Anda di halaman 1dari 14

TUGAS PENGELOLAAN SUMBER BELAJAR

Nama : Prichilia C.Y Kumolontang


NIM : 19507057
Prodi : Pendidikan Biologi
Semester / Kelas : IV / A
Dosen Pengampuh : Drs. Jemmy Manuel Lukas
Sumakul, MPd

PENGERTIAN SUMBER BELAJAR


Dalam usaha meningkatkan kualitas proses pembelajaran dan hasil
pembelajaran, kita tidak boleh melupakan satu hal yang sudah pasti
kebenarannya yaitu bahwa peserta didik atau siswa harus banyak
berinteraksi dengan sumber belajar. Tanpa sumber belajar yang
memadai sulit diwujudkan proses pembelajaran yang mengarah
kepada tercapainya hasil belajar yang optimal. Namun, apa
sebenarnya sumber belajar itu? Perlu diketahui definisi sumber belajar
yang jelas.
AECT (1977) mengartikan sumber belajar sebagai semua sumber
(data, manusia, dan barang) yang dapat dipakai oleh pelajar sebagai
suatu sumber tersendiri atau dalam kombinasi untuk memperlancar
belajar dan meliputi pesan, orang, material, alat, teknik, dan
lingkungan. Sumber belajar bahkan berubah menjadi komponen
sistem instruksional apabila sumber belajar itu diatur sebelumnya
(prestructured), didesain dan dipilih lalu dikombinasikan menjadi
suatu sistem instruksional yang lengkap sehingga mengakibatkan
belajar yang bertujuan dan terkontrol.
Sumber belajar dalam pengertian sempit adalah, misalnya: buku-
buku atau bahan bahan cetak lainnya. Pengertian itu masih banyak
dipakai dewasa ini oleh sebagian besar guru. Misalnya dalam program
pengajaran yang biasa disusun oleh para guru terdapat komponen
sumber belajar, dan pada umumnya akan diisi dengan buku teks atau
buku wajib yang dianjurkan.
Menurut Percival & Ellington dalam Wijaya (2010), sumber belajar
dinyatakan sebagai a system, set of materials or situation that is
deliberately created or set up in order to enable an individual student
to learn. Menurut Hamalik dalam Trimo (2008) menyatakan bahwa
sumber belajar adalah semua sumber yang dapat dipakai oleh siswa,
baik sendiri-sendiri atau bersama-sama dengan siswa lainnya, untuk
memudahkan belajar.
Dale (1969) seorang ahli pendidikan mengemukakan sumber
belajar adalah, ‘ segala sesuatu yang dapat dimanfaatkan untuk
memfasilitasi belajar seseorang.’ Pendapat lain dikemukakan oleh
Association Educational Comunication and Tehnology AECT (1977)
yaitu ‘ berbagai atau semua sumber baik berupa data, orang dan
wujud tertentu yang dapat digunakan siswa dalam belajar, baik secara
terpisah maupun terkombinasi sehingga mempermudah siswa dalam
mencapai tujuan belajar.
Kedua pengertian tersebut menunjukkan bahwa pada hakikatnya
sumber belajar begitu luas dan kompleks, lebih dari sekedar media
pembelajaran. Segala hal yang sekiranya diprediksikan akan
mendukung dan dapat dimanfaatkan untuk keberhasilan pembelajaran
dapat dipertimbangkan menjadi sumber belajar. Dengan pemahaman
ini maka guru bukanlah satu-satunya sumber tetapi hanya salah satu
saja dari sekian sumber belajar lainnya.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa Sumber belajar
(learning resources) adalah semua sumber baik berupa data, orang dan
wujud tertentu yang dapat digunakan oleh peserta didik dalam belajar,
baik secara terpisah maupun secara terkombinasi sehingga
mempermudah peserta didik dalam mencapai tujuan belajar atau
mencapai kompetensi tertentu. Secara garis besar sumber belajar
memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
1. Sesuatu daya atau kekuatan yang dapat memberi sesuatu yang
diperlukan dalam rangka proses pembelajaran
2. Mempunyai nilai-nilai belajar: merubah dan membawa perubahan
sesuai dengan tujuan.
3. Dapat dipergunakan secara keseluruhan ataupun sebagian.

