Abstrak
Telah dilakukan eksperimen Dasar Pengukuran dan Ketidakpastian oleh
kelompok kami. Adapun tujuan dari dilaksanakannya experiment ini adalah
mampu menggunakan alat-alat ukur dasar dan menentukan ketidakpastian pada
pengukuran tunggal dan berulang, serta mengerti atau memahami penggunaan
angka berarti. Sebelum kami melakukan pengukuran, terlebih dahulu kami harus
mengenal alat-alat yang akan digunakan yakni mengtahui prinsip dan fungsi alat
dan mempelajari cara menentukan NST masing-masing. Adapun alat-alat yang
akan digunakan dalam pengukuran antara lain: penggaris / mistar, jangka sorong,
micrometer sekrup, stopwatch,thermometer,neraca ohaus, gelas ukur, kaki tiga
dan kasa, pembakar Bunsen serta air secukupnya. Dalam percobaan ini, kami
telah melakukan sebanyak 3 pengukuran yakni mulai dari pengukuran panjang,
pengukuran massa dan pengukuran suhu dan waktu. Pada pengukuran panjang,
kami menggunakan mistar, jangka sorong dan mikometer sekrup yang terlebih
dahulu ditentukan NSTnya masing-masing. Kemudian objek yang digunakan
adalah kubus dan bola untuk menentukan besar panjang, lebar, tinggi dan
diameter bola. Selanjutnya pada pengukuran massa, alat-alat yang digunakan
adalah neraca 2610 gram, 311 gram dan 310 gram yang memiliki masing-masing
NST. Adapun objek yang digunakan adalah kubus dan bola untuk menentukan
besar massa dari objek tersebut. Sedangkan thermometer dan stopwatch
digunakan untuk mengukur suhu suatu zat dan waktu yang diperlukan. Dengan
bantuan gelas ukur, kaki tiga dan kasa, pembakar Bunsen serta air secukupnya
maka kami dapat menentukan besar suhu dan waktu dengan mengambil acuan
suhu mula-mula. Sebagai kesimpulan kegiatan experiment ini untuk menganalisis
data-data dengan menentukan ketidakpastian dengan pengukuran tunggal dan
berganda
RUMUSAN MASALAH
1. Bagaimana cara menggunakan alat-alat ukur dasar ?
2. Bagaimana menentukanketidakpastian pada pengukuran tunggal dan
berulang ?
3. Bagaimana mengerti atau memahami penggunaan angka berarti ?
TUJUAN
1. Mampu menggunakan alat-alat ukur dasar
2. Mampu menentukan ketidakpastian pada pengukuran tunggal dan
berulang
3. Mengerti atau memahami penggunaan angka berarti.
METODOLOGI EKSPERIMEN
Teori Singkat
Pengukuran adalah bagian dari Keterampilan Proses Sains yang
merupakan pengumpilan informasi baik secara kuatitatif maupun secara kualitatif.
Dengan melakukan pengukuran, dapat diperoleh besarnya atau nilai suatu besaran
atau bukti kualitatif. Dalam pembelajaran sains Fisika, seorang pendidik tidak
hanya menyampaikan kumpulan fakta-fakta saja tapi seharusnya mengajarkan
sains sebagai proses ( menggunakan pendekatan proses ). Oleh karena itu,
melakukan percobaan dalam laborratorium, berarti sengaja membangkitkan
gejala-gejala alam kemudian melakukan pengukuran.
Ketepatan dan Ketelitian Pengukuran
Ketepatan ( keakuratan ). Jika suatu besaran diukur beberapa kali (
pengukuran berganda ) dan menghasilkan harga-harga yang menyebar di sekitar
harga yang sebenarnya maka pengukuran dikatakan akurat . Pada pengukuran
ini, harga rata-ratanya mendekati harga yang sebenarnya.
Ketelitian ( kepresisian ). Jika hasil-hasil pengukuran terpusat di suatu
daerah tertentu maka pengukuran disebut presisi ( harga tiap pengukuran tidak
jauh berbeda.
