Anda di halaman 1dari 20

JURNAL PRAKTIKUM FISIKA DASAR

MODUL 01

DASAR PENGUKURAN DAN KETIDAKPASTIAN

Disusun Oleh :

Riri Oktaviani : 17.44238.1011

Dwi Willy Veronica : 17.44238.1018

Jessica Vina Fitriani : 17.44238.1022

Nur Iman Dwi Putra : 17.44238.1033

AKADEMI FARMASI YAYASAN PENDIDIKAN FARMASI

BANDUNG

2018
A. TUJUAN
1. Mampu menggunakan dan memahami alat-alat ukur dasar.
2. Mampu menentukan ketidakpastian pada pengukuran tunggal dan berulang.
3. Dapat mrngaplikasikan konsep ketidakpastian dan angka penting dalam pengolahan
hasil pengukuran.

B. ALAT DAN BAHAN


1. Penggaris
2. Jangka sorong
3. Kelereng
4. Balok kayu
5. Gelas ukur
6. Termometer
7. Neraca teknis

C. TEORI DASAR
1. Alat Ukur Dasar
Alat ukur adalah suatu perangkat yang digabungkan untuk menentukan nilai atau
kuantitas dari suatu besaran atau veriabel fisis. Alat ukur dasar dapat terbagi menjadi
dua jenis yaitu alat ukur analog dan digital. Alat ukur analog memberikan hasil
bernilai kontinu yang ditunjukan oleh jarum pada skala. Alat ukur digital memberikan
hasil pengukuran yang bernilai diskrit yang ditunjukkan langsung berupa nilai angka
dengan jumlah digit tertentu pada layar display.

Suatu pengukuran selalu disertai ketidakpastian. Beberapa penyebab ketidakpastian


tersebut antara lain adanya Nilai Skala Terkecil (NST), kesalahan kalibrasi, kesalahan
titik nol, kesalahan paralaks, fluktuasi parameter pengukuran dan lingkungan yang
saling mempengaruhi, serta keterampilan pengamat. Maka itu sulit untuk memperoleh
nilai sebenarnya suatu besaran melalui pengukuran.

Nilai Skala Terkecil


Pada setiap alat ukur terdapat suatu nilai skala yang tidak dapat lagi dibagi-bagi, yang
disebut Nilai Skala Terkecil (NST). Ketelitian suatu alat ukur bergantung pada NST
ini.

Nonius

Skala nonius berfungsi untuk meningkatkan ketelitan pembacaan dari alat ukur. Pada
umumnya terdapat suatu pembagian sejumlah skala utama dengan sejumlah skala
nonius yang akan menyebabkan garis skala titik nol dan titik maksimum skala nonius
berimpit dengan skala utama.

Cara membaca skala nonius yaitu sebagai berikut :

- Baca posisi 0 (nol) dari skala nonius pada skala utama.


- Angka desimal (di belakang koma) dicari dari skal nonius yang berimpit dengan
skala utama.
2. Ketidakpasatian Mutlak
Ketidakpastian mutlak merupakan suatu nilai ketidakpastian yang disebabkan karena
keterbatasan alat ukur itu sendiri.

Pengukuran Tunggal

Pada pengukuran tunggal, memiliki nilai ketidakpastian mutlak yaitu setengah dari
NST. Untuk suatu besaran X maka ketidakpastian mutak dari pengukuran adalah

= NST
Δx
Dengan hasil pengukurannya dituliskan sebagai

X=x x

Pengukuran Berulang

Pada pengukuran berulang, ketidakpastian pengukuran dinyatakan dengan nilai

kealahan rentang atau menggunakan nilai standar deviasi.


