Anda di halaman 1dari 21

LAPORAN PRAKTIKUM FISIKA DASAR I

MODUL – 1

PENGUKURAN DAN KETIDAKPASTIAN

Hari, Tanggal : Kamis, 30 September 2021

Tempat : Laboratorium Fisika Dasar, Institut Teknologi Del,

Sitoluama, Kab. Tobasa

Instruktur : Lasro P. Sihite, S.Pd

Nama Praktikan : Yesaya Partogi Valentino Gultom

NIM : 11S21013

Kelas : 11 IF 1

Prodi : Informatika

LABORATORIUM FISIKA DASAR


INSTITUT TEKNOLOGI DEL
SITOLUAMA, KEC. LAGUBOTI, KAB. TOBASA
T.A 2021/2022
BAB I
TUJUAN
1. Menggunakan dan memahami alat-alat pengukuran dasar.
2. Menentukan ketidakpastian pada pengukuran tunggal dan berulang.
3. Mengaplikasikan konsep ketidakpastian dan angka penting dalam pengolahan hasil
pengukuran.
BAB II

DASAR PENELITIAN
Didalam kehidupan sehari – hari pengukuran sangatlah penting dikarenakan untuk
menentukan sesuatu dibutuhkan sesuatu yang dapat menilai besaran, dimensi, atau ukuran dari
sebuah pengukuran. Pengukuran juga sering dilakukan dalam penelitian yang memerlukan alat
ukur. Alat ukur dibagi menjadi dua yaitu : alat ukur analog dan digitial. Alat ukur analog
menghasilkan pengukuran bernilai kontinu dan alat ukur digital menghasilkan pengukuran bernilai
diskrit dalam jumlah digit tertentu.

Pengukuran adalah penentuan besaran, dimensi, atau kapasitas, biasanya terhadap suatu
standar atau satuan ukur. Pengukuran biasanya digunakan untuk mengukur sesuatu yang dibutuhkan
untuk penelitian. Untuk mendapatkan pengukuran yang baik dan benar, kita harus memperhatikan
beberapa hal yaitu : metode pengukuran, keakurasian alat, kondisi alat, ketelitian mata, analisis data
dan kesimpulan. Banyak hal yang perlu diperhatikan dalam pengukuran yang dapat membuat
seseorang keliru sehingga menjadi ketidakpastian. Terdapat beberapa pengertian yang sering
ditemukan dalam dalam pengukuran yaitu:

1.Presisi, yaitu tingkat atau derajat yang membedakan suatu alat pengukuran tertentu dibandingkan
dengan alat ukur lainnya.

2.Akurasi, yaitu kecermatan suatu alat ukur untuk membaca pada nilai yang sebenarnya.

3.Kepekaan, yaitu ratio dari sinyal tanggapan alat ukur terhadap perubahan input dari variabel

yang diukur.

4.Resolusi, yaitu perubahan terkecil dari nilai pengukuran yang mampu diukur oleh suatu alat

ukur.

5.Kesalahan, yaitu penyimpangan dari nilai sebenarnya dalam variabel yang diukur.

Ketidakpastian dapat terjadi karena kesalahan – kesalahan yang kita buat dan juga
alatnya. Seperti kesalahan kalibrasi alat ukur, fluktuasi parameter pengukuran, kesalahan paralaks,
kesalahan titik nol dan Nilai Skala Terkecil (NST). Kesalahan juga dapat terjadi karena lingkungan
yang saling mempengaruhi dan tingkat keterampilan pengamat yang berbeda-beda.
2.1 NST ( NILAI SKALA TERKECIL )
NST adalah skala terkecil dari suatu alat ukur yang merupakan keterbatasan dari suatu
alat ukur. Misalnya terdapat pada mistar yang memiliki skala terkecil sebesar 1mm.

Gambar 1.1 Skala pada mistar

2.2 SKALA NONIUS


Skala nonius atau skala vernier digunakan untuk menambahkan tingkat akurasi ekstra
pada pengukuran. Biasanya dinyatakan dalam satuan mm atau inchi. Skala nonius berada dibawah
skala utama. Skala utama dihitung sebelum titik nol tepatnya pada jangka sorong. Skala utama
berada di bawah skala nonius.

