Anda di halaman 1dari 63

LAPORAN PRAKTIKUM

KIMIA

Disusun oleh :

Nama:M.Arih Prasetia AB

NIM :2101141

Kelas:BDP I E

Program Studi Budidaya Perkebunan

Sekolah Tinggi Ilmu Pertanian

Agrobisnis Perkebunan Medan

2021

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan
hidayah-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan tugas makalah yang
berjudul laporan akhir ini tepat pada waktunya.

Adapun tujuan dari penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi
tugas pada mulia raja pada praktikum kimia. Selain itu, makalah ini
juga bertujuan untuk menambah wawasan tentang laporan akhir
praktikum kimia bagi para pembaca dan juga bagi penulis.

Saya mengucapkan terima kasih kepada bapak pada mulia raja,


selaku dosen kimia yang telah memberikan tugas ini sehingga dapat

menambah pengetahuan dan wawasan sesuai dengan bidang studi yang


saya tekuni.

Saya juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
membagi sebagian pengetahuannya sehingga saya dapat
menyelesaikan laporan ini.

Saya menyadari, makalah yang saya tulis ini masih jauh dari kata
sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun akan saya
nantikan demi kesempurnaan laporan ini.

[Stabat,24 Desember 2021]

2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR........................................................................................

DAFTAR ISI..................................................................................................

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang


1.2 Tujuan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB III METOLOGI PRAKTIKUM

3.1 Waktu Dan Tempat


3.2 Alat-alat yang digunakan
3.3Bahan-bahan yang digunakan
3.4 Cara kerja

BAB IV PEMBAHASAN

4.1 Hasil pengamatan


4.2 Pembahasan

BAB V KESIMPULAN

Laporan Praktikum Kimia

3
( Pengenalan Alat-alat Laboratorium )

Nama:M.Arih Prasetia AB

Nim:2101141

Kelas:BDP I E

Program studi Budidaya Perkebunan

Sekolah Tinggi Ilmu Pertanian Agrobisnis Perkebunan Medan


MEDAN

2021

BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang
Pengenalan alat-alat praktikum penting dilakukan guna untu
keselamatan kerja dalam melakukan proses penelitian.selain itu juga
pengenalan alat praktikum bertujuan agar mahasiswa mengetahui

4
nama dan fungsi dari alat-alat tersebut.Alat-alat praktikum sangat di
butuhkan dalam proses penilitian atau pun prktikum terutama dalam
proses praktikum kimia.ada banyak sekali alat-alat yang digunakan
dan mempunyai fungsi masing-masing didalam bidang keilmuan
atau pun proses penilitian tentu tentu alat-alat ini sangat di butuhkan
sekali.alat-alat laboratorium juga dapat berbahasa jika terjadi
kesalahan dalam prosedur pemakaiannya.maka diperlykannya
pengenalan alat-alat laboratorium agar penggunaan alat tersebut
dapat dipergunakan dengan fungsi dan prosedur yang baik dan
benar,sehingga kesalahan yang terjadi dapat diminimalisir sedikit
mungkin. Hal ini penting agar mendapatkan hasil penelitian yang
aik dan benar.data-data yang tepat akan meningkatkan kualitas
penelitian seseorang.
Dalam praktikum pengenalan alat-alat laboratorium dan alat-alat
sterilisasi akan dijelaskan secara detail mengenai fungsi dan
spesifikasi masing-masing alat tersebut. Sterilisasi adalah usaha
untuk membebaskan bahan-bahan dari mikrobia yang tidak
diinginkan. Jadi Alat-alat sterilisasi adalah alat yang digunakan
untuk membebaskan suatu bahan atau alat lain dari mikrobia yang
tidak diinginkan.Pada umumnya kegiatan praktek laboratium
diarahkan pada upaya supaya mahasiswa dituntut untuk menguji,
memverifikasi atau membuktikan hukum atau prinsip ilmiah yang
sudah dijelaskan oleh dosen,asisten dosen atau buku teks. Ada juga
percobaan yang dirancang oleh dosen atau asisten dosen adalah
mahasiswa disuruh melakukan percobaan dengan prosedur yang
sudah terstruktur yang membawa mahasiswa kepada prinsip atau
hukum yang tidak diketahui sebelumnya dari data empiris yang
mereka kumpulkan hasil dari percobaan tersebut.
1.2 Tujuan Pratikum
a. Mengetahui keadaan Loboratorium dan Alat-alat Laboratorium

5
b. Mengetahui fungsi dari masing-masing Alat-alat Laboratoriun
c. Mengetahui Cara dan kegunaan Alat-alat Laboratorium

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengenalan Alat
Alat laboratorium merupakan benda yang digunakan dalam kegiatan di
laboratorium yang dapat dipergunakan berulang–ulang. Contoh alat

6
laboratorium : pembakar spiritus, thermometer, tabung reaksi, gelas ukur
jangka sorong dan lain sebagainya. Alat yang digunakan secara tidak langsung
di dalam praktikum merupakan alat bantu laboratorium, seperti pemadam
kebakaran dan kotak Pertolongan Pertama.

Pada dasarnya setiap alat memiliki nama yang menunjukkan kegunaan


alat, prinsip kerja atau proses yang berlangsung ketika alat digunakan. Beberapa
kegunaan alat dapat dikenali berdasarkan namanya.Penamaan alat-alat yang
berfungsi mengukur biasanya diakhiri dengan kata meter seperti
thermometer,hygrometer dan spektrofotometer, dan lain-lain. Alat-alat
pengukur yang disertai dengan informasi tertulis, biasanya diberi tambahan
“graph” seperti thermograph, barograph.

Dari uraian tersebut,tersirat bahwa nama pada setiap alat


menggambarkan mengenai kegunaan alat dan atau menggambarkan prinsip
kerja pada alat yang bersangkutan. Dalam penggunaannya ada alat-alat yang
bersifat umum dan ada pula yang khusus. Peralatan umum biasanya digunakan
untuk suatu kegiatan reparasi, sedangkan peralatan khusus lebih banyak
digunakan untuk suatu pengukuran atau penentuan.

Sebelum mulai melakukan praktikum di laboratorium, praktikan harus


mengenal dan memahami cara penggunaan semua peralatan dasar yang biasa
digunakan dalam laboratorium serta menerapkan K3 di laboratorium. Berikut
ini diuraikan beberapa peralatan yang digunakan pada Praktikum beserta
fungsinya, diantaranya: autoclave, beaker glass, desk glass, erlenmeyer, gelas
ukur, inkubator, jarum ose, hot plate, bunsen, oven, pipet tetes, tabung reaksi,
cawan petri, objek glass, mikroskop, koloni counter, vortex, dan sebagainya.

Berikut nama alat dan fungsi yang dipakai di Laboratorium :

1.Gelas kimia berfungsi Mengukur Volume larutan yang tidak memerlukan


tingkat ketelitian yang tinggi.

7
1.Gelas ukur berfungsi untuk mengukur volume larutan yang tidak memerlukan
tingkat ketelitian yang tinggi dalam jumlah tertentu, gelas ukur tidak dapat
digunakan untuk memanaskan larutan atau zat cair seperti halnya gelas kimia.

2.Labu erlenmeyer berfungsi untuk menyimpan dan memanaskan larutan.

3.Tabung reaksi berfungsi untuk mencampur atau memanaskan zat-zat dalam


jumlah kecil. Jika dipakai sebagai wadah suatu zat yang dipanasi, tabung reaksi
harus dipegang dengan penjepit atau klem.

4.Desikator Alat untuk mendinginkan.

5.Timbangan Analitik berfungsi untuk menghitung bahan dengan ketelitian


0,0000.

6.Beaker Galass berfungsi untuk mencampurkan bahan.

7.Refraktometer berfungsi untuk menghitung kadar sukrosa.

8.Spatula berfungsi untuk mengaduk campuran larutan.

9.Corong berfungsi untuk menyaring campuran.

10.Kertas saring berfungsi untuk menyaring campuran.

11.Buret berfungsi untuk mengalirkan larutan.

12.Pipet berukuran berfungsi untuk mengukur dan memindahkan larutan


dengan volume tertentu secara tepat.

13.Porselin berfungsi untuk mewadahi bahan.

14.Mortal berfungsi untuk menghaluskan bahan atau sampel yang akan


digunakan.

8
15.Oven adalah alat untuk sterilisasi kering dan menghilangkan uap air. Cara
kerjanya, media dan bakteri dimasukan kedalam alat ini kemudian ditutup dan
diatur suhu dan waktunya.

16.Bulp berfungsi untuk memompa larutan.

17.Timbangan Pegas berfungsi untuk meninbang bahan beruapa cairan.

18.Moiture Anallyzer berfungsi untuk mengukur kadar air secara langsung.

19.Specktrofotometer berfungsi untuk pembacaan vitamin dan mineral.

20.Gegep berfungsi untuk mengambil atau menyimpan alat di oven ataupun


tanur.

21.Tanur berfungsi untuk pengabuan bahan.

22.Tabung reaksi berfungsi sebagai mereaksikan larutan dan tabung reaksi


bersifat anti panas

9
BAB III
METODOLOGI
3.1 Waktu Dan Tempat
28-Oktober-2021 (LAB.BDP STIP-AP MEDAN)
3.2 Alat dan Bahan

1. Pengenalan Alat :

1. Oven
2. Tanur
3. Desikator
4. Timbangan Analitik
5. Timbangan Pegas
6. Moisture Anallizer
7. Erlenmeyer
8. Mortal
9. Porselin
10. Tabung Reaksi
11. Rak tabung reaksi
12. Bulp
13. Beaker Glass
14. Gelas Ukur
15. Specktrofotometer
16. Gegep
17. Buret
18. Pipet Ukur
19. Refraktometer

10
20. Spatula
21. Kertas saring
22. Tabung reaksi

BAB IV
Hasil dan Pembahasan
A. Hasil
Tabel Pengenalan alat-alat Laboratorium

No Gambar Fungsi
1.

