Anda di halaman 1dari 18

1

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Eksperimen dan praktik laboratorium merupakan bagian dari pengajaran

ilmu pengetahun dan teknologi. Bekerja di laboratorium adalah suatu hal yang

melibatkan benda nyata dan juga mengamati perubahan yang diamati. Ketika ilmu

pengetahuan (sains) bergerak melampaui dunia pengalaman menuju generalisasi

yang lebih abstrak yang memungkinkan penjelasan dan peramalan, pengalaman

secara dekat adalah titik awal untuk generalisasi ilmiah dan pembuatan teori.

Sehingga praktik laboratorium dan eksperimen merupakan bagian yang esensial

dalam pengajaran sains (Wahyudi, 2011).

Pengenalan alat-alat praktikum penting dilakukan guna untuk keselamatan

kerja dalam melakukan proses penelitian. Selain itu juga pengenalan alat

praktikum bertujuan agar mahasiswa mengetahui nama dan fungsi dari alat-alat

tersebut. Alat-alat praktikum sangat di butuhkan dalam proses penilitian atau pun

praktikum terutama dalam proses praktikum kimia. Ada banyak sekali alat-alat

yang digunakan dan mempunyai fungsi masing-masing didalam bidang keilmuan

atau pun proses penilitian tentu alat-alat ini sangat di butuhkan sekali. Alat-alat

laboratorium juga dapat berbahaya jika terjadi kesalahan dalam prosedur

pemakaiannya. Maka diperlukannya pengenalan alat-alat laboratorium agar

penggunaan alat tersebut dapat dipergunakan dengan fungsi dan prosedur yang

baik dan benar, sehingga kesalahan yang terjadi dapat diminimalisir sedikit

mungkin. Hal ini penting agar mendapatkan hasil penelitian yang baik dan benar.

Data-data yang tepat akan meningkatkan kualitas penelitian seseorang yang

berada di laboratorium.
2

Pekerjaan dalam laboratorium biasanya sering menggunakan beberapa alat

gelas. Penggunaan alat ini dengan tepat penting untuk diketahui agar pekerjaan

tersebut dapat berjalan dengan baik. Keadaan yang aman dalam suatu

laboratorium dapat kita ciptakan apabila ada kemauan dari para pekerja,

pengguna, maupun kelompok pekerja laboratorium untuk menjaga dan

melindungi diri, diperlukan kesadaran bahwa kecelakaan yang terjadi dapat

berakibat pada dirinya sendiri maupun orang lain disekitarnya. Tujuan dari

praktikum pengenalan alat ini adalah untuk mengenal beberapa macam alat gelas

yang sering digunakan dalam laboratorium dan penggunaanya (Ginting, 2010).

Tujuan Praktikum

Tujuan dari Praktikum ini adalah memperkenalkan alat-alat laboratorium

serta fungsinya dalam praktikum kimia.


3
TINJAUAN PUSTAKA

Pengenalan alat- alat praktikum penting dilakukan guna untuk keselamatan

kerja dalam melakukan proses penelitian. Selain itu juga pengenalan alat

praktikum bertujuan agar mahasiswa mengetahui nama dan fungsi dari alat-alat

tersebut. Alat-alat praktikum sangat dibutuhkan dalam proses penelitian ataupun

praktikum terutama dalam proses praktikum kimia banyak sekali alat-alat yang

digunakan dan mempunyai fungsi masing-masing didalam bidang keilmuan atau

pun proses penelitian tentu alat-alat ini sangat dibutuhkan sekali alat-alat

laboratorium juga dapat berbahasa jika terjadi kesalahan dalam

prosedurpemakaiannya maka diperlukan pengenalan alat-alat laboratorium agar

pengguanaan alat tersebut dapat dipergunakan dengan fungsi dan prosedur yang

baik dan benar, sehingga kesalahan yang terjadi dapat diminimalisir sedikit

mungkin hal ini penting agar mendapatkan hasil penelitian yang baik dan benar,

datadata yang tepat akan meningkatkan kualitas penelitian seseorang

(Hokayuruke, 2013).

Secara umum fungsi setiap alat diberikan secara umum karena tidak

mungkin semua fungsi diutarakan dalam melakukan kegiatan di laboratorium.

