Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH PENGENALAN ALAT LABORATORIUM II

Disusun oleh:
Kelompok 8
Ivana Silangen (19507055)
Regita Balla (19507054)

JURUSAN BIOLOGI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU
PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI MANADO
2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan kehadirat Tuhan yang Maha Esa karena atas limpahan rahmat dan
karuniaNya sehingga penulisan makalah tentang “ Pengenalan Alat Laboratorium II” selesai
tepat pada waktunya.

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa dalam penulisan makalah ini masih sangat jauh dari
kesempurnaan. Oleh karena itu saran dan kritik yang sifatnya membangun sangat penulis
harapkan guna penulisan makalah selanjutnya yang lebih baik lagi.

Semoga makalah ini bermanfaat bagi kita semua. Atas perhatiannya penulis ucapkan terima
kasih banyak.

Tondano, Mei 2020

Penulis
Bab 1

Pendahuluan

A.Latar Belakang

Pengenalan alat-alat praktikum penting dilakukan guna untuk keselamatan kerja


dalam melakukan proses penelitian.selain itu juga pengenalan alat praktikum
bertujuan agar mahasiswa mengetahui nama dan fungsi dari alat-alat tersebut.Alat-
alat praktikum sangat di butuhkan dalam proses penilitian atau pun prktikum
terutama dalam proses praktikum kimia.ada banyak sekali alat-alat yang digunakan
dan mempunyai fungsi masing-masing didalam bidang keilmuan atau pun proses
penilitian tentu tentu alat-alat ini sangat di butuhkan sekali.alat-alat laboratorium
juga dapat berbahasa jika terjadi kesalahan dalam prosedur pemakaiannya.maka
diperlykannya pengenalan alat-alat laboratorium agar penggunaan alat tersebut
dapat dipergunakan dengan fungsi dan prosedur yang baik dan benar,sehingga
kesalahan yang terjadi dapat diminimalisir sedikit mungkin.hal ini penting agar
mendapatkan hasil penelitian yang aik dan benar.data-data yang tepat akan
meningkatkan kualitas penelitian seseorang.
Banyak sekali alat-alat praktikum yang harus kita kenal dan kita ketahui agar
dalam proses penelitian dan praktikum berjalan lancar tanpa ada
masalah.pengenalan alat ini juga akan menambah wawasan dan pengetahuan
bagaimana cara kerja alat tersebut besert fungsinya.tentu dari sini kita bisa belajar
bagaman penggunaannya agar dalam penelitian kita nanti mendapatkan hasil yang
akurat dan dapat dipercaya.hasil penelitan tergantung dari proses penelitian,jika
penelitian baik dan penggunaan alatnya benar tentu hasil pengamatan kita baik
pula.alat-alat laboratorium juga tidak bisa digunakan jika tidak sesuai dengan
fungsinya maka dari itu kita harus teliti dan mebutuhkan pengetahuan bagaimana
mengunakan alat tersebut.alat-alat laboratorium juga banyak yang berbahaya
seperti alat yang harus seteril maka sebelum menggunakan alat tersebut kita harus
mensterilkan tangan kita.jika tidak hal itu bisa mengganggu proses suatu penelitian
dan tentunya akan berdampak pada hasil penelitian tersebut.perhatian terhadap
penggunaan alat laboratorium harus di perhatikan guna keselamatan dan
keberhasilan kerja atau penelitian.

B.Tujuan
Untuk mengetahui alat-alat listrik, penggunaan alat dan pemeliharaan dan
penyimpanan alat laboratorium.

Bab II
Pembahasan

A. Identifikasi alat alat listrik

Pemahaman yang baik mengenai bagaimana suatu peralatan bekerja merupakan


prasyarat untuk memperoleh hasil guna yang maksimal dan untuk mengetahui
validitas data yang diperoleh. Dalam kegiatan laboratorium sering alat diperluan
sebagai penunjang agar mahasiswa memahami materi perkuliahan atau untuk
keperluan penelitian. Namun demikian apabila prinsip kerja alat tidak dipahami
maka penggunaan alat tidak optimal, bahkan mungkin menimbulkan kerusakan
atau kecelakaan.

