Anda di halaman 1dari 12

ANALSIS PETROFISIKA RESERVOIR BATUPASIR FORMASI AIR

BENAKAT, BERDASARKAN DATA LOG, PADA LAPANGAN “PT”,


SUMATERA SELATAN

Oleh :
Andri Yunafrison1), Mustafa Luthfi2), Nyoman Witasta3) dan Mahesa Sufi4)
ABSTRAK
Cekungan Sumatera Selatan merupakan salah satu daerah cekungan di Indonesia yang
memiliki potensi hidrokarbon cukup besar, berdasarkan petroleum system play Sumatera Selatan
terdapat beberapa reservoir yang teridentifikasi salah satunya yang terdapat di Formasi Air
Benakat yang membentuk reservoir-reservoir tipis di dalam batupasirnya. Formasi Air benakat
merupakan target dari penelitian ini yang termasuk kedalam lapangan “PT”. Tujuan dari
penelitian ini adalah untuk mengetahui sifat fisik reservoir meliputi clay volume (Vcl), porositas
(Ф), saturasi air (Sw), dan permeabilitas (K), yang pada akhirnya dapat ditentukan zona prospek
reservoir hidrokarbon di 3 sumur pada lapangan “PT”. Metode yang digunakan adalah metode
analisis kualitatif dan kuantitatif. Berdasarkan analisis kualitatif untuk menentukan suatu zona
permeable yang diidentifikasi berdasarkan log gamma ray dan di korelasi dari 3 sumur terdapat
5 zona yaitu sand 1, sand 2, sand 3, sand 4, dan sand 5.Sedangkan untuk analisis kuantitatif
dilakukan pada perhitungan sifat fisik reservoir yaitu volume clay dilakukan dengan
menggunakan log gamma ray, porositas efektif dilakukan dengan menggunakan gabungan log
densitas dan log neutron, saturasi air menggunakan log resistivitas dengan persamaan simandoux
dan permeabilitas menggunakan persamaan timur. Setelah itu maka ditentukan zona prospek
hidrokarbon. Dari hasil perhitungan meliputi Vclay, Porositas, Saturasi Air dan Permeablitias,
zona prospek pada daerah penelitian adalah zand 2 yang memiliki nilai rata – rata Vclay sebesar
20%, Porositas dengan nilai rata – rata 22%, kemudian Saturasi Air dengan nilai rata – rata 34%,
dan Permeabilitas dengan nilai rata rata 400mD.
Kata Kunci : Petroleum System Play, Formasi Air Benakat, Reservoir.

I. PENDAHULUAN Enim, dan Formasi Talangakar-Formasi


I.1 Latar Belakang Air Benakat yang membentuk reservoir-
Minyak dan Gas Bumi (migas) reservoir tipis di dalam batupasirnya.
tersimpan dialam dalam perangkap yang Pada proses pengembangan suatu
berupa batuan berpori yang disebut lapangan minyak dan gas bumi banyak
batuan reservoir. Untuk memprediksi sekali data-data bawah permukaan yang
cadangan fluida migas dan jumlah fluida harus dikumpulkan dan dianalisa oleh
yang diproduksi perlu dilakukan karena itu untuk menentukan apakah
evaluasi terhadap kondisi suatu suatu lapangan layak untuk
reservoar. Lapangan minyak dan gas dikembangkan atau bahkan
bumi di Indonesia mencakup seluruh ditinggalkan. Salah satu data yang
pulau-pulau besar, salah satunya adalah dibutuhkan adalah analisis petrofisika
pulau Sumatera, contohnya yang untuk mengetahui kandungan lempung
terdapat pada Cekungan Sumatera (Volume Clay), kandungan porositas,
Selatan. Berdasarkan petroleum system permeabilitas, , dan saturasi air yang
play Sumatera Selatan terdapat beberapa terkandung pada lapangan apakah
reservoir yang teridentifikasi yaitu ekonomis atau tidak untuk
batugamping pada Formasi Baturaja, dikembangkan.
trap antiklinorium pada Formasi Muara