Gambar 1.1 Skala utama dan skala nonius

Pada table diatas dapat dilihat bahwa skala utamanya adalah 31 mm dan skala noniusnya 0,07
didapatkan dari jumlah garis pada skala nonius sebesar 14 dikalikan dengan ketelitian sebesar 0,05
menghasilkan 0,07 maka hasilnya adalah 31,7mm. Jika dibuat didalam perkalian sistematis menjadi
sebagai berikut : Skala Utama = 31 mm

Skala Nonius = 14 x 0,05 = 0,07

Hasil = skala utama + skala nonius

= 31 + 0,07 = 31,7 mm
2.3 KETIDAKPASTIAN

2.3.1 Ketidakpastian Mutlak

Ketidakpastian mutlak disebabkan oleh keterbatasan dalam pengukuran.

2.3.2 Pengukuran Tunggal

Pengukuran tunggal adalah pengukuran yang dilakukan dalam sekali saja. Pengukuran ini hanya
melalukan sekali yang menyebabkan ketidakpastiannya menjadi setengah dari skala terkecilnya.
1
Sehingga dapat kita simpulkan jika sebuah pengukuran adalah x, Maka Δx = ⋅ NST
2

2.3.3 Pengukuran Berulang

Pengukuran berulang adalah pengukuran yang dilakukan secara berulang – ulang. Pengukuran ini
dilakukan karena hasil yang dilakukan selalu berubah – ubah. Di dalam pengukuran berulang, nilai
suatu kepastian bisa diperoleh dari simpangan baku nilai rata-rata yang diperoleh dari pengukuran.
Pada pengukuran berulang nilai x ditentukan dari nilai rata-rata sampel. Misalkan suatu besaran
fisis yang diukur n kali pada kondisi yang sama, dan diperoleh hasil-hasil pengukuran X 1, X2,
X3, . . ., Xn, maka nilai rata-ratanya dicari dengan persamaan berikut:
n

∑ xi
x́= i=1
n

Ketidakpastian pengukuran dapat ditulus sebagai :

x max−x min
∆ x=
2

Maka laporan hasil dapat dinyatakan sebagai :

X =x́ ± ∆ x

Ketidakpastian dalam standar deviasi dapat ditulis sebagai :

n n n

√ √
2
∑ ( x i− x́ )2 n ∑ x 2i −( ∑ xi)
i=1 i=1 i=1
Sx= =
n−1 n (n−1)

Maka laporan hasil dapat dinyatakan sebagai :

x=x́ ± S x
Ketidakpastian relatif dapat ditulis sebagai :

∆x
KTPrelatif =
x

Maka laporan hasil dapat dinyatakan sebagai :

X = x́ ±( KTP relatif × 100 %)

Ketidakpastian variabel sebagai berikut :

Variabel Operasi Hasil Ketidakpastian


 Penjumlahan  p = a + b  ∆ p=∆ a+ ∆ b
 Pengurangan  q = a - b  ∆ q=∆ a+ ∆ b
∆r ∆a ∆b
a±∆a   = +
 Perkalian  r = a × b r a b
b±∆b
a ∆s ∆a ∆b
 s =   = +
 Pembagian b s a b
∆t ∆a
  =n
 Pangkat  t = a n t a

2.4 Angka Penting


Angka penting adalah jumlah digit angka yang dilaporkan sebagai hasil pengukuran. Angka penting

berkaitan dengan ketidakpastian relatif (dalam %). Apabila ketidakpastian relatif semakin kecil,

maka hal tersebut menjukkan bahwa mutu pengukuran semakin tinggi. Hal ini juga berarti bahwa

ketelitian pengukuran semakin tinggi. Secara praktis, hubungan antara ketidakpastian (KTP relatif)

dengan angka penting (AB) adalah:

AB=1−log ( KT P relatif )
BAB III

ALAT DAN BAHAN


NO Alat dan Bahan Jumlah
1 Mistar 1
2 Jangka Sorong 1
3 Mikromoter Sekrup 1
4 Beban Gantung 50kg 1
5 Kelereng Besar 1
6 Kelereng Kecil 1
Tabel 3.1 Alat dan Bahan
BAB IV

PROSEDUR PERCOBAAN
Saat praktikum di Laboratorium Fisika Dasar, praktikan akan berlatih untuk menggunakan alat ukur

dasar yaitu penggaris, jangka sorong, mikrometer, dynamometer dan neraca digital, kemudian

mengolah data hasil pegukuran dan melaporkan hasil pengukuran tersebut.