Tujuan dari mengenali alat adalah agar pemakai memahami mengenai prinsip
kerja, guna alat, prosedur penggunaan, kinerja alat sehingga dapat
mengoptimalkan alat dalam batas batas peruntukannya. Sering terjadi dengan
alasan "takut rusak", banyak alat tidak dipergunakan dan disimpan dalam waktu
yang lama. Dalam kasus ini pernah dijumpai alat yang sejak diperoleh tersimpan
sampai beberapa tahun lamanya. Keadaan tersebut sangat memprihatikan,
karena peralatan yang dibeli dengan biaya tinggi tidak sebanding dengan ilmu
pengetahuan yang diperoleh berdasarkan penggunaan alat tersebut. Pada bab ini
kita mencoba mengenali peralatan sehingga dapat memanfaatkan berbagai
peralatan yang tersedia. Namun demikian untuk mengenali setiap alat secara rinci
satu persatu tidaklah memungkinkan sehubungan dengan keterbatasan ruang dan
waktu. Pengenalan alat secara umum mencakup memahami data teknis atau
spesifikasi alat, prinsip kerja dan kegunaan alat. Untuk lebih jelasnya pemahaman
mengenai karakteristik alat diuraikan sebagai berikut:

1. Nama Alat

Pada dasarnya setiap alat memiliki nama yang menunjukan kegunaan alat, prinsip
kerja atau proses yang berlangsung ketika alat digunakan. Beberapa kegunaan
alat dapat dikenali berdasarkan namanya. Penamaan alat alat yang berfungsi
mengukur biasanya diakhiri dengan kata "meter", seperti Termometer,
Hygrometer, Spectrophotormeter dll. Alat alat pengukur disertai dengan
informasi tertulis biasanya diberi tambahan "graph, seperti thermograph,
barograph

Peralatan yang berguna untuk kegiatan analisis biasanya mempergunakan kata


"analyzer", seperti chromatography gas analyzer. Alat ini berfungsi untuk
menganalisis bahan yang berasal dari bentuk cair atau gas menjadi gas dan
dianalisis kadarnya.

Peralatan yang berfungsi mengendalikan suatu kondisi yang dikehendaki biasanya


disertai dengan kata "controller", seperti pH controller. Peralatan lain
menunjukkan peran dari alat tersebut seperti, homogenizer, heater, stirrer,
recorder. Alat yang berfungsi untuk menghitung disertai dengan kata "counter",
seperti colony counter,

Dari uraian tersebut tersirat bahwa nama pada setiap alat menggambarkan
mengenai kegunaan alat dan atau memggambarkan mekanisme prinsip kerja
pada alat yang bersangkutan. Dalam penggunaannya ada alat alat yang bersifat
umum dan ada pula yang khusus. Peralatan umum biasanya digunakan untuk
suatu kegiatan preparasi, sedangkan peralatan khusus lebih banyak digunakan
untuk suatu pengukuran dan atau penentuan. Oleh karena itu sebenarnya sangat
sulit mengelompokkan alat dengan menggunakan dasar tertentu. Bagi para
pemakai alat yang penting bukan pengelompokannya melainkan dari nama alat
tersebut kita bisa menghubungkan suatu kegunaan dan mendapatkan manfaat
dari alat.

2. Prinsip kerja alat

Pada dasarnya setiap alat bekerja berdasarkan penerapan suatu prinsip dasar
tertentu. Memahami prinsip kerja alat merupakan pengetahuan yang sangat
penting. Pemahaman tersebut dapat membantu memecahkan masalah
sehubungan dengan penggunaan dan kinerja alat. Pemahaman mengenai prinsip
kerja alat juga sangat membantu terhadap interpretasi data atau perlakuan
sehubungan dengan penggunaan alat. Selain itu memahami prinsip kerja alat juga
dapat membantu untuk mengembangkan daya guna dan kalau mungkin
melakukan rekayasa alat. Oleh karena itu dengan memahami prinsip kerja alat
maka penggunaan alat sebenarnya sangat luas dari pada sekedar nama alatnya.
Namun demikian setiap alat memiliki spesifikasi tertentu yang juga juga
membatasi keleluasaan penggunaannya.