Program Studi Teknik Geologi, Fakultas Teknik, Universitas Pakuan. 1


I.2 Tujuan Penelitian II. TINJAUAN PUSTAKA
Adapun tujuan dari penelitian ini yaitu , Reservoir merupakan salah satu bagian
Menentukan parameter fisika batuan dalam sistem petroleum yang merupakan
(Petrofisika) serta zona prospek tempat terakumulasinya hidrokarbon dan
hidrokarbon berdasarkan nilai air di bawah permukaan tanah. Batuan
Kandungan Lempung (Vclay) , Saturasi reservoir adalah batuan yang mampu
Air, Porositas dan Permeabilitas pada menyimpan dan mengalirkan
lapangan “PT”. hidrokarbon sehingga batuan tersebut
harus memiliki porositas dan
permeabilitas. Sifat- sifat/ karakterisik
1.3 Batasan Masalah batuan yang penting untuk analisis log
Pembatasan masalah dalam penelitian adalah porositas, kejenuhan air, dan
ini hanya parameter petrofisika untuk permeabilitas. Untuk mengetahui
mengetahui Kandungan Lempung, karakteristik dan jenis litologi di bawah
Saturasi Air, Porositas dan Permeabilitas permukaan dapat dilakukan dengan
dengan menggunakan data Well Log melakukan well logging baik openhole
yaitu Log Gamma Ray, Log Resistivity, logging maupun casedhole logging. Well
dan Log Porositas (Density dan logging merupakan suatu teknik untuk
Neutron). mendapatkan data bawah permukaan
dengan menggunakan alat ukur yang
dimasukkan ke dalam lubang sumur,
1.4 Metode Penelitian untuk mengevaluasi formasi dan
identifikasi ciri - ciri batuan di bawah
Penelitian dilakukan dengan permukaan. Tujuan well logging adalah
pengumpulan data primer berupa data untuk mendapatkan informasi litologi,
well log dan data sekunder berupa porositas, resistivitas, dan kejenuhan
literature, laporan sumur dengan hidrokarbon. Sedangkan tujuan utama
pengolahan data menggunakan software penggunaan log - log yang merekam
Interactive Petrophysic dengan bentuk/ defleksi kurva selama well
mengikuti diagram alir pada (Gambar logging adalah untuk menentukan zona
1). lapisan permeabel dan impermeabel,
memperkirakan kuantitas minyak dan
gas bumi dalam suatu reservoir. Log
adalah suatu grafik kedalaman (dalam
waktu) dari satu set yang menunjukkan
parameter fisik, yang diukur secara
berkesinambungan dalam sebuah sumur
(Harsono, 1997). Ada 4 tipe atau jenis
log yang biasanya digunakan dalam
interpretasi, yaitu:
1. Log Listrik
Log listrik merupakan suatu jenis
log yang digunakan untuk
mengukur sifat kelistrikan batuan,
Gambar 1. Diagram alir analisa
yaitu resistivitas atau tahanan jenis
batuan dan potensial diri dari
batuan, yaitu :

