Anda di halaman 1dari 28

MAKALAH ZOOLOGI VERTEBRATA

‘REPTILIA'

Dosen Pengampuh :
Dra. Christny F.E. Rompas, M.Si
Jacklin Stella S. Mannopo, S.Si, M.Si

Disusun oleh :
Prichilia C.Y Kumolontang (19507057)
Semester IV Kelas E
Pendidikan Biologi

JURUSAN BIOLOGI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI MANADO
2021
KATA PENGANTAR

Puji Syukur kami panjatkan kehadirat Allah Yang Maha Esa atas rahmat dan
penyertaan-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul Reptilia dengan
tepat waktu.

Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Zoologi Vertebrata. Kami
menyadari bahwa dalam menyusun makalah ini jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu,
kritik dan saran yang bersifat membangun sangat diharapkan demi perbaikan dan
kesempurnaan makalah ini.

Manado, 12 April 2021

Penulis
DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL

KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang ............................................................................................. 4

1.2 Rumusan Masalah ........................................................................................ 4

1.3 Tujuan ........................................................................................................... 5

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Evolusi Reptil................................................................................................. 6

2.2 Karakteristik Reptilia................................................................................... 8

2.3 Organ Anatomi Pada Reptilia...................................................................... 9

2.4 Habitat Reptil dan Penyebarannya............................................................. 15

2.5 Kelas Reptil................................................................................................... 17

2.6 Manfaat Bagi Manusia................................................................................. 25

BAB III PENUTUP

1.1 Kesimpulan ................................................................................................... 26

DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................... 27


BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Vertebrata merupakan subfilum dari Chordata yang memiliki anggota yang cukup
besar dan paling dikenal. Tubuh dibagi menjadi tiga bagian yang cukup jelas: kepala, badan,
dan ekor. Kepala dengan rangka dalam, cranium, di dalamnya terdapat otak, karena
mempunyai cranium. Vertebrata terbagi menjadi enam kelas, yaitu kelas Cyclostomata, kelas
Pisces, Kelas Amfibi, kelas Reptilia, kelas Aves, dan kelas Mamalia.
Kata Reptilia berasal dari kata reptum yang berarti melata. Reptilia merupakan
kelompok hewan darat pertama yang sepanjang hidupnya bernafas dengan paru-paru. Ciri
umum kelas ini yang membedakan dengan Kelas yang lain adalah seluruh tubuhnya tertutup
oleh kulit kering atau sisik. Kulit ini menutupi seluruh permukaan tubuhnya dan pada
beberapa anggota ordo atau sub-ordo tertentu dapat mengelupas atau melakukan pergantian
kulit baik secara total maupun sebagain. Pengelupasan secara total misalnya pada anggota
sub-ordo ophidia dan pengelupasan sebagian pada anggota sub-ordo lacertilia. Sedangkan
pada ordo chelonia dan crocodilia sisiknya hampir tidak pernah mengalami pergantian atau
pengelupasan. Kulit pada Reptil memiliki sedikit sekali kelenjar kulit
Reptilia termasuk dalam vertebrata yang pada umumnya tetrapoda, akan tetapi pada
beberapa diantaranya tungkainya mengalami reduksi atau hilang sama sekali seperti pada
serpentes dan sebagian lacertilia. Reptilia yang tidak mengalami reduksi tungkai umumnya
memiliki 5 jari atau Pentadactylus dan setiap jarinya bercakar. Rangkanya pada Reptilia
mengalami osifikasi sempurna dan bernafas dengan paru-paru.
Kelas Reptilia dibagai menjadi 4 ordo, yaitu Rhyncocephalia (contohnya: Tuatara),
Chelonia (contohnya: Penyu, Kura-kura, dan Bulus), Squamata (Contohnya: Serpentes,
Lacertilia, dan Amphisbaena) dan Crocodilia (contohnya: Buaya, Aligator, Senyulong, dan
Caiman).

1.2 Rumusan Masalah


1. Bagaimana Evolusi Reptil ?
2. Apa saja Karakteristik dari Reptilia ?
3. Bagaimana Organ Anatomi Pada Reptil ?
4. Bagaimana Habitat Reptil dan Penyebarannya ?
5. Bagaimana Kelas dari Reptilia ?
6. Apa saja Manfaat Reptilia Bagi Manusia ?

1.3 Tujuan Masalah


1. Mengetahui Evolusi Reptil
2. Mengetahui Karakteristik dari Reptilia
3. Mengetahui Struktur Anatomi Pada Reptil
4. Mengetahui Habitat Reptil dan Penyebarannya
5. Mengetahui Kelas Reptilia
6. Mengetahui Manfaat Reptilia Bagi Manusia
BAB II
PEMBAHASAN

