutuhan konsumsi sayuran yang aman bagi
kesehatan masyarakat, produksi wortel terus ditingkatkan melalui penggunaan berbagai teknik
budidaya, khususnya penerapan pertanian organik. Pengusahaan sayuran organik memerlukan
pengetahuan dan keterampilan, baik dalam teknik budidaya di lapangan, penanganan pasca
panen, manajerial dan pemasaran.

4
1.2. Rumusan Masalah

1. Apa pengertian dari teknologi penanganan hasil panen?


2. Bagaimana deskripsi tanaman wortel ?
3. Apa syarat tumbuh tanaman wortel ?
4. Bagaimana cara pembenihan tanaman wortel ?
5. Bagaimana cara pembibitan tanaman wortel ?
6. Bagaimana persiapan lahan penanaman tanaman wortel ?
7. Bagaimana cara penanaman tanaman wortel ?
8. Bagaimana pemeliharaan tanaman wortel ?
9. Bagaimana pengendalian hama penyakit tanaman wortel ?
10. Bagaimana pemaneman tanaman wortel ?
11. Bagaimana pasca panen tanaman wortel ?
12. Apa saja manfaat tanaman wortel ?

1.3. Tujuan

1. Mengetahui pengertian dari teknologi penanganan hasil panen.


2. Mengetahui deskripsi tanaman wortel.
3. Mengetahui syarat tumbuh tanaman wortel.
4. Mengetahui cara pembenihan tanaman wortel.
5. Mengetahui cara pembibitan tanaman wortel.
6. Mengetahui persiapan lahan tanaman wortel.
7. Mengetahui cara penanaman tanaman wortel.
8. Pemeliharaan tanaman wortel.
9. Pengendalian hama penyakit tanaman wortel.
10. Pemaneman tanaman wortel.
11. Pasca panen tanaman wortel.
12. Mengetahui manfaat tanaman wortel.

5
BAB II

PEMBAHASAN

2.1. Pengertian Terkonologi Penangan Hasil Pertanian

Bahan pangan sebagai salah satu kebutuhan primer manusia, sangat


intensif dijadikan kajian sebagai objek formal ilmu terapan dan ditopang dengan
tuntutan industri, terutama di negara maju. Kondisi ini melahirkan cabang bidang ilmu
teknologi pangan yang merupakan penerapan ilmu-ilmu dasar (kimia, fisika dan
mikrobiologi) serta prinsip-prinsip teknik (engineering), ekonomi dan manajemen
pada seluruh mata rantai penggarapan bahan pangan dari sejak pemanenan sampai
menjadi hidangan. Teknologi pangan merupakan penerapan ilmu dan teknik pada
penelitian, produksi, pengolahan, distribusi, penyimpanan pangan berikut
pemanfaatannya. Ilmu terapan yang menjadi landasan pengembangan teknologi
pangan meliputi ilmu pangan, kimia pangan, mikrobiologi pangan, fisika pangan dan
teknik proses. Ilmu pangan merupakan penerapan dasar-dasar biologi, kimia, fisika
dan teknik dalam mempelajari sifat-sifat bahan pangan, penyebab kerusakan pangan
dan prinsip-prinsip yang mendasari pegolahan pangan.

2.2. Deskripsi Tanaman Wortel.

Kingdom : Plantae
Divisi : Spermatophyta
Sub-Divisi : Angiospermae
Kelas : Dicotyledonae
Ordo : Umbelliferales
Famili : Umbelliferae (Apiaceae)

Genus : Daucus

Spesies : Daucus carrota

6
Tanaman wortel banyak ragamnya, tetapi bila dilihat bentuk umbinya dapat
dipilih menjadi 3 golongan, yakni :
a) Tipe Chantenay, berbentuk bulat panjang dengan ujung yang tumpul.
b) Tipe Imperator, berbentuk bulat panjang dengan ujung runcing.
c) Tipe Nantes, merupakan tipe gabungan antara imperator dan chantenay.

