Anda di halaman 1dari 19

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan
rahmat dan hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini yang berjudul
“ paku ekor kuda “yang mana makalah ini diajukan untuk memenuhi salah satu tugas Mata
Kuliah Taksonomi Tumbuhan I.

Kami menyadari bahwa dalam pembuatan makalah ini masih banyak kekurangan-
kekurangannya, hal ini disebabkan keterbatasan pengetahuan, waktu, serta sumber yang kami
miliki. Oleh karena itu kritik dan saran yang sifatnya membangun sangat kami harapkan
untuk perbaikan penyusunan selanjutnya.
Kami mengucapkan banyak terima kasih kepada Dosen Mata Kuliah Taksonomi
Tumbuhan I Ibu Dra. Marmi, M,Si. Akhirnya kami berharap semoga makalah ini dapat
bermanfaat bagi kami khususnya dan bagi para pembaca pada umumnya.

Surabaya, 18 Desember 2015

1
Daftar Isi

Kata Pengantar...................................................................................................................1

Daftar Isi............................................................................................................................2

BAB I PENDAHULUAN

1.1.Latar Belakang.............................................................................................................3

1.2.Rumusan Masalah........................................................................................................5

1.3.Tujuan..........................................................................................................................5

BAB II PEMBAHASAN

2.1. Pengertian Paku Ekor Kuda.......................................................................................6

2.2. Klasifikasi Paku Ekor Kuda....................................................................................7

2.3. Karakteristik Paku Ekor kuda...................................................................................8

2.3. Morfologi dan Anatomi Paku Ekor Kuda ..................................................................9

2.4. Habitat Paku Ekor Kuda .........................................................................................11

2.5. Reproduksi Paku Ekor Kuda ....................................................................................11

2.5. Siklus hidup Paku Ekor Kuda ................................................................................13

2.6. Bangsa Paku Ekor Kuda.......................................................................................15

2.7. Perananan paku ekor kuda ..................................................................................16

BAB III PENUTUP

3.1. Kesimpulan...............................................................................................................17

3.2. Saran........................................................................................................................17

DAFTAR PUSTAKA

2
BAB I

(PENDAHULUAN)

1.1. Latar belakang

Tumbuhan paku merupakan tumbuhan berkormus dan berpembuluh yang paling


sederhana. Terdapat lapisan pelindung sel (jaket steril) di sekeliling organ reproduksi, sistem
transpor internal, hidup di tempat yang lembap. Akar serabut berupa rizoma, ujung akar
dilindungi kaliptra. Sel-sel akar membentuk epidermis, korteks, dan silinder pusat (terdapat
xilem dan fleom).

Berdasarkan bentuk dan ukurannya susunannya daun tumbuhan paku dibedakan menjadi
mikrofil dan makrofil. Mikrofil bentuk kecil atau bersisik, tidak bertangkai, tidak bertulang
daun, belum memperlihatkan diferensiasi sel. Makrofil daun besar, bertangkai, bertulang
daun, bercabang-cabang, sel telah terdiferensiasi. Berdasarkan fungsinya daun tumbuhan
paku dibedakan menjadi tropofil dan sporofil. Tropofil merupakan daun yang khusus untuk
asimilasi atau fotosintesis. Sporofil berfungsi untuk menghasilkan spora. Spora tumbuhan
paku dibentuk dalam kotak spora (sporangium). Kumpulan sporangium disebut sorus. Sorus
muda sering dilindungi oleh selaput yang disebut indusium. Berdasarkan macam spora yang
dihasilkan tumbuhan paku dibedakan menjadi tiga yaitu paku homospora (isospora), paku
heterospora dan paku peralihan.

Paku homospora menghasilkan satu jenis spora (ex Lycopodium/paku kawat). Paku
heterospora menghasilkan dua jenis spora yang berlainan yaitu megaspora (ukuran besar) dan
mikrospora (ukuran kecil) (ex Marsilea/semanggi dan Selaginella/paku rane). Paku peralihan
merupakan peralihan antara homospora dan heterospora menghasilkan spora pbentuk dan
ukurannya sama tetapi berbeda jenis kelamin (ex Equisetum debile/paku ekor kuda).
Tumbuhan paku bereproduksi secara aseksual (vegetatif) dengan stolon yang menghasilkan
gemma (tunas). Gemma adalah anakan pada tulang daun atau kaki daun yang mengandung
spora. Reproduksi seksual (generatif) melalui pembentukan sel kelamin jantan/spermatozoid
(gametangium jantan/anteridium) dan sel kelamin betina/ovum (gametangium
betina/arkegonium). Seperti pada lumut tumbuhan paku juga mengalami pergiliran

3
keturunan/metagenesis. Metagenesis tersebut dibedakan antara paku homospora dan
heterospora.