Pada dasarnya hampir semua alat bekerja berdasarkan prinsip prinsip dasar IPA
untuk menggambarkan dan menyatakan suatu proses tertentu, sebagai contoh
adalah komparator lingkungan.

Pada alat komparator lingkungan R diganti dengan suatu bahan yang mampu
memanfaatkan kondisi tertentu dari suatu faktor lingkungan untuk menjadi
impuls terhadap alat ukur. Komponen tersebut dapat diganti dengan sebuah
thermistor yang terbuat dari semacam semikonduktor. Sifat bahan tersebut bila
dikenai suhu tinggi nilai hambatannya menurun, dengan demikian arus yang
mengalir dan terukur pada glavanometer adalah besar. Sebaliknya bila dikenai
suhu rendah nilai hambatannya meningkat sehingga arus yang mengalir dan
terukur pada glavanometer menjadi kecil sifat bahan ini demikian dimanfaatkan
sebagai sensor ( probe) untuk mendeteksi perubahan suhu. Kesetaraan akan
perubahan nilai hambatan dengan perubahan suhu yang terjadi dapat dikalibrasi.
Dengan demikian alat tersebut mampu dipergunakan untuk mengukur satuan
perubahan suhu.

Thermistor juga dapat diganti dengan bahan yang sensitif terhadap perubahan
intensitas cahaya, yaitu fotoresistor yang tersebut dari bahan Cadmium sulphide.
Dengan cara mengganti sensor maka alat dapat dipergunakan pula untuk
mengukur intensitas cahaya. Apabila pada komponen tersebut dihubungkan
dengan kabel panjang maka alat dapat digunakan untuk mengukur faktor
lingkungan dari jarak jauh.

Peralatan yang bekerja dengan arus listrik pada dasarnya di dalam sistem alat
terjadi perubahan energi listrik menjadi energi panas (oven, inkubator, furnace),
energi cahaya (Spectrophotormeter), gelombang elektromagnetik (Microwave),
Medan magnet (stirrer), Medan listrik (elektroforesis), energi gerak (sentrifugal
dan mechanical strirrer) dll.
Peralatan yang tidak berarus listrik memanfaatkan sifat bahan atau komponen
atau proses tertentu untuk menunjukkan perubahan suhu dengan memanfaatkan
koefisien muai seperti pada thermometer, aliran ion melalui suatu membran (pH
meter), keseimbangan tekanan pada peralatan yang berdasarkan prinsip kerja
manometer, perubahan volume , misalnya pada respirometer ganong's dan
mikrovolumeter.

3. Sumber daya alat

Beberapa alat laboratorium menggunakan tenaga listrik, semua peralatan yang


bersifat elektrik memerlukan sumber daya dari luar . Sumber daya tersebut dapat
berasal dari jaringan listrik arus bolak-balik (Ac, jaringan pln, atau generator) atau
dari sumber daya listrik searah (DC, batrei , atau akumulator). Pengetahuan
mengenai sumber daya suatu sangat membantu dalam menjaga keselamatan alat
dan pemakaian serta hasil dari penggunaan alat.

Peralatan laboratorium yang memerlukan tenaga listrik bekerja pada tegangan


tertentu. Kesesuaian tegangan akan mempengaruhi kinerja alat. Peralatan yang
mempergunakan sumber daya arus bolak-balik biasanya memerlukan tegangan
input 110V atau 220V. Sedangkan peralatan yang memerlukan sumber tegangan
rendah dari baterei berkisar antara 3V-12V DC. Peralatan akan mengalami
kerusakan bila diberi sumber tegangan yang lebih tinggi daripada yang tercantum
dalam spesifikasi alat. Kelalaian yang diakibatkan oleh ketidakcocokan tegangan
dengan alat dapat merusak sistem elektronik pada alat sehingga fungsi fungsi
pengukuran atau program dari alat tidak bekerja. Meskipun pada alat umumnya
terdapat komponen pengaman (fuse atau relay), komponen tersebut kadang
bekerja lebih lamban daripada kerusakan yang terjadi. Sehingga kadang-kadang
fuse memutus arus setelah terjadi kerusakan bukan sebelumnya.