Wortel (Daucus carota L.) adalah tumbuhan jenis sayuran umbi yang biasanya
berwarna jingga atau putih dengan tekstur seperti kayu. Bagian yang dapat dimakan
dari wortel adalah bagian umbi atau akarnya. Wortel adalah tumbuhan biennial (siklus
hidup 12 - 24 bulan) yang menyimpan karbohidrat dalam jumlah besar untuk berbunga
pada tahun kedua. Batang bunga tumbuh hingga 1 m, dengan bunga berwarna putih.
Wortel dapat dimakan dengan berbagai cara. Hanya 3% dari β-carotene pada wortel
mentah dilepaskan selama proses pencernaan berlangsung. Hal ini dapat ditingkatkan
menjadi 39% melalui pulping, memasaknya dan menambahkan minyak sawit.
Bagi petani, wortel sangat berguna sebagai tumbuhan pendamping. Wortel
dapat menaikkan jumlah produksi tomat jika ditanam secara bersamaan. Jika dibiarkan
berbunga, wortel akan mengeluarkan aroma herbal yang menarik tawon predator untuk
datang dan membunuh hama kebun.

7
2.3. Syarat Tumbuh Tanaman Wortel

2.3.1. Iklim
Suhu udara optimal antara 15,6o C - 21,1o C (dingin dan lembab). Suhu udara
yang terlalu tinggi (panas) seringkali menyebabkan umbi kecil-kecil (abnormal) dan
berwarna pucat/kusam apabila suhu udara terlalu rendah (sangat dingin), umbi yang
terbentuk menjadi panjang kecil. Keasaman tanah (pH) antara 5,5 - 6,5 dan untuk hasil
optimal diperlukan pH 6,0 - 6,8. Pada tanah yang pH-nya kurang dari 5,0, tanaman
wortel akan sulit membentuk umbi.

2.3.2. Media Tanam

Keadaan tanah yang cocok untuk tanaman wortel adalah subur, gembur, banyak
mengandung bahan organik (humus), tata udara dan tata airnya berjalan baik (tidak
menggenang). Jenis tanah yang paling baik adalah andosol. Tanah yang mudah becek
atau mendapat perlakuan pupuk kandang yang berlebihan, sering menyebabkan umbi
wortel berserat, bercabang dan berambut. Tanah berat akan mengakibatkan kematian
akar karena kekurangan oksigen yang menyebabkan cacat bentuk, percabangan dan
wortel terbelah

2.3.3. Ketinggian Tempat

Di Indonesia wortel umumnya ditanam di dataran tinggi pada ketinggian 1.000-


1.200 m dpl dapat pula ditanam di dataran medium (ketinggian lebih dari 500 m dpl)
namun produksi dan kualitas kurang memuaskan.

8
2.3.4. Sentra Penanaman

Wortel berasal dari negeri yang beriklim sedang (sub-tropis) yaitu berasal dari
Asia Timur dan Asia Tengah. Ditemukan tumbuh liar sekitar 6.500 tahun yang lalu.
Rintisan budidaya wortel pada mulanya terjadi di daerah sekitar Laut Tengah, menyebar
luas ke kawasan Eropa, Afrika, Asia dan akhirnya ke seluruh bagian dunia yang telah
terkenal daerah pertaniannya.
Di Indonesia budidaya wortel pada mulanya hanya terkonsentrasi di Jawa Barat
yaitu daerah Lembang dan Cipanas. Namun dalam perkembangannya menyebar luas ke
daerah-daerah sentra sayuran di Jawa dan Luar Jawa. Berdasarkan hasil survei pertanian
produksi tanaman sayuran di Indonesia (BPS, 1991) luas areal panen wortel nasional
mencapai 13.398 hektar yang tersebar di 16 propinsi yaitu; Jawa Barat, Jawa Tengah,
Jawa Timur, Bengkulu, Sumatera Utara, Sumatera Barat, Sumatera Selatan, Lampung,
Bali, NTT, Kalimantan Timur, Sulawesi Utara, Sulawesi Tengah, Sulawesi Selatan,
Maluku dan Irian Jaya.