2.1. Evolusi Reptil

Reptilia adalah hewan pertama yang benar-benar hewan daratan. Reptilia


berkembang dari amfibia pada zaman Karbon. Kelebihan reptilia yang paling awal
“Kotiloaurus” terhadap amfibi adalah
1. Perkembangan telur yang bercangkang dan berisi kuning telur (yolk) yang dapat
diletakkan di tanah tanpa kemungkinan menjadi kering
2. Cangkang kedap air dan kedap terhadap sperma, sehingga perkembangan telur yang
bercangkang terjadi bersamaan dengan perkembangan fertilisasi internal.
3. Embrio dilindungi oleh cairan yang terdapat dalam amnion, mendapat makanan dari
kantong kuning telur (yolk), bernapas melalui korion dan alantois, dan menyimpan
limbah metabolisme di dalam kantong yang dibentuk oleh alantois.
Reptilia paling awal, yang kakinya pendek menjulur ke samping tubuh,
menghabiskan sebagian besar waktunya di dalam air dan hanya bertelur di darat sehingga
mudah disembunyikan dari mangsa. Seiring semakin keringnya zaman Permian,
modifikasi lain untuk hidup di daratan kering berevolusi. Perkembangan kulit kering
memungkinkan mereka untuk meninggalkan air dengan aman. Tetapi kulit kering tidak
dapat digunakan untuk respirasi. Penyempurnaan paru-paru dikembangkan dengan
pembesaran rongga rusuk. Sekat ventrikel mengurangi pencampuran darah yang
mengandung oksigen dengan darah yang kurang oksigen sehingga memungkinkan
efisiensi peredaran darah. Kotilosaurus mengalami radiasi adaptif dan menghasilkan lima
garis keturunan yang utama, yaitu:
1. Pelikosaurus, menghabiskan sebagian besar hidupnya dalam air dengan kaki yang
berada di bawah sehingga memungkinkan untuk berlari lebih cepat dan lebih ringan di
darat. Dari pelicosaurus inilah berevolusi sekelompok reptil di darat yaitu terapsida.
Pada awal zaman Mesozoikum terapsida merupakan reptilia yang paling banyak
jumlahnya, tapi mereka segera dilampaui oleh kelompok lain. Namun, hal tersebut
hanya bersifat sementara (juta tahun), karena keturunan terapsida yaitu mamalia, pada
akhirnya menguasai bumi ini.
2. Penyu (Ordo Chelonia), dari asal-usulnya dalam era Mesozoikum awal sampai
sekarang, sebagian besar penyu hidup di air tawar atau di lautan. Meskipun habitatnya
demikian, mereka tidak meninggalkan warisan adaptasi darat mereka. Mereka
bernapas dengan paru-paru dan meletakkan telur bercangkangnya di darat. Penyu air
tawar merayap ke darat untuk membuat lubang dalam pasir atau tanah untuk bertelur.
Meskipun tidak punah, penyu merupakan kelompok yang paling menonjol, karena
masih ada setelah berada di bumi selama 200 juta tahun, dimana sebagian besar
reptilia sezamannya telah punah.
3. Plesisaurus dan Iktiosaurus, merupakan anggota kedua garis keturunan reptilia laut
yang berkembang dalam periode Jura tetapi punah pada akhir zaman Mesozoikum.
Mereka pemakan ikan, hal ini sesuai dengan kehidupan di laut. Namun kenyataanya,
anggota tubuh yang menyelip di sirip sangat sesuai untuk lokomosi di darat sehingga
iktiosaurus mempertahankan telur di dalam tubuh induk dan tidak bertelur di darat.
Anak yang dilahirkan hidup dan aktif, seperti halnya ikan hiu berenang.
4. Diapsida, merupakan garis keturunan kelima dari iktiosaurus. Disebut diapsida karena
mempunyai struktur tulang lengkung ganda yang khas di daerah temporal tengkorak.
Diapsida mempunyai adaptasi fisiologis yang penting untuk hidup di darat yang tidak
terdapat pada kelompok lain, yaitu kemampuan untuk mengubah limbah nitrogen
menjadi asam urat yang hampir tidak dapat larut. Asam urat keluar sebagai pasta putih
bersama feses. Kemampuan kelompok ini dan keturunannya mengekresikan limbah
nitrogen sehingga membebaskan mereka hampir seluruhnya dari ketergantungan pada
air minum.
Evolusi kelompok reptilia ini diikuti beberapa cabang yang menghasilkan kadal
dan ular (Ordo Squamata) dan sekelompok reptilia mirip kadal yang keturunannya
masih ada (tetapi langkah) yaitu di Selandia Baru.
Kadal masa kini pertama kali timbul di periode Jura, merupakan penghuni penting
gurun pasir dan hutan daerah panas. Satu kelompok kadal periode Kreta menjadi hewan
meliang. Kaki-kaki hewan ini akhirnya lenyap dan dengan demikian terjadilah ular (sisa
kaki belakang masih dapat ditemukan pada Boa dan Piton. Meskipun ular dapat bertahan
hidup di daerah iklim sedang (temperate) dengan cara hibernasi selama musim dingin,
tetapi mereka juga berhasil di daerah tropis dan subtropis.
Tekodon merupakan cabang kedua dari reptilia darat yang mengeksresikan asam
urat. Hewan ini dapat berlari cepat di daratan dan menggunakan ekor yang panjang untuk
keseimbangan. Fosil dari tekodon tingkat tinggi menunjukkan adanya penutup insulasi
tubuh dan suatu histologi tulang yang menandakan bahwa hewan-hewan ini dapat
mempertahankan suhu tubuh yang relatif tinggi dan teratur baik. Hal ini digabung dengan
kecepatan dan toleransi terhadap keadaan gersang.
Lima ordo reptilia telah berevolusi dari tekodon. Anggota dari radiasi adaptif yang
luar biasa ini sering disebut reptilia yang berkuasa karena mereka mendominasi seluruh
tanah dan udara selama sisa era Mesozoikum.
Buaya dan aligator (ordo Crocodilia) meninggalkan lokomosi dengan dua kaki
dari moyang tekodonnya tetapi mempertahankan kaki belakang yang besar. Hewan ini
dapat bergerak cepat dengan mengangkat seluruh badannya di atas tanah. Hewan ini
merupakan satu-satunya keturunan reptilia tekodon yang tidak pernah punah.
Pada akhir periode Trias, muncul 2 ordo dari dinosaurus yang masing-masing
mengalami radiasi adaptif yang luar biasa. Selama sisa era Mesozoikum bumi dihuni oleh
dinosaurus dar berbagai gambaran, ukuran dan bentuk. Penemuan dan pemasangan fosil
dinosaurus merupakan cabang paleontologi yang palin aktif selama bertahun-tahun. Bila
kita melihat kerangka yang elah direkontruksi dari hewan seperti Tyrannosaurus (panjang
14,5 m dan tinggi 5,8 m) dan Brachiosaurus (bobot mendekati 90 ton). Meskipun yang
mewakili hanya 2 dari 15 ordo reptilia yang ada pada waktu itu, dinosaurus saja sudah
membuktikan bahwa era Mesozoikum sebagai “Zaman Reptilia”.
Dua kelompok Mesozoikum tersebut menjadi reptilia terbang. Cara berjalan dengan
dua kaki dari tekodon telah membebaskan kaki depan untuk digunakan sebagai sayap.
Mulanya sayap ini digunakan untuk meluncur tetapi kemudian digunakan untuk terbang
lama. Salah satu dari kelompok ini yaitu Pterosaurus, yang menguasai selama sebagian
besar era Mesozoikum. Pteranodon dengan rentangan sayap 8,2 m diduga merupakan
anggota terbesar dari ordo tersebut. Kemudian pada awal tahun 1970, fosil dari seekor
pterosaurus dengan rentangan sayap 15,5 m ditemukan di Big Bend National Park di
Texas. Kelompok kedua reptilia terbang merupakan moyang burung-burung sekarang.
2.2. Karakteristik Reptilia