Pada umumnya peralatan membutuhkan daya besar. Daya dapat dilihat pada
spesifikasi alat, apabila tidak tertulis dapat dihitung dengan cara mengalihkan
kuat arus (A, Ampere) dan tegangan yg dibutuhkan (Volt). Pentingnya mengetahui
ini sehubungan dengan kapasitas daya pada jaringan listrik tersedia. Jangan
menggunakan lebih dari satu alat berdaya besar pada satu terminal listrik,
walaupun masih tersedia lubang terminal. Akibat kelebihan daya yang melewati
kabel saluran, dapat mengakibatkan terbakarnya kabel saluran atau kebakaran.

Pada peralatan yang menggunakan baterai perlu diperhatikan mengenai


kesegaran baterei yang dipergunakan. Baterei yang disimpan terlalu lama akan
mengalami penurunan energi potensial. Suatu alat ukur dapat menghasilkan
pengukuran yang tidak akurat apabila menggunakan baterai yang sudah lemah
energi potensialnya. Untuk menghindari hal tersebut, maka sebaiknya sebelum
alat dipergunakan kondisi baterai diperiksa berdasarkan indikator atau skala
kesegaran yang terdapat pada alat. Indikator kesegaran baterei bisanya terdapat
pada bagian tampilan monitor alat.

4. Kemampuan alat

Setiap alat memiliki suatu kapasitas tertentu. Kapasitas alat menggambarkan


kemampuan alat untuk menampung, mengukur , menyatakan kadar atau
menentukan sesuatu. Oleh karena itu kapasitas dapat dinyatakan dengan satuan
volume, berat,kadar , kuat arus, derajat dan sebagainya tergantung pada jenis
alatnya.

Alat-alat laboratorium yang berfungsi untuk preparasi seperti oven, inkubator


atau autoclave kapasitas alatnya dinyatakan dalam satuan volume. Kapasitas pada
alat ini menggambarkan kemampuan ruang dalam alat untuk menampung bahan
sebesar volume yang dinyatakan. Namun demikian dalam prakteknya tidak
pernah kapasitas ruang tersebut digunakan seluruhnya karena berhubungan
dengan kecepatan waktu dan hasil proses yang diharapkan.

Pada alat ukur rentang kemampuan alat biasanya berhubungan dengan tingkat
ketelitian. Penelitian yang memiliki rentang kemampuan besar biasanya memiliki
skala yang besar pula. Konsekuensinya alat yang memiliki rentang yang besar
tingkat ketelitiannya rendah. Namun alat yang demikian mampu dipergunakan
secara luas. Sebaliknya alat dengan rentang skala yang sempit memiliki ukuran
skala yang lebih kecil. Namun demikian rentang kemampuan yang kecil
berhubungan dengan tingkat ketelitian yang semakin tinggi. Sebagai contoh pada
thermometer dengan skala 200 memiliki ketelitian alat satu derajat, sementara
termometer lain yang memiliki rentang skala 50 memiliki ketelitian 10°. Alat lain
misalnya timbangan yang memiliki kemampuan menimbang 1500 gram memiliki
ketelitian sepersepuluh gram, sementara alat lain yang kemampuan
menimbangnya 6000 gram memiliki ketelitian satu gram.

5. Sistem pengamatan pada alat

Alat-alat yang berdasarkan prinsip kerja mekanis atau fisik pada jarang sekali
mempergunakan sistem pengaman, tetapi tidak demikian pada peralatan yang
mempergunakan aliran listrik. Pada dasarnya setiap alat elektrik, terutama yang
memerlukan sumber daya besar memiliki sistem penggunaan tersendiri. Sistem
pengamanan yang paling sederhana adalah sekering (fuse). Komponen ini bekerja
memutuskan arus dengan terbakarnya kawat penghubung didalam komponen
tersebut apabila terjadi kelebihan beban.

Pengaman yang lain adalah sistem elektronik dengan relay. Komponen ini akan
memutuskan arus listrik bila alat mengalami kelebihan beban atau terjadi
hubungan singkat.