1. Tuliskan alat dan bahan yang akan dipinjam pada daftar peminjaman alat.

2. Ambil alat dan bahan yang dibutuhkan dan bawa ke meja praktikum.

Penentuan Nilai Skala Terkecil (NST)

3. Perhatikan semua alat ukur yang akan anda gunakan. Tentukanlah Nilai Skala Terkecil dan

ketidakpastian terhadap alat ukur yakni penggaris, jangka sorong, mikrometer, dynamometer

dan neraca digital berikut satuannya. Tuliskan dalam tabel pengamatan 5.1

Tabel 5.1 Pengamatan Nilai Skala Terkecil

No Nama Alat Ukur NST Ketidakpastian alat ukur


1 Penggaris 1 mm 0,5 mm
2 Jangka Sorong 0,05 mm 0,025 mm
3 Mikrometer 0,1 mm 0,005 mm
4 Dynamometer 0,1 g 0,05 g
5 Neraca Digital 100 g 50 g

4. Cek setiap alat ukur, apakah skala awal sudah tepat di angka nol? Jika tidak, lakukan kalibrasi

skala nol terlebih dahulu. Mintalah bantuan asisten praktikum jika anda mengalami kesulitan.

Pengukuran Dimensi dan Massa Bahan

5. Ambilah beban berbentuk silinder, lakukan pengukuran dimensi beban gantung yaitu
diamater dan tebalnya masing-masing sebanyak 10 kali dengan menggunakan jangka sorong,

mikrometer dan mistar. Catat hasil pengukuran dalam tabel pengamatan

BAB V

DATA DAN PENGOLAAHAN DATA


Penentuan Nilai Skala Terkecil (NST) dan Ketidakpastian 
Tabel 5.1 Data alat ukur

No  Nama Alat Ukur  NST  Ketidakpastian Alat Ukur

1  Mistar  1 mm  0,5 mm

2  Jangka Sorong  0,05 mm  0,025 mm

3  Mikrometer  0,01 mm  0,005 mm

4  Neraca Digital  0,1 gram  0,05 gram

5  Dynamometer  100 gram  50 gram


Ketidakpastian Alat Ukur

1 1
1. Mistar : Δx = ⋅ NST= ×1=0,5 mm
2 2
1 1
2. Jangka Sorong : Δx = ⋅ NST= × 0,05=0,025 mm
2 2
1 1
3. Mikrometer : Δx = ⋅ NST = × 0,01=0,0 05 mm
2 2
1 1
4. Neraca Digital : Δx = ⋅ NST = × 0 ,1=0 , 05 gram
2 2
1 1
5. Dynamometer : Δx = ⋅ NST = ×100=50 gram
2 2
Beban Gantung

Massa beban gantung : 51,9 gram

Tabel 5.2 Data beban gantung

Pengukura Alat Ukur yang digunakan


n  
Ke  Jangka Sorong  Mikrometer Skrup  Mistar

Diameter  Tebal  Diameter Tebal  Diameter Tebal


(mm) (mm) (mm) (mm) (mm)  (mm)
(d±0,025)  (t±0,025)  (d±0,005)  (t±0,005)  (d±0,5)  (t±0,5)