Tumbuhan paku dibedakan menjadi empat kelompok yaitu Psilotophyta, Lycophyta,


Sphenophyta, dan Pterophyta. Psilotophyta mempunyai dua genera (ex Psilotum sp).
Psilotum sp tersebar luas di daerah tropik dan subtropik, mempunyai ranting dikotom, tidak
memiliki akar dan daun, pengganti akar berupa rizoma diselubungi rambut-rambut yang
dikenal rizoid.Lycophyta contohnya Lycopodium sp dan Selaginella sp. Lycopodium sp
sporanya dalam sporofit daun khusus untuk reproduksi dan dapat bertahan dalam tanah
selama 9 tahun, dapat menghasilkan spora tunggal yang berkembang menjadi gametofit
biseksual (memiliki baik organ jantan dan betina), jenis homospora. Selaginella sp
merupakan tanaman heterospora, menghasilkan dua jenis spora (megaspora/gamet betina dan
mikrospora/gamet jantan).

Sphenophyta sering disebut paku ekor kuda, bersifat homospora, mempunyai akar;
batang; daun sejati, batangnya keras karena dinding sel mengandung silika. Contohnya
Equisetum debile (paku ekor kuda).Pterophyta (paku sejati) umumnya tumbuh di darat pada
daerah tropis dan subtropis. Daunnya besar, daun muda menggulung. Sporangium terdapat
pada sporofil (daun penghasil spora). Contohnya: Adiantum cuncatum (paku suplir untuk
hiasan), Marsilea crenata (semanggi untuk sayuran), Asplenium nidus (paku sarang burung),
Pletycerium bifurcatum (paku tanduk rusa).

4
1.2.Rumusan Masalah.
1. Apa pengertian dari Paku Ekor Kuda ?
2. Bagaimana karakteristik dari Paku Ekor Kuda ?
3. Bagaimana bentuk anatomi dan morfologi dari Paku Ekor Kuda?
4. Habitat Paku Ekor Kuda ?
5. Klasifikasi Paku Ekor Kuda ?
6. Bagaimana reproduksi dari Paku Ekor Kuda?
7. Apa peranan dari Paku Ekor Kuda ?

1.3. Tujuan.
1. Mengetahui pengertian dari Paku Ekor Kuda.
2. Mengetahui karakteristik dari Paku Ekor Kuda.
3. Mengetahui bentuk anatomi dan morfologi dari Paku Ekor Kuda.
4. Mengetauhi Klasifikasi dari Paku Ekor Kuda.
5. Mengetahui reproduksi dari Paku Ekor Kuda.
6. Mengetahui peranan dari Paku Ekor Kuda.

5
BAB II
PEMBAHASAN

2.1. Pengertian Paku Ekor Kuda.

Nama paku ekor kuda merujuk pada segolongan kecil tumbuhan (sekitar 20 spesies)
yang umumnya terna kecil dan semua masuk dalam genus Equisetum (dari equus yang
berarti "kuda" dan setum yang berarti "rambut tebal" dalam bahasa Latin). Anggota-
anggotanya dapat dijumpai di seluruh dunia kecuali Antartika. Di kawasan Asia
Tenggara (Indonesia termasuk di dalamnya) hanya dijumpai satu spesies alami saja,
E. ramosissimum sub sp. debile, yang dikenal sebagai rumput betung dalam bahasa Melayu,
tataropongan dalam bahasa Sunda, dan petongan dalam bahasa Jawa.
Semua anggota paku ekor kuda bersifat tahunan, terna berukuran kecil (tinggi 0.2-1.5 m),
meskipun beberapa anggotanya (hidup di Amerika Tropik) ada yang bisa tumbuh mencapai
6-8 m (E. giganteumdan E. myriochaetum).

6
2.2.Klasifikasi Paku Ekor Kuda.