Untuk memudahkan dalam memahami alat-alat laboratorium, penulisan alat-alat

diurut sesuai dengan abjad. Agar supaya alat-alat laboratorium dapat digunakan

dalam waktu relatif lama dalam keadaan baik, perlu pemeliharaan dan

penyimpanan yang memadai (Koesmadja, 2006).

Saat melakukan pengamatan, terutama jika hasil yang diharapkan berupa

data kuantitatif, dibutuhkan ketelitian yang sangat tinggi. Seringkali kita

membutuhkan alat bantu untuk mendapatkan ketelitian yang diharapkan. Peralatan


4

yang digunakan dalam pengamatan biasanya digunakan untuk mengukur atau

mengamati objek-objek yang ukurannya tidak dapat diamati langsung oleh indera

manusia. Penggunaan alat-alat pengamatan harus dilakukan secara hati-hati agar

dapat digunakan dalam jangka waktu yang lama, terutama peralatan laboratorium.

Dalam menggunakan peralatan laboratorium kamu harus memiliki keterampilan,

kecermatan, dan ketelitian agar diperoleh data yang akurat. Untuk itu, kita perlu

mengenali bagian-bagian dan cara kerja dari alat tersebut. Berikut akan

disampaikan beberapa alat yang sering digunakan dalam pengamatan dan

praktikum (Puspita, 2009).

Maka dari penjelasan yang telah diuraikan di atas, dalam pelaksanaannya

diharapkan kita dapat melakukan percobaan dengan baik, diman selain

memperkenalkan alat dan fungsinya kita juga harus mengetahui cara kerja dan

sistematika penggunaan alat-alat tersebut secara tepat dan akurat, karena dengan

mengetahui sistematika atau langkah-langkah penggunaan alat akan membuat

praktikan tahu bagaimana dapat mengatasi kesalahan-kesalahan yang dpat terjadi

pada alat saat kita melakukan percobaan dilaboratorium (Mardani. 2007).


5
ALAT DAN METODE

Alat

Alat yang digunakan dalam praktikum ini adalah sebagai berikut:

1. Kawat Kasa 15. Sikat

2. Neraca Analitik 4 Digit Angka 16. Pengaduk

3. Neraca Analitik 2 Digit Angkat 17. Cawan Petri

4. Desikator 18. Corong

5. Filler 19. Gelas Arloji

6. Pinset 20. Spatula

7. Statif 21. Pipet tetes

8. Kertas Lakmus 22. Pipet Ukur

9. Cawan Porselein dan Mortar 23. Pipet Gondok

10. Buret 24. Pipet Mikro

11. Botol Pencuci 25. Erlenmeyer

12. Penjepit 26. Gelas Beker

13. Rak Tabung Reaksi 27. Gelas Ukur

14. Tabung Reaksi 28. Labu Ukur

Prosedur Kerja

1. Asisten dosen menunjukan alat-alat laboratorium yang hendak dipelajari serta

menjelaskan fungsi alat-alat tersebut.

2. Mendengar serta memerhatikan Asisten dosen yang sedang mengenalkan

alat-alat laboratorium.
6

3. Menuliskan fungsi dari alat-alat laboratorium tersebut di buku panduan

praktikum kimia sesuai yang dijelaskan oleh Asisten dosen.

4. Mengumpulkan buku panduan praktikum kimia untuk ditandatangani oleh

Asisten dosen.

Waktu dan Tempat

Praktikum ini dilaksanakan pada hari Kamis tanggal 16 November 2017

pukul 17.00 WITA sampai selesai di Laboratorium Ilmu Tanah Fakultas Pertanian

Universitas Lambung Mangkurat Banjarbaru.


7
HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil

Hasil yang didapat dari praktikum ini adalah sebagai berikut :

Tabel 1. Alat-Alat Laboratorium.


No. Nama dan Gambar Fungsi dan Cara Penggunaan
1. Kawat Kasa Fungsi:
Digunakan untuk menahan labu atau
deater pada waktu pemanasan
menggunakan pemanasan spiritus atau
buret.
Cara Penggunaan:
Letakkan diatas api, lalu letakkan gelas
diatas kawat
2. Neraca Analitik 4 Angka Digit Fungsi:
Menimbang bahan atau zat kimia.
Cara Penggunaan:
Masukkan kaca arloji lalu kalibrasi,
setelah itu masukkan bahan sesuai
ketentuan.