Setengah Rentan

Cara untuk menentuja nilai kesalahan rentang adalah :

- Melakukan sejumlah pengukuran variabel x sebanyak n kali,yaitu x1, x2, x3, .....xn
- Menghitung nilai rata-rata hasil pengukuran ( )

= x1 + x2 + x3 + ... + xn

n
- Menentukan nilai xmax dan xmin dan ketidakpastiannya yang dituliskan :
= xmax – xmin
Δx
2
- Menuliskan hasil pengukuran yaitu :

X=

Δx

Standar Deviasi

Cara untuk menentukan nilai kesalahan dengan standar deviasi adalah :

- Melakukan sejumlah pengukuran varhiabel x sebanyak n kali, yaitu x1, x2, x3, ...,
xn

- Menghitung nilai rata-rata hasil pengukuran ( )


= (x1 + x2 + x3 + ... +xn ) =


- Menghitung nilai standar deviasi

Sx =

- Menulisakan hasil pengukuran dengan :

X= Sx

Perambatan Ketidakpastian

Jika suatu variabel merupakan fungsi dari variabel lain yang disertai dengan
ketidakpastian, maka variabel ini akan disertai pula dengan ketidakpastian. Hal ini
disebut sebagai perambatan ketidakpastian.

Variabel yang dilibatkan Operasi Hasil Ketidakpastian

Penjumlahan p=a+b

Pengurangan q=a-b

a Perkalian r=axb
= +

b Pembagian
s= = +

Pangkat t=an
=n

Ketidakpastian Relatif

Ketidakpastian relatif (KTP relatif) adalah ketidakpastian yang dibandingkan dengan


hasil pengukuran. Hubungan hasil pengukuran dengan KTP relatif yaitu:

KTP relatif =

Apabila menggunakan KTP relatif, maka hasil pengukurannya ialah ;

X=x (KTP relative negatif x 100%)

Angka Berarti

Angka berarti menunjukkan jumlah digit angka yang akan dilaporkan berkaitan dengan
KTP renlatif (dalam %). Aturan yang menghubungkan antara KTP relatif dan angka
berarti adalah :

AB = 1- log (KTP relatif)

D. PENGOLAHAN DATA

N ALAT UKUR NST SATUAN


O
1 Penggaris 1 mm
2 Gelas Ukur 1 ml
3 Jangka Sorong 0.1 mm
Mikrometer
4 Sekrup 0.01 mm
5 Neraca Digital 0.01 g
1. Data NST Alat Ukur

2. Pengukuran Balok

Jangka Sorong
Penggaris (cm)
No No (mm)
p l t p l t
1 15.6 4.5 2 1 156 45.7 20.25
2 15.6 4.5 2 2 156 45.7 20.25
3 15.6 4.5 2 3 156 45.7 20.25
4 15.6 4.5 2 4 156 45.7 20.25
5 15.6 4.5 2 5 156 45.7 20.25
Rata-
Rata-Rata 15.6 4.5 2 156 45.7 20.25
Rata
Standar
Standar Deviasi 0 0 0 0 0 0
Deviasi

Massa Balok = 56.4446 gram


Hasil Pengukuran Penggaris :

P = 15.6 cm ± SD l = 4.5 cm ± SD t = 2 cm ± SD

= 15.6 cm ± 0 = 4.5 cm ± 0 = 2 cm ± 0

Hasil Pengukuran Jangka Sorong :

P = 156 mm ± SD l = 45.7 mm ± SD t = 20.25 mm ± SD

= 156 mm ± 0 = 45.7 mm ± 0 = 20.25 mm ± 0

Massa Balok = m + ½ Nst

= 56.44 g + ½ . 0.01

= 56.4496 g

3. Pengukuran Kelereng

Jangka Sorong
Micro Skrup (mm)
(mm)
No No
jari-
Diameter Diameter jari-jari
jari
1 14.6 7.3 1 16.12 8.06
2 14.6 7.3 2 16.34 8.17
3 15.4 7.7 3 16.16 8.08
4 15.6 7.8 4 16.43 8.215
5 14.4 7.2 5 16.13 8.065
6 14.4 7.2 6 16.06 8.03
7 14.4 7.2 7 16.18 8.09
8 15.6 7.8 8 16.09 8.045
9 14.4 7.2 9 16.44 8.22
10 15.6 7.8 10 16.35 8.175
Rata-
Rata-Rata 14.9 7.45 Rata 16.23 8.115
Standar Standar
0.568 0.284 0.145 0.0724
Deviasi Deviasi

