Anda di halaman 1dari 10

Pengukuran Dan Ketidakpastian

Fachrul Sakti Anggodo (17010029)


Akademi Minyak dan Gas Balongan

ABSTRAK
Pengukuran adalah membandingkan suatu besaran dengan satuan yang dijadikan
sebagai patokan. Dalam fisika pengukuran merupakan sesuatu yang sangat vital. Suatu
pengamatan terhadap besaran fisis harus melalui pengukuran sedangkan ketidakpastian
tersebut antara lain adanya Nilai Skala Terkecil (NST), kesalahan kalibrasi, kesalahan titik
nol, kesalahan pegas, kesalahan paralaks, fluktuasi parameter pengukuran, dan lingkungan
yang mempengaruhi hasil pengukuran, dan karena hal-hal seperti ini pengukuran mengalami
gangguan. Dengan demikian sangat sulit untuk mendapatkan nilai sebenarnya
ABSTRAK
Measurement is comparing a quantity with a unit that is used as a benchmark. In
physics measurement is something very vital. An observation of physical quantities must be
measured, while uncertainties include the presence of the Smallest Scale (NST), calibration
errors, zero point errors, spring errors, parallax errors, fluctuations in measurement
parameters, and environments that affect measurement results, and because of things like this
the measurement has a disturbance. Thus it is very difficult to get the true value
Kata kunci : nilai skala,ketidakpastian,pengkuran,kesalahan,