Reptilia (dalam bahasa latin, reptil = melata) memiliki kulit bersisik yang terbuat
dari zat tanduk (keratin). Sisik berfungsi mencegah kekeringan. Ciri lain yang dimiliki
oleh sebagian besar reptil adalah anggota tubuh berjari lima, bernapas dengan paru-paru,
jantung beruang tiga atau empat, menggunakan energi lingkungan untuk mengatur suhu
tubuhnya sehingga tergolong hewan eksoterm, fertilisasi secara internal, menghasilkan
telur sehingga tergolong ovipar dengan telur amniotik bercangkang.
Reptilia merupakan kelompok vertebrata yang beradaptasi untuk hidup di darat
yang lingkungannya kering. Adanya sisik dan kulit yang menanduk mencegah hilangnya
kelembaban tubuh dan membantu hewan untuk hidup di permukaan yang kasar. Nama
kelas Reptilia menunjukkan cara berjalan (latin: retum=melata). Reptilia tersebar baik di
daerah teropis maupun daerah subtropics. Pada daerah-daerah yang mendekati kutub dan
tempat-tempat yang lebih tinggi jumlah dan jenisnya makin sedikit. Reptile menempati
macam-macam habitat. Phyton misalnya terdapat di daerah-daerah tropis, hanya terdapat
di rawa-rawa, sungai atau sepanjang pantai. Penyu terbesar teradapat dilaut dan kura-kura
darat raksasa terdapat di kepulauan. Kadal dan ular umumnya terrestrial, tetapii ada yang
menempati karang-karang atau pohon.
Secara umum reptilia memiliki karakteristik sebagai berikut :
1. Tubuh ditutupi kulit kering bertanduk (tidak licin), biasanya dilengkapi sisik atau
kuku, dan kelenjar dipermuakaan hanya sedikit.
2. Memiliki dua pasang anggota badan, masing-masing dengan lima jari yang pada
bagian ujungnya terdapat cakar dan dapat digunakan untuk berlari, merayap atau
memanjat. Anggota badan menyerupai dayung pada penyu, memendek pada kadal,
dan tidak ada anggota badan pada beberapa jenis kadal dan semua jenis ular.
3. Kerangka terdiri dari tulang keras, tengkorak dilengkapi rongga oksipital.
4. Jantung terdiri dari empat ruang yang belum terpisah sempurna, dua serambi dan
vertikel yang sebagian saling terpisah, satu pasang berkas aorta, sel darah merah oval
bikonkaf dengan inti.
5. Resppirasi dengan paru-paru, pada kura-kura air dilengkapi dengan respirasi kloaka.
6. Terdapat 12 pasang saraf cranial.
7. Suhu tubuh berubah-ubah bergantung suhu lingkungan (poikilothermis).
8. Fertilisasi internal, menggunakan organ kopulasi, telurnya besar mengandung kuning
telur yang terbungkus cangkang licin atau berkulit, biasanya telur ditetaskan tetapi
pada beberapa jenis ular dan kadal embrio berkembang didalam tubuh betina.
Hewan Reptilia lebih maju dibanding amphibi karena memiliki diantaranya:
1. Penutup tubuh yang kering dan bersisik sebagai adaptasi terhadap kehidupan di darat.
2. Anggota tubuh memungkinkan hewan untuk berlari.
3. Pemisahan darah bersih dan kotor di jantung.
4. Skeleton terdiri dari tulang sejati.
5. Telur dilengkapi dengan membrane dan cangkang sebagai pelindung embrio sehingga
memungkinkan untuk berkembang di darat.