1  28,45±0,025  12,10±0,025 11,74±0,005  27±0,5  11±0,5

2  27,25±0,025  12,05±0,025  12,40±0,005  27±0,5  11±0,5

3  28,45±0,025  12,05±0,025  12,39±0,005  26±0,5  12±0,5

4  28,25±0,025  12,05±0,025  12,27±0,005  27±0,5  11±0,5


Kosong
5  28,45±0,025  12,05±0,025  12,27±0,005  26±0,5  11±0,5

6  28,45±0,025  12,10±0,025  12,40±0,005  26±0,5  11±0,5

7  27,45±0,025  12,10±0,025  12,24±0,005  26±0,5  12±0,5

8  28,45±0,025  12,10±0,025  12,26±0,005  26±0,5  11±0,5

9  28,45±0,025  12,05±0,025  12,27±0,005  27±0,5  12±0,5

10 28,45±0,025 12,05±0,025 12,34±0,005 27±0,5 12±0,5

Rata – rata 28,21 12,07 12,58 26,5 11,4


Kelereng

Massa kelereng : 22,2 gram

Tabel 5.3 Data kelereng

Pengukuran  Alat Ukur yang Digunakan


Ke 
Jangka Sorong  Mikrometer Skrup  Mistar
(d±0,005)mm  (t±0,025)mm  (d±0, 5)mm

1  25,40±0,005  25,50±0,025  22±0,025

2  25,45±0,005  25,12±0,025  22±0,025

3  25,40±0,005  25,24±0,025  22±0,025

4  25,45±0,005  25,15±0,025  22±0,025

5  25,40±0,005  25,16±0,025  22±0,025

6  25,45±0,005  25,04±0,025  22±0,025

7  25,40±0,005  25,31±0,025  22±0,025

8  25,40±0,005  25,13±0,025  22±0,025

9  25,40±0,005  25,03±0,025  23±0,025

10  25,30±0,005  25,04±0,025  22±0,025

Rata – rata 25,405 25,172 22,1


BAB VI

ANALISA DATA
5.1 DIMENSI
5.1.1 Beban gantung
5.1.1.1 Diameter jangka sorong

28,45+27,25+28,45+28,25+28,45+28,45+ 27,4 5+ 28,45+ 28,45+28,45


x́=
10

28 21
x́= =28 , 21
10

Ketidakpastian pengkuruan

28,45−27,25
∆ x=
2

1,2
∆ x= =0,6
2

Maka : X =28,21 ± 0,6

Dalam standar deviasinya :


10
Sx ¿
√ ∑ ¿¿¿¿
i=1
2
Sx ¿ 0,24 =0,08
√9
Maka : X =28,21± 0 , 08
5.1.1.2 Tebal jangka sorong

12,10+12,05+12,05+12,05+12,05+12,10+12,10+12,10+12,05+12,05
x́=
10

1207
x́= =12,07
10

Ketidakpastian pengukuran

12,10−12,05
∆ x= =0,025
2
Maka : X =12,07 ±0,025

Dalam standar deviasinya :

10
Sx ¿
√∑
i=1
¿¿¿¿

0,00009
Sx ¿
√ 9
=0,0001

Maka : X =12,07 ±0,0 0 01

5.1.1.3 Volume dari ketidakpastian perambanan

V =π r 2 t

1 2
( )
V =π d t
2

1 2
V =π d t
4

Ketidakpastian pangkat (Rambatan ketidakpastian)


M =d2 =28,212=795,8041
2
1
Maka : V =3,14 × (
2
× 28,21) ×12,07

1
V =3,14 ×( × 28,21 ) ×12,07
2
4
1
V =3,14 ×( × 795,8041) ×12,07
4
V =7540,20406
5.1.1.4 KTP dengan perambanan ketidakpastian
∆m ∆t
∆V = (m
+
t
V )
∆d 0,08
∆ m=( n ) m=( 10
28,21 )
795,8041=22,568
d

22,568 0,0 0 01
∆V = ( 795,8041 +
12,07 )
7540,20406

∆ V ≈ 213 , 89314

Maka : V =7540,20406 ± 213,89314


5.1.1.5 Ketidakpastian relatif

∆V
KTPrelatif =
V

213 , 89314
KTP relatif = ≈ 0,028367
7540,20406
Maka : V =7540,204006 ± ( 0,028367 ×100 % )
V =7540,204006 ± 0,028367
5.1.1.6 Rapat massa
m
ρ=
v
51,9
ρ=
7540,204006
ρ ≈ 0,0068831
Maka : ρ=5,19± 0,0068831
5.1.2 Kelereng
5.1.2.1 Diameter
25,40+ 25,45+25,40+25,45+25,40+25,45+25,40+ 25,40+ 25,40+25,30
X́ =
10

254,05
X́ = =25,405
10

Ketidakpastian pengukuran :

2 5,45−2 5,30
∆ x= =0,075
2

Maka : X =25,405 ±0,075

Dalam standar deviasi :

10
Sx¿
√∑i=1
¿¿¿¿
2


Sx¿ (−0,005) =0,0016
9

Maka : X =25,405 ±0,00 16

5.1.2.2 Volume dengan ketidakpastian perambanan


4
V = π r3
3
π d3
V=
6

Ketidakpastian pangkat :

M = d 2=25,405 2=642,210801

( 3,14)×(16396,74331)
Maka : V =
6

V =8580,96233

5.1.2.3 Rapat massa


m
ρ=
v

22,2
ρ=
8580,96233

ρ ≈ 0,00258712

Maka : ρ=22,2± 0,00 258712

Benda yang tidak dapat diukur dengan alat ukur adalah kelereng dengan dynamometer.
BAB VII
KESIMPULAN DAN SARAN