2.3.5. Kandungan Gizi Wortel

Nilai Kandungan gizi Wortel per 100 g (3.5 oz)

Energi 173 kJ (41 kcal)


Karbohidrat 9g
Gula 5g
Diet Serat 3g
Lemak 0,2 g
Protein 1g
Vitamin A equiv 835 mg (93%)
Beta-karoten 8285 mg (77%)
Thiamine (Vit. B1) 0.04 mg (3%)
Riboflavin (Vit. B2) 0,05 mg (3%)
Niacin (Vit. B3) 1.2 mg (8%)
Vitamin B6 0,1 mg (8%)
Folat (Vit. B9) 19 mg (5%)

9
Vitamin C 7 7 mg (12%)
Kalsium 33 mg (3%)
Besi 0,66 mg (5%)
Magnesium 18 mg (5%)
Fosfor 35 mg (5%)
Kalium 240 mg (5%)
Sodium 2,4 mg (0%)

2.4. Pembenihan Tanaman Wortel

Ruangan untuk menyimpan benih yang memiliki suhu ruang sekitar 19-
21°C (Gambar 1). Benih wortel dapat diproduksi sendiri, jenis sayuran kacang-
kacangan dan pupuk hijau. Benih wortel yang diproduksi oleh memanfaatkan
indukan wortel yang baik untuk ditanam kembali selama 3 bulan sehingga
menghasilkan bunga (Gambar 2). Bunga wortel menghasilkan sekitar 10-15 g
benih wortel tiap bunganya. Benih wortel berbentuk elips berwarna coklat keabu-
abuan.

( Gb. Benih wortel ) (Gb. Bunga wortel )

10
2.5. Pembibitan Tanaman Wortel

Pembibitan dilakukan dengan menggunakan media tanah subur : kompos :


pupuk kandang dengan perbandingan 1: 1: 1. Media yang telah disiapkan
dimasukkan ke dalam polybag ukuran 12 cm x 7 cm ataupun alat soil block. Pada
media tanam dengan polybag perlu dibuat lubang tanam kecil sebesar ibu jari untuk
menanam benih. Namun, media tanam dengan soil block tidak perlu dibuat lubang
tanam karena pada alat soil block telah otomatis terbentuk lubang tanam yang kecil
untuk menanam benih. Bibit wortel dalam polybag maupun soil block perlu disiram
terlebih dahulu sebelum ditanam di lapangan. Bibit yang ditanam dalam soil block
langsung ditanam ke lapangan namun bibit yang ditanam dalam polybag harus
dikeluarkan secara hati-hati agar tidak merusak polybag dan akar tidak tercabut
dari media yang akan menyebabkan risiko kegagalan tumbuh. Penyakit yang sering
menyerang tanaman wortel pada stadia pembibitan yaitu : batang kawat yang
diakibatkan oleh jamur yang menyebabkan kulit batang terkelupas, damping off
yang menyebabkan busuk batang pada tanaman, serta embun tepung (mildew) yang
diakibatkan oleh jamur berwarna putih yang muncul di bawah daun sehingga daun
layu dan mati.
Budidaya wortel yang diterapkan oleh petani YBSB, Mendawai dan Mitra
memiliki beberapa teknik yang berbeda dan dapat mempengaruhi produksi yang
dihasilkan.

2.6. Pengolahan Lahan Tanaman Wortel

Persiapan lahan dilakukan oleh ketiga kelompok petani untuk memulai


tahapan penanaman. Keadaan lahan di ketiga kelompok petani tersebut merupakan
lahan yang telah berbentuk bedengan berukuran 1 m x 10 m, tinggi bedengan 15-20
cm dan jarak antar bedengan 40-50 cm. Jarak tersebut telah dipertimbangkan untuk
memudahkan saat penanaman, perawatan dan panen. Pengolahan tanah yang
dilakukan kelompok petani menggunakan garpu karena tekstur tanah di kebun remah
sehingga mudah untuk diolah. Tujuan menghindari kerusakan struktur tanah dan
mempermudah pengendalian gulma. Penggarpuan dilakukan dengan kedalaman
sekitar 30 cm. Setelah proses penggarpuan, tanah diremahkan untuk mengurangi
gumpalan tanah agar lebih gembur dan remah (halus). Petani Mendawai dan Mitra

11
menggunakan cangkul karena tanah yang diolah masih berbentuk gumpalan
sehingga perlu dilakukan pembalikan tanah agar tanah menjadi gembur.

