Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan
rahmat dan hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini yang berjudul
“Kode Etik Profesi Pendidik “yang mana makalah ini diajukan untuk memenuhi salah satu
tugas Mata Kuliah Etika dan Profesi Pendidik.
Kami menyadari bahwa dalam pembuatan makalah ini masih banyak kekurangan-
kekurangannya, hal ini disebabkan keterbatasan pengetahuan, waktu, serta sumber yang kami
miliki. Oleh karena itu kritik dan saran yang sifatnya membangun sangat kami harapkan
untuk perbaikan penyusunan selanjutnya.
Kami mengucapkan banyak terima kasih kepada Dosen Mata Kuliah Etika dan
Profesi Pendidik Ibu Dr.Ir.Sukian Wilujeng,M.M. Akhirnya kami berharap semoga makalah
ini dapat bermanfaat bagi kami khususnya dan bagi para pembaca pada umumnya.
1
Daftar Isi
Kata Pengantar...................................................................................................................1
Daftar Isi............................................................................................................................2
BAB I PENDAHULUAN
1.1.Latar Belakang.............................................................................................................3
1.2.Rumusan Masalah........................................................................................................3
1.3.Tujuan..........................................................................................................................4
BAB II PEMBAHASAN
2.1. Pengertian unsur hara esensial...................................................................................5
2.2. Macam-macam unsur hara esensial...........................................................................5
2.3. Pengukuran konsentrasi dalam jaringan tubuh..........................................................6
2.4. Fungsi unsur hara esensial.........................................................................................11
2.5. Gejala kekurangan unsur hara esensial......................................................................19
2
BAB I
PENDAHULUAN
1.1.Latar Belakang.
Profesi adalah suatu hal yang harus dibarengi dengan keahlian dan etika.
Meskipun sudah ada aturan yang mengatur tentang kode etik profesi, namun seperti
kita lihat saat ini masih sangat banyak terjadi pelanggaran-pelanggaran ataupun
penyalah gunaan profesi. Untuk itu penulis akan membahas pengertian dari kode etik
profesi dan sanksi atas pelanggaran kode etik profesi. Terutama membahas tentang
kode etik profesi pendidik dalam hal ini kita akan mengacu pada seorang guru.
Bagaiaman guru dalam proses pembelajaran sebagai pendidik menggunakan kode etik
profesi nya. Apakah sudah benar atau tidak sesuai dengan fungsinya dan juga tentang
pelanggaran-pelanggarannya.
1.2.Rumusan masalah.
3
1.3. Tujuan.
1. Mengetahui pengertian etika.
2. Mengetahui pngertian profesi.
3. Mkengetahui pengertian etika profesi.
4. Mengetahui pengertian kode etik.
5. Mengetahui manfaat dan tujuan kode etik profesi.
6. Mengetahui pengertian pendidik.
7. Mengetahui ciri-ciri dan syarat pendidik.
8. Mengetahui rumusan kode etik perofesi pendidik (guru).
9. Mengetahui alasan penting nya kode etik profesi bagi pendidik (guru).
10. Mengetahui upaya mewujudkan kode etik profesi pendidik (guru).
11. Mengetahui kode etik profesi pendidik (guru) Indonesia.
12. Mengetahui pengertian pelanggaran kode etik profesi pendidik (guru).
13. Mengetahui faktor penyebab pelanggaran kode etik profesi pendidik (guru).
14. Mengetahui contoh fenomena pelanggaran kode etik profesi pendidik
(guru).
15. Mengetahui sanksi pelanggran kode etik profesi pendidik (guru).
16. Mengetahui upaya mengatasi pelanggran kode etik profesi pendidik (guru).
4
BAB II
PEMBAHASAN
Dari asal usul kata, Etika berasal dari bahasa Yunani “ethos” yang bearti adat istiadat/
kebiasaan yang baik. Etika adalah ilmu tentang apa yang baik dan yang buruk, tentang hak
dan kewajiban moral. Etika juga dapat diartikan sebagai kumpulan asas / nilai yang
berkenaan dengan akhlak, nilai yang mengenai yang benar dan salah yang dianut
masyarakat.
Etika profesi menurut keiser dalam ( Suhrawardi Lubis, 1994:6-7 ) adalah sikap
hidup berupa keadilan untuk memberikan pelayanan professional terhadap masyarakat
dengan penuh ketertiban dan keahlian sebagai pelayanan dalam rangka melaksanakan
tugas berupa kewajiban terhadap masyarakat.