Angka Penting atau Angka Berarti
Dimana
mempunyai arti satu skala ( nilai antara dua goresan terdekat ) masih dapat
dibagi 2 bagian secara jelas oleh mata. Nilai
merHasil pengukuran
|satuan
Diamana :
X = symbol besaran yang diukur
= hasil pengukuran beserta ketidakpastiannya.
atau ketidakpastian mutlak pada nilai * + dan memberi gambaran
tentang mutu alat ukur yang digunakan.
Semakin baik mutu alat ukur, semakin kecil
yang diperoleh.
dan
= , rata-rata pengukuran
=
maximum
rata-rata
Dengan :
= x1 + x2 + x3
dan,
3
| ,
Deviasi
=|
=|
| , dan
=|
, dan
3
Disarankan agar
diambil sebagai
).
| |
| |
+| |
+| |
..diperoleh dari NST alat ukur atau sesuai aturan yang telah
dijelaskan sebelumnya.
A. Pengukuran Panjang
Mistar
Pada setiap alat ukur terdapat suatu nilai skala yang tidak dapat lagi
dibagi-bagi, inilah yang disebut Nilai Skala Terkecil ( NST ). Ketelitian alat ukur
bergantung pada NST ini. Mistar memiliki NST 0,1 cm atau 1 mm.
Jangka Sorong
Setiap jangka sorong memiliki skala utama ( SU ) dan skala bantu atau
skala nonius ( SN ). Pada umumnya, nilai skala utama = 1mm, dan banyaknya
skala nonius tidak selalu sama antara satu jangka sorong dengan jangka sorong
lainnya. Ada yang mempunyai 10 skala, 20 skala, dan bahkan ada yang memiliki
skala nonius sebanyak 50 skala.
Jangka sorong merupakan salah satu alat ukur besaran panjang yang secara
khusus dapat digunakan untuk mengukur diameter dalam, diameter luar dan
kedalaman. Untuk menggunakan jangka sorong terlebih dahulu harus diketahui
Nilai Skala Terkecilnya atau NST. Berikut ini akan diberikan cara menentukan
NST jangka sorong.
20 skala nonius = 39 skala utama
Karena nilai skala utama sebesar 1 mm, maka
20 skala nonius = 39 mm
Sehingga, 1 skala nonius = 1,95 mm
Karena 1 skala nonius bernilai 1,95mm maka nilai skala pada skala utama yang
paling dekat dengan 1,95 mm adalah 2 mm. selisih antara kedua nilai skala ini
merupakan NST dari jangka sorong.
NST Jangka Sorong = 2 mm 1,95 mm = ,0,05 mm
Untuk menentkan Hasil Pengukuran ( HP ) dengan menggunakan Jangka Sorong
ini digunakan persamaan :
Hasil Pengukuran (HP)
= ( PSU X Nilai Skala Utama ) + ( PSN X NST Jangka Sorong )
Micrometer Sekrup
Micrometer sekrup memiliki dua bagin skala mendatar ( SM ) sebagai
skala utama dan skala putar ( SP ) sebagai skala nonius. NST micrometer sekrup
dapat ditentukan dengan menggunakan persamaan,
Neraca ini mempunyai 2 lengan dengan nilai skala yang berbeda-beda dan
dilengkapi dengan sebuah skala putar ( skala utama ) dan skala nonius. NST
Neraca Ohauss 310 dapat ditentukan dengan cara yang sama dengan pada jangka
sorong. Hasil pengukuran ditentukan dengan menjumlahkan penunjukkan semua
lengan neraca ditambahkan dengan nilai pengukuran dari skala putar dan
noniusnya.