JENIS-JENIS SUMBER BELAJAR


Mengacu apa yang dikemukakan oleh Association of Education
Communication Technology (AECT) dalam The Definition of
Educational Technology (1977) dan Vernon S. Gerlach & Donald P.
Ely (1971), pengertian sumber belajar melahirkan beberapa
pembagian jenis sumber belajar. Ada yang membagi menjadi enam
jenis sumber belajar yaitu antara lain sebagai berikut.
1. Sumber berupa pesan.
2. Manusia,
3. Peralatan
4. Teknik/metode
5. Lingkungan/setting.
Secara garis besarnya, terdapat dua jenis sumber belajar yaitu:
1. Sumber belajar yang dirancang (learning resources by design),
yakni sumber belajar yang secara khusus dirancang atau
dikembangkan sebagai komponen sistem instruksional untuk
memberikan fasilitas belajar yang terarah dan bersifat formal.
2. Sumber belajar yang dimanfaatkan (learning resources by
utilization), yaitu sumber belajar yang tidak didesain khusus
untuk keperluan pembelajaran dan keberadaannya dapat
ditemukan, diterapkan dan dimanfaatkan untuk keperluan
pembelajaran.
Dari kedua macam sumber belajar, sumber-sumber belajar dapat
berbentuk
1. Pesan : adalah informasi pembelajaran yang akan disampaikan
yang dapat berupa ide, fakta, ajaran, nilai, dan data informasi.
Pesan merupakan sumber belajar yang meliputi pesan formal
yaitu pesan yang dikeluarkan oleh lembaga resmi, seperti
pemerintah atau pesan yang disampaikan guru dalam situasi
pembelajaran. Pesan-pesan ini selain disam-paikan secara lisan
juga dibuat dalam bentuk dokumen seperti kurikulum, pe-
raturan pemerintah, perundangan, GBPP, silabus, satuan
pembelajaran dan sebagainya. Pesan nonformal yaitu pesan
yang ada di lingkungan masyarakat luas yang dapat digunakan
sebagai bahan pembelajaran. Misalnya: bahan ajar; cerita rakyat,
dongeng, hikayat, dan sebagainya
2. Orang : adalah manusia yang berperan sebagai pencari,
penyimpan, pengelolah, dan penyaji pesan. Semua orang pada
dasarnya dapat berperan sebagai sumber belajar, namun secara
umum dapat dibagi dua kelompok. Pertama, kelompok orang
yang didesain khusus sebagai sumber belajar utama yang dididik
secara profesional untuk mengajar, seperti guru, konselor,
instruktur, dan widyaiswara. Termasuk kepala sekolah, laboran,
teknisi sumber belajar, pustakawan dan lain-lain. Kelompok
yang kedua adalah orang yang memiliki profesi selain tenaga
yang berada di lingkungan pendidikan dan profesinya tidak
terbatas. Contohnya guru, dosen, tutor, pustakawan, laboran,
instruktur, widyaiswara, pelatih olaraga,tenaga ahli, produser,
peneliti bahkan peserta didik (siswa) itu sendiri, dan sebagainya
3. Bahan : adalah merupakan perangkat lunak (software) yang
mengandung pesan-pesan pembelajaran yang biasanya disajikan
melalui peralatan tertentu ataupun oleh dirinya sendiri. Bahan
merupakan suatu format yang digunakan untuk menyimpan
pesan pembelajaran. Contoh: buku teks, modul, transparansi,
kaset program audio, kaset program video, program slide suara,
gambar, grafik yang dirancang untuk pembelajaran, relief, candi,
arca, komik, programed instructions, CAI (computer assisted
instructional), film dll.
4. Alat/ perlengkapan : adalah perangkat keras (Hardware) yang
digunakan untuk menyajikan pesan yang tersimpan dalam
bahan. Alat yang dimaksud di sini adalah benda-benda yang
berbentuk fisik sering disebut juga dengan perangkat keras
(hardware). Alat ini berfungsi un-tuk menyajikan bahan-bahan
pada butir 3 di atas. Contoh : OHP, proyektor slide, tape
recorder, video/CD player, komputer, proyektor film dll.
5. Pendekatan/ metode/ teknik : adalah prosedur atau langkah-
langkah tertentu yang disiapkan dalam menggunakan bahan,
alat, lingkungan dan orang untuk menyampaikan pesan. Teknik
yang dimaksud adalah cara (prosedur) yang digunakan orang
dalam memberikan pembelajaran guna tercapai tujuan
pembelajaran Misalnya: demonstrasi, diskusi, praktikum,
pembelajaran mandiri, tutorial tatap muka dan sebagainya.
6. Lingkungan : adalah situasi disekitar terjadinya proses
pembelajaran tempat peserta didik menerima pesan
pembelajaran. Latar atau lingkungan yang berada di dalam
sekolah maupun lingkungan yang berada di luar sekolah, baik
yang sengaja dirancang maupun yang tidak secara khusus
disiapkan untuk pembelajaran. Termasuk di dalamnya adalah
pengaturan ruang, pencahayaan, ruang kelas, perpustakaan,
laboratorium, tempat workshop, halaman sekolah, kebun
sekolah, lapangan sekolah, dan sebagainya.Sumber belajar yang
diuraikan di atas, merupakan komponen-komponen yang dapat
dimanfaatkan untuk pembelajaran. Secara khusus untuk kategori
bahan (matterials) dan alat (device) yang kita kenal sebagai
software dan hardware tak lain adalah media pendidikan.
Lingkungan dibedakan menjadi dua: lingkungan fisik dan non
fisik. Lingkungan fisik contohnya gedung sekolah, perpus,
laboratorium, aula, bengkel dll. Lingkungan non fisik
contohnya: tata ruang belajar, ventilasi udara, cuaca, suasana
lingk. bekajar, dll
Berbagai jenis sumber belajar tersebut, pada dasarnya tidak
boleh dilihat secara parsial. Hendaknya dipandang sebagai satu
kesatuan yang utuh dalam sebuah proses pembelajaran. Semua
jenis sumber belajar yang memang sesuai, perlu dipertimbangkan
demi tercapainya pembelajaran lebih baik. Dengan demikian
diharapkan akan berdampak positif terhadap hasil pembelajaran.