Kode etik profesi adalah system norma, nilai dan aturan professional tertulis yang secara
tegas menyatakan apa yang benar dan baik, dan apa yang tidak benar dan tidak baik bagi
professional. Kode etik menyatakan perbuatan apa yang benar atau salah, perbuatan apa
yang harus dilakukan dan apa yang harus dihindari. Tujuan kode etik yaitu agar
5
professional memberikan jasa sebaik-baiknya kepada pemakai atau nasabahnya. Dengan
adanya kode etik akan melindungi perbuatan yang tidak professional.
kode etik profesi merupakan suatu tatanan etika yang telah disepakati oleh
suatu kelompok masyarakat tertentu. Kode etik umumnya termasuk dalam norma
sosial, namun bila ada kode etik yang memiliki sanksi yang agak berat, maka masuk
dalam kategori norma hukum.
Kode Etik juga dapat diartikan sebagai pola aturan, tata cara, tanda, pedoman etis dalam
melakukan suatu kegiatan atau pekerjaan. Kode etik merupakan pola aturan atau tata
cara sebagai pedoman berperilaku. Tujuan kode etik agar profesional memberikan jasa
sebaik-baiknya kepada pemakai atau nasabahnya. Adanya kode etik akan melindungi
perbuatan yang tidak profesional.
Kode etik profesi itu merupakan sarana untuk membantu para pelaksana
sebagai seseorang yang professional supaya tidak dapat merusak etika profesi. Ada tiga
hal pokok yang merupakan fungsi dari kode etik profesi:
a) Kode etik profesi memberikan pedoman bagi setiap anggota profesi tentang prinsip
profesionalitas yang digariskan. Maksudnya bahwa dengan kode etik profesi, pelaksana
profesi mampu mengetahui suatu hal yang boleh dilakukan dan yang tidak boleh
dilakukan.
b) Kode etik profesi merupakan sarana kontrol sosial bagi masyarakat atas profesi yang
bersangkutan. Maksudnya bahwa etika profesi dapat memberikan suatu pengetahuan
kepada masyarakat agar juga dapat memahami arti pentingnya suatu profesi, sehingga
memungkinkan pengontrolan terhadap para pelaksana di lapangan kerja (kalangan
sosial).
c) Kode etik profesi mencegah campur tangan pihak di luar organisasi profesi tentang
hubungan etika dalam keanggotaan profesi. Arti tersebut dapat dijelaskan bahwa para
6
pelaksana profesi pada suatu instansi atau perusahaan yang lain tidak boleh
mencampuri pelaksanaan profesi di lain instansi atau perusahaan.
1. Menunjukkan kewibawaan
Ciri utama seorang pendidik adalah adanya kewibawaan yang terpancar dari
dirinya terhadap anak didik. Pendidik harus memiliki kewibawan (kekuasan batin
mendidik) menghindari penggunaan kekuasaan lahir, yaitu kekuasaan yang
semata-mata didasarkan kepada unsur wewenang jabatan. Kewibawaan merupakan
pancaran batin yang dapat menimbulkan pada pihak lain sikap untuk mengakui,
menerima, dan menuruti dengan penuh pengertian atas pengaruh pihak tersebut
7
2. Mengenal anak didiknya
Ciri kedua seorang pendidik adalah mengenal anak didiknya, yakni sifat anak
secara umum, anak usia kelas rendah berbeda sifatnya dengan anak usia kelas
tinggi
Syarat pendidik :
1. Seorang pendidik harus mengetahui tujuan pendidikan. Salah satu tujuan akhir
pendidikan harus ia sadari benar. Dalam hal itu, pendidik harus banyak mempunyai
pengetahuan tentang apa yang disebut manusia dewasa, sesuai dengan tempat dan
waktu. Di Indonesia harus mengenal tujuan pendidikan nasional atau cita-cita
nasional tentang manusia Indonesia.
2. Seorang pendidik harus mengenal anak didiknya.Hal ini dapat dibantu dengan
pengetahuan tentang bimbingan dan koseling agar guru dapat lebih mendalami lagi
hal-hal yang terjadi pada siswanya dan dapat mencari solusi untuk
permasalahnnya.
3. Seorang pendidik harus tahu prinsip dan penggunaan alat pendidikan. Ia harus tahu
pula memilih mana yang cocok untuk anak inipada situasi tertentu. Untuk itu, ia
harus adapat menentukan jalan atau prosedur mendidik yang bagaimana harus ia
gunakan atau tempuh.
4. Untuk dapat melakukan tugasnya, yang menghendaki pengetahuan dan kesabaran
itu ia harus mempunyai sikap bersedia mebantu anak didik. Tanpa itu, ia akan
merupakan orang yang bertindak mekanis, seperti robot, atau kadang-kadang di
luar kesadaranya berlaku kurang cocok sebagai pendidik, misalnya kurang sabar.