6. Waktu konstan

Dalam kegiatan laboratorium untuk suatu kegiatan pengukuran sering diperlukan


pengulangan. Namun demikian banyak alat yang tidak langsung menunjukkan
hasil pengukuran yang akurat sehingga mengakibatkan keraguan terhadap kinerja
alat. Hal ini terjadi karena pada saat pengulangan pengukuran ulang terjadi
perbedaan yang sangat besar. Adanya waktu yang diperlukan untuk mencapai
keadaan konstan terjadi karena sebagian komponen dari sistem peralatan
memerlukan suhu tertentu untuk dapat bekerja. Alat-alat tertentu memerlukan
waktu untuk mencapai keadaan konstan. Waktu konstan merupakan lama waktu
yang diperlukan untuk berfungsinya alat sesuai dengan peruntukannya. Waktu
konstan akan berbeda untuk setiap alat atau produksi pabrik. Oleh karena itu
pemakai hendaknya menyadari adanya keperluan waktu konstan untuk alat.
Sebagai contoh Spectrophotormeter (spectronic 20) memerlukan waktu konstan
sekitar 30 menit sebelum alat dipergunakan untuk mengukur.
7. Waktu respon

Pada alat-alat yang bersifat mendeteksi suatu kondisi biasanya dilengkapi dengan
sensor. Komponen dari alat memerlukan kontak tertentu sehingga dapat
berfungsi melakukan pengukuran. Response time merupakan lama waktu yang
diperlukan untuk memberikan data mengenai hasil pengukuran sehubungan
dengan waktu kontak yang diperlukan probe atau sensor. Sebagai contoh alat soil
tester memerlukan waktu kontak dari probe yang ditancapkan ke dalam tanah
sekitar dua hingga tiga menit. Sebuah alat monitor gas sensornya memerlukan
waktu kontak kurang dari 20 detik sampai dapat menunjukkan nilai hasil
pengukuran.

8. Tampilan alat

Beberapa informasi sehubungan dengan penggunaan peralatan dapat terbaca


pada bagian muka (depan) alat. Informasi dapat berupa keterangan mengenai
fungsi dari tombol-tombol, atau indikator mengenai suatu peringatan atau hasil
pengukuran. Tombol utama yang terdapat pada alat laboratorium yang
menggunakan energi listrik biasanya merupakan saklar on off. Saklar ini dapat
berupa saklar tekan (push on), saklar geser atau saklar putar. Selain tombol yang
berfungsi sebagai sebagai penghubung dan pemutus arus, juga terdapat tombol
lain yang berfungsi sesuai dengan pembentukannya. Tombol tombol putar pada
umumnya memiliki skala tertentu. Skala tersebut pada umumnya tidak
menunjukkan nilai yang sebenarnya, melainkan suatu perkiraan. Pada alat yang
memiliki penggunaannya harus disesuaikan (dikalibrasi) dengan peralatan yang
memiliki skala baku. Sebagai contoh heater, hot plate atau oven skalanya berupa
angka 1 hingga 10. Angka tersebut tidak menunjukkan suhu sebenarnya,
melainkan skala tingkat panas. Skala tingkat panas satu dengan yang lainnya tidak
sama. Skala tingkat panas ini dipengaruhi oleh berbagai faktor diantaranya beban
yang harus dipanaskan, oleh karena itu pada skala yang sama untuk alat yang
sama akan berbeda suhu aktual mereka nya pada ukuran beban yang berbeda.
Untuk melihat kondisi yang sebenarnya harus dimonitor dengan menggunakan
alat ukur yang valid misalnya untuk mengukur suhu digunakan thermometer.
B. Penggunaan Alat-Alat Laboratorium
Laminar air flow adalah alat yang akan digunakan gunakan untuk pengerjaan
mikroba khususnya bakteri. Cara penggunaannya dibersihkan menggunakan
alcohol 70 % dan lampu UVnya dinyalahkan selama 30 menit terlebih dahulu
untuk proses sterilisasinya. Setelah laminar air flow siap digunakan, lampu UV
dimatikan, fan dan lampu dihidupkan (Rahmat, 2011).
Pimpinan laboratorium wajib mengadakan pelatihan secara rutin
untuk para personelnya, misalnya tentang : penataan bahan kimia berbahaya dalam
gudang secara benar dan penggunaan alat-alat labolatorium yang dipakai untuk
praktikum (Sumardjo, 2009).
Pada bidang mikrobiologi ditekankan pada uji sterilisasi, uji pembusukan, secara
mikrobilogi, uji potensi untuk antibitik dan senyawa anti spesifik lainnya, serta
penyiapan dan pemantauan media biakkan pada kondisi local metode-metode yang
digunakan untuk pengawasan produk alam serta penggunaan teknik mikroskopik
untuk mengidentifikasi tanaman juga dimasukkan (Faisal, 2007).