PENDAHULUAN yang akan terjadi dapat diprediksi dengan


kuat
Suatu pengukuran selalu disertai
oleh ketidakpastian. Beberapa penyebab DASAR TEORI
ketidakpastian, dan karena hal-hal seperti
ini pengukuran mengalami gangguan. Pengukuran adalah
Dengan demikian sangat sulit untuk membandingkan suatu besaran dengan
mendapatkan nilai sebenarnya suatu satuan yang dijadikan sebagai patokan.
besaran melalui pengukuran. Oleh sebab Dalam fisika pengukuran merupakan
itu, setiap pengukuran harus dilaporkan sesuatu yang sangat vital. Suatu
dengan ketidakpastiannya.Ketidakpastian pengamatan terhadap besaran fisis harus
dibedakan menjadi dua,yaitu melalui pengukuran. Pengukuran-
ketidakpastian mutlak dan relatif. Masing pengukuran yang sangat teliti diperlukan
masing ketidakpastian dapat digunakan dalam fisika, agar gejala-gejala peristiwa
dalam pengukuran tunggal dan berualang. yang akan terjadi dapat diprediksi dengan
Pengukuran adalah membandingkan suatu
kuat. Namun bagaimanapun juga ketika
besaran dengan satuan yang dijadikan
kita mengukur suatu besaran fisis dengan
sebagai patokan. Dalam fisika pengukuran
merupakan sesuatu yang sangat vital. menggunakan instrumen, tidaklah
Suatu pengamatan terhadap besaran fisis mungkin akan mendapatkan nilai benar
harus melalui pengukuran. Pengukuran- X0, melainkan selalu terdapat
pengukuran yang sangat teliti diperlukan ketidakpastian.
dalam fisika, agar gejala-gejala peristiwa
ALAT UKUR Pada setiap alat ukur terdapat suatu
nilai skala yang tidak dapat dibagi-bagi
Alat ukur adalah perangkat untuk lagi, inilah yang disebut dengan Nilai
menentukan nilai atau besaran dari suatu Skala Terkecil (NST). Ketelitian alat ukur
kuantitas atau variabel fisis. Pada bergantung pada NST ini.
umumnya alat ukur dasar terbagi menjadi
dua, yaitu alat ukur analog dan digital. Ada
dua sistem pengukuran yaitu sistem analog PARAMETER ALAT UKUT
dan sistem digital. Alat ukur analog Ada beberapa istilah dan definisi
memberikan hasil ukuran yang bernilai dalam pengukuran yang harus dipahami,
kontinyu, misalnya penunjukkan diantaranya:
temperatur yang ditunjukkan oleh skala,
petunjuk jarum pada skala meter, atau 1. Akurasi, kedekatan alat ukur
penunjukan skala elektronik . Alat ukur membaca pada nilai yang sebenarnya dari
digital memberikan hasil pengukuran yang variable yang diukur.
2. Presisi, hasil pengukuran yang
bernilai diskrit. Hasil pengukuran tegangan
dihasilkan dari proses pengukuran, atau
atau arus dari meter digital merupakan derajat untuk membedakan satu
sebuah nilai dengan jumlah digit terterntu pengukuran dengan lainnya.
yang ditunjukkan pada panel display-nya 3. Kepekaan, ratio dari sinyal output
Suatu pengukuran selalu disertai oleh atau tanggapan alat ukur perubahan input
ketidakpastian. Beberapa penyebab atau variable yang diukur.
ketidakpastian tersebut antara lain adanya 4. Resolusi, perubahan terkecil dari
Nilai Skala Terkecil (NST), kesalahan nilai pengukuran yang mampu ditanggapi
kalibrasi, kesalahan titik nol, kesalahan oleh alat ukur.
paralaks, fluktuasi parameter pengukuran, 5. Kesalahan, angka penyimpangan
dan lingkungan yang saling mempengaruhi dari nilai sebenarnya variabel yang diukur.
serta tingkat keterampilan pengamat yang
berbeda-beda. Dengan demikian amat sulit KETIDAKPASTIAN
untuk mendapatkan nilai sebenarnya suatu
Suatu pengukuran selalu disertai
besaran melalui pengukuran. Beberapa
oleh ketidakpastian. Beberapa penyebab
panduan bagaimana cara memperoleh hasil
ketidakpastian tersebut antara lain adanya
pengukuran seteliti mungkin diperlukan
Nilai Skala Terkecil (NST), kesalahan
dan bagaimana cara melaporkan
kalibrasi, kesalahan titik nol, kesalahan
ketidakpastian yang menyertainya.
pegas, kesalahan paralaks, fluktuasi
parameter pengukuran, dan lingkungan
Beberapa alat ukur dasar yang sering yang mempengaruhi hasil pengukuran, dan
digunakan dalam praktikum adalah jangka karena hal-hal seperti ini pengukuran
sorong, mikrometer skrup, barometer, mengalami gangguan. Dengan demikian
neraca teknis, penggaris, busur derajat, sangat sulit untuk mendapatkan nilai
stopwatch, dan beberapa alat ukur besaran sebenarnya suatu besaran melalui
listrik. Masing masing alat ukur memiliki pengukuran. Oleh sebab itu, setiap
cara untuk mengoperasikannya dan juga pengukuran harus dilaporkan dengan
cara untuk membaca hasil yang terukur. ketidakpastiannya. Ketidakpastian
dibedakan menjadi dua,yaitu
ketidakpastian mutlak dan relatif. Masing
Nilai Skala Terkecil masing ketidakpastian dapat digunakan
dalam pengukuran tunggal dan berualang.
• Penulisan hasilnya sebagai:

x = x-bar ± Δx
Ketidakpastian Mutlak

Standar Deviasi
Suatu nilai ketidakpastia yang
disebabkan karena keterbatasan alat ukur
itu sendiri. Pada pengukuran tunggal, Bila dalam pengamatan dilakukan n kali
ketidakpastian yang umumnya digunakan pengukuran dari besaran x dan terkumpul
bernilai setengah dari NST. Untuk suatu data x1, x2, x3, … xn, maka rata-rata dari
besaran X maka ketidakpastian mutlaknya besaran ini adalah:
dalam pengukuran tunggal adalah:

Δx = ½NST

dengan hasil pengukuran dituliskan


sebagai Kesalahn dari nilai rata-rata ini terhadap
nilai sebenarnya besaran x (yang tidak
mungkin kita ketahui nilai benarnya x0)
X = x ± Δx dinyatakan oleh standar deviasi.