2.3 Organ Anatomi Hewan Reptilia


Berikut ini merupakan organ anatomi pada hewan reptilia
1. Ukuran
Fosil Reptilia ditemukan dalam ukuran yang bervariasi, dari kecil sampai
berukuran besar. Dari Reptilia yang ada pada masa sekarang, anaconda di Amerika
Serikat dapat tumbuh sampai 990 cm, komodo (varanus komodoensis) memiliki
panjang tubuh 285 cm. Beberapa jenis kura-kura darat dari pulau Galapagos mencapai
panjang 120 cm. Buaya yang ditemukan tahun 1821 di Luzzon Philipina mencapai
panjang 610 cm. Ular Laptotyphlops dari Siria berukuran seperti jarum renda, dan ada
pula kadal Lepidoblepharis dari Panama yang panjangnya 5 cm. sebagian besar di
Amerika Utara berukuran 20 120 cm, dan kadal dengan panjang di bawah 30 cm.
2. Struktur Eksternal
Morfologi Reptilia meliputi kepala yang terpisah, leher, tubuh, dan ekor,
angggota tubuh berukuran pendek dengan sejumlah jari yang pada bagian ujungnya
dilengkapi cakar dan begitupun ada juga sebagaian subordo yang lain yang tidak
memiliki jari. Mulutnya yang panjang dilengkapi dengan gigi. Buaya mialnya di dekat
ujung moncong terdapat dua lubang hidung. Mata berukuran besar dan terletak lateral,
dengan kelopak atas dan bawah, serta membrane nictatin transparan yang dapat
bergerak di bawah kelopak mata, telinga berukuran kecil terletak dibelakang mata.
Anus terletak longitudinal dibelakang pangkal kaki belakang.
3. Sistem Alat Gerak
Mempunyai dua pasang anggota gerak yang masing-masing dengan 5 jari
dengan kuku-kuku yang cocok untuk lari, mencengkram, dan naik pohon. Pada yang
masih hidup di air kakinya mempunyai bentuk dayung
4. System Rangka
Skeleton axialis terdiri atas tempurung kepala dan vertebrae. Tempurung kepala
ada yang bermoncong panjang yang merupakan tulang yang keras pada hewan yang
dewasa. Rahang bawah yang panjang bersendi pada tulang quadrat yang telah bersatu
dengan tulang cranium.
Columna vertebralis terdiri atas 5 tipe yaitu cervix, thorax, lumbar, sacrum dan
cauda.
5. Sistem Sirkulasi
Reptilia memiliki jantung dengan 4 ruangan yaitu 2 atrium dan 2 ventrikel
hanya saja sekat diantara ventrikel itu belum jelas. Hewan ini memiliki system
peredaran darah ganda.
Dari seluruh tubuh yang kaya CO2 akan masuk melalui sinus venosus menuju
ke atrium kanan lalu masuk ke ventrikel kanan lalu darah akan masuk ke paru-paru
melalui arteri pulmonalis. Di paru-paru darah yang kaya CO2 akan dilepas sedang
darah yang kaya O2 akan diikat kemudian darah mengalir menuju atrium kiri
kemudian ke ventrikel kiri kemudian akan diedarkan keseluruh tubuh, kemudian
kembali diikat darah yang kaya CO2 dan melalui pembuluh vena akan masuk kembali
ke sinus venosus.
6. Sistem skeleton
Tengkorak dengan moncong kuat, rahang bawah bersendi pada tulang kudrat
dengan tulang kepala. Kranium dengan tulang langit-langit yang keras, dan di atas
langit-langitnya itu terapat saluran udara. Kolumna vertebralis dengan 5 tipe vertebrae
: servikal, toraks, lumbar, sacral, dan kaudal. Vertebrae torakal dan sternum
dihubungkan oleh rusuk dada. Antar sternum dan tulang pubik terdapat tulang rusuk
abdominal berbentuk huruf v.
7. Sistem Pernapasan
Secara umum reptilia bernapas menggunakan paru-paru. Tetapi pada beberapa
reptilia, pengambilan oksigen dibantu oleh lapisan kulit disekitar kloaka. Pada reptilia
umumnya udara luar masuk melalui lubang hidung, trakea, bronkus, dan akhirnya ke
paru-paru. Sistem pernafasan pada reptilia lebih maju dari Amphibi.
Paru-paru Reptil berada dalam rongga dada dan dilindungi oleh tulang rusuk.
Paru paru Reptil hanya terdiri dari beberapa lipatan dinding yang berfungsi
memperbesar permukaan pertukaran gas. Paru paru kadal, kura-kura, dan buaya lebih
kompleks, dengan beberapa belahan-belahan yang membuat paru-parunya bertekstur
seperti spon. Paru-paru pada beberapa jenis kadal, misalnya bunglon Afrika,
mempunyai pundi-pundi hawa atau kantung udara cadangan sehingga memungkinkan
hewan tersebut melayang di udara.
Reptilia bernapas menggunakan paru-paru. Gas O2 dalam udara masuk melalui
lubang hidung => rongga mulut => anak tekak => trakea yang panjang =>
bronkiolus dalam paru-paru. Dari paru-paru, O2 diangkut darah menuju seluruh
jaringan tubuh. Dari jaringan tubuh, gas CO2 diangkut darah menuju jantung untuk
dikeluarkan melalui paru-paru => bronkiolus => trakea yang panjang => anak
tekak => rongga mulut => lubang hidung. Pada Reptilia yang hidup di air, lubang
hidung dapat ditutup ketika menyelam.
8. Sistem Pencernaan
System pencernaan pada reptile terdiri atas saluran pencernaan dan kelenjar
pencernaan. Reptile pada umumnya terdiri atas saluran pencernaan dan kelnejar
pencernaan. Pada umumnya reptile adalah karnivora (pemakan daging). Saluran
pencernaannya terdiri dari mulut, kerongkongan, lambung, usus dan kloaka. Dan
kelenjar pencernaannya terdiri atas kelenjar ludah, pancreas dan hati.
a. Rongga Mulut. Disokong oleh rahang atas dan rahang bawah. Pada masing-
masing rahang terdapat gigi-gigi yang berbentuk kerucut. Gigi menempel pada
gusi dan sedikit melengkung kea rah rongga mulut. Dan khusus pada ular berbisa
akan tumbuh gigi yang dapat menghasilkan racun yang terdapat pada rongga
mulut. Pada buaya giginya bisa mnegalami 50 kali pergantian. Pada umumnya
retil tidak mengunyah makanannya jadi giginya berfungsi sebagai penangkap
mangsa.
Pada rongga mulut terdapat lidah yang melekat pada tulang lidah dengan ujung
bercabang dua. Pada reptilian pemakan insekta memiliki lidah yang dapat
dijulurkan, sedangkan pada buaya dan kura-kura lidahnya relative kecil dan tidak
dapat dijulurkan. Lidah ular berbentuk pembuluh yang terbungkus oleh selaput
dan terletak di bagian rahang bawah. Memiliki kelenjar mukoid yang sekretnya
berfungsi agar rongga mulut tetap basah dan dapat dengan mudah menelan
mangsanya.Pada ular Kelenjar labia bermodifikasi menjadi kelenjar poison yang
bermuara di kantung yang terletak di daerah gigi taring dan dikeluarkan melalui
gigi tersebut.
b. Kerongkongan (esophagus) merupakan saluran di belakang rongga mulut yang
menyalurkan makanan dari rongga mulut ke lambung. Di dalam esophagus tidak
terjadi proses pencernaan.
c. Lambung (ventrikulus) merupakan tempat penampungan makanan dan
pencernaan makanan berupa saluran pencernaan yang membesar dibelakang
esophagus. Disini makanan baru mengalami proses pencernaan. Pada bagian
fundus pylorus makanan dicerna secara mekanik dan kimia.
d. Intestinum terdiri dari usus halus dan usus tebal yang bermuara pada anus. Dalam
usus halus terjadi proses penyerapan dan sisanya menuju ke rectum, kemudian
diteruskan ke kloaka untuk dibuang. Ukuran usus disesuaikan dengan bentuk
tubuhnya.
e. Kelenjar pencernaan, terdiri atas hati dan pancreas. Empedu yang dihasilkan oleh
hati ditampung di dalam kantong yang disebut vesica fellea. Hati tediri dari dua
lobus yaitu sinister dan dexter yang berwarna coklat kemerahan. Kantong empedu
terletak pada tepi sebelah kanan hati. Pancreas pada reptile terletak diantara
lambung dan duodenum. Pancreas berbentuk pipih dan berwarna kekuning-
kuningan.