C. Pemeliharaan Peralatan Laboratorium


Pemeliharaan alat-alat di laboratorium sebenarnya mempunyai andil besar
dalam menanggulangi banyaknya kecelakaan kerja di dalam laboratorium.
Pemeliharaan alat-alat laboratorium secara berkala dapat mengantisipasi
kecelakaan yang timbul secara lebih dini.
Berikut cara-cara yang di lakukan untuk pemeliharaan peralatan laboratorium:
1. Sebelum meninggalkan laboratorium biasakan dalam keadaan bersih
terlebih dahulu.
2. Kembalikan alat-alat laboratorium pada tempatnya
3. Bersihkan meja dan lantai laboratorium
4. Cepat laporkan pada guru atau pengawas laboratorium jika ada alat yang
memerlukan perbaikan.
5. Jangan sekali-kali menggunakan alat laboratorium jika alat tersebut
dalam kondisi buruk.
6. Gunakan alat-alat laboratorium tersebut sesuai dengan keperluan agar
menjaga kestabilan alat tersebut.
7. Matikan semua alat laboratorium yang terhubung dengan arus listrik jika
alat tersebut tidak di gunakan kembali.
Berikut ini adalah panduan yang harus dipatuhi ketika menggunakan alat‐alat
praktikum. Sebelum menggunakan alat‐alat praktikum, pahami petunjuk
penggunaan alat itu. Perhatikan dan patuhi peringatan (warning) yang biasa tertera
pada badan alat.
1. Pahami fungsi atau peruntukan alat‐alat praktikum dan gunakanlah alat‐
alat tersebut hanya untuk aktivitas yang sesuai fungsi atau
peruntukannya. Menggunakan alat praktikum di luar fungsi atau
peruntukannya dapat menimbulkan kerusakan pada alat tersebut dan
bahaya keselamatan praktikan.
2. Pahami rating dan jangkauan kerja alat‐alat praktikum dan gunakanlah
alat‐alat tersebut sesuai rating dan jangkauan kerjanya. Menggunakan
alat praktikum di luar rating dan jangkauan kerjanya dapat menimbulkan
kerusakan pada alat tersebut dan bahaya keselamatan praktikan
3. Pastikan seluruh peralatan praktikum yang digunakan aman dari benda/
logam tajam, api/ panas berlebih atau lainnya yang dapat mengakibatkan
kerusakan pada alat tersebut
4. Tidak melakukan aktifitas yang dapat menyebabkan kotor, coretan,
goresan atau sejenisnyapada badan alat‐alat praktikum yang digunakan
D. Penyimpanan Alat dan Bahan
Alat-alat gelas (Glassware)
Alat-alat gelas harus dalam keadaan bersih, apalagi peralatan gelas yang sering
dipakai. Alat-alat gelas yang memerlukan sterilisasi, sebaiknya disterilisasi
sebelum dipakai. Semua alat-alat gelas ini seharusnya ditempatkan pada lemari
khusus.
Alat-alat mikroskop
Alat-alat mikroskop dan alat-alat optik lainnya seharusnya disimpan pada
tempat yang kering dan tidak lembab. Kelembaban yang tinggi akan menyebabkan
lensa-lensa berjamur, jika jamur ini banyak, maka mikroskop akan rusak dan tidak
dapat dipakai sama sekali. Sebagai tindakan pencegahan, mikroskop selalu
ditempatkan dalam kotaknya, yang biasanya dilengkapi dengan silica-gel dan
sebelum disimpan dicek kembali kebersihannya. Mikroskop ini seharusnya
ditempatkan di dalam lemari-lemari khusus yang dikendalikan kelembabannya.
Untuk lemari biasanya diberi lampu pijar 10-15 watt, agar ruang ini tetap selalu
panas / kering dan akan mengurangi kelembaban udara (dehumidifier-air). Alat
optik lainnya seperti lensa pembesar (loupe), alat kamera optik, kamera digital,
microphoto-camera, juga ditempatkan pada lemari khusus yang tidak lembab.
Bahan-bahan kimia
Bahan-bahan kimia yang bersifat asam dan alkalis, sebaiknya ditempatkan
pada kamar/ruang fume (untuk mengeluarkan gas-gas yang mungkin timbul).
Demikian juga untuk bahan-bahan yang mudah menguap. Ruangan fume perlu
dilengkapi fan, agar udara/uap yang ada dapat terpompa keluar. Bahan kimia yang
ditempatkan dalam botol berwarna coklat atau gelap tidak boleh langsung terkena
sinar matahari, sebaiknya ditempatkan pada lemari khusus.
Cara menyimpan bahan laboratorium IPA dengan memperhatikan kaidah
penyimpanan, seperti halnya pada penyimpanan alat laboratorium. Sifat masing-
masing bahan harus diketahui sebelum melakukan penyimpanan, seperti:
1. Bahan yang dapat bereaksi dengan kaca sebaiknya disimpan dalam
botol plastik.
2. Bahan yang dapat bereaksi dengan plastik sebaiknya disimpan dalam
botol kaca.
3. Bahan yang dapat berubah ketika terkenan matahari langsung,
sebaiknya disimpan dalam botol gelap dan diletakkan dalam lemari
tertutup. Sedangkan bahan yang tidak mudah rusak oleh cahaya
matahari secara langsung dalam disimpan dalam botol berwarna bening.
4. Bahan berbahaya dan bahan korosif sebaiknya disimpan terpisah dari
bahan lainnya.
5. Penyimpanan bahan sebaiknya dalam botol induk yang berukuran besar
dan dapat pula menggunakan botol berkran.
6. Pengambilan bahan kimia dari botol sebaiknya secukupnya saja sesuai
kebutuhan praktikum pada saat itu. Sisa bahan praktikum disimpam
dalam botol kecil, jangan dikembalikan pada botol induk. Hal ini untuk
menghindari rusaknya bahan dalam botol induk karena bahan sisa
praktikum mungkin sudah rusak atau tidak murni lagi.
7. Bahan disimpan dalam botol yang diberi simbol karakteristik masing-
masing bahan.
8. Menghilangkan noda pada alat-alat kaca
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Pengelolaan merupakan suatu proses pendayagunaan sumber daya secara
efektif dan efisien untuk mencapai suatu sasaran yang diharapkan secara
optimal dengan memperhatikan keberlanjutan fungsi sumber daya yang tersedia.
Beberapa kegiatan yang dilakukan dalam mengelola laboratorium, diantaranya :
1. Perencanaan (Planning)