Fungsi Sumber Belajar Dalam Pendidikan


Sumber belajar memiliki fungsi :
1. Meningkatkan produktivitas pembelajaran dengan jalan:
(a) mempercepat laju belajar dan membantu guru untuk
menggunakan waktu secara lebih baik,
(b) mengurangi beban guru dalam menyajikan informasi,
sehingga dapat lebih banyak membina dan mengembangkan
gairah.
2. Memberikan kemungkinan pembelajaran yang sifatnya lebih
individual, dengan cara:
(a) mengurangi kontrol guru yang kaku dan tradisional;
(b) memberikan kesempatan bagi siswa untuk berkembang
sesuai dengan kemampuannya.
3. Memberikan dasar yang lebih ilmiah terhadap pembelajaran
dengan cara:
(a) perancangan program pembelajaran yang lebih sistematis;
(b) pengembangan bahan pengajaran yang dilandasi oleh
penelitian.
4. Lebih memantapkan pembelajaran, dengan jalan:
(a) meningkatkan kemampuan sumber belajar;
(b) penyajian informasi dan bahan secara lebih kongkrit.
5. Memungkinkan belajar secara seketika, yaitu:
(a) mengurangi kesenjangan antara pembelajaran yang bersifat
verbal dan abstrak dengan realitas yang sifatnya kongkrit;
(b) memberikan pengetahuan yang sifatnya langsung.
6. Memungkinkan penyajian pembelajaran yang lebih luas, dengan
menyajikan informasi yang mampu menembus batas geografis.
Fungsi-fungsi di atas sekaligus menggambarkan tentang alasan dan
arti penting sumber belajar untuk kepentingan proses dan pencapaian
hasil pembelajaran siswa.