2.7. Penanaman Tanaman Wortel

Penanaman wortel menggunakan metode tanam langsung, yaitu suatu


metode dengan mengolah tanah terlebih dahulu lalu dibuat alur ataupun lubang
tanam kemudian benih dimasukkan ke dalam alur maupun lubang tanam yang telah
ditentukan. Pola penanaman yang diterapkan petani yaitu pola tanam tumpangsari.
Pola penanaman wortel mayoritas ditumpangsarikan dengan satu baris bawang daun
di tengah untuk mengurangi hama akibat aroma bawang daun sebagai pengusir hama
pada tanaman wortel. Cara penanaman yang dilakukan petani Mendawai dan Mitra
dapat menyebabkan pertumbuhan wortel menjadi terhambat karena jarak antara satu
tanaman dengan tanaman lain saling berhimpitan sehingga umbi yang dihasilkan
kecil.
Petani Mendawai dan petani Mitra masih menggunakan pupuk kandang
(yang telah dimatangkan) saat menanam wortel yang diaplikasikan sebelum tanam
ataupun diberikan setelah tanam sebagai penutup alur karena kondisi tanah yang
kurang mengandung bahan organik. Petani Mendawai dan petani Mitra
menggunakan pupuk kandang sebanyak 10 kg/bedengan. Cara pengaplikasian pupuk
kandang disebar secara merata pada bedengan. Wortel memerlukan pupuk kandang
sebanyak 15 ton/ha sedangkan pada tanah yang subur pemberian pupuk kandang
dapat ditiadakan (Ali dan Rahayu, 1994). Petani tidak menggunakan pupuk organik
saat menanam wortel. Hal ini disebabkan karena pola pergiliran tanaman yang
digunakan yaitu : legum sayuran daun/buah sayuran umbi sehingga sebelum wortel
ditanam masih terdapat residu kandungan pupuk organik yang berasal dari jenis
sayuran daun/buah yang menggunakan pupuk organik sebanyak 10 kg/bedengan
untuk setiap siklus tanam. Pola pergiliran tanaman ini bertujuan untuk memutus
siklus hidup Organisme Pengganggu Tanaman (OPT), memperbaiki keseimbangan
hara dalam tanah dan mengurangi risiko gagal panen (Sudaryanto, 2004).
Petani menerapkan pola pergiliran tanaman juga menerapkan penanaman
pupuk hijau, seperti Sesbania sesban, Tithonia sp. dan Centrossema pubescens, serta
penggunaan pupuk progresif yang berasal dari hasil panen yang tersisa di bedengan,
serasah daun dan rumput hasil tebasan dengan menumpuk bahan-bahan tersebut di

12
ujung bedengan dan didiamkan selama 6 bulan. Hal ini dilakukan oleh petani untuk
meningkatkan kesuburan tanah sehingga penanaman wortel tidak menggunakan
pupuk organik. Prestasi kerja penulis dan karyawan dalam proses penanaman wortel
ialah 4 bedeng/jam.

