MODUL – 1
NIM : 11S21013
Kelas : 11 IF 1
Prodi : Informatika
DASAR PENELITIAN
Didalam kehidupan sehari – hari pengukuran sangatlah penting dikarenakan untuk
menentukan sesuatu dibutuhkan sesuatu yang dapat menilai besaran, dimensi, atau ukuran dari
sebuah pengukuran. Pengukuran juga sering dilakukan dalam penelitian yang memerlukan alat
ukur. Alat ukur dibagi menjadi dua yaitu : alat ukur analog dan digitial. Alat ukur analog
menghasilkan pengukuran bernilai kontinu dan alat ukur digital menghasilkan pengukuran bernilai
diskrit dalam jumlah digit tertentu.
Pengukuran adalah penentuan besaran, dimensi, atau kapasitas, biasanya terhadap suatu
standar atau satuan ukur. Pengukuran biasanya digunakan untuk mengukur sesuatu yang dibutuhkan
untuk penelitian. Untuk mendapatkan pengukuran yang baik dan benar, kita harus memperhatikan
beberapa hal yaitu : metode pengukuran, keakurasian alat, kondisi alat, ketelitian mata, analisis data
dan kesimpulan. Banyak hal yang perlu diperhatikan dalam pengukuran yang dapat membuat
seseorang keliru sehingga menjadi ketidakpastian. Terdapat beberapa pengertian yang sering
ditemukan dalam dalam pengukuran yaitu:
1.Presisi, yaitu tingkat atau derajat yang membedakan suatu alat pengukuran tertentu dibandingkan
dengan alat ukur lainnya.
2.Akurasi, yaitu kecermatan suatu alat ukur untuk membaca pada nilai yang sebenarnya.
3.Kepekaan, yaitu ratio dari sinyal tanggapan alat ukur terhadap perubahan input dari variabel
yang diukur.
4.Resolusi, yaitu perubahan terkecil dari nilai pengukuran yang mampu diukur oleh suatu alat
ukur.
5.Kesalahan, yaitu penyimpangan dari nilai sebenarnya dalam variabel yang diukur.
Ketidakpastian dapat terjadi karena kesalahan – kesalahan yang kita buat dan juga
alatnya. Seperti kesalahan kalibrasi alat ukur, fluktuasi parameter pengukuran, kesalahan paralaks,
kesalahan titik nol dan Nilai Skala Terkecil (NST). Kesalahan juga dapat terjadi karena lingkungan
yang saling mempengaruhi dan tingkat keterampilan pengamat yang berbeda-beda.
2.1 NST ( NILAI SKALA TERKECIL )
NST adalah skala terkecil dari suatu alat ukur yang merupakan keterbatasan dari suatu
alat ukur. Misalnya terdapat pada mistar yang memiliki skala terkecil sebesar 1mm.
Pada table diatas dapat dilihat bahwa skala utamanya adalah 31 mm dan skala noniusnya 0,07
didapatkan dari jumlah garis pada skala nonius sebesar 14 dikalikan dengan ketelitian sebesar 0,05
menghasilkan 0,07 maka hasilnya adalah 31,7mm. Jika dibuat didalam perkalian sistematis menjadi
sebagai berikut : Skala Utama = 31 mm
= 31 + 0,07 = 31,7 mm
2.3 KETIDAKPASTIAN
Pengukuran tunggal adalah pengukuran yang dilakukan dalam sekali saja. Pengukuran ini hanya
melalukan sekali yang menyebabkan ketidakpastiannya menjadi setengah dari skala terkecilnya.
1
Sehingga dapat kita simpulkan jika sebuah pengukuran adalah x, Maka Δx = ⋅ NST
2
Pengukuran berulang adalah pengukuran yang dilakukan secara berulang – ulang. Pengukuran ini
dilakukan karena hasil yang dilakukan selalu berubah – ubah. Di dalam pengukuran berulang, nilai
suatu kepastian bisa diperoleh dari simpangan baku nilai rata-rata yang diperoleh dari pengukuran.
