Disusun oleh:
Kelompok 8
Ivana Silangen (19507055)
Regita Balla (19507054)
JURUSAN BIOLOGI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU
PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI MANADO
2020
KATA PENGANTAR
Puji syukur kita panjatkan kehadirat Tuhan yang Maha Esa karena atas limpahan rahmat dan
karuniaNya sehingga penulisan makalah tentang “ Pengenalan Alat Laboratorium II” selesai
tepat pada waktunya.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa dalam penulisan makalah ini masih sangat jauh dari
kesempurnaan. Oleh karena itu saran dan kritik yang sifatnya membangun sangat penulis
harapkan guna penulisan makalah selanjutnya yang lebih baik lagi.
Semoga makalah ini bermanfaat bagi kita semua. Atas perhatiannya penulis ucapkan terima
kasih banyak.
Penulis
Bab 1
Pendahuluan
A.Latar Belakang
B.Tujuan
Untuk mengetahui alat-alat listrik, penggunaan alat dan pemeliharaan dan
penyimpanan alat laboratorium.
Bab II
Pembahasan
Tujuan dari mengenali alat adalah agar pemakai memahami mengenai prinsip
kerja, guna alat, prosedur penggunaan, kinerja alat sehingga dapat
mengoptimalkan alat dalam batas batas peruntukannya. Sering terjadi dengan
alasan "takut rusak", banyak alat tidak dipergunakan dan disimpan dalam waktu
yang lama. Dalam kasus ini pernah dijumpai alat yang sejak diperoleh tersimpan
sampai beberapa tahun lamanya. Keadaan tersebut sangat memprihatikan,
karena peralatan yang dibeli dengan biaya tinggi tidak sebanding dengan ilmu
pengetahuan yang diperoleh berdasarkan penggunaan alat tersebut. Pada bab ini
kita mencoba mengenali peralatan sehingga dapat memanfaatkan berbagai
peralatan yang tersedia. Namun demikian untuk mengenali setiap alat secara rinci
satu persatu tidaklah memungkinkan sehubungan dengan keterbatasan ruang dan
waktu. Pengenalan alat secara umum mencakup memahami data teknis atau
spesifikasi alat, prinsip kerja dan kegunaan alat. Untuk lebih jelasnya pemahaman
mengenai karakteristik alat diuraikan sebagai berikut:
1. Nama Alat
Pada dasarnya setiap alat memiliki nama yang menunjukan kegunaan alat, prinsip
kerja atau proses yang berlangsung ketika alat digunakan. Beberapa kegunaan
alat dapat dikenali berdasarkan namanya. Penamaan alat alat yang berfungsi
mengukur biasanya diakhiri dengan kata "meter", seperti Termometer,
Hygrometer, Spectrophotormeter dll. Alat alat pengukur disertai dengan
informasi tertulis biasanya diberi tambahan "graph, seperti thermograph,
barograph
Dari uraian tersebut tersirat bahwa nama pada setiap alat menggambarkan
mengenai kegunaan alat dan atau memggambarkan mekanisme prinsip kerja
pada alat yang bersangkutan. Dalam penggunaannya ada alat alat yang bersifat
umum dan ada pula yang khusus. Peralatan umum biasanya digunakan untuk
suatu kegiatan preparasi, sedangkan peralatan khusus lebih banyak digunakan
untuk suatu pengukuran dan atau penentuan. Oleh karena itu sebenarnya sangat
sulit mengelompokkan alat dengan menggunakan dasar tertentu. Bagi para
pemakai alat yang penting bukan pengelompokannya melainkan dari nama alat
tersebut kita bisa menghubungkan suatu kegunaan dan mendapatkan manfaat
dari alat.