C. Pengukuran Suhu dan Waktu
Thermometer adalah alat yang digunakan untuk mengukur temperature
suatu zat. Ada dua jenis thermometer yang umum digunakan dalam laboratorium,
yaitu thermometer air raksa dan thermometer alcohol. Keduanya adalah
thermometer jenis batang gelas dengan batas ukur minimum -10
maximum +110
dapat dapat ditentukan seperti halnya menentukan nilai skala terkecil sebuah
mistar biasa, yaitu dengan mengambil batas ukur tertentu dan membaginya
dengan jumlah skala dari nol sampai pada ukur yang diambil tersebut.
Stopwatch merupakan salah satu alat ukur waktu yang paling sering
digunakan di laboratorium. Alat ukur ini dilengkapi dengan tombol untuk
menjalankan, mematikan dan mengembalikkan jarum ke posisi nol. Terdapat
beberapa bentuk stopwatch dengan NST yang berbeda-beda. Cara menentukan
NST stopwatch sama dengan menentukan NST alat ukur tanpa nonius.
Alat dan Bahan
1. Penggaris / mistar
2. Jangka sorong
3. Micrometer sekrup
4. Stopwatch
5. Thermometer
6. Balok besi
7. Bola-bola kecil
8. Neraca ohaus
9. Gelas ukur
Identifikasi Variabel
Kegiatan 1
1. 2. -
Kegiatan 2
1. 2. kegiatan 3
1. Variabel manipulasi = 2. Variabel kontrol
=-
3. Variabel respon
=-
Kegiatan 3
1. Variabel manipulasi = 2. Variabel control = 3. Variabel respon = Prosedur Kerja
Kegiatan 1
Pelaksanaan pengukuran panjang
1. Mengambil mistar, jangka sorong dan micrometer sekrup menentukan
NST
2. Mengukur masing-masing sebanyak 3 kali untuk panjang, lebar dan
tinggi balok berbentuk kubus yang disediakan dengan menggunakan
ketiga alat ukur tersebut. Mencatat hasil pengukuran pada tabel hasil
pengamatan dengan disertai ketidakpastiannya.
3. Mengukur masing-masing sebanyak
: batas ukur = 30 cm
= 0,1 cm = 1 mm
Jml. Skala
300
: 20 skala nonius = 39 skala utama
Benda
yang
diukur
Balok
Besaran
yang
diukur
panjang
kubus
lebar
Tinggi
bola
diameter
Micrometer sekrup
Mistar
Jangka sorong
1|
2|
3|
1|
2|
3|
1|
2|
3|
1|
2|
3|
2. Pengukuran Massa
Neraca ohauss 2610 gram
Nilai skala lengan 1
= 100 / 10 = 10 gram
Benda
Bola
Penun.
Lengan 1
1 0
Penun,
lengan 2
1 20
Penun.
Lengan 3
1 4,6
2 20
Beban
gantung
Massa benda ( g )
1|
2 4,5
2|
3 20
3 4,4
3|
1 5,8
1|
2 5,8
2|
3 5,9
3|
= 100
= 10
=1
= 0,1
Benda
Bola
Penun.
Lengan 1
1 0
Penun,
lengan 2
1 20
Penun.
Lengan 3
1 4
Penun.
Lengan 4
1 0,55
1|
2 20
2 0,55
2|
3 20
3 0,55
3|
1 0,1
1|
2 0,08
2|
3 0,05
3|
Massa benda ( g )
= 100 g
10 SN
= 10 g
19
= 19 SP
0,1 = 1,9
= 0,1 g
1 SN
= 1,9 / 10
NST
Benda
Bola
Penun.
Lengan 1
1 0
Penun,
lengan 2
1 20
Penun.
Skala
putar
1 4,4
Penun.