Alat untuk mencampurkan


Larutan

Gelas Erlenmayer

11
2.
O
v e
n
Alat untuk memanaskan alat
dan bahan pratikum 100-
11000C

3.

Alat untuk pengabuan


bahan pratikum dengan

Tanur suhu 11000C

4.

Alat untuk mendinginkan


atau Untuk menyimpan
bahan-bahan yang harus
bebas air dan mengeringkan
zat-zat dalam laboratorium.
Dikenal dua jenis desikator
yaitu desikator biasa dan
Gambar Desikator desikator vakum.

12
5.

Untuk mengukur volume


larutan. Pada saat
praktikum dengan ketelitian
tinggi gelas ukur tidak
diperbolehkan untuk
Gambar Gelas Ukur mengukur volume larutan.
6.
Tempat untuk menyimpan
dan membuat larutan.
Beaker glass memiliki
takaran namun jarang
bahkan tidak diperbolehkan
untuk mengukur volume
Gambar Beaker Glass suatu zat ciar.
7. Tempattabung reaksi.
Biasanya digunakan pada
saat melakukan percobaan
yang membutuhkan banyak
tabung reaksi. Numun
dalam mereaksikan zat yang
Gambar Rak Tabug reaksi menggunakan tabung reaksi
sebaiknya menggunakan rak
tabung reaksi demi
keamanan diri sendiri
maupun orang lain.

13
8.
Corong digunakan untuk
memasukan atau memindah
larutan dari satu tempat ke
tempat lain dan digunakan
pula untuk proses
penyaringan setelah diberi
Gambar Corong kertas saring pada bagian
atas.
9.
Terbuat dari persolen dan
bersifat inert, digunakan
untuk memanaskan logam-
logam.

Gambar Porselin

10.
Menghaluskan zat yang
masing bersifat
padat/kristal.
Gambar Mortal
11.

Untuk menimbang bahan


dengan ketelitian 0,0000

Gambar Timbangan Analitik

14
12.

Alat untuk mengukur atau


menimbang bahan yang
berair atau cair
Gambar Timbangan Pegas

13.

Alat untuk mengukur kadar


air secara langsung

Gambar Moisture Anallyzer


14.

Alat untuk mengambil dan


menaruh alat ke oven atau
tuner

Gambar Gegep
15.

Untuk pembacaan vitamin


dan mineral
Gambar Specktrofotometer

16.

15
Untuk menghitung kadar
sukrosa

Gambar Refraktometer
17.

Alat untuk mengalirkan


larutan
Gambar Buret
18.

Untuk memompa larutan


Gambar Bulp

19.
Untuk mengambil larutan
secara di ukur larutan yang
di ambil
Gambar Pipet Ukur

16
20.

Untuk mengaduk campuran


larutan

Gambar Spatula atau


Pengaduk
21.

Untuk menyaring larutan


dari benda padat

Gambar Kertas Saring


22.

Untuk mereaksikan larutan

Gambar Tabung Reaksi

B.Pembahasan

Alat adalah bahan yang digunakan untuk mengerjakan sesuatu dan


mempermudah pekerjaan kita sehari-hari. Laboratorium adalah tempat atau
ruang tertentu yang dilengkapi dengan peralatan untuk mengadakan atau
melakukan percobaan atau untuk melakukan pengukuran dan mengumpulkan
data.

Pengenalan alat pada praktikum ini bertujuan agar praktikan dapat


mengenal, menggunakan, dan membantu praktikan melakukan kegiatan

17
praktikum-praktikum berikutnya di Laboratorium. Dengan praktikum ini juga
praktikan dapat mengetahui fungsi dari setiap alat laboratorium. Alat-alat
laboratorium yang di pelajari adalah Alkohol dan penyemprot alcohol, Cawan
petri, Tabung reaksi, Rak tabung reaksi, Pipet dan Bulb, Erlenmeyer, Jarum
ose, Gelas ukur, Beaker glass, Desk glass, Objek glass, Bunsen, Coloni Counter,
Minyak imersi, Oven, Autoclave, Hot plate, Incubator.

Cawan petri selalu berpasangan yang berukuran agak kecil sebagai


wadah dan yang lebih besar merupakan tutupnya. Fungsi cawan petri sebagai
tempat pertumbuhan atau penanaman mikroba secara kuantitatif dan sebagai
tempat pengujian sampel. Prinsip kerjanya yaitu medium dapat dituang ke
cawan bagian bawah dan cawan bagian atas sebagai penutupnya.

Tabung reaksi berfungsi untuk tempat media atau mikroba tumbuh.


Prinsip kerja tabung reaksi pada saat memanaskan media yang ada di dalam
tabung reaksi, tabung reaksi harus berada dalam keadaan miring diatas nyala
api dan mulut tabung jangan sekali-kali menghadap pada diri kita atau orang
lain. Tabung reaksi yang disterilkan dalam autoklaf harus ditutup dengan kapas
dan aluminium foil.

Rak tabung mempunyai fungsi untuk menyimpan tabung-tabung reaksi


baik yang digunakan pada saat praktikum ataupun yang tidak digunakan.
Prinsip kerjanya yaitu dengan memasukkan tabung reaksi ke dalam lubang rak
tabung.

Pipet adalah suatu alat yang terbuat dari gelas yang berfungsi untuk
mengambil larutan dengan volume tertentu. Untuk dapat mengambil cairan
tersebut menggunakan alat yang disebut bulb.

Bulb adalah alat untuk menyedot larutan yang dapat dipasang pada pangkal
pipet ukur. Karet sebagai bahan filter merupakan karet yang resisten bahan

18
kimia. Filter memiliki 3 saluran yang masing-masing saluran memiliki katup.
Katup yang bersimbol A (aspirate) berguna untuk mengeluarkan udara dari
gelembung. S (suction) merupakan katup yang ditekan maka cairan dari ujung
pipet akan tersedot ke atas.

Erlenmeyer berfungsi untuk menampung larutan, bahan atau cairan yang


digunakan untuk meracik dan menghomogenkan bahan-bahan komposisi
media, menampung aquades, kultivasi mikroba dalam kultur cair, dan lain-lain.
Labu erlemeyer terdapat beberapa pilihan berdasarkan volume cairan yang
dapat ditampungnya yaitu 25 ml, 50 ml, 100 ml, 250 ml, 300 ml, 500 ml, 1000
ml, dan sebagainya. Prinsip kerja dari erlenmeyer ini yaitu dengan
menuangkan larutan secara langsung atau dengan menggunakan corong
dengan cara hati-hati. Jarum ose berfungsi untuk menginokulasi kultur
mikroba. Prinsip kerjanya yaitu sebelum alat ini digunakan, terlebih dahulu
disterilkan dengan memanaskan ujungnya sampai berpijar, kemudian
membiarkan ujung ose dingin sebelum digunakan untuk mencegah matinya
bakteri.

Gelas ukur berfungsi untuk mengukur volume suatu cairan, sperti Erlenmeyer,
gelas ukur memiliki beberapa pilihan berdasarkan skala volumenya. Prinsip
kerja alat ini yaitu dengan menuangkan larutan atau zat kimia secara dengan
berhati-hati.

Beaker glass adalah sebuah wadah penampung yang digunakan untuk


mengaduk, mencampur dan memanaskan cairan yang biasanya digunakan
dalam laboratorium. Beker secara umum berbentuk silinder dengan dasar
yang bidang dan tersedia dalam berbagai ukuran, mulai dari 1 mL sampai
beberapa liter.

19
Objek glass adalah tempat untuk meletakkan preparat dan preparat
tersebut ditutup dengan desk glass. Desk glass berukuran lebih kecil dibanding
objek glass.

Oven yang mempunyai fungsi mensterilkan alat-alat gelas yang tahan


terhadap panas. Prinsip kerja oven terlebih dahulu memeriksa tegangan yang
diperlukan untuk beroperasinya oven. Kemudian menekan saklar power
indicator lampu menyala, setelah itu mengatur suhu dalam ruangan yang
diinginkan dengan cara memutar pengatur suhu, begitu pula dengan
waktunya.

BAB V

KESIMPULAN

1.Dalam praktikum Analisis Zat Gizi alat-alat yang digunakan di laboratorium


diantaranya adalah

2.Rak tabung reaksi digunakan untuk tempat tabung reaksi,

20
3.Pipet dan bulb digunakan untuk mengambil media cair dalam jumlah
tertentu,

4.Erlenmeyer digunakan untuk tempat pelarutan dan proses reaksi larutan,

5.Gelas ukur digunakan untuk mengukur larutan secara kualitatif,

6.Beaker glass digunakan untuk mencampurkan bahan,

7.Oven digunakan untuk sterilisasi alat,

8.Tanur digunakan untuk pengabuan

9.Corong digunakan untuk menyaring

10.Desikator digunakan untuk mendinginkan

11.Timbangan analitik digunakan untuk menimbang bahan dengan ketelitian


0.0000

12. Refaktometer digunakan untuk menghitung kadar sukrosa

13.Spatula digunakan untuk mengaduk campuran

14.Kertas saring digunakan untuk menyaring campuran

15.Buret digunakan untuk mengalirkan larutan

16.Moisture analyzer digunakan untuk mengukur kadar air secara langsung

17.Spectrophotometer digunakan untuk pembacaan vitamin dan mineral

18.Gegep digunakan untuk mengambil dan menyimpan alat ke dalam oven


atau tanur.

A.Saran

21
Dalam penyusunan laporan ini saran yang dapat disampaikan adalah
menambah referensi dari jurnal-jurnal ilmiah internasional.