2. Pengorganisasian (Organizing)

3. Penggerakkan (Actuating)/ Pengarahan (Directing)

4. Pengawasan (Controlling)

Penyimpanan alat/bahan kimia/ IPA dapat dikelompokkan menjadi beberapa kelompok, yaitu :
1. alat/ bahan yang sering dipakai
2. alat/ bahan dimana peserta didik diizinkan untuk mengambil sendiri, seperti beaker
glass, gelas ukur, pipet, larutan encer garam, asam, basa,
3. alat/ bahan yang jarang dipakai
4. alat/ bahan yang berbahaya, seperti alat yang peka, mahal, dan mudah rusak, dan bahan
yang beracun, radioaktif, mudah terbakar/ meledak.
Berikut cara-cara yang di lakukan untuk pemeliharaan peralatan laboratorium:
1. Sebelum meninggalkan laboratorium biasakan dalam keadaan bersih terlebih dahulu.
2. Kembalikan alat-alat laboratorium pada tempatnya
3. Bersihkan meja dan lantai laboratorium
4. Cepat laporkan pada guru atau pengawas laboratorium jika ada alat yang
memerlukan perbaikan.
5. Jangan sekali-kali menggunakan alat laboratorium jika alat tersebut dalam kondisi
buruk.
6. Gunakan alat-alat laboratorium tersebut sesuai dengan keperluan agar menjaga
kestabilan alat tersebut.
Matikan semua alat laboratorium yang terhubung dengan arus listrik jika alat tersebut tidak di
gunakan kembali.
Daftar Pustaka

Anda mungkin juga menyukai