Pada pengukuran berulang nilai x ditentukan dari nilai rata-rata sampel. Misalkan suatu besaran
fisis yang diukur n kali pada kondisi yang sama, dan diperoleh hasil-hasil pengukuran X 1, X2,
X3, . . ., Xn, maka nilai rata-ratanya dicari dengan persamaan berikut:
n
∑ xi
x́= i=1
n
x max−x min
∆ x=
2
X =x́ ± ∆ x
n n n
√ √
2
∑ ( x i− x́ )2 n ∑ x 2i −( ∑ xi)
i=1 i=1 i=1
Sx= =
n−1 n (n−1)
x=x́ ± S x
Ketidakpastian relatif dapat ditulis sebagai :
∆x
KTPrelatif =
x
berkaitan dengan ketidakpastian relatif (dalam %). Apabila ketidakpastian relatif semakin kecil,
maka hal tersebut menjukkan bahwa mutu pengukuran semakin tinggi. Hal ini juga berarti bahwa
ketelitian pengukuran semakin tinggi. Secara praktis, hubungan antara ketidakpastian (KTP relatif)
AB=1−log ( KT P relatif )
BAB III
PROSEDUR PERCOBAAN
Saat praktikum di Laboratorium Fisika Dasar, praktikan akan berlatih untuk menggunakan alat ukur
dasar yaitu penggaris, jangka sorong, mikrometer, dynamometer dan neraca digital, kemudian
1. Tuliskan alat dan bahan yang akan dipinjam pada daftar peminjaman alat.
2. Ambil alat dan bahan yang dibutuhkan dan bawa ke meja praktikum.
3. Perhatikan semua alat ukur yang akan anda gunakan. Tentukanlah Nilai Skala Terkecil dan
ketidakpastian terhadap alat ukur yakni penggaris, jangka sorong, mikrometer, dynamometer
dan neraca digital berikut satuannya. Tuliskan dalam tabel pengamatan 5.1
4. Cek setiap alat ukur, apakah skala awal sudah tepat di angka nol? Jika tidak, lakukan kalibrasi
skala nol terlebih dahulu. Mintalah bantuan asisten praktikum jika anda mengalami kesulitan.
5. Ambilah beban berbentuk silinder, lakukan pengukuran dimensi beban gantung yaitu
diamater dan tebalnya masing-masing sebanyak 10 kali dengan menggunakan jangka sorong,
BAB V
1 1
1. Mistar : Δx = ⋅ NST= ×1=0,5 mm
2 2
1 1
2. Jangka Sorong : Δx = ⋅ NST= × 0,05=0,025 mm
2 2
1 1
3. Mikrometer : Δx = ⋅ NST = × 0,01=0,0 05 mm
2 2
1 1
4. Neraca Digital : Δx = ⋅ NST = × 0 ,1=0 , 05 gram
2 2
1 1
5. Dynamometer : Δx = ⋅ NST = ×100=50 gram
2 2
Beban Gantung
ANALISA DATA
5.1 DIMENSI
5.1.1 Beban gantung
5.1.1.1 Diameter jangka sorong
28 21
x́= =28 , 21
10
Ketidakpastian pengkuruan
28,45−27,25
∆ x=
2
1,2
∆ x= =0,6
2
12,10+12,05+12,05+12,05+12,05+12,10+12,10+12,10+12,05+12,05
x́=
10
1207
x́= =12,07
10
Ketidakpastian pengukuran
12,10−12,05
∆ x= =0,025
2
Maka : X =12,07 ±0,025
10
Sx ¿
√∑
i=1
¿¿¿¿
0,00009
Sx ¿
√ 9
=0,0001
V =π r 2 t
1 2
( )
V =π d t
2
1 2
V =π d t
4
1
V =3,14 ×( × 28,21 ) ×12,07
2
4
1
V =3,14 ×( × 795,8041) ×12,07
4
V =7540,20406