Pada dasarnya setiap alat bekerja berdasarkan penerapan suatu prinsip dasar
tertentu. Memahami prinsip kerja alat merupakan pengetahuan yang sangat
penting. Pemahaman tersebut dapat membantu memecahkan masalah
sehubungan dengan penggunaan dan kinerja alat. Pemahaman mengenai prinsip
kerja alat juga sangat membantu terhadap interpretasi data atau perlakuan
sehubungan dengan penggunaan alat. Selain itu memahami prinsip kerja alat juga
dapat membantu untuk mengembangkan daya guna dan kalau mungkin
melakukan rekayasa alat. Oleh karena itu dengan memahami prinsip kerja alat
maka penggunaan alat sebenarnya sangat luas dari pada sekedar nama alatnya.
Namun demikian setiap alat memiliki spesifikasi tertentu yang juga juga
membatasi keleluasaan penggunaannya.
Pada dasarnya hampir semua alat bekerja berdasarkan prinsip prinsip dasar IPA
untuk menggambarkan dan menyatakan suatu proses tertentu, sebagai contoh
adalah komparator lingkungan.
Pada alat komparator lingkungan R diganti dengan suatu bahan yang mampu
memanfaatkan kondisi tertentu dari suatu faktor lingkungan untuk menjadi
impuls terhadap alat ukur. Komponen tersebut dapat diganti dengan sebuah
thermistor yang terbuat dari semacam semikonduktor. Sifat bahan tersebut bila
dikenai suhu tinggi nilai hambatannya menurun, dengan demikian arus yang
mengalir dan terukur pada glavanometer adalah besar. Sebaliknya bila dikenai
suhu rendah nilai hambatannya meningkat sehingga arus yang mengalir dan
terukur pada glavanometer menjadi kecil sifat bahan ini demikian dimanfaatkan
sebagai sensor ( probe) untuk mendeteksi perubahan suhu. Kesetaraan akan
perubahan nilai hambatan dengan perubahan suhu yang terjadi dapat dikalibrasi.
Dengan demikian alat tersebut mampu dipergunakan untuk mengukur satuan
perubahan suhu.
Thermistor juga dapat diganti dengan bahan yang sensitif terhadap perubahan
intensitas cahaya, yaitu fotoresistor yang tersebut dari bahan Cadmium sulphide.
Dengan cara mengganti sensor maka alat dapat dipergunakan pula untuk
mengukur intensitas cahaya. Apabila pada komponen tersebut dihubungkan
dengan kabel panjang maka alat dapat digunakan untuk mengukur faktor
lingkungan dari jarak jauh.
Peralatan yang bekerja dengan arus listrik pada dasarnya di dalam sistem alat
terjadi perubahan energi listrik menjadi energi panas (oven, inkubator, furnace),
energi cahaya (Spectrophotormeter), gelombang elektromagnetik (Microwave),
Medan magnet (stirrer), Medan listrik (elektroforesis), energi gerak (sentrifugal
dan mechanical strirrer) dll.
Peralatan yang tidak berarus listrik memanfaatkan sifat bahan atau komponen
atau proses tertentu untuk menunjukkan perubahan suhu dengan memanfaatkan
koefisien muai seperti pada thermometer, aliran ion melalui suatu membran (pH
meter), keseimbangan tekanan pada peralatan yang berdasarkan prinsip kerja
manometer, perubahan volume , misalnya pada respirometer ganong's dan
mikrovolumeter.
Pada umumnya peralatan membutuhkan daya besar. Daya dapat dilihat pada
spesifikasi alat, apabila tidak tertulis dapat dihitung dengan cara mengalihkan
kuat arus (A, Ampere) dan tegangan yg dibutuhkan (Volt). Pentingnya mengetahui
ini sehubungan dengan kapasitas daya pada jaringan listrik tersedia. Jangan
menggunakan lebih dari satu alat berdaya besar pada satu terminal listrik,
walaupun masih tersedia lubang terminal. Akibat kelebihan daya yang melewati
kabel saluran, dapat mengakibatkan terbakarnya kabel saluran atau kebakaran.