DAFTAR PUSTAKA

Buku penuntun praktikum kimia 2013.laboratorium teknologi pertanian


unibMoningka.2008.
 Kimia Universitas Edisi Kelima.
Erlangga, Jakarta.Ramli.2002
 .Analisis Kimia Kualitatif 
. Erlangga, Jakarta.Riadi.1990.
 Pemilihan Uji Laboratorium yang Efektif : Choosing Effective LaboratoryTests.
Buku Kedokteran EGC, Jakarta Mardani, 2007.
 Intisari Kimia Farmasi Edisi Kedua.
 Buku Kedokteran EGC, JakartaBraddy, James E. 1994.

22
 Kimia Universitas Edisi Kelima.
Erlangga, Jakarta.

23
LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA

(REAKSI YANG MENGHASILKAN GAS)

Nama:M.Arih Prasetia AB

Nim:2101141

Kelas:BDP I E

PROGRAM STUDI
BUDIDAYA PERKEBUNAN

SEKOLAH TINGGI ILMU PERTANIAN


AGROBISNIS PERKEBUNAN
MEDAN
2021

24
DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang


1.2 Tujuan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB III METOLOGI PRAKTIKUM

3.1 Waktu Dan Tempat


3.2 Alat-alat yang digunakan
3.3Bahan-bahan yang digunakan
3.4 Cara kerja

BAB IV PEMBAHASAN

4.1 Hasil pengamatan


4.2 Pembahasan

BAB V KESIMPULAN

BAB I
PENDAHULUAN

1.1Latar belakang

Gas tidak kasat mata dalam arti bahwa tidak ada partikel-partikel gas
yang dapat dilihat. Beberapa gas ada yang berwarna seperti gas klor yang

25
berwarna kuning kehijau-hijauan. Ada beberapa gas yang mudah meledak
seperti hydrogen, dan beberapa diantara gas secara kimiawi bersifat inert seperti
helium
Suatu gas tak mempunyai bentuk, gas mengambil bentuk dari
wadahnya. Gas tak mempunyai volume yang tertentu, melainkan dapat
dimampatkan maupun dimuaikan menurut perubahan ukuran wadah. Volume
wadahnya adalah volume gas.
Reaksi kimia adalah suatu proses reaksi antar senyawa kimia yang
melibatkan perubahanstruktur dan melekul. Dalam suatu reaksi terjadi proses
ikatan dimana senyawa pereaksi beraksimenghasilkan senyawa baru (produk).
Ciri-ciri reaksi kimia yaitu : terbentuknya endapan,terbentunya gas, terjadi
perubahan warna, terjadi perubahan suhu/temperature.

1.2 Tujuan Praktikum


1. Praktikan dapat mengatahui cara mereaksikan gas

2.Praktikan dapat mengetahui lebih dalam tentang bahan bahan laboratorium

3.Praktikan mendapat pengalaman saat bekerja di perkebunan

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

Ilmu kima yaitu ilmu yang mempelajari tentang susunan, struktur, sifat,
perubahan materi serta energi yang menyertai perubahan tersebut.Dalam
Ilmu kimia, air dan alkohol digolongan senyawa, yaitu perpaduan dari dua jenis
zat atau lebih dengan komposisi tertentu.Alkohol dapat terbakar karena
karbon, oksigen dan hidrogen didalamnya membentuk ikatan yang kurang

26
stabil dan dapat bergabung atau bereaksi dengan oksigen di udara,
membentuk ikatan yang lebih stabil.

Apakah Reaksi kimia itu?

Reaksi kimia adalah suatu proses dimana zat-zat baru yaitu hasil reaksi,
terbentuk dari beberapa zat aslinya yang disebut pereaksi. Biasanya suatu
reaksi kimia disertai oleh kejadiankejadian fisis, seperti : perubahan warna,
terbentuknya endapan, pelepasan gas dan pelepasan energi serta penyerapan
energi.

Jika terjadi reaksi kimia, , dapat diamati 3 macam perubahan, yaitu :

a. perubahan sifat

b. perubahan susunan

c. perubahan energi

Semua perubahan kimia tentu induk pada hukum pelestarian hukum


energi dan hukum pelestarian energi massa. Azas fundamental yang mendasari
semua perubahan kimia merupakan daerah kimia teoritis, korelasi antara konsep
unsur dan senyawa, dengan hukum terbentuk diatas diperoleh dalam Teori Atom
Dalton, teori modern pertama mengenai atom dan molekul sebagai partikel
fundamental dari zat-zat yang tumbuh dari teori ini. Hal yang paling penting dari teori
atom Dalton yang hingga kini dapat diterima, yaitu ; 1. Atom adalah unit pembangun
dari segala macam materi 2. Atom merupakan bagian tekecil dari suatu unsur yang
masih mempunyai sifat sama dengan unsurnya. 3. Dalam reaksi kimia, atom tidak
dimusnahkan ,tidak diciptakan dan tidak dapat diubah menjadi atom unsur lain.
Reaksi kimia hanyalah penataan ulang susunan atom-atom yang terlibat dalam reaksi.
Hukumhukum dasar kimia yaitu : 1. Hukum Lavoisier (Hukum kekekalan massa)
Lavoisier maenyimpulkan hasil penemuannya dalam suatu hukum yang disebut
Hukum Kekekalan Massa : Dalam sistem tertutup, massa zat sebelum dan sesudah
reaksi adalah sama.” 2. Hukum Proust (Hukum Perbandingan Tetap) Proust
menyimpulkan bahwa :” perbandingan massa unsur-unsur dalam suatu senyawa
adalah tertentu dan tetap. 3. Hukum Dalton (Hukum Kelipatan Berganda) Yaitu
berkaitan dengan pasangan unsur yang dapat membentuk lebih dari satu jenis
senyawa yang mengandung oksigen sederhana.

Yaitu berkaitan dengan pasangan unsur yang dapat membentuk lebih dari
satu jenis senyawa.

27
Jenis-jenis reaksi kimia,yaitu :

a. Pembakaran

Pembakaran adalah suatu reaksi dimana suatu unsur atau senyawa bergabung
dengan oksigen membentuk senyawa yang mengandung oksigen sederhana.

contohnya :

CO2,H2O dan SO2

C3H8 + 5O2 3CO2 + 4H2O

2C6H14O4 + 15O2 12CO2 + 14H2O

b. Penggabungan (Sintetis)

Pengabungan yaitu suatu reaksi dimana sebuah zat yang lebih kompleks terbentuk
dari dua atau lebih zat yang lebih sederhana (baik unsur maupun senyawa ).
Contohnya :

- 2H2 + O2 2H2O

- CO + 2H2 CH3OH

c. Penguraian

Penguraian yaitu suatu reaksi dimana suatu zat dipecah menjadi zat-zat yang lebih
sederhana.

Contohnya : 2 Ag2O 4Ag + O2

d. Penggantian

Penggantian yaitu suatu reaksi kimia dimana sebuah unsur pindahan unsur lain dalam
suatu senyawa.

Contohnya : Cu + 2Ag + Cu2+ + 2 Ag

e. Metatesis ( pemindahan tanggal )

Metasis adalah suatu reaksi dimana terjadi pertukaran antara dua reaksi.

Contoh:

28
AgNO3 + NaCl AgCl + NaNO3

Beberapa contoh reaksi kimia

1. Reaksi yang mengandung endapan

a. PbCr2O + K2(NO3)2 Pb (NO3)2 + K2Cr 3O7

b. PbOH + Na (NO3)2 Pb (NO3)2 + Na OH

Dari reaksi tersebut, keduanya menghasilkan endapan berwarna putih. Hal itu
disebabkan karena larutan Pb(NO3)2 yang merupakan endapan larutan ini,
karena Pb(NO3)2 mempunyai sifat padat.

2. Reaksi yang menghasilkan perubahan warna

a. K2Cr2O7 + NaOH K2OH + NaCr207

b. K2Cr2O7 + HCl K2Cl + HCr2O7

Pada larutan K2Cr2O7 yang awalnya berwarna orange dan NaOH yang
berwarna putih, maka setelah dicampur akan menghasilkan warna kuning.
Begitu juga dengan larutan K2Cr204 yang berwarna kuning, setelah
dicampurkan dengan HCl berwarna putih akan menghasilkan warna orange.

3. Reaksi yang menghasilkan gas

a. Zn + 2 HCl ZnCl2 + H2

Reaksi yang menghasilkan gas dapat terjadi bila lempengan logam seng (Zn)
dicampurkan dengan larutan HCl.

Dari contoh-contoh diatas, maka dapat disimpulkan bahwa reaksi-reaksi kimia


dapat dilihat dari perubahan-perubahan yang terjadi akibat pencampuran dua
zat seperti terbentuk endapan, perubahan warna, dan menghasilkan gas.

Cara teringkas untuk memberikan suatu reaksi kimia adalah dengan menulis
suatu persamaan kimia berimbang, yang merupakan pernyataan kualitatif
maupun kuantitatif pereaksi yang terlibat. Tiap zat diwakili oleh rumus
molekulnya. Menyatakan banyaknya atom-atom dari tiap macam dalam
satuan zat tersebut. Tiga kelas umum reaksi yang dijumpai dalam reaksi kimia,
yaitu :

29
1. Reaksi kombinasi langsung

2. Reaksi penukargantian sederhana

3. Rekasi penukargantian rangkap

Rekasi kimia mengubah zat-zat asal menjadi zat-zat baru (produk). Perubahan
yang terjadi dapat dipaparkan dengan menggunakan rumus kimia zat-zat yang
terlibat dalam reaksi tersebut. Cara pemaparan ini disebut persamaan reaksi.
Misalnya, reaksi antara gas hydrogen dengan gas oksigen membentuk air,
dipaparkan sebagai berikut :

2H2O (g) + O2 (g) 2H2O (l)

Tanda panah menunjukkan arah reaksi, dibaca “bereaksi menjadi”. Huruf kecil
dalam kurung menyatakan wujud : g berarti gas, l berarti liquid (cairan), s
berarti solid (padat), dan aq berarti aqueus (larutan dalam air).