5. Untuk dapat membuat suatu pergaulan pendidikan yang serasi dan berbicara pada
anak didik, maka ia harus dapat beridentifikasi (menyatupadukan) dengan anak
didiknya. Itu tidak berarti bahwa ia uluh dalam kehidupan seorang atau beberapa
8
orang anak didiknya. Ia harus dapat beridentifikasi tetapi itu tidak berarti bahwa ia
lupa akan dirinya dan berlaku sperti anak didiknya. Ia tetap harus seorang dewasa
tetapi menyesuaikan segala cara dengan dunia anak didiknya.
Kode etik hanya dapat ditetapkan oleh suatu organisasi profesi yang berlaku dan
mengikat para anggota. Penetapan kode etik lazim dilakukan pada suatu kongres
organisasi profesi. Dengan demikian, penetapan kode etik tidak boleh dilakukan
oleh orang secara perorangan, melainkan harus dilakukan oleh orang orang yang
diutus untuk dan atas nama anggota-anggota profesinya dari organisasi tersebut.
Dengan demikian, orang orang yang bukan anggota profesi tidak dapa dikenakan
aturan yang ada dalam kode etik tersebut. Bagi guru guru di indonesia, PGRI
merupakan wadah bagi yang mempunyai jabatan profesi guru, sebagai perwujudan
cita-cita perjuangan bangsa. PGRI didirikan di Surakarta pada tanggal 25
november 1945.
Kode etik guru indonesia ditetapkan dalam suatu kongres yang dihadiri oleh
seluruh utusan cabang dan pengurus daerah PGRI dari seluruh penjuru tanah air,
pertama dalam kongres XIII di Jakarta tahun 1973 kemudian di sempurnakan
dalam kongres PGRI XVI tahun 1989 juga dijakarta. Kode etik guru indonesia yang
telah disempurnakan tersebut ialah:
Guru indonesia menyadari, bahwa pendidikan adalah bidang pengabdian
terhadap Tuhan YME, bangsa dan negara, serta kemanusiaan pada umumnya. Guru
indonesia yang berjiwa pancasila dan setia pada undang undanh dasar 1945, turut
bertanggung jawab atas terwujudnya cita cita proklamasi kemerdekaan republik
indonesia 17 agustus 1945.
2.9. Alasan penting nya kode etik profesi bagi pendidik (guru).
Secara umum, kode etik ini diperlakukan dengan beberapa alasan, antara lain
seperti berikut ini;
a. Untuk melindungi pekerjaan sesuai dengan ketentuan dan kebijakan yang telah
ditetapkan berdasarkan perundangan-undangan yang berlaku.
9
b. Untuk mengontrol terjadinya ketidakpuasan dan persengketaan dari para
pelaksana, sehingga dapat menjaga dan meningatkan stabilitas internal dan
eksternal pekerjaan.
c. Melindungi para praktisi di masyarakat, terutama dalam hal adanya kasus-kasus
penyimpangan tindakan. melindungi anggota masyarakat dari praktek-praktek
yang menyimpang dari ketentuan yang berlaku.
10
1. Guru berbakti membimbing peserta didik untukmembentuk manusia Indonesia
seutuhnya yang berjiwa Pancasila.
5. Guru memelihara hubungan baik dengan orang tua murid dan masyarakat
sekitarnya untuk membina peran serta dan rasa tanggung jawab bersama terhdap
pendidikan.
11
2.12. Pengertian pelanggaran kode etik profesi pendidik (guru).
Adapun esensi yang penulis dapat dari kode etik guru secara garis
besarnya dapat penulis gambarkan sebagai berikut:
1. Guru berbakti membimbing peserta didik untuk membentuk manusia Indonesia
seutuhnyayang berjiwa Pancasila.
5. Guru memelihara hubungan baik dengan orang tua murid dan masyarakat
sekitarnya untuk membina peran serta dan rasa tanggung jawab bersama terhadap
pendidikan.
12
Jadi pelanggaran kode etik profesi guru merupakan pelanggaran
terhadap suatu norma, nilaidanaturanprofesionaltertulis yangsecarategas
menyatakan apa yang benar dan baik bagi suatu profesi dalam masyarakat.