Melaporkan hasil pengukuran berulang


dapat dilakukan dengan berbagai cara,
dantaranya adalah menggunakan kesalahan
½ – rentang atau bisa juga menggunakan
standar deviasi.
Standar deviasi diberikan oleh persamaan
diatas, sehingga kita hanya dapat
Kesalahan ½ – Rentang Pada pengukuran
menyatakan bahwa nilai benar dari besaran
berulang, ketidakpastian dituliskan idak
x terletak dalam selang (x – σ) sampai (x +
lagi seperti pada pengukuran tunggal.
σ). Dan untuk penulisan hasil
Kesalahan ½ – Rentang merupakan salah
pengukurannya adalah x = x ± σ
satu cara untuk menyatakan ketidakpastian
pada pengukuran berulang. Cara untuk
melakukannya adalah sebagai berikut: Ketidakpastian Relatif

• Kumpulkan sejumlah hasil Ketidakpastian Relatif adalah


pengukuran variable x. Misalnya n buah, ketidakpastian yang dibandingkan dengan
yaitu x1, x2, x3, … xn hasil pengukuran. Hubungan hasil
• Cari nilai rata-ratanya yaitu x-bar pengukurun terhadap KTP (ketidakpastian)
yaitu:
x-bar = (x1 + x 2 + … + xn)/n
KTP relatif = Δx/x
• Tentukan x-mak dan x-min dari
kumpulan data x tersebut dan
Apabila menggunakan KTP relatif maka
ketidakpastiannya dapat dituliskan
hasil pengukuran dilaporkan sebagai
Δx = (xmax – xmin)/2
X = x ± (KTP relatif x 100%) Misalkan dari suatu pengukuran diperoleh
(a ± Δa) dan (b ± Δb). Kepada kedua hasil
pengukuran tersebut akan dilakukan
Ketidakpastian pada Fungsi Variabel operasi matematik dasar untuk
(Perambatan Ketidakpastian) memperoleh besaran baru.

Jika suatu variable merupakan fungsi dari METODOLOGI


variable lain yng disertai oleh Menyiapkan alat dan bahan yang
ketidakpastin, maka variable ini akan digunakan dalam percobaan kali
diserti pula oleh ketidakpastian. Hal ini ini,menentukan sebuah pengukuran pada
disebut sebagai permbatan ketidakpastian. sebuah bahan yang diujikan yang
Untuk jelasnya, ketidakpastian variable kemudian di teliti lalu dimasukkan dalam
yang merupakan hasil operasi variabel- tabel pengamatan,dalam pengukuran
variabel lain yang disertai oleh dipastikan persiapan awal di cek secara
ketidakpastian akan disajikan dalam tabel benar agar tidak terjadi kesalahan
berikut ini.
DATA DAN PENGOLAHAN DATA

Tabel 1.1
Hasil Pengamatan Data Pengukuran&Ketidakpastian

Bahan S D S P L
OD (m) ID (m) OD ID (m)
Pipa A 0.021 0.012 7 6 0.07035
Pipa B 0.026 0.022 3 9 0.10035
Pipa C 0.032 0.028 2 9 0.130325

Bahan Ṕ P V
OD (M) ID (M) OD (M) ID(M) (m³)
Pipa A 0,0235 0,0123 0,026 0,036 0,167
Pipa B 0,02615 0,0224 0,026 0,022 0,791
Pipa C 0,032 0,2845 0,034 0,028 0,582

∆p = ½ x ketelitian (m) keterangan :


= ½ x 5.10-5 OD = Outside diameter
= 0,00005 m ID = Inside diameter
SD = Skala Dasar
SP = Skala Pembantu

a. Pengolahan data daripengukuran pipa A adalahsebagaiberikut

Diketahui :

SD OD = 0.021 m
SD ID = 0.012 m
SP OD =7
SP ID =6
L = 0.07035 m
Ketelitian = 5.10-5 m
∆p = 2.5 x 10-6 m

Ditanya :

Ṕ OD =…?
Ṕ OD2 =…?
Ṕ ID =…?
Ṕ ID2 =…?
P OD =…?
P ID =…?
V =…?

Jawab :

Ṕ OD = SD OD + (SP OD x ketelitian)
= 0.021 + ( 7 x 5.10-5 )
= 0.0235 m
Ṕ OD2 = (Ṕ OD)2
= (0.0235)2
= 0.276125 m²
Ṕ ID = SD ID + (SP ID x ketelitian)
= 0.012 + (6 x 5.10-5)
= 0.0123m
Ṕ ID2 = (Ṕ ID)2
= (0.0123)2
= 0.075645 m²
P OD = Ṕ OD ± ∆p
= 0.0235 ± 2.5 x 10-5 m
P ID = Ṕ ID ± ∆p
= 0.0123 ± 2.5 x 10-5 m
V = ¼ᴨ x (Ṕ ID)2 x L
= ¼(3.14) x (0.0123)2 x 0.07035
= 0.16706 m3
b. Pengolahan data daripengukuran pipa B adalahsebagaiberikut