5.1.1.4 KTP dengan perambanan ketidakpastian
∆m ∆t
∆V = (m
+
t
V )
∆d 0,08
∆ m=( n ) m=( 10
28,21 )
795,8041=22,568
d
22,568 0,0 0 01
∆V = ( 795,8041 +
12,07 )
7540,20406
∆ V ≈ 213 , 89314
∆V
KTPrelatif =
V
213 , 89314
KTP relatif = ≈ 0,028367
7540,20406
Maka : V =7540,204006 ± ( 0,028367 ×100 % )
V =7540,204006 ± 0,028367
5.1.1.6 Rapat massa
m
ρ=
v
51,9
ρ=
7540,204006
ρ ≈ 0,0068831
Maka : ρ=5,19± 0,0068831
5.1.2 Kelereng
5.1.2.1 Diameter
25,40+ 25,45+25,40+25,45+25,40+25,45+25,40+ 25,40+ 25,40+25,30
X́ =
10
254,05
X́ = =25,405
10
Ketidakpastian pengukuran :
2 5,45−2 5,30
∆ x= =0,075
2
10
Sx¿
√∑i=1
¿¿¿¿
2
√
Sx¿ (−0,005) =0,0016
9
Ketidakpastian pangkat :
M = d 2=25,405 2=642,210801
( 3,14)×(16396,74331)
Maka : V =
6
V =8580,96233
22,2
ρ=
8580,96233
ρ ≈ 0,00258712
Benda yang tidak dapat diukur dengan alat ukur adalah kelereng dengan dynamometer.
BAB VII
KESIMPULAN DAN SARAN
6.1 Kesimpulan
Pengukuran merupakan kegiatan perbandingan alat ukur dengan bahan.
Pengukuran juga mempunyai jenis alat ukur seperti, mistar, jangka sorong,
dynamometer, mikrometer, neraca digital. Pengukuran mempunyai ketidakpastian
dikarenakan banyaknya hal yang memengaruhi alat ukur. Didalam ketidakpastian
mempunyai skala nonius dan skala utama untuk membantu pengukuran yang lebih
baik.
Berdasarkan hasil praktikum ini maka dapat kita simpulkan bahwa mistar
mempunyai ketidakpastian alat ukur sebesar 0,5mm, jangka sorong sebesar
0,025mm, mikrometer sebesar 0,005mm, neraca digital sebesar 0,05 gram dan
dynamometer sebesar 50gram.
Dari semua alat ukur tersebut yang digunakan untuk bahan beban gantung
dan kelereng adalah mistar, mikrometer sekrup, jangka sorong.
Didalam hal tersebut mempunyai standar deviasi yang mengukur
ketidakpastian, hal tersebut mengukur sebuah ketidakpastian.
6.2 Saran
Didalam melakukan praktikum diharapkan memahami konsep pengukuran
dan didalam melakukan penelitian mampu membaca pengukuran dengan akurat agar
kesalahan – kesalahan tidak terjadi pada saat melakukan praktikum.
BAB VII
DAFTAR PUSTAKA
https://www.wardayacollege.com/fisika/pengukuran/pengukuran/ketidakpastian/
https://www.pustaka.ut.ac.id/lib/wp-content/uploads/pdfmk/PEPA4203-M1.pdf
https://www.wardayacollege.com/fisika/pengukuran/pengukuran/angka-penting/
https://kumparan.com/berita-terkini/cara-menghitung-jangka-sorong-beserta-
contohnya-1vMTdaqnFjq
BAB IX
LAMPIRAN
HASIL PERCOBAAN
⮚ Kelereng
Massa Beban Gantung : 22,2 gram
Tabel 9.3 Data kelereng
Pengukuran Alat Ukur yang Digunakan
Ke
Jangka Sorong Mikrometer Skrup Mistar
(d±0,005)mm (t±0,025)mm (d±0, 5)mm