Skala
nonius
1 0,07
1|
2 20
2 4,4
2 0,07
2|
3 20
3 4,4
3 0,07
3|
1 5,7
1 0,02
1|
2 5,7
2 0,03
2|
3 5,7
3 0,03
3|
Massa benda ( g )
=1
Temperature mula-mula
= 33
Waktu ( s )
60
120
180
240
300
360
Temperature (
Analisis Data
Melaporkan Hasil Pengukuran Berulang
1. Mistar
Panjang Kubus
X1 = |
| mm
X2 = |
| mm
Perubahan temperature (
X3 = |
| mm
| = 0,0
=|
| = 0,0
=|
| = 0,0
= 0,0
* + =| -
|=|
| mm
Kesalahan relative ( KR ) =
| mm
X2 = |
| mm
X3 = |
| mm
| = 0,0
=|
| = 0,0
=|
| = 0,0
= 0,0
* + =| -
|=|
| mm
Kesalahan relative ( KR ) =
| mm
X2 = |
| mm
X3 = |
| mm
| = 0,0
=|
| = 0,0
=|
=
* + =| -
| = 0,0
= 0,0
|=|
| mm
Kesalahan relative ( KR ) =
| mm
X2 = |
| mm
X3 = |
| mm
| = 0,4
=|
| = 0,6
=|
| = 0,4
=
* + =| -
= 0,6
|=|
| mm
Kesalahan relative ( KR ) =
2. Jangka Sorong
Panjang kubus
X1 = |
| mm
X2 = |
| mm
X3 = |
| mm
| = 0,00
=|
| = 0,00
=|
| = 0,00
= 0,00
* + =| -
|=|
| mm
Kesalahan relative ( KR ) =
| mm
X2 = |
| mm
X3 = |
| mm
| = 0,00
=|
| = 0,00
=|
| = 0,00
= 0,00
* + =| -
|=|
| mm
Kesalahan relative ( KR ) =
| mm
X2 = |
| mm
X3 = |
| mm
| = 0,15
=|
| = 0,30
=|
| = 0,15
= 0,30
* + =| -
|=|
Kesalahan relative ( KR ) =
| mm
X1 = |
| mm
X2 = |
| mm
X3 = |
| mm
| = 0,04
=|
| = 0,04
=|
| = 0,06
= 0,06
* + =| -
|=|
| mm
Kesalahan relative ( KR ) =
3. Micrometer sekrup
Panjang kubus
X1 = |
| mm
X2 = |
| mm
X3 = |
| mm
| = 0,02
=|
| = 0,01
=|
| = 0,01
= 0,02
* + =| -
|=|
| mm
Kesalahan relative ( KR ) =
| mm
X2 = |
| mm
X3 = |
| mm
| = 0,006
=|
| = 0,004
=|
| = 0,004
= 0,006
* + =| -
|=|
| mm
Kesalahan relative ( KR ) =
| mm
X2 = |
| mm
X3 = |
| mm
| = 0,023
=|
| = 0,012
=|
| = 0,012
= 0,023
* + =| -
|=|
| mm
Kesalahan relative ( KR ) =
| mm
X2 = |
| mm
X3 = |
| mm
| = 0,15
=|
| = 0,27
=|
| = 0,12
= 0,27
* + =| -
|=|
| mm
Kesalahan relative ( KR ) =
|v
=|
|v
=|
=|
| 8000
| 8000
= 600
Dv = |
| mm kubik
|v
| 8120
600 | mm
=|
| 8120
= 160,6
Dv = |
| mm kubik
160,6 |
mm kubik
Dan dengan menggunakan micrometer sekrup, maka :
V = 20,270 x 20,256 x 20,248 = 8313,608 mm kubik
=|
|v
=|
=|
| 8313,608
| 8313,608
= 20,109
Dv = |
| mm kubik
| gram
X2 = |
| gram
X3 = |
| gram
| = 0,10
=|
| = 0,00
=|
| = 0,10
= 0,10
20,109 |
* + =| -
|=|
| gram
Kesalahan relative ( KR ) =
| gram
X2 = |
| gram
X3 = |
| gram
| = 0,03
=|
| = 0,03
=|
| = 0,07
= 0,07
* + =| -
|=|
| gram
Kesalahan relative ( KR ) =
| gram
X2 = |
| gram
X3 = |
| gram
| = 0,000
=|
| = 0,000
=|
| = 0,000
= 0,000
* + =| -
|=|
Kesalahan relative ( KR ) =
| gram
= 0,005 X 100% = 0,02%................1AB
X 24,550
|=|
| gram..1
AB