2.8. Pemeliharaan Tanaman Wortel

Pemeliharaan tanaman wortel dilakukan dengan melakukan penyiraman,


penyiangan, penjarangan dan pendangiran. Penyiraman dilakukan pada saat awal
penanaman pada pagi dan sore hari untuk membantu pertumbuhan kecambah.
Namun, saat musim hujan penyiraman dapat dikurangi karena penyiraman yang
terlalu sering dapat menyebabkan umbi wortel menjadi busuk. Penyiangan dan
penjarangan wortel pertama dilakukan bersamaan setelah tanaman berumur 2-3
minggu setelah tanam (MST) dengan tinggi tanaman wortel ± 5 cm. Penjarangan
dilakukan dengan mencabut tanaman yang rapat secara hati-hati agar tanaman wortel
lain tidak tercabut. Penjarangan dilakukan secara merata sehingga jarak tanaman
dalam baris 5-7 cm. Pendangiran pertama dilakukan saat tanaman berumur 4-6 MST
(proses pembentukan umbi) dengan melakukan pembumbunan di sekitar tanaman
agar umbi yang dihasilkan besar dan tidak bercabang. Petani melakukan penyiangan,
penjarangan dan pendangiran dua kali sampai panen sedangkan petani Mendawai
dan Mitra melakukan kegiatan pemeliharaan hanya satu kali sampai panen sehingga
banyak gulma tumbuh dan dapat menjadi pesaing tanaman wortel dalam menyerap
unsur hara dan air yang menyebabkan kualitas wortel kurang baik dan menyulitkan
saat kegiatan panen berlangsung. Prestasi kerja penulis dari kegiatan pemeliharaan
wortel, yaitu pendangiran dan penyiraman memiliki prestasi kerja yang sama dengan
karyawan sebesar 1.33 bedeng/jam dan 2 bedeng/jam sedangkan prestasi kerja dari
kegiatan penyiangan dan penjarangan masih dibawah prestasi kerja karyawan. Hal
ini disebabkan karena kegiatan tersebut memerlukan ketelitian sehingga jika
dilakukan tidak teliti akan merusak tanaman wortel yang lainnya.

13
2.9. Pengendalian Hama dan Penyakit

Penyakit utama yang menyerang tanaman wortel adalah busuk umbi yang
disebabkan oleh cendawan Erwinia carotovora sehingga mengakibatkan umbi
wortel busuk dan berair. Hama kutu daun (Cavariella aegopodii) yang hidup di balik
daun wortel dan mengisap cairan sel saat tanaman masih muda mengakibatkan daun
wortel menjadi keriting dan pertumbuhan tanaman menjadi terganggu.

Gb. Gejala Penyakit Busuk Umbi pada Wortel

pengendalian hama penyakit pada tanaman wortel tidak menggunakan


pestisida sintetik dalam . Namun, cara untuk mengatasi serangan penyakit tersebut
dengan melakukan beberapa cara preventif (pencegahan), yaitu : memilih lokasi
tanam yang tepat, menanam pada waktu yang tepat, menanam beberapa jenis dalam
satu bedengan (polikultur) dan melakukan pola pergiliran tanaman. Pergiliran
tanaman diperlukan untuk menghindari serangan hama penyakit yang sejenis serta
mendorong keseimbangan hara dalam tanah sehingga tanah dapat dimanfaatkan
dalam waktu yang relatif lama (Sudaryanto, 2004).

2.10. Pemaneman Tanaman Wortel

Umbi wortel dipanen sekitar umur 10-12 minggu di lapangan. Mayoritas


panen wortel dilakukan seminggu dua kali pada hari Minggu dan Rabu untuk
memenuhi permintaan agen dan supermarket. Namun, ada petani yang panen pada

14
hari Senin dan Kamis setelah mendapat perintah dari bagian produksi apabila stock
permintaan wortel untuk konsumen kurang. Panen wortel dilakukan pada pagi hari
oleh dua orang dalam satu bedengan secara keseluruhan agar umbi wortel masih
tampak segar serta untuk menghindari kehilangan hasil yang lebih banyak. Wortel
dipanen langsung dicabut dari tanah secara hati-hati agar umbi tidak rusak atau cacat.
Tanah yang terlalu keras biasanya digemburkan dengan menggunakan garpu ukuran
kecil atau disiram dengan air sehingga mempermudah pencabutan umbi wortel.
Apabila tanah tidak digemburkan terlebih dahulu, dapat terjadi patah umbi ketika
dilakukan pencabutan. Umbi yang patah atau terluka akan mudah terinfeksi jamur
dan bakteri sehingga tidak dapat disimpan dalam waktu yang lebih lama (Agoes dan
Lisdiana, 1995).
Tanaman wortel dipanen saat daun wortel telah menguning, umbi telah
muncul ke atas permukaan tanah, umbi mencapai ukuran panjang sekitar 14-20 cm
dan berdiameter 2.5-3.5 cm. Secara fisik, umbi tidak bercabang, tidak busuk, lurus
dan mulus dengan warna umbi merah (oranye). Target produksi panen wortel yang
dicapai petani, yaitu 20-25 kg per bedengan. Wortel dicabut dari tanah, daun dan
akarnya dipotong dengan menggunakan pisau.
Daun wortel tidak dimanfaatkan untuk dijual ke supermarket maupun agen
namun digunakan sebagai kompos yang akan menambah kandungan bahan organik
dalam tanah.