Regnum /
Kerajaan Plantae

Divisio /
Divisio Pteridophyta

Class / Kelas Equisetinae

Order / Ordo Equisetales

Family / Famili Equisetaceae

Genus / Marga Equisetum

Equisetum debile, Equisetum


Species ramosissimum

Nama Umum Paku Ekor Kuda

7
2.3.Karakteristik Paku Ekor Kuda.

paku ekor kuda (horsetail) memiliki percabangan batang yang khas berbentuk ulir atau
lingkaran sehingga menyerupai ekor kuda. Paku ekor kuda sering tumbuh di tempat berpasir.
Sporofitnya berdaun kecil (mikrofil) atau berbentuk sisik, warnanya agak transparan dan
tersusun melingkar pada batang. Batang Sphenopsida berongga dan beruas-ruas. Batang
tampak keras karena tersusun oleh sel-sel dengan dinding sel mengandung silika (sehingga
dikenal juga sebagai scouring rushes atau ampelas, yang dapat digunakan sebagai bahan
penggosok). Batang memiliki rizom. Pada ujung beberapa batang terdapat strobilus yang di
dalamnya terdapat sporangia. Sporangium menghasilkan spora yang bentuk dan ukurannya
sama, tetapi ada yang berjenis jantan maupun betina, sehingga paku ekor kuda disebut
sebagai paku peralihan.
Ciri-ciri :
1. Memiliki percabangan batang yang khas berbentuk ulir atau lingkaran
sehingga menyerupai ekor kuda.
2. Tumbuh di tempat berpasir.
3. Sporoitnya berdaun kecil atau berbentuk sisik warnanya transparan dan
tersusun melingkar pada batang.
4. Batang berongga dan beruas-ruas
5. Menghasilkan spora demean bentuk dan ukuran yang sama, tetapi jenusnya
berbeda.
6. Gametofitnya berukuran kecil dan mengandung klorofil.
7. Berasal dari genus Equisetum.
8. Pada saat zaman purba, tinggi sphenopsida tingginya mencapai 15 m.
9. Namun ada beberapa diantara Shenopsida yang masih bisa hidup sampai
sekarang.

8
Gametofit paku ekor kuda berukuran kecil (hanya beberapa milimeter) dan mengandung
klorofil sehingga dapat berfotosintesis. Gametofit ada yang menghasilkan alat kelamin jantan
(anteridium), ada pula yang menghasilkan alat kelamin betina (arkegonium). Gametofit
jantan tumbuh dan spora jantan, sedangkan gametofit betina tumbuh dari spora betina.
Sphenopsida tumbuh melimpah pada masa Karboniferus, dengan ukuran yang besar dan
tingginya mencapai 15 m. Sphenopsida merupakan pembentuk endapan batubara.
Sphenopsida yang dapat bertahan hidup di bumi hingga saat ini hanya sekitar 25 spesies.
Pada umumnya, Sphenopsida berasal dari genus Equisetum (sekitar 15 spesies), dengan
ukuran tubuh (tinggi) rata-rata 1 m, tetapi ada pula yang mencapai 4,5 m. Sphenopsida
tumbuh di tepian sungai yang lembap dan daerah subtropis belahan bumi utara. Contoh
Sphenopsida antara lain Equisetum ramosissimum, Equisetum arvense dan Calamites(sudah
punah).

2.4.Bentuk anatomi dan morfologi Paku Ekor Kuda.

Paku ekor kuda saat ini hanya tinggal sekitar 25 spesies dari satu genus, yaitu
Equisetum. Tumbuhan yang bersifat tahunan, berukuran kecil dengan tinggi 0,2-1.5 m.
Batang beruas-ruas dan tegak lurus berbentuk bulat.Tumbuhan ini tidak memiliki bunga,
namun pada ujung batangnya terdapat suatu badan yang berbentuk gada atau kerucut. Hal
inidisebabkan oleh sporofil yang mengumpul pada ujung batang, warga kelas ini yang
sekarang masih hidup umumnya berupa terna (tumbuhan yang batangnya lunak karena tidak
membentuk kayu).

9
a. Batang

Tumbuhan ini mempunyai batang merayap dalam tanah yaitu semacam rizom dengan
cabang-cabang yang tegak, biasanya bercabang-cabang yang tegak itu berumur satu tahun
saja. Di dalam batang terdapat tiga macam saluran, yaitu:

 Saluran pusat, merupakan saluran yang terletak di tengah-tengah batang. Tetapi pada
batang yang masih muda saluran ini belum terdapat salurtan pusatnya, demikian juga
pada batang yang ada di dalam tanah.
 Saluran karnial, terletak di sebelah dalam dari ikatan pembuluh. Saluran ini
merupakn lingkaran dan pada tiap-tiap saluran letaknya bertepatan denagn rigi-rigi
pada permukaan batang.
 Saluran valekular, saluran ini letaknya di dalam korteks yaitu di sebelah luar dan
berseling dengan saluran karnial. Saluran pusat dan karnial berfungsi untuk
penyimpanan air, sedang saluran valekuler berfungsi untuk menyimpan udara.