4. Kemampuan alat
Pada alat ukur rentang kemampuan alat biasanya berhubungan dengan tingkat
ketelitian. Penelitian yang memiliki rentang kemampuan besar biasanya memiliki
skala yang besar pula. Konsekuensinya alat yang memiliki rentang yang besar
tingkat ketelitiannya rendah. Namun alat yang demikian mampu dipergunakan
secara luas. Sebaliknya alat dengan rentang skala yang sempit memiliki ukuran
skala yang lebih kecil. Namun demikian rentang kemampuan yang kecil
berhubungan dengan tingkat ketelitian yang semakin tinggi. Sebagai contoh pada
thermometer dengan skala 200 memiliki ketelitian alat satu derajat, sementara
termometer lain yang memiliki rentang skala 50 memiliki ketelitian 10°. Alat lain
misalnya timbangan yang memiliki kemampuan menimbang 1500 gram memiliki
ketelitian sepersepuluh gram, sementara alat lain yang kemampuan
menimbangnya 6000 gram memiliki ketelitian satu gram.
Alat-alat yang berdasarkan prinsip kerja mekanis atau fisik pada jarang sekali
mempergunakan sistem pengaman, tetapi tidak demikian pada peralatan yang
mempergunakan aliran listrik. Pada dasarnya setiap alat elektrik, terutama yang
memerlukan sumber daya besar memiliki sistem penggunaan tersendiri. Sistem
pengamanan yang paling sederhana adalah sekering (fuse). Komponen ini bekerja
memutuskan arus dengan terbakarnya kawat penghubung didalam komponen
tersebut apabila terjadi kelebihan beban.
Pengaman yang lain adalah sistem elektronik dengan relay. Komponen ini akan
memutuskan arus listrik bila alat mengalami kelebihan beban atau terjadi
hubungan singkat.
6. Waktu konstan
Pada alat-alat yang bersifat mendeteksi suatu kondisi biasanya dilengkapi dengan
sensor. Komponen dari alat memerlukan kontak tertentu sehingga dapat
berfungsi melakukan pengukuran. Response time merupakan lama waktu yang
diperlukan untuk memberikan data mengenai hasil pengukuran sehubungan
dengan waktu kontak yang diperlukan probe atau sensor. Sebagai contoh alat soil
tester memerlukan waktu kontak dari probe yang ditancapkan ke dalam tanah
sekitar dua hingga tiga menit. Sebuah alat monitor gas sensornya memerlukan
waktu kontak kurang dari 20 detik sampai dapat menunjukkan nilai hasil
pengukuran.
8. Tampilan alat
2. Pengorganisasian (Organizing)
4. Pengawasan (Controlling)
Penyimpanan alat/bahan kimia/ IPA dapat dikelompokkan menjadi beberapa kelompok, yaitu :
1. alat/ bahan yang sering dipakai
2. alat/ bahan dimana peserta didik diizinkan untuk mengambil sendiri, seperti beaker
glass, gelas ukur, pipet, larutan encer garam, asam, basa,
3. alat/ bahan yang jarang dipakai
4. alat/ bahan yang berbahaya, seperti alat yang peka, mahal, dan mudah rusak, dan bahan
yang beracun, radioaktif, mudah terbakar/ meledak.
Berikut cara-cara yang di lakukan untuk pemeliharaan peralatan laboratorium:
1. Sebelum meninggalkan laboratorium biasakan dalam keadaan bersih terlebih dahulu.
2. Kembalikan alat-alat laboratorium pada tempatnya
3. Bersihkan meja dan lantai laboratorium
4. Cepat laporkan pada guru atau pengawas laboratorium jika ada alat yang
memerlukan perbaikan.
5. Jangan sekali-kali menggunakan alat laboratorium jika alat tersebut dalam kondisi
buruk.
6. Gunakan alat-alat laboratorium tersebut sesuai dengan keperluan agar menjaga
kestabilan alat tersebut.
Matikan semua alat laboratorium yang terhubung dengan arus listrik jika alat tersebut tidak di
gunakan kembali.
Daftar Pustaka