3. Neraca Analitik 2 Angka Digit Fungsi:


Menimbang bahan atau zat kimia.
Cara Penggunaan:
Sama seperti Neraca Analitik 4 Angka
Digit.
8

Tabel 1. Lanjutan.
No. Nama dan Gambar Fungsi dan Cara Penggunaan
4. Desikator Fungsi:
Mengeringkan larutan yang harus kedap air
dan udara
Cara Penggunaan:
Masukkan zat/larutan dengan menggunakan
zat higrokopis
5. Filler Fungsi:
Untuk menyedot larutan
Cara Penggunaan:
Dipasang pada pipet ukur maupun pipet
volume lalu tekan (S).

6. Pinset Fungsi:
Mengambil zat/bahan kimia yang kecil
Cara Penggunaan:
Tekan bagian tengah saat mengambil bahan
yang kecil.

7. Statif Fungsi:
Menyanggah buret untuk melakukan titrasi
Cara Penggunaan:
Pasang buret lalu letakkan Erlenmeyer
dibawah buret yng sudah dipasang.
9

Tabel 1. Lanjutan
No. Nama dan Gambar Fungsi dan Cara Penggunaan
8. Kertas Lakmus Fungsi:
Pengukur pH
Cara Penggunaan:
Ambil kertas lakmus, lalu celupkan ke
bahan yang ingin diukur pH-nya.
9. Cawan Porselein dan Mortar Fungsi:
Menghaluskan bahan/zat yang padat
Cara Penggunaan:
Masukkan bahan ke dalam cawan lalu
haluskan dengan mortar.

10. Buret Fungsi:


Alat bantu dalam titrasi
Cara penggunaan:
Pasang buret ke statif lalu masukkan
aquades hingga sedikit lebih diatas nol.

11. Botol Pencuci Fungsi:


Mencuci alat.
Cara penggunaan:
Menekan bagian tubuh botol agar cairan
aquades didalamnya keluar
12. Penjepit Fungsi:
Menjepit tabung reaksi
Cara Penggunaan:
Sama seperti gunting, lalu jepit benda
yang akan diambil.
10

Tabel 1. Lanjutan
No. Nama dan Gambar Fungsi dan Cara Penggunaan
13. Rak Tabung Reaksi Fungsi:
Tempat menaruh tabung reaksi
Cara Penggunaan:
Masukkan tabung reaksi kedalam lubang
rak

14. Tabung Reaksi Fungsi:


Tempat mencampur zat yang akan
dilarutkan
Cara Penggunaan:
Masukkan zat yang akan dicampurkan
dengan memakai pipet atau sebagainya.
15. Sikat Fungsi:
Membersihkan Alat-Alat.
Cara Penggunaan:
Gosok atau putar sikat ke alat yang ingin
dibersihkan.
16. Pengaduk Fungsi:
Mengaduk atau mencampurkan larutan.
Cara Penggunaan:
Sama seperti sendok teh mengaduk the.

17. Cawan Petri Fungsi:


Menaruh bakteri atau mikroba.
Langsung letakkan bakteri atau mikroba lalu
tutup, dan dijauhkan dari air atau larutan
kimia.
11

Tabel 1. Lanjutan.
No. Nama dan Gambar Fungsi dan Cara Penggunaan
18. Corong Fungsi:
Memudahkan larutan masuk.
Cara Penggunaan:
Taruh corong diatas alat yang ditentukan lalu
masukkan larutan perlahan.

19. Gelas Arloji Fungsi:


Alas saat Penimbangan.
Cara Penggunaan:
Isikan zat padat pada bagian atas gelas, lalu
letakkan dalam neraca analitik.
20. Spatula Fungsi:
Mengambil bahan padatan.
Cara Penggunaan:
Sama seperti sendok, yaitu ambil zat lalu
letakkan ditempat yang ditentukan.
21. Pipet tetes Fungsi:
Mengambil larutan dalam jumlah sedikit
Cara penggunaan:
Tekan bagian ujung lalu masukkan kedalam
larutan, kemudian lepaskan hingga larutan
terhisap.
22. Pipet Ukur Fungsi:
Mengambil larutan dalam jumlah tertentu (50
ml).
Cara penggunan:
Sama seperti pipet tetes, tetapi bisa
ditentukan banyak volume yang diambil.
12

Tabel 1. Lanjutan.
No. Nama dan Gambar Fungsi dan Cara Penggunaan
23. Pipet Gondok Fungsi:
Mengambil larutan dengan jumlah tertentu.
Cara Penggunaan:
Sama seperti pipet tetes, bisa digunakan
dengan filler.