Bilangan yang mendahului rumus kimia zat dalam persamaan reaksi disebut
koefisien reaksi. Pemberian koefisien reaksi sesuai dengan teori atom Dalton,
yang menyatakan bahwa dalam reaksi kimia atom-atom tidak dimusnahkan,
tidak diciptakan, dan tidak dapat diubah menjadi atom lain, melainkan hanya
mengalami perataan ulang. Persamaan rekasi yang sudah diberi koefisien yang
sesuai disebut persamaan setara.

Penulisan persamaan reaksi dapat dilakukan dalam 3 langkah :

1. Menuliskan persamaan kata-kata yang terdiri dari nama dan keadaan zat-zat
perekasi serta nama dan keadaan zat-zat hasil reaksi.

2. Menuliskan persamaan rumus yang terdiri dari rumus kimia zat-zat pereaksi
dan zat-zat hasil reaksi, lengkap dengan keterangan wujud/keadaannya.

3. Menyetarakan, yaitu memberikan koefisien yang sesuai sehingga jumlah


atom setiap unsur sama pada kedua ruas

30
BAB III

METOLOGI

3.1 WAKTU DAN TEMPAT


Jam:8-10/12-NOV-2021
Tempat:LAB.BDP STIP-AP MEDAN

1. Teori :

31
Logam – logam tetentu apabila bereaksi dengan asam dapat
menghasilkan gas hidrogen, sedangkan garam – garam karbonat bereaksi
dengan asam akan menghasilkan gas karbondioksida. Logam alkali dan alkali
tanah dengan air dapat menghasilkan gas hidrogen

3.2 Alat dan Bahan

Alat – Alat Yang Dipakai : 1. Tabung reaksi

2. Rak tabung reaksi

3. Gelas ukur

4. Pipet tetes

3.3 Bahan - Bahan Yang Digunakan:

1. Pita Magnesium (Mg) / pita aluminium (AL)

2. Larutan asam klorida (HCL) 2M

3. Larutan natrium karbonat (Na2CO3) 0,1 M

4. Paku besi atau serbuk besi

5. Batu pualam atau CaCO3

6. Kristal amonium sulfat (NH4)2 SO4

7. Kristal natrium hidroksida (NaOH)

8. Kristal barium asetat [Ba (CH3CO0)2]

9. Larutan asam sulfat (H2SO4) Encer

3.4 Cara Kerja

1. Masukkan sepotong logam magnesium ke dalam sebuah tabung reaksi. 2.


Tambahkan 5 ml asam klorida ke dalam tabung di atas. 3. Perhatikan
perubahan yang terjadi. 4. Ulangi cara kerja di atas dengan menggunakan: a)
Batu pualam atau CaCO. b) Natrium karbonat (Na2CO3). c) Paku besi atau
serbuk besi.

32
2. Gas Amoniak Cara kerja : 1. Masukan seujung sendok kecil amonium sulfat
(NH4)2SO4 kedalam tabung reaksi. 2. Tambahkan/teteskan sedikit air suling
kedalam tabung reaksi di atas. 3. Tambahkan natrium hidroksida (NaOH)
pekat. 4. Panaskan pada nyala api lampu spirtus. 5. Perhatikan adanya bau
khas yang terjadi.

3. Gas Berbau Cuka Cara kerja : 1. Masukan seujung sendok kecil Kristal
barium. 2. Tambahkan/tetesi dengan larutan asam sulfat (H2SO4) encer. 3.
Perhatikan timbulnya gas yang khas.

BAB IV

PEMBAHASAN

4.1 Hasil Pengamatan

33
1.Logam magnesium dan asam klorida ketika dicampurkan maka terjadinya
reaksi pelarutan logam magnesium atau menguap sampai habis dan
mengeluarkan gelembung dan asap mengeluarkan bau yang khas.

2.Saat batu pualam CaCo reaksi jika mencampurkan sendok 5 ML asam klorida
maka terjadinya reaksi mendidih dan menghasilkan gelembung gelembung

3.Saat paku besi atau serbuk besi dicampurkan dengan 5 ML asam klorida
maka terjadinya gelembung,berwarna asam kloridanya menjadi warna putih
dan paku besi atau serbuk besi larut dan banyak mengeluarkan gelembung
hingga melarut.

4.Saat ammonium sulfat (Nh4)2 So4 dan air suling dan natrium hidroksida
dicampurkan zat reaksi mengendap diatas gelas sehingga melarut dan
mengeluarkan asap

5.Saat Kristal balium dicampurkan dengan H2So4 maka terjadinya reaksi


endapan yang banyak dari pada gas amanita.dan bewarna bening diatas
tabung reaksi

4.2 PEMBAHASAN

1.Persamaan reaksi menggambarkan rumus kimia zat-zat pereaksi atau


reaktan dan zat-zat hasil reaksi atau produk yang dibatasi dengan tanda panah

 Reaktan atau zat pereaksi : Zat-zat yang mengalami perubahan


(terletak di belakang tanda panah)
 Produk atau hasil reaksi: Zat-zat hasil perubahan (terletak di depan
tanda panah)

Sebelum menentukan persamaan reaksi yang benar, terlebih dahulu kita


tentukan rumus kimia dan wujud zat.

 Reaktan : logam magnesium , larutan asam klorida, .


 Produk : larutan magnesium klorida,  dan gas hidrogen, .

 Persamaan reaksi:Mg (s) larutan asam klorida HCL (aq) -> Mg Cl2(aq) +
H2(g)

34
 Reaksi di atas belum setara, oleh karena itu perlu diberikan koefisien
yang sesuai dengan cara memberikan koefisien = 2 pada HCl. 
 Saat batu pualam CaCo reaksi jika mencampurkan sendok 5 ML

2.Saat batu pualam CaCo reaksi jika mencampurkan sendok 5 ML asam klorida
maka terjadinya reaksi mendidih dan menghasilkan gelembung
gelembung,dan Konsentrasi. Reaksi kimia akan berlangsung lebih cepat atau
laju reaksi semakin besar jika konsentrasi zat yang bereaksi semakin besar.

Luas Permukaan. Semakin luas permukaan bidang suatu reaktan laju reaksi
semakin cepat.

Suhu. Reaksi kimia berlangsung lebih cepat pada suhu tinggi. Semakin tinggi
suhu maka energi kinetik zat-zat yang bereaksi semakin besar.

Katalis. Katalis merupakan zat yang dapat mempercepat laju reaksi, tetapi zat
tersebut tidak mengalami perubahan kimia secara kekal atau permanen,
sehingga pada akhir reaksi zat tersebut dapat diperoleh kembali. Katalis
dibedakan menjadi katalis homogen dan katalis heterogen. Katalis homogen
yaitu katalis yang mempunyai fasa sama dengan fasa pereaksi. Katalis
heterogen yaitu katalis yang mempunyai fasa berbeda dengan fasa pereaksi.
Penambahan katalis mengakibatkan terbentuknya tahap-tahap reaksi
tambahan yang memberikan jalan lain dengan energi aktivasi lebih rendah.
Energi aktivasi yaitu energi minimal yang harus dimiliki atau diberikan kepada
partikel agar tumbukan menghasilkan rekasi. Tahap-tahap reaksi tambahan
berupa tahap pengikatan katalis dan tahap pelepasan katalis pada akhir reaksi.
Katalis bersifat spesifik, yaitu hanya dapat berfungsi untuk suatu reaksi
tertentu.

2.Saat paku besi atu serbuk besi dicampurkan dengan 5 ML asam klorida
maka,serbuk besi lebih cepat bereaksi dikarenakan dilihat dari ukurannya, serbuk
besi memiliki ukuran partikel lebih kecil dari paku. maka itu membuktikan ukuran
partikel memengaruhi keecepatan reaksi.

3.Saat amnium sulfat (NH4)2 SO4 air suling seperti mengendap diatas gelas
kimia sehingga larutan tersebut melarut

4.Saat Kristal balium dicampurkan dengan arutan H2SO4 maka terjadinya reak
pengendapan di gelas kimia yang cukup banyak dari pada gas amaniat,dan
warna larutan tersebut bening diatas tabung reaksi.

35
BAB V

KESIMPULAN

36
Kesimpulan yang diperoleh dari percobaan reaksi kimia,yaitu :

1. Suatu perubahan kimia ditandai dengan terbentuknya senyawa baru yang


berbeda dengan senyawa pereaksinya.

2. Reaksi kimia dikatakan berlangsung apabila salah satu hal teramati


diantaranya :

- Reaksi tersebut mengalami perubahan warna

- Ada terbentuk endapan

- Terjadi perubahan suhu atau terbentuk gas

3. Apabila Na2CO3 direaksikan dengan HCl ataupun dengan BaCl2 maka akan
terbentuk endapan dan warna larutan tesebut menjadi keruh.

4. Apabila NaOH direaksikan dengan Pb(NO3)2 ataupun dengan HCl maka


tidak ada terjadi endapan

DAFTAR PUSTAKA

Purba, Michael, 2007. Kimia Untuk (SMA kelas X . Jilid 1 . Erlangga , Jakarta

37
www. Google. com. Purba. Reaksi Kimia.