Pada benda bola
X1 = |
| gram
X2 = |
| gram
X3 = |
| gram
| = 0,024
=|
| = 0,004
=|
| = 0,026
= 0,026
* + =| -
|=|
| gram
Kesalahan relative ( KR ) =
| gram
X2 = |
| gram
X3 = |
| gram
| = 0,00
=|
| = 0,00
=|
| = 0,00
= 0,00
* + =| -
|=|
Kesalahan relative ( KR ) =
| gram
X1 = |
| gram
X2 = |
| gram
X3 = |
| gram
| = 0,00
=|
| = 0,01
=|
| = 0,01
= 0,01
* + =| -
|=|
| gram
Kesalahan relative ( KR ) =
|v
|
| 195.760
| 195.760
= 22,68
Dv = |
| gram/mm kubik
}=|
| = | 0,012
|v
=|
=|
=|
| 45.760
| 45.760
= 11431,99
Dv = |
| gram/mm kubik
X2 = |
X3 = |
X4 = |
X5 = |
X6 = |
| = 6,5
=|
| = 4,5
=|
| =1,5
=|
| = 1,5
=|
| = 4,5
=|
| = 6,5
= 6,5
* + =| -
|=|
Kesalahan relative ( KR ) =
X2 = |
X3 = |
X4 = |
X5 = |
X6 = |
= 3 + 5 + 8+ 11 +13 + 16 = 9,3
6
=|
| = 6,3
=|
| = 4,3
=|
| =1,3
=|
| = 2,3
=|
| = 4,3
=|
| = 7,3
=
* + =| -
= 7,3
|=|
Kesalahan relative ( KR ) =
|
= 7,3 X 100% = 78,4%................3 AB
X 9,3
|=|
| mm..3 AB
PEMBAHASAN
1. Pengukuran panjang
Pada pengukuran panjang telah ditemukan setiap besaran yang akan diukur
pada kubus, yaitu panjang, lebar dan tinggi dan pada bola besaran yang diukur
adalah diameter. Kami telah menggunakan 3 alat ukur yaitu mistar, jangka sorong
dan micrometer sekrup. Pada ketiga alat ukur tersebut memiliki NST yang
berbeda-beda . sesuai dengan teori yang mengatakan bahwa semakin baik mutu
alat yang digunakan, semakin kecil
bahwa alat ukur yang paling tinggi ketelitiannya adalah mistar karena memiliki
yang lebih kecil yaitu 0,0. Tetapi berbeda dengan teori yang mengatakan
bahwa makin kecil ketidakpastian relatif, makin tinggi ketelitian yang dicapai
pada pengukuran. Hal tersebut ditunjukkan oleh micrometer sekrup yang memiliki
tingkat ketelitian yang lebih tinggi karena memiliki ketidakpastian relatif kecil.
2. Pengukuran massa
Begitu halnya dengan pengukuran massa kami menggunakan 3 alat ukur yaitu
neraca ohauss 2610,311dan 310 ( gram ). Yang paling tinggi tingkat ketelitiannya
adalah neraca 311 dan 310 gram.
3. Pengukuran waktu dan suhu
pada pengukuran ini, kami telah menggunakan thermometer untuk suhu dan
stopwatch untuk waktu. Pada pengukuran ini ditentukan suhu mula-mula untuk
mengetahui tingkat kenaikan suhu selama beberapa waktu yang diperlukan.
SIMPULAN
1. cara menggunakan alat-alat ukur dasar adalah dengan mengetahui terlebih
dahulu fungsi dari alat-alat tersebut kemudian menentukan NST alat
masing-masing. Secara sederhana, cara menentukan dari NST adalah batas
ukur dibagi dengan jumlah skala. Pada setiap alat ukur memiliki NST yang
berbeda-beda.