Diketahui :

SD OD = 0.026 m
SD ID = 0.022 m
SP OD =3
SP ID =9
L = 0.10035 m
Ketelitian = 5.10-5 m
∆p = 2.5 x 10-5 m

Ditanya :
Ṕ OD =…?
Ṕ OD2 =…?
Ṕ ID =…?
Ṕ ID2 =…?
P OD =…?
P ID =…?
V =…?

Jawab :

Ṕ OD = SD OD + (SP OD x ketelitian)
= 0.026 + ( 3 x 5.10-5 )
= 0.2615m
Ṕ OD2 = (Ṕ OD)2
= (0.2615)2
= 0.683822 m²
Ṕ ID = SD ID + (SP ID x ketelitian)
= 0.022 + (9 x 5.10-5)
= 0.02245 m
Ṕ ID 2
= (Ṕ ID)2
= (0.02245)2
= 0.5040025 m²
P OD = Ṕ OD ± ∆p
= 0.02615 ± 2.5 x 10-5 m
P ID = Ṕ ID ± ∆p
= 0.02245 ± 2.5 x 10-5 m
V = ¼ᴨ x (Ṕ ID)2 x L
= ¼(3.14) x (0.02245)2 x 0.10035
= 0.07906 m3
c. Pengolahan data daripengukuran pipa C adalahsebagaiberikut

Diketahui :

SD OD = 0.032 m
SD ID = 0.028 m
SP OD =2
SP ID =9
L = 0.130325 m
Ketelitian = 5.10-5 m
∆p = 2.5 x 10-5 m

Ditanya :

Ṕ OD =…?
Ṕ OD2 =…?
Ṕ ID =…?
Ṕ ID2 =…?
P OD =…?
P ID =…?
V =…?
Jawab :

Ṕ OD = SD OD + (SP OD x ketelitian)
= 0.032 + ( 2 x 5.10-5 )
= 0.032 m
Ṕ OD2 = (Ṕ OD)2
= (0.032)2
= 0.001 m
Ṕ ID = SD ID + (SP ID x ketelitian)
= 0.028 + (9 x 5.10-5)
= 0.2845 m
Ṕ ID2 = (Ṕ ID)2
= (0.2845)2
= 0.8094 m²
P OD = Ṕ OD ± ∆p
= 0.032 ± 2.5 x 10-5 m
P ID = Ṕ ID ± ∆p
= 0.2845 ± 2.5 x 10-5 m
V = ¼ᴨ x (Ṕ ID)2 x L
= ¼(3.14) x (0.8094)2 x 0.130325
= 0.5821 m3

d. Data terbaikdaripengukuranketiga pipa adalahsebagaiberikut :

∑Ṕ OD = Ṕ OD1 + Ṕ OD2 + Ṕ OD3


= 0.0235 + 0.2615 + 0.032
= 0.8165 m
∑Ṕ OD2 = (Ṕ OD1)2 + (Ṕ OD2)2 + (Ṕ OD3)2
= (0.276125)2 + (0.683822)2 + (0.1024)2
= 0.2233 m
∑Ṕ ID = Ṕ ID1 + Ṕ ID2 + Ṕ ID3
= 0.0123 + 0.02245 + 0.2845
= 0.0632 m
∑Ṕ ID2 = (Ṕ ID1)2 + (Ṕ ID2)2 + (Ṕ ID3)2
= (0.075645)2 + (0.5040025)2 + (0.8094)2
= 0.14647 m

POD =

=
= 0 .74436m
PID =

=
= 0.48823 m
∆Ṕ OD =

=
= 0.01928 m
∆Ṕ ID =

=
= 0.01568 m
(Ṕ+∆p) OD = Ṕ OD + ∆ṔOD
= 0.8165 + 19.282 x 10-3
= 0.1009 m
(Ṕ-∆p) OD = Ṕ OD + ∆ṔOD
= 0.8165–19.282 x 10-3
= 0.3368 m
(Ṕ+∆p) ID = Ṕ ID + ∆ṔID
= 0.0632 + 15.608 x 10-3
= 0.7881 m
(Ṕ-∆p) ID = Ṕ ID + ∆ṔID
= 0.0632 – 15.608 x 10-3
= 0.4759 m
Jadi, data terbaik pengukuran outside diameter (OD) pipa
berkisar100.932×10¯⁶sampai dengan63,368×10¯⁶. lalu data terbaik pengukuran inside
diameter (ID) pipa berkisar78.808×10¯⁶ sampai dengan47.592×10¯⁶ m.