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA

(REAKSI PEMBENTUKAN ENDAPAN)

38
Nama:M.Arih Prasetia AB

Nim:2101141

Kelas:BDP I E

Program studi Budidaya Perkebunan

Sekolah Tinggi Ilmu Pertanian Agrobisnis Perkebunan Medan


MEDAN

2021

DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN

39
1.3 Latar belakang
1.4 Tujuan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB III METOLOGI PRAKTIKUM

3.1 Waktu Dan Tempat


3.2 Alat-alat yang digunakan
3.3Bahan-bahan yang digunakan
3.4 Cara kerja

BAB IV PEMBAHASAN

4.1 Hasil pengamatan


4.2 Pembahasan

BAB V KESIMPULAN

BAB I

40
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Reaksi pengendapan adalah suatu jenis reaksi yang dapat


berlangsung dalam suatucairan misalnya air. Suatu reaksi dapat
dikatakan reaksi pengendapan apabila reaksi tersebut menghasilkan
endapan. Endapan merupakan zat padat yang tidak larut dalam cairan
tersebut.Senyawa senyawa yang sering digunakan dalam reaksi
pengendapan yaitu senyawa senyawaionic. Sebagai contoh reaksi
antara Timbal nitrat.

Reaksi pengendapan yang terjadi menghasilkan endapan timbal


iodida.Terbentuknya endapan atau tidak dalam suatu reaksi itu tergantung
kelarutan dari zat terlarut,yaitu jumlah maksimum zat terlarut yang akan larut
dalam sejumlah tertentu pelarut pada suhu tertentu.Dalam hal ini, zat dapat
dibagi yaitu dapat larut, sedikit larut atau tidak dapat larut. Jika suatu zat
dapatlarut dalam air maka termasuk dapat larut, jika tidak dapat larut dalam
air maka termasuk sedikit larutatau tidak dapat larut. Semua senyawa ionic merupakan
elektrolit kuat, tetapi daya larutnya tidak sama. Reaksi pengendapan (presipitasi)
adalah reaksi pembentukan padatan dalam larutan atau didalam
padatan lain selama reaksi kimia. Pengendapan juga dapat terjadi
karena adanya difusi dalam padatan. Ketika reaksi terjadi dalam larutan
cair, padatan terbentuk disebut endapan. Bahan kimia yang menyebabkan
adanya padatan disebut pengendap. Tanpa kekuatan energi gravitasi yang
cukup untukmembawa partikel partikel padat ke bawah secara bersama-sama,
maka endapan akan tetap sebagaisuspensi. Setelah terjadi sedimentasi,
endapan disebut pelet. Cairan yang sudah tidak memiliki endapandisebut
supernatant.Pengendapan dapat terjadi apabila konsentrasi senyawa melebihi
kelarutan. Pengendapan dapatterjadi dengan cepat dari larutan jenuh.
Pengendapan erat kaitannya dengan hasil kali kelarutan(Ksp).Dalam padatan,
pengendapan terjadi jika konsentrasi salah satu padatan berada di atas batas
kelarutan.Pengendapan padatan sering digunakan untuk mensintesis
nanoclustuers. Tahap pengendapan dalam prosespresipitasi adalah nukleasi.

1.2 Tujuan praktikum

1.Praktikan dapat mengetahui apa itu pengendapan pada larutan

41
2.Dapat mengetahui hasil reaksi pengendapan

3.Praktikan dapat mengetahui lebih dalam tentang pengendapan pada larutan


kimia yang nantinya berguna saat di perkebunan.

BAB II

42
TINJAUAN PUSTAKA

Reaksi pengendapan merupakan reaksi yang salah satu produknya


berbentuk endapan. Endapan terjadi karena zat yang terjadi tidak atau sukar
larut didalam air atau pelarutnya. Tidak semua zat mengendap, sehingga
reaksi pengendapan juga dipergunakan untuk identifikasi sebuah kation atau
anion.
Dibawah ini disajikan beberapa reaksi pengendapan, sebagai tanda
bahwa zat yang terjadi adalah endapan perhatikan tanda (s) solid, setelah
indeks dari rumus kimianya.
AgNO3(aq) + HCl(aq) → AgCl(s) + HNO3(aq)
Endapan yang terbentuk adalah endapan putih dari AgCl.
Pb(CH3COO)2(aq) + H2S → PbS(s) + 2 CH3COOH(aq)
Dari reaksi ini akan dihasilkan endapan yang berwarna hitam dari PbS.
Pengendapan suatu padatan dapat digunakan untuk menentukan
komposisi suatu zat yang tepat. Di dalam melakukan percobaan pengendapan,
harus sesempurna mungkin. Dalam pemurnian endapan melalui pencucian,
kadang-kadang digunakan larutan pencuci yang banyak mengandung ion
senama, bukan sekedar air murni. Hal ini dilakukan untuk mengurangi
kelarutan dari endapan tersebut. Teknik lain yang dapat lebih dipahami
melalui prinsip-prinsip kesetimbangan larutan ialah pengendapan sebagian.
Syarat utama untuk keberhasilan pengendapan reaksi adalah adanya
perbedaan nyata dalam kelarutan senyawa-senyawa yang dipisahkan
(Petrucci, 1992).
Cara lain untuk analisa campuran ialah dengan menggunakan reaksi-
reaksi selektif. Tujuan pokoknya ialah memisahkan segolongan kation dari
yang lain. Misalnya bila suatu pereaksi menyebabkan sebagian kation
mengendap dan sisanya tetap larut, maka setelah endapan disaring,
terdapatlah dua kelompok campuran, yang isinya masing-masing kurang
terpisah satu sama sebelumnya. Dengan jalan itu akhirnya setiap kation dapat
terpisah satu sama lain. Reaksi-reaksi disini menyebabkan terjadinya zat-zat
baru yang berbeda dari semula dan dikenali dari perbedaan sifat fisiknya
(Harjadi, 1990).
Analisis Gravimetric adalah suatu bentuk analisis kuantitatif yang
berupa penimbangan, yaitu suatu proses pemisahan dan penimbangan suatu
komponen dalam suatu zat dengan jumlah tertentu dan dalam keadaan

43
sesempurna mungkin. thermogravimetri, analisis pengendapan gravimetri, dan
elektrodeposisi. Beberapa hal tentang gravimetri: 
1.Waktu yang diperlukan untuk analisa gravimetri, menguntungkan karena
tidak memerlukan kalibrasi atau standarisasi. Waktu yang diperlukan
dibedakan menjadi 2 macam yaitu: waktu total dan waktu kerja. 
2.Kepekaan analisa gravimetri, lebih ditentukan oleh kesulitan untuk
memisahkan endapan yang hanya sedikit dari larutan yang cukup besar
volumenya. 
3.Ketepatan analisa gravimetri, untuk bahan tunggal dengan kadar lebih dari
100 % jarang dapat ditandingi perolehannya. 
4.Kekhususan cara gravimetri, pereaksi gravimetri yang khas (spesifik) bahkan
hampir semua selektif dalam arti mengendapkan sekelompok ion.  Banyaknya
komponen dari suatu analisis biasanya ditentukan melalui hubungan massa
atom, massa molekul dan berat senyawa.
Pemisahan ion besi dilakukan dengan mereaksikan cuplikan de NH4OH
sehingga terbentuk endapan Fe(OH)3 apabila berat cuplikan adalah A gram,
berat senyawa Fe(OH)3 adalah a gram, maka persen Fe dalam Cuplikan
adalah  Terkadang senyawa yang ditimbang berbeda dengan senyawa yang
dipisahkan dalam hal rumusnya. Misal rumus kimia dari senyawa yang
dipisahkan MgNH4PO4 setelah dipijarkan dan didinginkan ditimbang sebagai
senyawa Mg2P2O7 kita misalkan berat cuplikan = B gram. Berat senyawa yang
ditimbang = b. Maka akan diperoleh rumus :  Catatan : angka 0,5234 dan
0,2162 adalah faktor kimia atau faktor Gravimetri.
Metode dalam Analisis Gravimetri adalah : Metode Pengendapan
Metode Penguapan Metode Elektrolisis Metode Pengendapan Pembentukan
endapan dibedakan menjadi 2 macam yaitu:
1.Endapan dibentuk dengan reaksi antar analit dengan suatu pereaksi,
biasanya berupa senyawa baik kation maupun anion. Pengendapan dapat
berupa anorganik maupun organik 2.Endapan dibentuk cara elektrokimia
(analit dielektrolisa), sehingga terjadi logam sebagai endapan, dengan sendiri
kation diendapkan.
Keadaan optimum untuk pengendapan Untuk memperoleh keadaan optimum
harus mengikuti aturan sbb: 
a.Pengendapan harus dilakukan pada larutan encer, yang bertujuan untuk
memperkecil kesalahan akibat koresipitasi. 

44
b.Peraksi dicampur perlahan-lahan dan teratur dengan pengadukan
tetap.  c.Pengendapan dilakukan pada larutan panas bila endapan yang
terbentuk stabil pada temperatur tinggi. 
d.Endapan kristal biasanya dibentuk dalam waktu yang lama dengan
menggunakan pemanas uap untuk menghindari adanya koprespitasi. 
e.Endapan harus dicuci dengan larutan encer. 
Untuk menghindari postpresipitasi atau kopresipitasi sebaiknya
dilakukan pengendapan ulang  Syarat- syarat endapan gravitasi
1.Kesempurnaan pengendapan: Pada pembuatan endapan harus diusahakan
kesempurnaan pengendapan tersebut dimana kelarutan endapan dibuat
sekecil mungkin.
2.Kemurnian endapan (kopresipitasi): Endapan murni adalah endapan yang
bersih, tidak mengandung, molekul-molekul lain (zat-zat lain biasanya
pengotor atau kontaminan).
3.Endapan yang kasar: Yaitu endapan yang butir-butirnya tidak keecil, halus
melainkan.
4.Endapan yang bulky: Endapan dengan volume atau berat besar, tetapi
berasal dari analit yang hanya sedikit.
5.Endapan yang spesifik: Pereaksi yang digunakan hanya dapat mengendapkan
komponen yang dianalisa. 
Macam-macam endapan :
1. Endapan koloid AgNO3(aq) + NaCl(aq) AgCl(s) + NaNO3(AQ) NaCl akan
mengendapkan reagent: AgCl pembentukan endapan koloid (amorf).
2. Endapan kristal: Endapan tipe ini lebih mudah dikerjakan karen mudah
disaring dan dibersihkan. Endapan yang dibawa oleh pengotor (Co
precipitation). Sumber-sumber Co prepicitation:1) absorbi permukaan, 2)
pembentukan campuran kistal, 30 mekanika. 4. Endapan homogen
(homogenous precipitatoin): Endapan homogen adalah cara pembentukan
endapan dengan menambahkan bahan pengandap.
 Contoh: homogenos prepicitation tidak digunakan etil oksalat (C2H5O)C2O
yang tidak dapat mengion menjadi C2O42- tetapi harus terhidrolisa
sbb:  (C2H5O)2C2O4 + 2H2O 2C2H5OH + H2C2O4.
Untuk analisa anion kation Al dan Fe dipisahkan dari yang lain.
Pemisahan ini menuntut pengaturan PH yang cermat, dan diusahakan PH
antara 6,0 dan 6,5. Kalau PH kurang, maka Al dan Fe sukar atau tidak
mengendap. Kalau PH terlalu tinggi mungkin akan mengendap, pemisahan ini
disebut pemisahan asetat (Harjadi, 1986).