Massa Kelereng : 5.513 gram


Hasil Pengukuran Jangka Sorong :

d = 14.9 mm ± SD r = 7.45 mm ± SD

= 14.9 mm ± 0.568 = 7.45 mm ± 0.284

Hasil Pengukuran Micrometer Sekrup

d = 16.23 mm ± SD d = 16.23 mm ± SD

= 16.23 ± 0.145 = 18.115 ± 0.0724

Massa Kelereng = m + ½ Nst

= 5.513 g + ½ . 0.01

= 5.518 g

4. Pengukuran Air

V air = 100 ml

Massa Gelas Ukur = 133.92 gr

Massa gelas Ukur + Air = 231.84 gr

Massa air = 231.84-133.92

= 97.92 gr

Massa air = m + ½ Nst

= 97.92 + ½ . 0.01

= 97.925 gr
Volume air = v + ½ Nst

= 100 + ½ . 1

= 100.5 ml

E. ANALISIS DAN PEMBAHASAN

a. a. Balok

Menggunakan penggaris

· volume
p = 15.6 cm l = 4.5 cm t = 2 cm

v=pxlxt

= 15.6 cm x 4.5 cm x 2 cm

V ± SDV

140.4 cm3 ± 0

= 140.4 cm3

· massa jenis
P ± SDV

0.402 g/cm3 ± 0.00000286


Menggunakan Jangka sorong

· volume

p = 156 mm l = 45.7 mm t = 20.25 mm

v=pxlxt

= 156 mm x 45.7 mm x 20.25 mm

= 144 366.3 mm3

V ± SDV

144.366 cm3 ± 0

= 144.366 cm3
· massa jenis

P ± SDV

0.390 g/cm3 ± 0.00271

b. Kelereng

Menggunakan jangka sorong

· volume
d = 14.9 mm r = 7.45 mm

= x 3.14 . (7.45 mm)3

= 1731.160 mm3

= 1.731 cm3

mm3

cm3

V ± SDV

1731 cm3 ± 0.057

· massa jenis
p=

P ± SDV

3.185 g/cm3 ± 0.0012

Menggunakan Micrometer Sekrup

· volume

d = 16.23 mm r = 8.115 mm
= x 3.14 . (8.115 mm)3

= 2237350.149 mm3

= 2237.350 cm3

mm3

V ± SDV

2237.350 cm3 ± 250.711

cm3

· massa jenis
p=

P ± SDV

0.00246 g/cm3 ± 0.000055

c. Air

· Massa jenis
g/cm3

P ± SDV

0.979 g/cm3 ± 0.020


F. KESIMPULAN

Dalam pengukuran pengetahuan tentang alat-alat dan prinsipnya adalah hal yang
sangat penting agar dapat mengurangi angka ketidakpastian yang dibuat dan agar
mendapatkan hasil pengukuran yang akurat. Dari praktikum ini didapatkan massa jenis
mengguakan 2 alat sebagai berikut:

Massa jenis air : 0.402 g/cm3 ± 0.00000286

Massa jenis kelereng (Jangka Sorong) : 3.185 g/cm3 ± 0.0012

(micro Sekrup) : 2237.350 cm3 ± 250.711

Massa jenis Balok (Penggaris) : 0.402 g/cm3 ± 0.00000286

(jangka sorong ) : 0.390 g/cm3 ± 0.00271

Untuk dapat mengurangi nilai ketidakpastian dibutuhkan perhitungan yang akurat dan
ketelitian.
G . DAFTAR PUSTAKA

· http://www.anashir.com/fisika/alat-ukur-panjang-mistar-jangka-sorong-dan-mikrometer/
· https://hajarfisika.blogspot.co.id/2017/09/laporan-praktikum-pengukuran-fisika.html

Anda mungkin juga menyukai