Gb. Wortel Layak Panen

15
2.11. Pasca Panen Tanaman Wortel

Dalam bidang pertanian istilah pasca panen diartikan sebagai berbagai


tindakan atau perlakuan yang diberikan pada hasil pertanian setelah panen sampai
komoditas berada di tangan konsumen. Istilah tersebut secara keilmuan lebih tepat
disebut Pasca produksi (Postproduction) yang dapat dibagi dalam dua bagian atau
tahapan, yaitu pasca panen (postharvest) dan pengolahan (processing).

Sesuai panen umbi wortel petani perlu segera melakukan penanganan


pasca panen. Kebiasaan pokok penanganan pasca panen adalah sebagai berikut :

a. Pengumpulan hasil
Kumpulkan seluruh rumpun (tanaman) wortel yang usai dipanen pada
suatu tempat yang strategis, misalnya dipinggir kebun yang teduh, atau digudang
penyimpanan hasil.

b. Pembersihan
Bersihkan tiap umbi wortel dari daun, tangkai, akar, maupun tanah yang
masih menempel. Tangkai daun disisakan secukupnya.

16
c. Pencucian dan penirisan
Cuci umbi wortel pada saluran air yang mengalir, atau dalam bak dengan
cara disemprot air. Tiriskan umbi ditempat yang kering atau rak-rak penirisan.

d. Seleki dan klasifikasi


Setelah pencucian, dilakukan sortasi untuk memisahkan umbi yang besar,
sedang dan kecil. Umbi yang rusak dan terluka dipisahkan karena mudah terkena
infeksi mikrobia pembusuk. Sebaiknya umbi yang rusak ini dimanfaatkan untuk
makanan ternak atau untuk kompos, sedangkan yang telah membusuk sebaiknya
dibakar dan/atau dibuang.Umbi yang telah disortasi dapat diikat menjadi untaian
sekitar 10-15 umbi untuk setiap untaian agar kelihatan lebih menarik dan segar
sehingga disenangi oleh konsumen. Ikat umbi menjadi ikatan-ikatan tertentu.
Sehingga praktis dalam pengangkutan dan penyimpanannya. Potong sebagian
tangkai daun untuk disisakan sekitar 15-20 cm.

17
e. Penyimpanan
Umbi wortel yang telah siap disimpan, ditempatkan berjajar di lantai
ruangan dengan dialasi daun pisang atau ditempatkan di rak-rak yang telah tersedia
atau digantung berjajar pada gantungan. Ruang penyimpanan berupa ruang yang
teduh dan terhindar dari sinar matahari langsung. Untuk menjaga kualitas perlu
pengetahuan mengenai temperatur dan kelembaban ruangan penyimpanan.
Temperatur ruangan sekitar 32°–40° F, kelembaban sekitar 90 – 95 % dan aerasi
cukup baik.

f. Pemasaran
Untuk pengiriman yang memerlukan waktu tempuh sekitar 2 – 3 jam dapat
dilakukan pengemasan dalam bentuk untaian yang disusun dengan baik dalam
keranjang agar aerasi cukup baik dan ditutup dengan daun pisang. Selanjutnya bak

18
kendaraan ditutup dengan kain terpal agar terhindar dari sinar matahari. Sebaiknya
pengiriman dilakukan pada pagi atau sore hari. Untuk pengiriman dengan jarak
tempuh yang jauh sebaiknya dilakukan dengan kendaraan box yang berpendingin.

g. Pengeringan
Selain dalam bentuk segar untuk dikonsumsi sebagai juice dan sayur, umbi
wortel juga dapat dikeringkan untuk dijadikan sebagai sayuran kering serta untuk
dijadikan sebagai tepung dan dikemas dalam kaleng untuk bahan makanan yang
bergizi terutama untuk makanan bayi.