Pada buku-buku batangnya terdapat karangan daun yang hanya menyerupai sisik saja.

b. Daun

Daunnya meruncing pada bagian ujungnya dengan satu berkas pengangkut yang kecil.
Karangan daun kebawah berlekatan dengan suatu sarung yang menyelubungi batang.
Banyaknya daun tergantung dari pada besarnya batang, tetapi karena daun-daun tersebut amat
kecil maka yang berfungsi sebagai tempat berlangsungnya fotosintesis adalah batangnya yang
berwarna hijau. Cabang-cabang batang tidak keluar dari ketiak daun melainkan keluar dari
antara dun-daun. Ada jenis yang batangnya tidak bercabang dan baru bercabang apabila
ujungnya dihilangkan. Jenis yang mempunyai percabangan banyak adalah jenis yang paling
primitif, misalnya E.arvense, sebaliknya jenis yang tidak bercabang dianggap jenis yang
sudah agak maju (Dasuki, 1991: 171).

c. Akar

Akar dari Equisetum sangat kecil dan halus terdapat pada buku-buku dari rizome atau pada
pangkal batang. Diantara anggota Equisetum terdapat beberapa jenis yang mempunyai
semacam umbi untuk menghadapi kondisi yang buruk.

10
2.5.Habitat Paku Ekor Kuda.

Tumbuhan ini berasal dari Amerika Tropik Anggota-anggotanya dapat dijumpai di


seluruh dunia kecuali Antartika. Paku ekor kuda menyukai tanah yang basah, baik berpasir
maupun berlempung, beberapa bahkan tumbuh di air (batang yang berongga membantu
adaptasi pada lingkungan ini). E.arvense dapat tumbuh menjadi gulma di ladang
karena rimpangnya yang sangat dalam dan menyebar luas di tanah. Herbisida pun sering
tidak berhasil mematikannya. Di Indonesia, rumput betung (E. debile) digunakan sebagai
sikat untuk mencuci dan campuran obat.

Pada masa lalu, kira-kira pada zaman Karbonifer, paku ekor kuda purba dan kerabatnya
(Calamites, dari divisio yang sama, sekarang sudah punah) mendominasi hutan-hutan di
bumi. Beberapa spesies dapat tumbuh sangat besar, mencapai 30 m, seperti ditunjukkan pada
fosil-fosil yang ditemukan pada deposit batu bara. Batu bara dianggap sebagai pengerasan
sisa-sisa serasah dari hutan purba ini.

Contoh spesies

Subgenus Equisetum

1. Equisetum arvense - paku ekor kuda ladang


2. Equisetum bogotense - paku ekor kuda Andes
3. Equisetum diffusum - paku ekor kuda Himalaya
4. Equisetum fluviatile - paku ekor kuda air
5. Equisetum palustre - paku ekor kuda rawa

2.6.Reproduksi Paku Ekor Kuda.

Sistem reproduksi pada Equisetum ialah sporangiumnya terdapat pada sporangiosfor yang
tidak lain adalah sporofil. Karena pendeknya ruas-ruas pendukung sporofil maka rangkaian
tersebut menyerupai suatu kerucut di ujung batang. Sporofil atau sporangiosfor berbentuk
perisai dengan satu kaki di tengah dan beberapa sporangium (5-10) berbentuk kantung pada
sisi bawah. Spoeangium berasal dari sebuah sel pada permukaan, karena pertumbuhan dari

11
jaringan tengah sporangia terdesak ke bawah sehingga akhirnya terdapat pada sisi bawah dan
mengelilingi tangkai.

Spora mempunyai dinding yang terdiri atas endo dan eksosoprangium, dan disamping itu
masih mempunyai perisporium yang berlapis-lapis. Lapisan perisporium yang paling luar
terdiri atas dua pita sejajar yang dalam keadaan basah membalut spora. Pita itu ujungnya
agak melebar meperti lidah. Jika spora menjadi kering, pita itu terlepas dari gulungannya,
akan tetapi di tengah-tengahnya tetap melekat pada eksosporium. Dengan adanya pita atau
yang dinamakan kepala kaptera yang memperlihatkan gerakan higioskopik itu.