6.1 Kesimpulan
Pengukuran merupakan kegiatan perbandingan alat ukur dengan bahan.
Pengukuran juga mempunyai jenis alat ukur seperti, mistar, jangka sorong,
dynamometer, mikrometer, neraca digital. Pengukuran mempunyai ketidakpastian
dikarenakan banyaknya hal yang memengaruhi alat ukur. Didalam ketidakpastian
mempunyai skala nonius dan skala utama untuk membantu pengukuran yang lebih
baik.
Berdasarkan hasil praktikum ini maka dapat kita simpulkan bahwa mistar
mempunyai ketidakpastian alat ukur sebesar 0,5mm, jangka sorong sebesar
0,025mm, mikrometer sebesar 0,005mm, neraca digital sebesar 0,05 gram dan
dynamometer sebesar 50gram.
Dari semua alat ukur tersebut yang digunakan untuk bahan beban gantung
dan kelereng adalah mistar, mikrometer sekrup, jangka sorong.
Didalam hal tersebut mempunyai standar deviasi yang mengukur
ketidakpastian, hal tersebut mengukur sebuah ketidakpastian.
6.2 Saran
Didalam melakukan praktikum diharapkan memahami konsep pengukuran
dan didalam melakukan penelitian mampu membaca pengukuran dengan akurat agar
kesalahan – kesalahan tidak terjadi pada saat melakukan praktikum.
BAB VII

DAFTAR PUSTAKA

https://www.wardayacollege.com/fisika/pengukuran/pengukuran/ketidakpastian/
https://www.pustaka.ut.ac.id/lib/wp-content/uploads/pdfmk/PEPA4203-M1.pdf
https://www.wardayacollege.com/fisika/pengukuran/pengukuran/angka-penting/
https://kumparan.com/berita-terkini/cara-menghitung-jangka-sorong-beserta-
contohnya-1vMTdaqnFjq
BAB IX

LAMPIRAN
HASIL PERCOBAAN 

MODUL PENGUKURAN DAN KETIDAKPASTIAN 

a. Penentuan Nilai Skala Terkecil (NST) dan Ketidakpastian 


Tabel 9.1 Data alat ukur
No  Nama Alat Ukur  NST  Ketidakpastian Alat Ukur

1  Mistar  1 mm  0,5 mm

2  Jangka Sorong  0,05 mm  0,025 mm

3  Mikrometer  0,01 mm  0,005 mm

4  Neraca Digital  0,1 gram  0,05 gram

5  Dynamometer  100 gram  50 gram


b. Hasil Ukur pada Beban Gantung dan Kelereng 
⮚ Beban Gantung 
Massa Beban Gantung : 51,9 gram  
9.2 Data beban gantung
Pengukura Alat Ukur yang digunakan
n  
Ke  Jangka Sorong  Mikrometer Skrup  Mistar

Diameter  Tebal  Diameter Tebal  Diameter Tebal


(mm) (mm) (mm) (mm) (mm)  (mm)
(d±0,025)  (t±0,025)  (d±0,005)  (t±0,005)  (d±0,5)  (t±0,5)

1  28,45±0,025  12,10±0,025 Kosong 11,74±0,005  27±0,5  11±0,5

2  27,25±0,025  12,05±0,025  12,40±0,005  27±0,5  11±0,5

3  28,45±0,025  12,05±0,025  12,39±0,005  26±0,5  12±0,5

4  28,25±0,025  12,05±0,025  12,27±0,005  27±0,5  11±0,5

5  28,45±0,025  12,05±0,025  12,27±0,005  26±0,5  11±0,5

6  28,45±0,025  12,10±0,025  12,40±0,005  26±0,5  11±0,5

7  27,45±0,025  12,10±0,025  12,24±0,005  26±0,5  12±0,5

8  28,45±0,025  12,10±0,025  12,26±0,005  26±0,5  11±0,5

9  28,45±0,025  12,05±0,025  12,27±0,005  27±0,5  12±0,5

10  28,45±0,025  12,05±0,025  12,34±0,005  27±0,5  12±0,5

⮚ Kelereng 
Massa Beban Gantung : 22,2 gram 
Tabel 9.3 Data kelereng
Pengukuran  Alat Ukur yang Digunakan
Ke 
Jangka Sorong  Mikrometer Skrup  Mistar
(d±0,005)mm  (t±0,025)mm  (d±0, 5)mm

1  25,40±0,005  25,50±0,025  22±0,025

2  25,45±0,005  25,12±0,025  22±0,025

3  25,40±0,005  25,24±0,025  22±0,025

4  25,45±0,005  25,15±0,025  22±0,025

5  25,40±0,005  25,16±0,025  22±0,025

6  25,45±0,005  25,04±0,025  22±0,025

7  25,40±0,005  25,31±0,025  22±0,025

8  25,40±0,005  25,13±0,025  22±0,025

9  25,40±0,005  25,03±0,025  23±0,025

10  25,30±0,005  25,04±0,025  22±0,025


Gambar 9.1 Proses percobaan pengukuran

Anda mungkin juga menyukai