45
Untuk analisa kation, bila bahan padat dilarutkan lebih dahulu, namun
bila suatu berupa cairan atau larutan langsung digunakan. Pada umumnya
semua kombinasi anion-kation dapat larut dalam air atau HCl tapi ada juga
yang tidak larut, oleh karena itu pelarut yang biasa dipakai adalah air dan HCl
encer (Anonim, 2006).
Perbedaan antara larutan dengan dispersi koloidal terutama terletak
pada ukuran partikelnya. Diameter dari ion dan molekul adalah antara 0,5-2,5
A. Partikel dengan ukuran sekecil ini tidak dapat dilihat pada mikroskop biasa
maupun mikroskop elektron. Larutan merupakan campuran sempurna yang
stabil dari partikel-partikel (atom, ion, dan molekul) (Anwar, 1981).
Reaksi pengendapan telah digunakan secara meluas dalam kimia
analisis dalam titrasi-titrasi, dalam penetapan gravimetri, dan dalam
memisahkan suatu sampel menjadi komponen-komponennya. Analisa kimia
adalah penyelidikan kimia yang bertujuan untuk mencari
susunanpersenyawaan atau campuran persenyawaan di dalam suatu sampel.
Suatu senyawa dapat diuraikan menjadi anion dan kation. Analisa anion dan
kation bertujuan untuk menganalisa adanya ion dalam sample (Underwood,
1986).
Analisa Anion dominan menggunakan cara yang lebih mudah dibanding
analisa terhadap kation dan berlangsungnya juga sangat singkat sehingga kita
dapat secara cepat mendapatkan hasil percobaan. Analisa anion - kation dapat
juga digunakan dalam berbagai bidang kehidupan, seperti dalam pemeriksaan
darah, urine, dan sebagainya.
Analisa kualitatif atau disebut juga analisa jenis adalah untuk
menentukan macam atau jenis zat atau komponen-komponen bahan yang
dianalisa. Dalam melakukan analisa kita mempergunanakan sifat-sifat zat atau
bahan, baik sifat-sifat fisis maupun sifat-sifat kimianya (Kastowo, 1999).

46
BAB III

METODOLOGI PRAKTIKUM

3.1 Waktu Dan Tempat

Jam:08.00-10.00 (10-NOVEMBER-2021)

Tempat:LPP.Kompleks,JL Wiliam iskandar Ps 5 Tembung Kec. Percur sei


tuan.Kabupaten Deli serdang,Sumatra Utara.LAB. BDP STIP-AP MEDAN

3.2 Alat-alat yang digunakan

Alat : 1. Tabung reaksi

2.Rak tabung reaksi


3. Penjepit tabung reaksi
4. Pipet tetes
5. Pipet berukuran
6. Dan alat alat gelas lainnya

3.3Bahan-bahan yang digunakan

Bahan-Bahan :
1. Larutan barium Klorida (BaCl2) 0,1 M
2. Larutan Kalium kroat ( K2CrO4) 0,1 M
3. Larutan natrium Klorida (NaCl) 0,1 M
4. Larutan Perak Nitrat (AgN3) 0,1 M
5. Larutan Seng Sulfat (ZnSO4) 0,1 M
6. Larutan Kupri Sulfat (CuSO4) 0,1 M
7. Larutan Ferri Klorida (FeCl3) 0,1 M
8. Larutan natrium hidroksida (NaOH) 0,1 M

3.4 Cara kerja

1. Masukan ke dalam tabung reaksi 10 tetes larutan Barium klorida. 2.


Tambahkan 5 tetes larutan kalium kromat ke dalam tabung reaksi di atas, lihat
perubahanyang terjadi. 3. Ulangi pekerjaan di atas dengan menggunakan : 10
a. Larutan kalium kromat + larutan perak nitrat. b. Larutan natrium klorida +
larutan perak nitrat. c. Larutan kupri sulfat + larutan natrium hidroksida. d.

47
Larutan seng sulfat + larutan natrium hidroksida. e. Larutan ferri klorida +
larutan natrium hidroksida. 4. Tugas : 1. Tuliskan semua reaksi dari semua
pekerjaan saudara! 2. Zat – zat mana yang sukar larut dari hasil kerja saudara
dan tulislah warna yang terjadi daripekerjaan saudara sendiri

48
BAB IV

PEMBAHASAN

4.1 Hasil Pengamatan


W BaCrO4                                              =  0,5 gr
W MrBaCrO4                                         = 253 gr/mol
W Kertas saring                                      = 1,63 gr
W Endapan + kertas saring                    = 1,91 gr
IX. Reaksi
BaCl2 + K2CrO4                           BaCrO4 + 2KCl                                                            
X. Perhitungan
W BaCrO4    = (w endapan + w kertas saring) – W kertas saring
awal
                     = 1,91 – 1,63
                     = 0,28 gr
Mol BaCl2    = Mol BaCrO4
Mol BaCrO4 =  W BaCrO4  =  0,5  = 0.00197 mol
                                   Mr BaCrO4   253
% Hasil         = W BaCrO4 secara praktek  x !00%
                                  W BaCrO4 Secara teori
=  0,28 x 100%
                                  0,5
=  56 %
Saat praktikum kami mendapatkan hasil

1.Saat memasukkan 10 tetes barium klorida dan menambahkan 5 tetes larutan


kalium kromat di tabung reaksi terjadinya suatu moment reaksi ketika kedua
larutan dicampurkan warna seketika berubah kuning pekat lalu berselang
waktu kira kira kurang lebih 1 menit tampak larutan tersebut mengendap dan
warna tampak pudar dan endapan terjadi kira kira 20%

2.Ketika larutan kalium kromat dicampurkan dengan larutan perak nitrat


larutanya bereaksi dan berubah warna menjadi merah dan mengendap
sebanyak 30%

49
3. reaksi apa yang terjadi apabila perak nitrat ditambah dengan larutan
natrium klorida adalah

Persamaan reaksi yang terjadi adalah

AgNO₃ (aq) + NaCl (aq) ---> AgCl (s) + NaNO₃ (aq)

Kedua larutan tersebut menghasilkan endapan sebanyak 15% dan bewarna


putih beras.

4. ketika CuSo4 dicampurkan dengan NaoH maka terjadi endapan berwarna


biru seperti butiran kapur dan endapanna pun sebanyak 90%

5.ketika larutan seng sulfat dicampurkan dengan natrium hidroksida larutan


tersebut bereaksi bewarna biru pekat dan berendapan sebanyak 85%

6.ketika larutan ferri klorida dicampurkan dengan larutan natrium hidroksida


larutan berubah warna menjadi orange dan endapannya sekitar 70% dengan
berbentuk serbuk serbuk yang mengumpal di dalam tabung reaksi.

4.2 Pembahasan

1.Saat kami memasukan 10 tetes barium klorida dan menambahkan 5 tetes


larutan kalium kromat di tabung reaksi ketika kalium kromat yang
ditambahkan kedalam tabung reaksi yang berisi barium klorida(Bacl2)0,1 m
maka reaksinya warna larutan seketika berubah menjadi warna kuning pekat
lalu terjadinya endapan sebanyak 20%.

2.ketika larutan kalium kromat atau (K2CrO4) dicampurkan dengan larutan


perak nitrat (agN03) larutan seketika berubah warna menjadi warna merah
seperti betadine dan mengendap sebanyak kurang lebih 30%

3.Ketika larutan klorida (NHoH) dicampurkan dengan perak nitrat maka


terjadinya endapan kurang lebih 15% dan bewarna seperti air beras atau putih
pekat

4.saat CuSo4 dicampurkan dengan larutan NaOH dan kedua larutan tersebut
menghasilkan endapa bewarna biru seperti butiran butiran kapur endapanya
lebih banyak dari pada NaOH + agNo3 endapan yg didapat sebesar 90%

50
5.ketika larutan seng sulfat (Zn So4) di tambahkan dengan larutan natrium
hidroksida (NaO4)reaksinya warna seketika berubah menjadi bewarna putih
pekat dan berendapan sebanyak 85%

6.ketika larutan ferri klorida dicampurkan dengan natrium hidroksida laruta


seketika berubah warna menjadi orange dan endapannya bewarna kuning dan
berendap sekitar 70% dengan berbentuk seperti serbuk-serbuk yang
mengumpal di dalam tabung reaksi .
Dan praktikum ini memiliki manfaat di perkebunan

BAB V

KESIMPULAN

51
 1. Endapan adalah zat yang memisahkan diri dari suatu larutan sebagai fase
padat dan terbentuk apabila larutan terlalu jenuh pada zat yang bersangkutan.
2.Suatu zat akan mengendap jika hasil kelarutan ion-ionnya lebih besar dari
Ksp-nya.
3.Filtrasi adalah suatu cara atau tehnik penyaringan untuk memisahkan zat
terlarut dengan pelarutnya
4.Tujuan dari filtrasi adalah untuk memperoleh pengendapan.
5.Stoikiometri adalah pengukuran dan penentuan unsur-unsur di dalam materi
kuantitatif.
6. Apabila larutan barium klorida direaksikan dengan larutan kalium kromat
akan menghasilkan endapan barium kromat yang berwarna kuning.
7. Analisis melalui pengendapan harus menggunakan ketelitian, kecermatan
dan ketepatan.
8. Bobot endapan dapat dicari dengan dua cara yakni dengan melakukan
perhitungan secara teoritis dan menimbang endapan yang dihasilkan
9.Cara pengukuran analisis melalui pengendapan yang disebut gravimetri.
10.Terjadinya endapan apabila salah satu produk atau keduanya adalah bahan
yang sukar larut dalam air.
11.Penyaringan dilakukan untuk mendapatkan endapan yang sempurna.