24. Pipet Mikro Fungsi:


Mengambil larutan dengan jumlah tertentu.
Cara Penggunaan:
Taruh pada zat atau larutan, lalu tekan
ujungnya.

25. Erlenmeyer Fungsi:


Tempat zat pada saat titrasi atau pemanasan.
Cara Penggunaan:
Masukkan larutan atau zat kimia kedalam
dengan tekanan tertentu.
26. Gelas Beker Fungsi:
Tempat Larutam
Cara Penggunaan:
Masukkan cairan yang akan dipanaskan
dengan jumlah tertentu.
27. Gelas Ukur Fungsi:
Mengukur volume suatu zat.
Cara Penggunaan:
Masukkan cairan yang akan diukur, lalu
perhatikan scalar dan miniskusnya.
13

Tabel 1. Lanjutan.
No. Nama dan Gambar Fungsi dan Cara Penggunaan
28. Labu Ukur Fungsi:
Mengukur dengan volume tertentu.
Cara Penggunaan:
Zat padat/cair dimasukkan kedalam dan
ditambahkan pelarut.

Pembahasan

Berikut ini adalah pembahasan tentang hasil percobaan ini yang berjudul

pengenalan alat-alat laboratorium. Tujuan diadakannya laboratorium ini adalah

agar setiap praktikan mampu mengenal dan memahami fungsi, cara penggunaan

serta perbedaan berbagai alat yang ada di laboratorium. Dalam percobaan yang

telah dilakukan, terdapat berbagai macam alat, berikut akan diuraikan

pengkategorian dan penanganan alat-alat yang ada di laboratorium berdasarkan

kemampuan yang dimiliki alat untuk mendukung berbagai proses yang dilakukan

dalam percobaan kimia ini. Alat alat pemanasan terdiri atas statif, kawat kasa,

gelas beker, tabung reaksi, penjepit. Untuk alat-alat penimbangan terdiri atas labu

ukur, labu erlemeyer, pipet gondok, gelas beker. Dan terakhir untuk alat titrasi

terdiri atas statip, buret, labu erlenmeyer dan corong. Terdapat dua kelompok alat-

alat ukur yang digunakan pada analisa kuantitatif, yaitu: Alat-alat yang teliti

(kuantitatif) dan alat-alat yang tidak teliti (kualitatif). Untuk alat-alat yang teliti

(kuantitatif) terdiri dari: buret, labu ukur, pipet. Sedangkan untuk alat-alat yang

tidak teliti (kualitatif) terdiri dari gelas ukur, erlenmeyer, dan lainnya.
14

Alat-alat gelas dalam laboratorium salah satunya adalah buret. Buret adalah

alat yang digunakan pada saat proses titrasi. Zat yang digunakan untuk menitrasi

ditempatkan pada buret. Masih ada peralatan gelas lainnya seperti tabung reaksi.

Sesuai dengan namanya, tabung reaksi digunakan untuk mereaksikan suatu zat.

Tak hanya itu, di laboratorium juga terdapat botol semprot yang berfungsi untuk

menyimpan aquadest. Terdapat pula kaca arloji. Alat yang terbuat dari kaca

bening ini terdiri dari berbagai ukuran diameter. Kaca arloji berfungsi untuk

mengeringkan padatan dalam desikator, sebagai tempat saat menimbang bahan

kimia dan sebagai penutup gelas kimia saat memanaskan sampel.

Alat-alat non-gelas dalam laboratorium salah satunya adalah rak tabung

reaksi. Rak tabung reaksi terbuat dari kayu dengan lubang-lubang seukuran

tabung reaksi. Cara menggunakannya yaitu letakkan tabung reaksi kedalam

lubang-lubang yang ada dalam rak tabung reaksi.