Kriteria Memilih Sumber Belajar


Menurut Sudjana (2007) ada sejumlah pertimbangan yang harus
diperhatikan, ketika akan memilih sumber belajar didasarkan atas
kriteria tertentu yang secara umum terdiri dari dua macam ukuran,
yaitu kriteria umum dan kriteria berdasarkan tujuan yang hendak
dicapai. Dalam memilih sumber belajar harus memperhatikan kriteria
sebagai berikut:
1. Ekonomis. Pengadaan sumber belajar yang bisa dimanfaatkan
dengan jangka waktu yang lama (awet) akan lebih ekonomis
karena tidak akan mengeluarkan banyak dana dalam waktu
singkat.
2. Praktis dan sederhana. Tidak memerlukan pelayanan yang
menggunakan keterampilan khusus yang rumit agar tidak
menghabiskan waktu dan dana yang cukup besar.
3. Mudah diperoleh. Sumber belajar hendaknya yang bisa
didapatkan dengan mudah. Ini bisa diaplikasikan pada sumber
belajar yang tidak dirancang karena dapat dicari di lingkungan
sekitar.
4. Bersifat fleksibel. Sumber belajar bisa dimanfaatkan untuk
berbagai tujuan instruksional dan tidak dipengaruhi oleh faktor
luar, misalnya kemajuan teknologi, nilai, budaya, keinginan
berbagai pemakai sumber belajar itu sendiri, seperti halnya kaset
video.
5. Komponen-komponennya sesuai tujuan. Sering kali suatu
sumber belajar mempunyai tujuan yang sesuai dan pesan yang
dibawa juga cocok. Hal ini merupakan criteria yang penting.
Kriteria berdasarkan tujuan, antara lain:
1. Sumber belajar untuk motivasi. Pemanfaatan sumber belajar
yang mampu membangkitkan minat, mendorong partisipasi,
merangsang pertanyaan-pertanyaan dan memperjelas masalah.
2. Sumber belajar untuk tujuan pengajaran. Criteria ini biasanya
dipakai oleh para guru untuk memperluas bahan pelajaran dalam
mendukung kegiatan belajar mengajar.
3. Sumber belajar untuk penelitian. Sumber belajar yang dapat
membantu dalam bentuk yang dapat diobservasi, dianalisis,
dicatat secara teliti dan sebagainya. Jenis sumber belajar ini
diperoleh secara langsung dari masyarakat atau lingkungan
melalui penggunaan rekaman audio maupun video.
4. Sumber belajar untuk memecahkan masalah.
Sekalipun telah dipisahkan menjadi 6 bentuk tersebut, sumber
belajar dalam kenyataannya satu sama lain masih saling
berhubungan sehingga terkadang sulit untuk memisahkannya.
Misalnya seorang guru yang sedang menjelaskan penggunaan
jangka sorong dan memperagakan alat tersebut di laboratorium.
Dalam hal tersebut paling tidak si guru tersebut sedang
menggunakan beberapa bentuk sumber belajar sekaligus seperti
laboratorium sebagai lingkungan, jangka sorong sebagai alat,
penjelasan sebagai tekniknya, guru itu sendiri juga berperan
sebagai sumber belajarnya dan materi tentang jangka sorong itu
sendiri dapat dikatakan sebagai pesan yang akan disampaikan
kepada si pembelajar atau siswa. Pemanfaatan sumber belajar yang
baik dengan penggabungan berbagai macam sumber diharapkan
akan menghasilkan kegiatan belajar yang lebih maksimal.

Pemanfaatan Lingkungan Sebagai Sumber Belajar


Lingkungan merupakan salah satu sumber belajar yang amat
penting dan memiliki nilai-nilai yang sangat berharga dalam rangka
proses pembelajaran siswa. Lingkungan dapat memperkaya bahan dan
kegiatan belajar. Lingkungan yang dapat dimanfaatkan sebagai
Sumber Belajar terdiri dari :
1. Lingkungan sosial
Lingkungan sosial dapat digunakan untuk memperdalam ilmu-ilmu
sosial dan kemanusiaan sedangkan lingkungan alam dapat digunakan
untuk mempelajari tentang gejala-gejala alam dan dapat
menumbuhkan kesadaran peserta didik akan cinta alam dan partispasi
dalam memlihara dan melestarikan alam.
Pemanfaatan lingkungan dapat ditempuh dengan cara melakukan
kegiatan dengan membawa peserta didik ke lingkungan, seperti
survey, karyawisata, berkemah, praktek lapangan dan sebagainya.
Bahkan belakangan ini berkembang kegiatan pembelajaran dengan
apa yang disebut out-bond, yang pada dasarnya merupakan proses
pembelajaran dengan menggunakan alam terbuka.
Di samping itu pemanfaatan lingkungan dapat dilakukan dengan
cara membawa lingkungan ke dalam kelas, seperti : menghadirkan
nara sumber untuk menyampaikan materi di dalam kelas. Agar
penggunaan lingkungan sebagai sumber belajar berjalan efektif, maka
perlu dilakukan perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi serta tindak
lanjutnya.
2. Lingkungan fisik (alam)
Lingkungan alam atau lingkungan fisik adalah segala sesuatu yang
sifatnya alamiah, seperti sumber daya alam (air, hutan, tanah, batu-
batuan), tumbuh-tumbuhan dan hewan (flora dan fauna), sungai,
iklim, suhu, dan sebagainya. Lingkungan alam sifatnya relatif
menetap, oleh karena itu jenis lingkungan ini akan lebih mudah
dikenal dan dipelajari oleh anak. Sesuai dengan kemampuannya,
Anak dapat mengamati perubahan-perubahan yang terjadi dan
dialami dalam kehidupan sehari-hari, termasuk juga proses terjadinya.
Dengan mempelajari lingkungan alam ini diharapkan anak akan lebih
memahami gejala-gejala alam yang terjadi dalam kehidupannya
sehari-hari, lebih dari itu diharapkan juga dapat menumbuhkan
kesadaran sejak awal untuk mencintai alam, dan mungkin juga anak
bisa turut berpartisipasi untuk menjaga dan memelihara lingkungan
alam.