DAFTAR PUSTAKA

Allal, K. M., Hauchard, D., Stambouli, M., Pareau, D d n Du nd, G 997 “ olven ex
c ion of titanium by tributylphosphate, trioctylphosphine oxide and decanol

52
from chlo ide medi ,” Hydrometallurgy, 45(1–2), hal. 113–128. doi:
10.1016/S0304-386X(96)00064-3. Barksdale, J. (1966) Titanium : Its
occurrence, chemistry, and technology. 2nd Ed. New York: Ronald Press.
Dwijanto dan Suswita (1992) Pemisahan besi dari pasir besi dengan cara
ekstraksi reaktif. Institut Teknologi Bandung. Ermawati, R., Naimah, S. dan
Ratnawati, E. (2011) “Moni o ing d n eks ksi i d i p si mine l,” Jurnal Kimia dan
Kemasan, 33(2), hal. 131–136. Tersedia pada:
http://ejournal.kemenperin.go.id/jkk/article/vi ew/1841. Green, D. W. dan
Southard, M. Z. (2018) Perry’s Chemical Engineers Handbook. 9th Ed. McGraw-
Hill Education.

Allal, K. M., Hauchard, D., Stambouli, M., Pareau, D d n Du nd, G 997 “ olven ex
c ion of titanium by tributylphosphate, trioctylphosphine oxide and decanol
from chlo ide medi ,” Hydrometallurgy, 45(1–2), hal. 113–128. doi:
10.1016/S0304-386X(96)00064-3. Barksdale, J. (1966) Titanium : Its
occurrence, chemistry, and technology. 2nd Ed. New York: Ronald Press.
Dwijanto dan Suswita (1992) Pemisahan besi dari pasir besi dengan cara
ekstraksi reaktif. Institut Teknologi Bandung. Ermawati, R., Naimah, S. dan
Ratnawati, E. (2011) “Moni o ing d n eks ksi i d i p si mine l,” Jurnal Kimia dan
Kemasan, 33(2), hal. 131–136. Tersedia pada:
http://ejournal.kemenperin.go.id/jkk/article/vi ew/1841. Green, D. W. dan
Southard, M. Z. (2018) Perry’s Chemical Engineers Handbook. 9th Ed. McGraw -
Hill Education.

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA

(PROTEIN)

53
Nama:M.Arih Prasetia AB

Nim:2101141

Kelas:BDP I E

Program studi Budidaya Perkebunan

Sekolah Tinggi Ilmu Pertanian Agrobisnis Perkebunan Medan


MEDAN

2021

BAB I

PENDAHULUAN

54
1.1LATAR BELAKANG

Protein adalah komponen dasar dan utama makanan yang diperlukan oleh
semuamakhluk hidup sebagai bagian dari daging, jaringan kulit, otot, otak, sel
darah merah, rambut,dan organ tubuh lainnya yang dibangun dari protein
(Sandjaja, 2010).Protein mempunyai fungsi penting yaitu untuk pertumbuhan,
memperbaiki sel tubuh yangrusak, bahan pembentuk plasma kelenjar,
hormone, dan enzim, cadangan energi jika terjadikekurangan, menjaga
keseimbangan asam basa darah (Sandjaja, 2010).Protein merupakan rangkaian
asam-asam amino yang sekuennya ditentukan oleh kodegenetik. Beberapa
asam amino yang menyusun tidak dapat disintesis dalam tubuh (asam
aminoesensial) sehingga harus didapatkan dari makanan yang dikonsumsi
(Sandjaja, 2010).Pengadaan dan penyediaan asam amino menjadi sangat
penting oleh karena senyawatersebut digunakan sebagai satuan penyusun
protein. Kemampuan jasad hidup untuk membentuk Asam amino tidak sama.
Asam amino yang umum terdapat dalam alam akan disintesis olehsekelompok
enzim yang berbeda satu sama lain dan melalui jalur yang berbeda
pula(Martoharsono, 2006).

Zat antibodi, enzim, dan hormone dalam tubuh juga merupakan protein yang
berfungsimengangkut zat gizi, oksigen dan hasil metabolit ke seluruh tubuh
atau ke organ-organ tubuhtertentu. Antibodi atau immunoglobin dapat
mengenali dan menghancurkan zat asing. Enzim berperan terhadap proses
kimiawi dalam sel. Enzim mengontrol kecepatan dan kelangsunganreaksi
dalam sel. Hormone adalah pembawa pesan yang disekresikan untuk respons
keadaantubuh yang menyimpang. Di samping itu, protein dalam keadaan
tertentu menjadi sumber energi,di mana tiap gram protein menghasilkan
energi 4 kalori (Sandjaja, 2010).

Berdasarkan penjelasan di atas, dilakukanlah percobaan tentang protein ini


gunamengetahui berbagai hal secara lebih mendalam mengenai salah satu zat
gizi yang sangat berperan penting dalam tubuh contohnya saat kita jatuh dan
terluka kita pastinya butuh protein agar sel sel dan jaringan jaringan pada
tubuh akan segera meregenerasi.

1.2 TUJUAN PRAKTIKUM

1.Praktikan dapat mengetahui bahwa di dalam telur ada kandugan protein

55
2.Praktikan mengetahui berbagai jenis protein dan apa fungsi protein

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

56
Protein berasal dari kata protos atau proteos yang berarti pertama atau
utama. Protein merupakan komponen utama penyusun sel hewan atau
manusia. Sel merupakan pembentuk tubuh, maka protein yang terdapat dalam
makanan berfungsi sebagai zat utama dalam pembentukan dan pertumbuhan
tubuh (Poedjiadi dan Supriyanti, 2006).

Protein merupakan molekul besar dengan berat molekul bervariasi


antara 5000 sampai jutaan. Protein akan menghasilkan asam-asam amino jika
terhidrolisis oleh asam atau enzim. Ada 20 jenis asam amino yang terdapat
dalam molekul protein. Asam-asam amino ini terikat satu sama lain dengan
ikatan peptida. Komposisi rata-rata unsur kimia yang terdapat dalam molekul
protein yaitu sebagai berikut : karbon 50%, hidrogen 7%, oksigen 23%,
nitrogen 16%, belerang 0-3%, dan fosfor 0-3%. Dengan berpedoman pada
kadar nitrogen sebesar 16%, dapat dilakukan penentuan kandungan protein
dalam suatu bahan makanan (Poedjiadi dan Supriyanti, 2006). Protein secara
umum mempunyai serapan maksimal pada 214 nm karena adanya ikatan
peptida. Namun daerah ini banyak terganggu karena adanya uap air dari udara
sehingga pada praktiknya sulit dilakukan. Asam amino tyrosin, tryptophan, dan
phenylalanin memiliki absorbansi pada serapan maksimum sekitar 280 nm
karena adanya cincin aromatik dalam strukturnya. Warburg Chistian Method
mengusulkan persamaan berikut untuk menghitung kadar protein, khususnya
dengan memperimbangkan kesalahan yang mungkin timbul karena serapan
asam nukleat yang secara maksimal terjadi pada 260 nm.Persamaan Groves:
(Protein) (mg/L) = 1,55 A280 – 0,76 A260. Protein ditinjau dari strukturnya
dibagi menjadi dua golongan besar yaitu golongan protein sederhana dan
protein gabungan. Protein sederhana adalah protein yang terdiri atas molekul-
molekul asam amino. Berdasarkan bentuk molekulnya dibagi menjadi 2 yaitu
protein fiber dan protein globular. Sedangkan protein gabungan adalah
protein yang terdiri atas protein dan gugus bukan protein. Albumin merupakan
salah satu protein sederhana dengan bentuk molekul protein globular.
Albumin mempunyai sifat dapat larut dalam air serta dapat terkoagulasi oleh
panas. Larutan albumin dalam air dapat diendapkan dengan penambahan
ammonium sulfat hingga jenuh (Nelson dan Cox, 200).

Penentuan kadar protein dalam suatu bahan makanan ataupun


minuman dapat diukur dengan beberapa metode yaitu metode biuret, metode
lowry, metode bradford, dan metode BCA (Purwanto, 2014).

57
Metode Lowry merupakan kombinasi antara pereaksi biuret dengan
pereaksi lain (Folin-Ciocalteauphenol) yang bereaksi dengan residu tyrosine
dan tryptophan dalam protein. Reaksi yang terjadi menghasilkan warna
kebiruan yang bisa dibaca di antara 500 - 750 nm, tergantung sensitivitas yang
dibutuhkan. Akan muncul puncak kecil di sekitar 500 nm yang dapat digunakan
untuk menentukan protein dengan konsentrasi tinggi dan sebuah puncak
besar disekitar 750 nm yang dapat digunakan untuk menentukan kadar
protein dengan konsentrasi rendah. Metode ini lebih sensitif untuk protein
konsentrasi rendah dibanding metode biuret (Soeharsono, 2006).

b. Spektrofotometer UV-Vis Spektrum Uv-Vis merupakan hasil interaksi


antara radiasi elektromagnetik dengan molekul. Bentuk energi radiasi
elektromagnetik mempunyai sifat gelombang dan partikel (foton). (Harmita,
2006).