9. Sistem Ekskresi
Sistem ekskresi pada reptil berupa ginjal, paru-paru,kulit dan kloaka. Kloaka
merupakan satu-satunya lubang untuk mengeluarkan zat-zat hasil metabolisme.Reptil
yang hidup di darat sisa hasil metabolismenya berupa asam urat yang dikeluarkan
dalam bentuk bahan setengah padat berwarna putih.
10. Sistem Peredaran Darah
Sistem sirkulasi reptil lebih maju dibandingkan dengan katak. Jantung terdiri
dari empat ruangan yaitu ventrikel kanan, ventrikel kiri, atrium kanan, dan atrium kiri
serta sebuah sinus venosus. Antara ventrikel kanan dan kiri terdapat sekat yang belum
sempurna sehingga terjadi percampuran darah yang kaya O2 dalam ventrikel kiri
dengan darah yang kaya CO2 dalam ventrikel kanan.
Khusus pada jantung buaya, pada sekat antar ventrikel terdapat lubang kecil
yang disebut foramen panizzae yang berfungsi sebagai berikut.
a. Memungkinkan distribusi oksigen yang cukup ke alat pencernaan.
b. Memelihara keseimbangan tekanan cairan di dalam jantung pada waktu
menyelam.
Sistem sirkulasi darah pada reptil termasuk sistem sirkulasi darah ganda.
Darah dari vena yang kaya CO2 masuk ke jantung melalui sinus venosus ke bagian
atrium kanan lalu ke ventrikel kanan. Kemudian, darah dipompa menuju paru-paru.
Darah dari paru-paru yang kaya O2 masuk ke atrium kiri, dilanjutkan ke ventrikel
kiri. Darah dari ventrikel kiri dipompa keluar melalui aorta menuju ke seluruh tubuh.
11. Sistem Reproduksi
a. Jantan
1) Memiliki alat kelamin khusus : hemipenis
2) Sepasang testis
3) Memiliki epididimis
4) Memiliki vas deferens
b. Betina
1) Memiliki sepasang ovarium
2) Berakhir pada saluran kloaka
Kelompok reptil seperti kadal, ular dan kura-kura merupakan hewan-hewan
yang fertilisasinya terjadi di dalam tubuh (fertilisasi internal). Umumnya reptil
bersifat ovipar, namun ada juga reptil yang bersifat ovovivipar, seperti ular garter dan
kadal. Telur ular garter atau kadal akan menetas di dalam tubuh induk betinanya.
Namun makanannya diperoleh dari cadangan makanan yang ada dalam telur. Reptil
betina menghasilkan ovum di dalam ovarium. Ovum kemudian bergerak di sepanjang
oviduk menuju kloaka. Reptil jantan menghasilkan sperma di dalam testis. Sperma
bergerak di sepanjang saluran yang langsung berhubungan dengan testis, yaitu
epididimis. Dari epididimis sperma bergerak menuju vas deferens dan berakhir di
hemipenis. Hemipenis merupakan dua penis yang dihubungkan oleh satu testis yang
dapat dibolak-balik seperti jari-jari pada sarung tangan karet. Pada saat kelompok
hewan reptil mengadakan kopulasi, hanya satu hemipenis saja yang dimasukkan ke
dalam saluran kelamin betina.
Ovum reptil betina yang telah dibuahi sperma akan melalui oviduk dan pada
saat melalui oviduk, ovum yang telah dibuahi akan dikelilingi oleh cangkang yang
tahan air. Hal ini akan mengatasi persoalan setelah telur diletakkan dalam lingkungan
basah. Pada kebanyakan jenis reptil, telur ditanam dalam tempat yang hangat dan
ditinggalkan oleh induknya. Dalam telur terdapat persediaan kuning telur yang
berlimpah.
Hewan reptil seperti kadal, iguana laut, beberapa ular dan kura-kura serta
berbagai jenis buaya melewatkan sebagian besar hidupnya di dalam air. Namun
mereka akan kembali ke daratan ketika meletakkan telurnya.
12. Sistem Indera
Reptil memiliki alat indera dengan kepekaan yang berbeda- beda, bergantung
pada spesiesnya. Beberapa reptil juga memiliki indera khas yang tidak dimiliki oleh
reptil lainnya. Namun, secara umum indera yang dimiliki oleh reptil adalah indera
penglihatan, pendengaran dan kemoreseptor khusus.
a. Indera penglihatan
secara umum, reptil memiliki struktur mata yang sama dengan vertebrata
lainnya. Ada yang memiliki kelopak mata, ada pula yang tidak. Akomodasi pada
semua reptil kecuali ular diatur oleh lensa yang dikelilingi dengan cincin otot
sehingga lensa dapat memipih dan membesar. Sementara pada ular, untuk
akomodasi lensa mata dapat diarahkan maju- mundur.
Mata pada ular tidak memiliki kelopak mata, tapi dilindungi oleh selaput
transparan. Penglihatan ular tidak sejelas penglihatan manusia. Sensor yang
ditangkap adalah bayangan dan sensitif terhadap cahaya dan panas.
Sebagian besar ular juga memiliki mata median yang berada di atas
kepalanya. Mata median merupakan hasil envaginasi dari dienchephalon. Mata
median ini tidak membentuk gambaran retina. Fungsinya adalah untuk mengamati
durasi dari fotoperiodisme lingkungan dan memasukkan pengaruhnya terhadap
ritme biologis. Mata median ini diduga juga berguna untuk menakar kadar radiasi
sinar matahari yang memapar tubuh ular.
Pada bunglon, mata lateralnya dapat berputar 360o. Selain itu, kedua mata
lateralnya dapat bergerak ke arah yang berbeda. Sehingga, hewan ini dapat
melihat ke dua arah sekaligus.
b. Indera Pendengaran
Reptil tidak memiliki daun telinga. Pada kadal, gendang telinganya
nampak jelas terlihat dari luar, berada tepat di belakang rahang. Buaya memiliki
gendang telinga yang berada di dalam lubang telinga, tepatnya berada di ujung
saluran telinga. Gendang telinga ini berfungsi untuk menggetarkan tulang- tulang
pendengaran. Akan tetapi, hampir semua jenis ular tidak memiliki gendang
telinga. Sehingga, sinyal- sinyal getaran diterima dari lingkungan melalui rahang
bawah.
c. Kemoreseptor khusus
1) Organ Vomeronasal
Organ ini fungsinya ekuiivalen dengan indera pembau pada manusia.
Karena hidung ular hanya memiliki epitel respirasi, maka fungsi
penciumannya digantikan oleh organ ini. Organ vomeronasal atau organ
Jacobson berhubungan dengan bulbus olfaktorius dan berfungsi sebagai
pendeteksi kimia adanya mangsa maupun pemangsa. Lidah berfungsi sebagai
pembawa sinyal kimia berupa gas dari lingkungan ke dalam organ ini.
2) Organ perasa
Lidah pada reptil memiliki sedikit kuncup kecap. Sehingga, ia bisa
merasakan mangsanya.
3) Pit Organ
Pit organ merupakan detektor panas pada ular. pit organ ini berupa
lubang- lubang di depan wajah ular yang di dalamnya terdapat membran
thermoreseptor. Pada gambar berikut, organ pit ditunjukkan dengan panah
warna merah. Sementara, panah berwarna hitam menunjukkan lubang
hidungnya.