Tabel 1.2
Hasil Pengolahan Data Pengukuran&Ketidakpastian

Bahan S D S P L
OD (m) ID (m) OD ID (m)
Pipa A 0.021 0.012 7 6 0.07035
Pipa B 0.026 0.023 3 9 0.100035
Pipa C 0.032 0.028 2 9 0.130325

Bahan Ṕ P V
OD ( m ) ID (m ) OD ( m ) ID ( m ) ( m² )
Pipa A 0.0235 0.0123 0,026 0,036 0.167
Pipa B 0.02615 0.0224 0,026 0,022 0.791
Pipa C 0.032 0.02845 0,034 0,028 0.582
∑ 0.816 0.063
∑² 0.223 0.146
Rata – rata 1,12065 0.5282
GRAFIK 1.1
HubunganInide Diameter (ID) dengan Volume (V)

PEMBAHASAN 1. Alat ukur yang digunakan adalah


jangkasorong
Pengukuran yang dilakukan 2. Alat hitung yang digunakan yaitu
dalam percobaan ini yaitu menghitung kalkulator scienfic
panjang Pipa dengan menggunakan Jangka 3. Bahan yang digunakan adalah pipa
Sorong dengan satuan meter (m). beraneka ukuran
mengukur panjang adalah termasuk 4. Pengukuran dan ketidak pastian
besaran skalar karena panjang tidak kita dapat mengolah data untuk
memiliki arah hanya memiliki nilai tetapi dijadikan kajian dan untuk
hanya memiliki nilai. menulisnya harus sesuai dengan
Pada percobaan kali ini diperoleh rumus rumus yang ada didalam
hasil panjang diameter luar (Outside ilmu fisika
Diameter) Pipa A adalah0.0235 m, 5. Kegunaan dan fungsi jangkasorong
diameter dalam (Inside Diameter) Pipa A adalah untuk mengukur suatu
adalah 0.0123 m dan panjang Pipa A benda dari siluar dengan cara diapit
adalah 0..167 m. panjang diameter luar dan untuk pengukur
(Outside Diameter) Pipa B adalah 0.02615 kedalaman,celah lambang pada
m, diameter dalam (Inside Diameter) Pipa suatu benda
B adalah 0.0224 m dan panjang Pipa B 6. Pada kehidupan sehari hari kita pasti
adalah 0.791 m. Serta Panjang diameter beratkaitannya dengan pengukuran
luar (Outside Diameter) Pipa C adalah dan ketidakpastian
0.032 m, diameter dalam (Inside Diameter) 7. Hubungan pengukuran dengan
Pipa C adalah 0.2845 m dan panjang Pipa perminyakan yaitu mengukur
C adalah0.582 m. diameter pipa bor yang akan
Pada percobaan pengukuran dimsukan kedalam tanah
menggunkan jangkasorong ini terdapat 8. Pengukuran tunggal adalah
beberapa kesalahan, di antaranya: ketidakpastian yang diakukan suatu
1. Kurang memahami prosedur kesalahan pada suatu objek
9. Mencatatkan kembali hasil
KESIMPULAN pengamatan pada suatu laporan
resmi tulis dan ketik dengan waktu
yang telah ditentukan
10. Diluar perminyakan juga
pengukuran dan ketidakpastian
sering digunakan oleh orang banyak

REFERENSI

[1] Agriandita, Isnani. Yanasari. 2018.


ModulPraktikumFisikaDasar.Indramay
u :AkamigasBalongan.
[2] Hayadi.Bambang.2008.”BSEfisika
untuk SMA/MA kelas
XII”.Jakarta:Departemen Pendidikan
Nasional

(https://www.scribd.com/doc/1876
70585/laporan-tetap-pengukuran-d

Anda mungkin juga menyukai