2.12. Manfaat Tanaman Wortel

Wortel segar mengandung air, protein, karbohidrat, lemak, serat, abu,


nutrisi anti kanker, gula alamiah (fruktosa, sukrosa, dektrosa, laktosa, dan maltosa),
pektin, glutanion, mineral (kalsium, fosfor, besi, kalium, natrium, magnesium,
kromium), vitamin (beta karoten, B1, dan C) serta asparagine. Mengkonsumsi
wortel sangat dianjurkan, terutama untuk menghadapi masalah kekurangan vitamin
A. Dalam setiap 100 gram bahan mengandung 12.000 S.I vitamin A. Selain sebagai
"gudang vitamin A serta nutrisi", juga berkhasiat untuk penyakit dan memelihara
kecantikan, bermanfaat untuk menghilangkan bercak hitam akibat pigmentasi.
Wortel mengandung enzim pencernaan dan berfungsi diuretik. Meminum
segelas sari daun wortel segar ditambah garam dan sesendok teh sari jeruk nipis
dapat mengantisipasi pembentukan endapan dalam saluran kencing, memperkuat
mata, paru-paru, jantung dan hati. Wortel mengandung beta-karoten yang dapat

19
dikonversi di dalam tubuh menjadi vitamin A. Oleh karena itu beta-karoten
juga disebut pro-vitamin A. Vitamin A diperlukan dalam menjalankan fungsi mata,
terutama untuk menyesuaikan diri dengan kegelapan. Beta Karoten mempunyai
manfaat sebagai anti oksidan yang menjaga kesehatan dan menghambat proses
penuaan. Selain itu Beta Karoten dapat mencegah dan menekan pertumbuhan sel
kanker serta melindungi asam lemak tidak jenuh ganda dari proses oksidasi.
Kandungan falcarinol yang merupakan salah satu senyawa anti kanker. Wortel
dapat mengurangi kadar kolesterol yaitu dengan cara mengikat dan menghilangkan
asam empedu.
Daun wortel mengandung porphyrins. Zat ini bermanfaat dapat merangsang
kelenjar pituary dan meningkatkan hormon seks. Daun wortel dapat
menyembuhkan luka-luka dalam mulut/nafas bau, gusi berdarah dan sariawan.
Pada buah mengandung bisabolene, tiglic acid dan geraniol. Biji wortel liar
mengandung flavonoid, minyak menguap termasuk asarone, carotol, pinene, dan
limonene.

20
BAB III

PENUTUP

3.1. Kesimpulan

Dalam melakukan kegiatan produksi, distribusi dan pemasaran komoditas


pertanian termasuk produk buah-buahan dan sayuran, berdasarkan tahapannya kegiatan yang
dilakukan dapat digolongkan menjadi dua macam yaitu kegiatan prapanen meliputi
pembenihan, pembibitan, persiapan lahan, penanaman, pemeliharaan, pengendalian hama
penyakit dan sampai pada panen lalu pascapanen. Dalam pascapanen meliputi pengumpulan,
pembersihan, penyimpanan, dan pemasaran. Dalam proses pascapanen sangat banyak hal yang
harus diperhatikan baik dalam pengemasan yang akan menambah daya tarik suatu produk.

3.2. SARAN

Dalam proses pengolahan produk hortikultura harus sangat di perhatikan baik pada
saat panen dan pasca panen agar tidak terjadi kerusakan produk yang akan mempengaruhi hasil
produk.

21
DAFTAR PUSTAKA

Sandy,sulhan.2015. Teknik Budidaya Tanaman Wortel.


http://agusandisulhan.blogspot.co.id/2015/05/teknik-budidaya-tanaman-wortel-daucus.html

22

Anda mungkin juga menyukai