2.4. Habitat Reptil dan Penyebarannya


Sebagai satwa ektotermal, reptil tersebar pada berbagai macam habitat. Jenis-jenis
reptil dapat hidup di laut, perairan tawar, gurun, bahkan pegunungan. Penyebaran reptil
sangat dipengaruhi oleh cahaya matahari yang mencapai daerah tersebut (Halliday dan
Adler, 2000). Satwa Testudines dibedakan menurut habitatnya. Penyu hidup di laut dan
hanya naik ke pantai untuk bertelur. Kura-kura dan labi-labi terdiri dari jenis akuatik dan
semi-akuatik yang hidup pada daerah perairan tawar. Baning atau kura-kura darat hidup
sepenuhnya di darat (Halliday dan Adler, 2000).
Kadal hidup pada berbagai habitat. Jenis terestrial hidup di pepohonan maupun di
dalam tanah. Jenis-jenis lain merupakan semi-akuatik (Halliday dan Adler, 2000).
Dengan kulit mereka yang impermeabel dan kemampuan untuk menyimpan air, kadal
juga dapat hidup di daerah gurun (Mattison, 1992). Sebagian besar ular merupakan jenis
terestrial, tetapi terdapat beberapa jenis yang hidup di tanah. Jenis ular yang paling
berbisa merupakan ular air yang hidup di laut. Selain itu ada juga jenis ular yang hidup di
air perairan tawar dan pada pepohonan (Halliday dan Adler, 2000). Hutan tropis memiliki
keanekaragaman jenis ular yang lebih banyak dibandingkan dengan hutan temperat
karena penetrasi cahaya matahari dan suhu yang lebih rendah pada hutan temperat.
Daerah pegunungan dengan temperatur yang ekstrim bukan merupakan habitat yang ideal
untuk ular, tetapi seekor ular jenis Agkistrodon himalayanus pernah ditemukan pada
ketinggian 4.900 m dpl (Mattison, 1992).
Penyebaran
Penyebaran reptil di dunia dipengaruhi jumlah cahaya matahari pada daerah
tersebut. Jenis reptil yang terdapat di Indonesia berasal dari Ordo Testudinata, Squamata
(kadal dan ular), dan Crocodylia (Halliday dan Adler, 2000).  Testudinata tersebar di
seluruh dunia di daerah tropis dan sub tropis. Kurakura terdapat di semua wilayah
perairan laut (Halliday dan Adler, 2000). Di Indonesia terdapat sekitar 39 jenis kura-kura,
yang terdiri dari enam jenis penyu, enam jenis labi-labi, dua jenis baning atau kura-kura
darat, dan 25 jenis kura-kura air tawar (Iskandar, 2000).
Ordo Sauria tersebar di Kanada Selatan sampai Tierra del Fuego, dari Norwegia
Utara sampai Selandia Baru, dan juga kepulauan di Laut Atlantik, Pasifik dan Indian
(Halliday dan Adler, 2000).
Ular tersebar di seluruh dunia kecuali daerah kutub, Islandia, Irlandia, dan
Selandia Baru. Ular tersebar di seluruh Indonesia, termasuk daerah lautan (Halliday dan
Adler, 2000). Ular laut tersebar pada bagian tropis Laut Pasific, laut India, Indonesia
sampai Australia Utara, dan Amerika Selatan (Mattison, 1992). Buaya tersebar di benua
Asia, Australia, Amerika dan Afrika. Penyebarannya di Asia mencakup Indonesia sampai
Cina dan India. Buaya juga terdapat di bagian Utara Australia. Di Afrika buaya terdapat
di bagian Tengah dan Selatan, dan juga Amerika Selatan, Tengah, dan bagian Tenggara
Amerika Serikat (Halliday danAdler, 2000). Di Indonesia terdapat 6 jenis buaya yang
terdiri dari 2 genus yaitu Crocodylus dan Tomistoma.
Habitat dari Kelas Reptilia ini bermacam-macam. Ada yang merupakan hewan
akuatik seperti penyu dan beberapa jenis ular, semi akuatik yaitu Ordo Crocodilia dan
beberapa anggota Ordo Chelonia, beberapa Sub-ordo Ophidia, terrestrial yaitu pada
kebanyakan Sub-kelas Lacertilia dan Ophidia, beberapa anggota Ordo Testudinata, sub
terran pada sebagian kecil anggota Sub-kelas Ophidia, dan arboreal pada sebagian kecil
Sub-ordo Ophidia dan Lacertilia.
Reptilia merupakan kelompok vertebrata yang beradaptasi untuk hidup di darat
yang lingkungannya kering. Adanya sisik dan kulit yang menanduk mencegah hilangnya
kelembaban tubuh dan membantu hewan untuk hidup di permukaan yang kasar. Nama
kelas Reptilia menunjukkan cara berjalan (latin: retum=melata). Reptilia tersebar baik di
daerah teropis maupun daerah subtropics. Pada daerah-daerah yang mendekati kutub dan
tempat-tempat yang lebih tinggi jumlah dan jenisnya makin sedikit. Reptile menempati
macam-macam habitat. Phyton misalnya terdapat di daerah-daerah tropis, hanya terdapat
di rawa-rawa, sungai atau sepanjang pantai. Penyu terbesar teradapat dilaut dan kura-kura
darat raksasa terdapat di kepulauan. Kadal dan ular umumnya terrestrial, tetapi ada yang
menempati karang-karang atau pohon.

1.5. Kelas Reptilia


Kingdom : Animalia
Filum : Chordata
Subfilum : Vertebrata
Kelas : Sauropsida (reptil)
Subkelas : Anapsida
Ordo : Testudinata (penyu dan kura-kura)
Subkelas : Diapsida
Ordo : Rhynchocephalia (tuatara)
Ordo : Squamata (kadal, tokek, biawak, ular)
Ordo : Crocodilia (buaya dan aligator)
1. Subkelas Anapsida
a. Ordo Testudinata (Chelonia)
Species pada ordo ini memiliki tubuh bulat pipih dan umumnya relative
besar, terbungkus oleh perisai. Perisai sebelah dorsal cembung yang disebut
carapace, dan perisai sebelah ventral datar yang disebut plastron. Kedua bagian
perisai itu digabungkan pada bagian lateral bawah, dibungkus oleh kulit dengan
lapisan zat tanduk tebal. Tidak mempunyai gigi, tetapi rahang berkulit tanduk
sebagai gantinya. Tulang kuadrat pada cranium mempunyai hubungan bebas
dengan rahang bawah, sehingga rahang bawah mudah digerakkan. Tulang belakng
toraks dan tulang costae (rusuk) biasanya menjadi satu dengan perisai. Termasuk
hewan ovipar. Telurnya diletakkan dalam lubang pasir atau tanah. Ekstremitas
sebagai alat gerak baik di darat maupun di air.
Ordo Testudinata terbagi atas dua family yaitu:
1) Familia : Chelonidae
Species : penyu hijau (Chelonia mydas) tubuhnya besar bahkan ada
yang berdiameter 1 meter.

Gambar Penyu Hijau

2) Familia : Tryonychidae
Species : Geochelone gigantean.
Klasifikasi Kura kura Aldabra (Geochelone gigantea)
Kingdom : Animalia
Phyllum : Chordata
Class : Reptilia
Ordo : Testudines
Subordo : Cryptodira
Famili : Testudinidae
Genus : Geochelone
Species : Geochelone gigantean

Gambar Kura-kura Aldabra

Ciri Morfologi Geochelone gigantea :


1) Memiliki cangkang cembung, pada tulang belakang tergabung ke sebuah
piring kurus yang etrdapat di bawah kulit yang terpaut sehingga terbentuklah
cangkang yang keras.
2) Hidung yang menyerupai hidung babi. Memiliki selaput yang berfungsi
melindungi hidung dari benda asing.
3) Aktif pada pagi hari, dan menghabiskan waktunya tetap tenang. Menghabiskan
waktu untuk tidur dan makan.
4) Perkembangbiakannya mulai pada bulan Februari sampai Mei.
5) Perkembangbiakannya ovovivipar.
6) Memiliki leher yang panjang untuk menggapai daun yang terdapat di ranting
pohon dengan ketinggian 1 meter, sebagi makanan utamanya.
7) Habitat di tempat yang berumput, semak belukar, dan di rawa-rawa di
pinggiran pantai Aldabran, Zanzidar di Samudra Hindia.