Besarnya tenaga foton berbanding lurus dengan frekuensi dari radiasi


elektromagnetik dinyatakan dengan rumus: E = hv Dimana: E = Energi
( Joule.molekul-1 ) h = Tetapan Planck = 6,63.10-34 Joule.S.molekul-1 v =
Frekuensi (S-1 ) Pengukuran serapan dapat dilakukan pada panjang gelombang
daerah ultraviolet ( panjang gelombang 190 nm – 380 nm) atau pada daerah
cahaya tampak (panjang gelombang 380 nm – 780 nm). Pengukuran serapan
dari suatu sampel dapat dilakukan dengan perhitungan Lambert-Beer sebagai
berikut : A = 𝐿𝑜𝑔 𝐼𝑜 𝐿𝑜𝑔 𝐼𝑡 = ɛ. b.c = a. b. c Dimana : A= serapan; a = daya
serap; b = tebal lapisan zat yang menyerap sinar (kuvet) (cm); c = kadar (g/L); ɛ
= absorbsivitas molekuler (mol.cm.L-1 ); Io = intensitas sinar datang; It =
intensitas sinar yang diteruskan. Senyawa atau zat yang dapat dianalisis
menggunakan spektrofotometer UvVis adalah senyawa yang memiliki ikatan
rangkap terkonjugasi yang lebih dikenal dengan istilah kromofor. Senyawa
yang mengandung gugus kromofor akan mengabsorbsi radiasi sinar ultraviolet
dan cahaya tampak jika diikat oleh senyawa –senyawa bukan pengabsorbsi
(auksokrom). Gugus auksokrom yaitu gugus yang mempunyai elektron tidak
berikatan dan tidak menyerap radiasi UV jauh. Contohnya –OH, -NH2, - NO2,
-X, (Harmita, 2006).

Spektrum serapan adalah hubungan antara serapan dengan panjang


gelombang dan digambarkan dalam bentuk grafik. Identifikasi suatu zat pada
daerah ultraviolet pada umumnya dilakukan dengan menggambarkan
spektrum serapan larutan zat dalam pelarut dan dengan kadar yang tertera

58
seperti pada monografi, untuk menetapkan serapan maksimum atau
minimum. Spektrum serapan dari zat yang diperiksa kadang-kadang perlu
dibandingkan dengan pembanding kimia yang sesuai. Pembanding kimia
tersebut dikerjakan dengan cara yang sama dan kondisi yang sama dengan zat
yag diperiksa. Blanko digunakan untuk koreksi serapan yang disebabkan
pelarut, pereaksi, sel ataupun pengaturan alat. Pengukuran serapan biasanya
dilakukan pada panjang gelombang serapan maksimum atau yang tercantum
dalam monografi (Departemen Kesehatan, 2000 dalam Mely Mailandari, 2012)
Jenis spektrofotometer UV-Vis ada dua yaitu single beam dan double beam.
Pada single beam celah keluar sinar monokromatis hanya satu, wadah kuvet
yang dapat dilalui sinar hanya satu dan setiap perubahan panjang gelombang
alat harus dinolkan. Pada double beam celah keluar sinar monokromais ada
dua, wadah melalui dua kuvet sekaligus dan cukup satu kali dinolkan dengan
cara mengisi kedua kuvet dengan larutan blanko dan sampel (Harmita, 2006
dalam Mely Mailandari, 2012).

BAB III

METODOLOGI PRAKRIKUM

59
Dasar teori : Protein merupakan salah satu bahan makanan sangat penting,
unsur-unsur yang terdapat dalam molekul protein antara lain karbon,
hidrogen, oksigen dan sebagainya.

Dalam molekul protein terdapat kurang lebih 20 jenis asam-asam alfat amina
berkaitan dengan ikantan peptide dan membentuk molekul-molekul yang
sangat dikenal dari reaksi- reaksinya. 1. PERCOBAAN KELARUTAN DAN
KOAGULASI PROTEIN Dasar teori : Protein dapat diperiksa kelarutannya dalam
beberapa pelarut, misalnya : air, larutan NaOH,larutan HCL dan sebagainya.
Protein juga dapat berkoagulasi bila diberi elekrolit misalnya asam cuka.

3.1 Waktu Dan Tempat

Jam:08.00-10.00 (9-DESEMBER-2021)

Tempat:LPP.Kompleks,JL Wiliam iskandar Ps 5 Tembung Kec. Percur sei


tuan.Kabupaten Deli serdang,Sumatra Utara.LAB. BDP STIP-AP MEDAN

3.2 Alat yang digunakan

1.Tabung reaksi

2.Rak tabung reaksi

3. Penjepit tabung reaksi

4. Gelas ukur

5. Pipet berukuran

6. Lampu spiritus

7. Pipet tetes

8. Penangas air/water bath

9. Dan alat-alat gelas lainnya

3.3 Bahan-bahan yang digunakan

1. Larutan putih telur

2. Larutan NaOH P,1 M

60
3. Larutan Na2CO3 0,1 M

4. Larutan HCL 0,1 M

5. Larutan CH3COOH 0,1 M

3.4 Cara kerja

1. Sediakan 5 tabung reaksi, masukkan 3 ml larutan putih telur pada masing-


12 masing tabung reaksi.

2. Pada tabung reaksi pertama tambahkan 3 ml air. Perhatikan perubahan


yang terjadi.

3. Pada tabung reaksi kedua tambahkan 3 ml larutan NaOH, perhatikan


perubahan yang terjadi.

4. Pada tabung reaksi ketiga tambahkan 3 ml larutan Na2CO3, perhatikan


perubahan yang terjadi.

5. Pada tabung reaksi keempat tambahkan 3 ml larutan HCL, perhatikan


perubahan yang terjadi.

Cara kerja 2 : 1. Masukkan 5-7 ml larutan putih telur kedalam sebuah tabung
reaksi. 2. Tambahkan 15 tetes larutan CH3COOH dan gojong/campurkan.

3. Panaskan tabung reaksi tersebut sampai larutan mulai mendidih.

4. Perhatikan keadaan larutan pada bagian bawah tabung reaksi dengan


larutan yang terdapat pada bagian atas tabung reaksi.

BAB IV

PEMBAHASAN

61
4.1 Hasil dan pengamatan

1)Albumin dengan H2O

Larutan putih telur + 3ml H20 -> sukur larut ketika putih telur dicampurkan
dengan H2O maka terjadinya reaksi kimia yang dimana terjadinya sukar larut
dengan putih telur,beberapa menit kemudian munculnya serat serat seperti
jaring laba laba didalam tabung reaksi,serat-serat tersebut adalah protein
ketika kedua larutan dicampurkan

2)Albumin dengan NaOH

-> Larutan putih telur NaoH

ketika putih telur dan NaoH dicampurkan maka terjadinya reaksi kimia yang
Dimana NaoH tidak dibagian bawah tabung melainkan hanya diatas larutan
telur saja.selang 8 menit larutanya tersebut pun mengental (ogulasi) tetapi yg
mengeras membentuk suatu gumpalan yang tidak berukuran dan hanya putih
telurnya meng ogulasi.

3)Albumin dengan Na2Co3

->Larutan putih telur + Na2Co3

Ketika putih telur dicampurkan dengan larutan Na2Co3 larutan di bagian


bawah bewarna kuning kuningan dan Na2Co3nya dibagian atas bewarna putih
bening,8 menit kemudian terjadi reaksi pengumpalan (ogulasi) membentuk
seperti serat yang terjadi di tengah tengah tabung reaksi

4)Albumin dengan HCL

->Putih telur + HCL

Ketika kedua larutan dicampurkan beselang beberapa detik kemudian


munculnya lendir lendir di tabung reaksi warna tidak ada perubahan,saat
didiamkan beberapa menit serat bertambah dari permukaan larutan.

5)7ML putih telur + CH3CooH

Saat larutan dicampurkan dan diaduk terjadi pengumpalan (ogulasi) yang


hampir menutupi seluruh tabung reaksi saat dipanaskan dengan mengunakan

62
lampu spirtus warnanya menjadi putih dan seperti basa saat menit ke 3
kougulasi terjadi dengan seperti telur rebus.

4.2Pembahasan

Pembahasan praktikum ini pasti memiliki fungsi saat di perkebunan.Protein


fungsional dari lateks tanaman karet sebagai sumber potensial produk anti-
patogen.Keberadaan protein fungsional di dalam lateks menjadi hipotesis
mengenai kenapa secara umum tanaman karet tidak diserang hingga ke dalam
jaringan latisifer oleh patogen berupa fungi, bakteri, dan serangga. Hipotesis
tersebut kemudian menjadi tema yang trending pada masanya pada tahun 90-
an. Hasil-hasil riset mulai membuktikan keunggulan berbagai protein
fungsional yang diperoleh dari fraksi lutoid yang berpotensi untuk
dikembangkan menjadi produk anti-patogen dari hama tanaman pertanian
dan perkebunan.
Secara umum, riset terkait protein fungsional dari tanaman karet masih sangat
terbatas jumlahnya.Hingga saat ini, belum diketahui adanya pengujian produk
berbasis protein fungsional tanaman karet tersebut untuk biofungisida,
biobakterisida, atau bioinsektisida pada skala rumah kaca atau pilot.Meskipun
memiliki kebermanfaatan yang tinggi, produk berbasis protein pada umumnya
mengalami kendala pada pengembangannya dikarenakan aktivitas yang tidak
stabil dan biaya yang tinggi untuk produksi.

63

Anda mungkin juga menyukai