Strobili biasanya panjangnya sekitar 2 sampai 4 cm (0,75 sampai 1,5 inci). Berbentuk
heksagonal, seperti piring dovetailing pada permukaan srobilus yang memberikan tampilan
dari permukaan berbentuk elips. Segi enam masing-masing menandai puncak sporangiospore
yang memiliki pemanjangan 5 sampai 10 sporangia yang saling terhubung. Batang dari
sporangiophores melekat pada poros tengah dari strobilus. Sporangia mengelilingi tangkai
sporangiophore dan berada titik ke dalam. sporangia ini tersembunyi tidak terlihat sampai
jatuh apabila sporangiophores terpisah sedikit. Spora ini akan dilepaskan

12
2.7.Siklus hidup Paku Ekor Kuda

Siklus hidup dari Equisetum terdiri dari tahap sporofit dan gametofit. Pada tahap sporofit,
tunas fertil yang didalamnya terdapat strobilus dan si dalam strobilus terdapat kantung-
kantung sporangiospore yang nantinya akan mengeluarkan spora dari sporangium.
Selanjutnya terjadi tahap meiosis untuk memproduksi spora dan berkembang menjadi
Rhizoid. Pada Rhizoid nanti akan menghasilkan gamet jantan dan gamet betina. Gamet jantan
(sperm) dihasilkan oleh Antheridium, sedangkan gamet betina (sel telur) dihasilkan oleh
Archegonium. Pada tempat yang cocok keduanya akan bersatu ( fertilisasi) dan tumbuh
menjadi zigot yang merupakan gametofit dan berkembang menjadi tunas yang vegetatif.
Gambar dari silkus hidup Equisetum ialah sebagai berikut:

13
2.8. Bangsa Paku Ekor Kuda

Equisetinae dibedakan dalam beberapa bangsa antar lain :

a. Bangsa Equisetales

Tumbuhan ini sebagian hidup di darat, sebagian di rawa-rawa. Didalam tanah


tumbuhan ini mempunyai semacam rimpang yang merayap, dengan cabang yang berdiri
tegak. Pada penampang, melintang batang mempunnyai satu lingkaran berkas-berkas
perangkat kolateral, dua lingkaran saluran-saluran antar sel. Berkas dalam sporofil
mempunyai susunan konsentris.

Pada buku-buku batang terdapat satu karangan daun berkas pengangkut yang kecil. Cabang-
cabang tidak keluar dari ketiak daun melainkan di antara daun-daun dan menembus sarung
keluar karena daun amat kecil. Batang dan cabang-cabangnya yang mempunyai fungsi
sebagai assimilator,tampak bewarna hijau karna mengandung klorofil.Diantara warga
Equiseiales terdapat beberapa jenis yang mempunai semacam umbi untuk menghadapi kala
yang buruk, ada pula yang berwana hijau.

Sforofil tersusun dalam rangkaian yang berseling, dan karena pendekatanya ruas-ruas
pendukung sporofil maka rangkaian sporofil terkumpul menyerupai satu kerucut pada ujung
batang.

Jaringan sporogen mila-mula di liputi oleh didnding yang terdiri atas beberapa lapisan
sel.Dinding sel-sel dalam (tapetum)terlarut, plasmanya merupkan peripplasmodium yang
masuk di antara spora-spora, dan habis terpakai untuk pembentukan dindingspora.Sel-
selnya mempunyai penebalan berbentuk spiral atau cincin.Sporagium yang telah masak
pecah menurut satu retak pada bagian dinding yang menghadap ke dalam.Retak itu terjadi
karena pengaruh kekuatan kohesi air yang menguap dan berkerutnya dinding sel yang tipis
pada waktu mongering.

Spora mempunyai diding terdiri atas endo dan eksosporium, dan Lapisan perisporium yang
paling luar terdiri atas dua pita sejajar yang dalam keadaan basah melalui spora.Jikaspora
menjadi kering pita itu terlepas dari gulunganya.