2. Subkelas Diapsida
a. Ordo Rhynchocepholia (tuatara)
Yang masih hidup sampai sekarang mempunyai bentuk serupa kadal,
berkulit tanduk dan bersisik, bergranula, punggungnya berduri pendek. Tulang
rahang mudah digerakkan. Contoh yang masih hidup di Australia : Sphenodon
punctatum (Tuatara)
Klasifikasi Sphenodon punctatum :
Kingdom : Animalia
Phyllum : Chordata
Kelas : Reptilia
Ordo : Rhynchocepholia
Famili : Rhynchocepholidae
Genus : Sphenodon
Species : Sphenodon punctatus (Tuatara)

Gambar Tuatara

b. Ordo Squamata (kadal, tokek, biawak, ular)


Ordo ini memiliki tubuh yang ditutupi sisik epidermis bertanduk yang
secara periodic mengelupas sebagiansebagian atau keseluruhan. Osteoderm
biasanya tidak ada tapi pada beberapa jenis Squamata terdapat pada kepala dan
tempat lain. Kepala pada dasarnya tipe diapsid, arcade bawah tidak sempurna atau
tidak ada dan arkade atas juga sering demikian. Tidak memiliki tulang
kuadratojugal (penghubung tulang kuadrat dan jugal) sehingga memungkinkan
terjadinya gerakan kinesis (pergerakkan tengkorak akibat posisi tulang kuadrat).
Lubang hidung berpasangan. Sering memiliki mata pineal pada kelompok kadal
tapi pada kelompok ular tidak ditemukan. Memiliki lubang kloaka transversal dan
pada yang jantan terdapat dua hemipenis. Organ Jacobson berkembang baik dan
terpisah sempurna dari rongga hidung. Ordo ini terbagi atas dua sub ordo yaitu
Sauri/Lacertalia dan Serpentes/Ophidia.
1) Sub Ordo Sauria/Lacertalia
Sub ordo ini memiliki tubuh berbentuk silindris, mempunyai dua
pasang extremitas. Cingulum anterior (pectoral girdle) dan cingulum posterior
(pelvic girdle) tumbuh baik. Chameleo chameleon Makanannya berupa insecta
atau Invertebrata lainnya, ada yang herbivore. Terdapat di daerah tropis.
Lacertilia secara umum berkembang biak dengan bertelur dan
fertilisasinya secara internal. Biawak berkembang biak dengan bertelur.
Sebelum mengawini betinanya, biawak jantan biasanya berkelahi terlebih
dahulu untuk memperlihatkan penguasaannya. Telur-telur biawak disimpan di
pasir atau lumpur di tepian sungai bercampur dengan daun-daun busuk dan
ranting. Panas dari matahari dan proses pembusukan sarasah akan
menghangatkan telur sehingga menetas.
Sub ordo ini terbagi atas 4 familia, yaitu:
Familia : Lacertidae Species : cicak (Hemidacty frenatus)
Familia : Geckonocidae Species : tokek (Gecko monarchis)
Familia : Henoermatidae
Species : kadal (Mouboya multifasciata)
Familia : Varanidae
Species : komodo (Varanus komodoensis)
Biawak (Varanus salvator).
Gambar Komodo

Gambar Biawak

Klasifikasi Varanus komodoensis


Kingdom : Animalia
Phyllum : Chordata
Class : Reptilia
Ordo : Squamata
Sub ordo : Lacertalia
Famili : Varanidae
Genus : Varanus
Spesies : Varanus komodoensis (komodo)
Ciri Morfologi Varanus komodoensis :
Panjang badannya sampai 3 mater dengan berat badannya mencapai
140 kg. Ekornya panjang, gemuk agak pipih, sedangkan kepalanya
bermoncong tidak runcing. . Ekor binatang ini merupakan alat yang ampuh
untuk meroboh kan mangsanya dalam sekali serangan.
Lidahnya panjang, bercabang dua diujungnya dan berwarna kuning
kemerah-merahan. Seluruh tubuhnya kulit kera, berwarna hitam keabu-abuan.
Kulit binatang ini bercorak khusus, kecuali pada biawak yang muda, kulitnya
berkembang-kembang berwarna hitam kekuning-kuningan
2) Sub ordo Serpentes/ophidae (ular)
Tubuh tidak memiliki extremitas, walaupun sisanya ditemukan pada
spesies tertentu. Mandibula (rahang bawah) terikat seluruhnya dengan
ligament;gigi bulat panjang. Diantara spesies yang berbisa memiliki gigi
taring, taring atas berfungsi alat penyuntik bisa. Anggota sub ordo kurang
lebih 2500 spesies.
Subordo serpentes dikenal dengan keunikannya yaitu merupakan
Reptilia yang seluruh anggotanya tidak berkaki (kaki mereduksi) dari ciri-ciri
ini dapat diketahui bahwa semua jenis ular termasuk dalam subordo ini. Ciri
lain dari subordo ini adalah seluruh anggoanya tidak memiliki kelopak mata.
Sedangkan fungsi pelindung mata digantikan oleh sisik yang transparan yang
menutupinya. Berbeda dengan anggota Ordo Squamata yang lain, pertemuan
tulang rahang bawahnya dihubungkan dengan ligament elastic.
Keunikan lain yang dimiliki oleh subordo ini adalah seluruh organ
tubuhnya termodifikasi memanjang. Dengan paru-paru yang asimetris, paru-
paru kiri umumnya vestigial atau mereduksi. Memiliki organ perasa sentuhan
(tactile organ) dan reseptor yang disebut Organ Jacobson ada pula pada
beberapa jenis yang dilengkapi dengan Thermosensor. Ada sebagian famili
yang memiliki gigi bisa yang fungsinya utamanya untuk melumpuhkan
mangsa dengan jalan mengalirkan bisa ke dalam aliran darah mangsa.
Ada 4 tipe gigi yang dimiliki Subordo Serpentes, yaitu :
a) Aglypha : tidak memiliki gigi bisa. Contohnya pada Famili Pythonidae,
dan Boidae.
b) Proteroglypha : memiliki gigi bisa yang terdapat di deretan gigi muka
(bagian depan). Contohnya pada Famili Elapidae dan Colubridae.
c) Solenoglypha : memiliki gigi bisa yang bisa dilipat sedemikian rupa pada
saat tidak dibutuhkan. Contohnya pada Famili Viperidae.
d) Ophistoglypha : memiliki gigi bisanya yang terdapat di deretan gigi
belakangnya. Contohnya pada Famili Hydrophiidae
Contoh : Lampropeltis bovlii (ular Beling)
Phyton molurus (ular Sawah)
 