Prosedur Merancang dan Pengoptimalan Sumber Belajar


Banyak orang beranggapan bahwa untuk menyediakan sumber
belajar menuntut adanya biaya yang tinggi dan sulit untuk
mendapatkannya, yang kadang-kadang ujung-ujungnya akan
membebani orang tua siswa untuk mengeluarkan dana pendidikan
yang lebih besar lagi. Padahal dengan berbekal kreativitas,
Guru dapat membuat dan menyediakan sumber belajar yang
sederhana dan murah. Misalkan, bagaimana guru dan siswa dapat
memanfaatkan bahan bekas. Bahan bekas, yang banyak berserakan di
sekolah dan rumah, seperti kertas, mainan, kotak pembungkus, bekas
kemasan sering luput dari perhatian kita. Dengan sentuhan kreativitas,
bahan-bahan bekas yang biasanya dibuang secara percuma dapat
dimodifikasi dan didaur-ulang menjadi sumber belajar yang sangat
berharga.
Demikian pula, dalam memanfaatkan lingkungan sebagai sumber
belajar tidak perlu harus pergi jauh dengan biaya yang mahal,
lingkungan yang berdekatan dengan sekolah dan rumah pun dapat
dioptimalkan menjadi sumber belajar yang sangat bernilai bagi
kepentingan belajar siswa. Tidak sedikit sekolah-sekolah di kita yang
memiliki halaman atau pekarangan yang cukup luas, namun
keberadaannya seringkali ditelantarkan dan tidak terurus. Jika saja
lahan-lahan tersebut dioptimalkan tidak mustahil akan menjadi
sumber belajar yang sangat berharga.
Belakangan ini di sekolah-sekolah tertentu mulai dikembangkan
bentuk pembelajaran dengan menggunakan internet, sehingga siswa
“dipaksa” untuk menyewa internet –yang memang ukuran Indonesia
pada umumnya-, masih dianggap relatif mahal. Kenapa tidak
disediakan dan dikelola saja oleh masing-masing sekolah? Mungkin
dengan cara difasilitasi oleh sekolah hasilnya akan jauh lebih efektif
dan efisien, dibandingkan harus melalui rental ke WarNet.
Sumber :
Aonim a. 2009. Sumber Belajar dalam mengefektifkan pembelajaran
Siswa ( Online ) http:// Ramlannaria’s Blog. Com, (diakses 05-Mei-
2021)
Rohani, Ahmad.2010. Media Instruksional Edukatif. Jakarta: Rineka
Cipta
Sudjana,N dan Rivai,A.2007. Teknologi Pengajaran, Bandung : Sinar
Baru Algensindo
Adaptasi dari : Depdiknas. 2004. Pedoman Merancang Sumber
Belajar. Jakarta.
Kurniawan As’ri. 2010. Mengenal Sumber Belajar ( Online ) http : //
Pena Kurniawan As’ari. Com, diakses 05-Mei-2021
Aristo Rahadi. 2008. Belajar, Pembelajaran dan Sumber Belajar .
Jakarta. Refika Utama
http://aadesti.blogspot.com/2012/10/makalah-bentuk-bentuk-sumber-
belajar.html?m=1

Anda mungkin juga menyukai