14
Pada perkecambahan spora,rizoid keluar dari bagian yang tidak menghadap
sinarmatahari.Sel-sel lainya yang berkembang terus menjadi bagian protalium yang bewarna
hijau . Zigot mula mula membelah menjadi dua sel tetapi berlawanan dengan
Lycopodium,pada Equasatales tidak berbentuk supersor.Embrio pada Equissetales letaknya
eksoskopi,tunas mempunyai sel ujung berbentu piramid. Bakal akar terletak di bagian
samping sumbu panjangnya.

b. Bangsa Sphenophyllales

Tumbuhan dari bangsa ini hanya dikenal sebagai fosil dari zamanPalaezoikum. Daun –
daunnya menggarpu atau berbentuk pasak dengan tulang – tulang yang bercabang
menggarpu, tersusun berkarang, dan tiap karangan biasanya terdiri dari 6 daun. Dari bangsa
ini, warga yang filogenetik merupakan tumbuhan tertua mempunyai daun-daun yang
tidak sama (heterofil). Pada warga Sphenophyllum terdapat daun-daun yang berbentuk pasak
dan daun-daun kecil yang sempit yang menggarpu.Tumbuhan ini banyak tersebar dalam
zaman Devon akhir sampai Perm, berupa terna yang rupa-rupanya dapat
memanjat.Batangnya mencapai tebal sejari, beruas-ruas panjang, bercabang-
cabang,mempunyai satu berkas pengangkut yang tidak berteras dan mempunyaikambium.
Dalam bagian kayu terdapat trakeida noktah halaman dantrakeida jala. Rangkaian sporofil
menyerupai Equisetum, sebagian bersifat isopor dan sebagian heterospor

c. Bangsa Protoarticulatales

Warga bangsa ini pun telah fosil. Tumbuhan itu telah mulai muncul diatas bumi pada
pertengahan zaman Devon. Di antaranya yang palingterkenal adalah anggota marga
Rhynia, berupa semak-semak kecil yang bercabang-cabang menggarpu, daun-daunnya
tersusun berkarang tidak beraturan. Helaian daun sempit, berbagi menggarpu. Sporofil
tersusun dalam suatu bulir, tetapi sporofil itu belum berbentuk perisai, melainkan masih
bercabang-cabang menggarpu tidak beraturan dengan sporangium yang bergantungan.
Bangsa Protoarticulatales mencakup sukuRhyniaceae yang anggota – anggotanya dipandang
sebagai nenek moyang Sphenphyllaceae.

15
2.9.Peranan Paku Ekor Kuda Dalam kehidupan sehari-hari.

Seperti pada tumbuhan paku lainnya, jenis paku ekor kuda juga dikenal karena
kegunaannya sebagai obat. Di Indonesia batang paku ekor kuda ini digunakan sebagai obat
sakit otot atau sakit tulang dengan cara membuatnya sebagai param. Disamping sebagai obat,
tumbuhan ini mempunyai keistimewaan yang tidak dijumpai pada jenis paku lainnya, yaitu
sebagai alat pembersih pisau, garpu dan sendok.

16
BAB III
(PENUTUP)

3.1. Kesimpulan.

1. Cici – ciri dari Equistinae adalah Tumbuhan yang bersifat tahunan, berukuran
kecil dengan tinggi 0,2-1.5 m. Batang beruas-ruas dan tegak lurus berbentuk
bulat.Tumbuhan ini tidak memiliki bunga, namun pada ujung batangnya terdapat
suatu badan yang berbentuk gada atau kerucut.
2. Bangsa dari Equistinae antara lain : bangsa Equisetales, bangsa Sphenophyllales,
dan bangsa Protoarticulatales.
3. Equistinae dalam kehidupan sehari – hari dapat dimanfaatkan sebagai obat dan
sebagai alat pembersih pisau, garpu dan sendok.
4. Paku ekor kuda menyukai tanah yang basah, baik berpasir maupun berlempung,
beberapa bahkan tumbuh di air (batang yang berongga membantu adaptasi pada
lingkungan ini).
5. Sistem reproduksi pada Equisetum ialah sporangiumnya terdapat pada
sporangiosfor yang tidak lain adalah sporofil.

3.2. Saran.

Dalam penyusunan makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu kami
mengharapkan masukan untuk penyusan makalah kami selanjutnya.

17
DAFTAR PUSTAKA

Tjitrosoepomo, gembong. 1985. Taksonomi Tumbuhan. Fakultas Biologi Universitas Gajah


Mada

Haeryn.2012.Makalah Botani Tingkat Rendah.


https://haeryn.wordpress.com/2012/11/12/makalah-botani-tingkat-rendah-equestinae-paku-ekor-
kuda-dan-filicinae-paku-sejati/

Islimiaty,dian.2014.Tumbuhan Paku Ekor Kuda.


http://dianislamiaty399.blogspot.co.id/2014/05/tumbuhan-paku-ekor-kuda-sphenophyta.html

18
19

Anda mungkin juga menyukai