13
2.14. Contoh fenomena pelanggaran kode etik profesi pendidik (guru) dan solusinya.
Berikut adalah beberapa penggalan fenomena pelanggaran kode etik guru di masyarakat
dan solusi yang bisa berikan:
14
Guru mengajar tidak sesuai Guru harus menjaga
dengan bidang keilmuannya keteladanan agar dapat diterima
sehingga sering melakukan dan bahkan ditiru oleh peserta
kesalahan secara keilmuan. didik.
15
2.15. Sanksi pelanggran kode etik profesi pendidik (guru).
Adapun sanksi-sanksi yang diberikan kepada guru atas pelanggaran kode etik
profesi antara lain :
a. Guru dapat di berhentikan tidak dengan hormat dari jabatan sebagai guru,
karena:
1. Melanggar sumpah dan janji jabatan.
2. Melanggar perjanjian kerja atau kesepakatan kerja bersama.
3. Melalaikan kewajiban dalam melaksanakan tugas selama 1 bulan atau lebih
secara terus menerus.
Sanksi terhadap guru dapat juga berupa :
1. Teguran
2. Peringatan tertulis
3. Penundaan pemberian hak guru
4. Penurunan Pangkat
5. Pemberhentian dengan hormat
6. Pemberhentian tidak dengan hormat
2. Sebelum menjadi guru, seorang calon guru seharusnya diberi tes psikologi
yang ketat,agar mampu menghadapi setiap karakter peserta didik.
16
5. Guru seharusnya memahami perkembangan tingkah laku peserta didiknya.
Apabila guru memahami tingkahlaku peserta didik dan perkembangan tingkah
laku itu, maka strategi, metode, media pembelajaran dapat dipergunakan secara
lebih efektif.
6. Tugas yang penting bagi guru dalam melakukan pendekatan kepada peserta
didik adalah menjadikan peserta didik mampu mengembangkan keyakinan dan
penghargaan terhadap dirinya sendiri, serta membangkitkan kecintaan terhadap
belajar secara berangsur-angsur dalam diri peserta didik.
17
BAB III
PENUTUP
3.1.Kesimpulan
Profesi adalah suatu pekerjaan yang dalam melaksanakan tugasnya memerlukan atau
menuntut keahlian (expertise), menggunakan teknik-teknik ilmiah, serta dedikasi yang tinggi.
Keahlian diperoleh dari lembaga pendidikan yang khusus diperuntukkan untuk itu dengan
kurikulum yang dapat dipertanggung jawabkan. Suatu pekerjaan dapat dikatakan profesi jika
memiliki beberapa syarat-syarat tertentu.
Setiap profesi memiliki kode etik masing-masing, kode etik adalah pedoman sikap,
tingkah laku dan perbuatan dalam melaksanakan tugas dan dalam hidup sehari-hari (Undang-
undang nomor 8 Tahun 1974). Pada dasarnya tujuan merumuskan kode etik dalam suatu profesi
adalah untuk kepentingan anggota dan kepentingan organisasi profesi itu sendiri.
Seperti yang telah disebutkan salah satu kriteria jabatan profesional, jabatan profesi
harus mempunyai wadah untuk meyatukan gerak langkah dan mengendalikan keseluruhan
profesi, yakni organisasi profesi. Bagi guru-guru di negara kita, wadah ini telah ada yakni
Persatuan Guru Republik Indonesia yang lebih dikenal dengan singkatan PGRI. Salah satu
tujuan PGRI adalah mempertinggi kesadaran, sikap, mutu, dan kegiatan profesi guru serta
meningkatkan kesejahteraan mereka (Basuni, 1986).
3.2. Saran.
a. Guru sebagai pionir terdepan pembawa kemajuan bangsa hendaknya melaksanakan
apa yang telah menjadi standar dan aturan yang telah disepakati bersama, dalam hal ini
kode etik guru.
b. Guru hendaknya menujukan citra profesionalitasnya kepada publik bukan
memanipulasi keprofesionalitasnya.
c. Kejujuran merupakan hal terpenting dalam menjaga kehormatan seorang guru, maka
dari itu guru hendaknya menjunjung kejujuran dalam etika profesinya sebagai seorang
guru.
18
DAFTAR PUSTAKA
http://evendimuhtar.blogspot.co.id/2015/05/fenomena-pelanggaran-kode-etik-
profesi.html
https://candrajunie.blogspot.co.id/2012/06/ciri-ciri-pendidik-dan-syarat-pendidik.html
http://dibalue.blogspot.co.id/2011/04/kode-etik-pelanggaran-dan-sanksi.html
http://cyberlawncrime.blogspot.co.id/2013/03/pengertian-etika-kode-etik-dan-
fungsi.html
http://syafrudiin.blogspot.co.id/2014/12/a-kode-etik-profesi-keguruan.html
19