Mengapa alat-alat laboratorium banyak yang terbuat dari kaca karena kaca

merupakan suatu bahan yang terbuat dari campuran silika oksida yang sifatnya

sukar bereaksi (stabil) dengan senyawa apapun walaupun dengan suhu yang agak

tinggi. Selain itu, penggunaan kaca sebagai alat lab supaya lebih mudah dalam

pengamatan, misalnya mereaksikan asam nitrat pekat (HNO3) dengan logam

tembaga (Cu), karena sifatnya yang tembus pandang maka kalian bisa dengan

mudah mengamati reaksi yang terjadi disaat lempeng tembaga teroksidasi habis di

dalam kaca dan terjadi perubahan warna pada larutan dari tidak berwarna menjadi

berwarna kecoklatan. Namun, karena terbuat dari kaca kita harus lebih berhati-

hati saat menggunakan alat-alat laboratorium.


15

Alat laboratorium terdiri dari berbagai macam bahan, ada yang bahan gelas,

porselen, plastik dan logam.

a. Bahan gelas

Alat laboratorium yang terbuat dari bahan gelas mempunyai karakteristik

khusus misalnya tahan panas, yang ditandai dengan Pyrex, tanda dagang (trade

mark) suatu perusahaan pembuat alat-alat gelas.

b. Bahan porselen

Porselen sebagai bahan pembuat alat laboratorium mempunyai keunggulan

tahan terhadap suhu tinggi. Pada permukaan alat terbuat dari porselen biasanya

diumpam (glazir), sehingga bahan porselen tidak tembus sinar.

c. Bahan Plastik

Bahan plastic dapat dikelompokkan menjadi beberapa kelompok

tergantung dari bahan penyusunnya. Coba perhatikan alat laboratorium,

misalnya corong, botol kimia atau gelas kimia. Alat-alat tadi dapat bersifat

keras atau lentur, atau tembus sinar (translucent), tembus pandang (transparent)

atau tidak tembus sinar (opaque). Hal tersebut di sebabkan karena bahannya

berbeda. Bahan penyusun plastik dapat berupa PTFE (Telfon), polipropilena,

TPX (Polimetilpentana), polistirena, politena (HD), politena (LD), PVC

(Polivinilklorida), nilon dan polikarbonat.

d. Bahan Logam

Alat-alat laboratorium logam terbuat dari bahan besi atau kuningan. Khusus

bahan besi yang di gunakan biasanya terbuat dari besi cor. Agar tidak cepat
16

berkarat alat laboratorium juga ada yang terbuat dari besi yang dilapisi dengan

nikel atau krom. Selain itu terdapat alat yang bahnnya besi dan porselen.
17
KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

Kesimpulan dari praktikum ini adalah:

1. Dalam penggunaan alat-alat dilaboratorium harus sesuai dengan petunjuk

seperti cara penggunaan alat, meletakan dan juga cara menggunakan alat dari

listrik.

2. Alat-alat gelas mempunyai tingkat kewaspadaan yang tinggi dibandingkan

alat-alat lainnya, karena alat-alat gelas terbuat dari bahan kaca yang

mudah pecah.

3. Pastikan alat-alat yang digunakan bersih dan steril.

4. Alat-alat laboratorium banyak yang terbuat dari kaca karena kaca merupakan

suatu bahan yang terbuat dari campuran silika oksida yang sifatnya sukar

bereaksi (stabil) dengan senyawa apapun walaupun dengan suhu yang agak

tinggi.

Saran

Untuk praktikum selanjutnya agar tidak terlalu memakan banyak waktu,

karena mungkin banyak mahasiswa yang sudah tidak dapat mencerna pelajaran

lagi.
18
DAFTAR PUSTAKA

Ginting. 2009. Kimia Universitas Asas dan Struktur. Binarupa Aksara. Jakarta.

Hokayuruke, 2013. Penuntun Praktikum Mikrobiologi Industri. Fakultas


Pertanian Universitas Lambung Mangkurat. Banjarbaru.

Koesmadja, 2006. Kimia Dasar. Erlangga. Jakarta.

Puspita, Rohima, 2009. Alam Sekitar IPA Terpadu : untuk SMP/MTs Kelas
VII. Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional, Jakarta.

Wahyudi, 2011. Diktat Penuntun Praktikum Mikrobiologi Pangan. Universitas


Padjajaran, Jatinangor.

Mardani, 2007. Intisari Kimia Farmasi Edisi Kedua. Buku Kedokteran EGC.
Jakarta

Anda mungkin juga menyukai