Gambar Ular Belang


Gambar Ular Sawah/Sanca
Klasifikasi Phyton molurus
Kingdom : Animalia
Phyllum : Chordata
Class : Reptilia
Ordo : Squamata
Sub ordo : Serpentes
Famili : Pythonidae
Genus : Python
Spesies : Python molurus
Ciri Morfologi Python molurus:
Warnanya kuning cerah dengan sebagian warna putih di bagian bawah
tubuhnya. Phyton Morulus bisa mencapai 17 sampai 18 kaki dan dapat
mencapai berat lebih dari 200 pon.
Memiliki mata yang sempurna yang digunakan untuk melihat mangsa.
Memiliki sisik disepanjang sisi tubuhnya.
Memiliki lidah yang panjang tetapi kecil digunakan sebagai indra
pembau.Umumnya mencari makan pada malam hari.
Bisa ular, terdapat 3 jenis bisa yang digunakan untuk melumpuhkan
mangsa, perlindungan diri ataupun untuk membantu pencernaannya, yaitu :
a) Haemotoxin : bisa yang menyerang sistem peredaran darah yaitu dengan
cara menyerang sel-sel darah. Contoh famili yang memiliki bisa tipe ini
adalah: Colubridae dan Viperidae.
b) Cardiotoxin : masih berkaitan dengan sistem peredaran darah, bisa jenis ini
menyerang jantung dengan cara melemahkan otot-otot jantung sehingga
detaknya melambat dan akhirnya dapat berhenti. Contoh Famili yang
memiliki bisa jenis ini tidak spesifik. Dalam arti, banyak famili yang
sebagian anggotanya memiliki bisa jenis ini.
c) Neurotoxin : bisa yang menyerang syaraf, menjadikan syaraf mangsanya
lemah sehingga tidak dapat bergerak lagi dan dapat dimangsa dengan
mudah. Famili Elapidae dan Hydrophiidae adalah contoh famili yang
memiliki bisa tipe ini.
c. Ordo Crocodilia/Loricata (buaya dan alligator)
Tubuh panjang, kepala besar dan runcing, rahang kuat dan gigi tumpul.
Kaki pendek dengan jari-jari berselaput tebal, ekor panjang, kulit tebal, jantung
terbagi atas 4 ruangan terpisah. Ovipar, telinga berlubang kecil.
Contoh : Crocodylus americanus
Alligator

Gambar Buaya Gambar Alligator

Klasifikasi Crocodylus porosus


Kingdom : Animalia
Phyllum : Chordata
Class : Reptilia
Ordo : Crocoduylia
Famili : Crocodylidae
Genus : Crocodylus
Species : Crocodylus porosus
Ciri Morfologi Crocodylus porosus :
Merupakan reptil yang paling besar (Schneider, 1801). Beratnya
mencapai 1.000-1.200 kg. Pada buaya jantan dewasa dapat mencapai 6-7 m.
Buaya betina lebih kecil dan pada umumnya berkisar 3 m.
Kepalanya cukup besar dan mempunyai sepasang tepi di sepanjang
dari mata ke tengah hidung. Sisiknya berbentuk oval dan biasanya lebih kecil
daripada spesies lain. Pada Buaya Muara berwarna kuning pucat dengan garis-
garis hitam dengan bintik-bintik yang ditemukan di tubuh dan ekor. Pada
buaya dewasa berwarna lebih gelap dengan warna abu-abu kehitaman. Pada
permukaan bawah (ventral) berwarna kuning atau putih, dan garis-garis
dihadirkan pada sisi lebih bawah pada tubuh tetapi tidak memperluas sampai
bagian perut. Ekor berwarna abu-abu. Mempunyai sepasang rahang yang berat
dan kuat dengan jumlah gigi antara 64-68. Pada permukaan atas (dorsal) tubuh
terdapat seperti duri. Pada setiap sela jari pada kakinya terdapat selaput

1.6. Manfaat Bagi Manusia


Beberapa Reptlia bermanfaat dalam kehidupan manusia, antara lain sebagai
berikut:
1. Sebagai predator alami, contohnya ular memekan tikus, bengkarung memakan
serangga.
2. Sebagai bahan pangan, contohnya daging ular, daging kura-kura, dan telur penyu.
3. Minyak ular atau racun ular dimanfaatkan manusia sebagai bahan obat-obatan.
Beberapa reptilia juga merugikan, misalnya ular memangsa hewan ternak dan ular
berbisa dapat membunuh manusia.
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Reptilia adalah hewan pertama yang benar-benar hewan daratan. Reptilia berkembang
dari amfibia pada zaman Karbon.
Reptilia (dalam bahasa latin, reptil = melata) memiliki kulit bersisik yang terbuat dari
zat tanduk (keratin). Sisik berfungsi mencegah kekeringan. Ciri lain yang dimiliki oleh
sebagian besar reptil adalah anggota tubuh berjari lima, bernapas dengan paru-paru, jantung
beruang tiga atau empat, menggunakan energi lingkungan untuk mengatur suhu tubuhnya
sehingga tergolong hewan eksoterm, fertilisasi secara internal, menghasilkan telur sehingga
tergolong ovipar dengan telur amniotik bercangkang.
Reptilia merupakan kelompok vertebrata yang beradaptasi untuk hidup di darat yang
lingkungannya kering. Adanya sisik dan kulit yang menanduk mencegah hilangnya
kelembaban tubuh dan membantu hewan untuk hidup di permukaan yang kasar. Nama kelas
Reptilia menunjukkan cara berjalan (latin: retum=melata). Reptilia tersebar baik di daerah
teropis maupun daerah subtropics. Pada daerah-daerah yang mendekati kutub dan tempat-
tempat yang lebih tinggi jumlah dan jenisnya makin sedikit. Reptile menempati macam-
macam habitat. Phyton misalnya terdapat di daerah-daerah tropis, hanya terdapat di rawa-
rawa, sungai atau sepanjang pantai. Penyu terbesar teradapat dilaut dan kura-kura darat
raksasa terdapat di kepulauan. Kadal dan ular umumnya terrestrial, tetapii ada yang
menempati karang-karang atau pohon.
Daftar Pustaka

https://www.dosenpendidikan.co.id/hewan-melata/
http://mohammadagungdhirmawan.blogspot.com/2014/05/ciri-ciri-reptilia-binatang-melata.html?
m=1
https://brainly.co.id/tugas/5498923
https://www.academia.edu/13129294/Paper_Reptilia

Anda mungkin juga menyukai