Program Studi Teknik Geologi, Fakultas Teknik, Universitas Pakuan. 2


Log Spontaneous Potential (SP) (K) yang secara kontinu
Log SP adalah rekaman perbedaan memancarkan sinar gamma dalam
potensial listrik antara elektroda di bentuk pulsa - pulsa energi radiasi
permukaan dengan elektroda yang tinggi.
terdapat di lubang bor yang Secara khusus, log GR berguna
bergerak naik – turun. Supaya SP untuk mendefinisi lapisan
dapat berfungsi maka lubang harus permeabel di saat SP tidak berfungsi
diisi oleh lumpur konduktif. Log karena formasi yang resistif atau
SP ini digunakan untuk bila kurva SP kehilangan
mengidentifikasi lapisan permeabel, karakternya (Rmf = Rw) atau juga
mencari batas-batas lapisan ketika SP tidak dapat direkam
permeabel dan korelasi antar karena lumpur yang digunakan tidak
sumur berdasarkan lapisan itu, konduktif. Secara umum fungsi dari
menentukan nilai resistivitas air Log GR antara lain adalah untuk
formasi (Rw), serta memberikan mengevaluasi komposisi serpih,
indikasi kualitatif pada lapisan bijih mineral radioaktif, lapisan
serpih. mineral yang bukan radioaktif,
Log Resistivitas korelasi log pada sumur
Log resistivitas merupakan berselubung, dan korelasi antar
rekaman yang dihasilkan dari sumur untuk analisis elektrofasies.
pengukuran tahanan jenis batuan 3. Log Porositas
atau suatu kemampuan batuan untuk Log porositas digunakan untuk
menghambat jalannya arus listrik mengetahui karakteristik/ sifat dari
yang mengalir melalui batuan litologi yang memiliki pori, dengan
tersebut. Log Resistivitas digunakan memanfaatkan sifat – sifat fisika
untuk mendeterminasi zona batuan yang didapat dari sejumlah
hidrokarbon dan zona air, interaksi fisika di dalam lubang bor.
mengindikasikan zona permeabel Log densitas merekam secara
dengan mendeteminasi porositas menerus dari densitas bulk formasi.
resistivitas, karena batuan dan Secara geologi densitas bulk adalah
matrik tidak konduktif, maka fungsi dari densitas total dari
kemampuan batuan untuk mineral- mineral pembentuk batuan
menghantarkan arus listrik misalnya matriks, dan volume dari
tergantung pada fluida dan pori. fluida bebas yang mengisi pori
2. Log Radioaktif (Rider, 2002).
Pada prinsipnya log ini menyelidiki Log neutron merekam indeks
intensitas radioaktif mineral yang hidrogen (HI) dari formasi. HI
berkomposisi radioaktif dalam suatu merupakan indikator kelimpahan
lapisan batuan dengan komposisi hidrogen dalam formasi,
menggunakan suatu radioaktif dengan asumsi atom H berasal dari
tertentu. HC atau air. Karena minyak dan air
Log Gamma Ray mempunyai jumlah hidrogen per
Prinsip log sinar gamma adalah unit volume yang hampir sama,
perekaman radioaktif alami bumi. neutron akan memberikan
Radioaktif sinar gamma berasal dari tanggapan porositas cairan dalam
3 unsur radioaktif yang berada formasi bersih, akan tetapi neutron
dalam tubuh batuan seperti Uranium tidak dapat membedakan antara
(U), Thorium (Th), dan Potasium atom hidrogen bebas dengan atom

Program Studi Teknik Geologi, Fakultas Teknik, Universitas Pakuan. 3


hidrogen yang secara kimia terikat III. HASIL DAN PEMBAHASAN
pada mineral batuan, sehingga Pada daerah penelitian keterdapatan data
tanggapan neutron pada formasi berjumlah 3 sumur utama yaitu sumur
serpih yang banyak berkomposisi AY-1,sumur AY-2,dan sumur AY-3,
atom hidrogen di dalam susunan kelengkapan data bisa dilihat pada
molekulnya seolah - olah (Tabel 1) dan basemap untuk
mempunyai porositas yang lebih menunjukan keberadaan posisi sumur
tinggi. (Gambar 2)
4. Log Akustik berupa Log Sonik
Log sonik mengukur kemampuan Tabel 1 Kelengkapan data sumur
formasi untuk meneruskan
gelombang suara. Secara kuantitatif,
log sonik dapat digunakan untuk
mengevaluasi porositas dalam
lubang yang terisi fluida, dalam
interpretasi seismik dapat digunakan
untuk menentukan interval
velocities dan velocity profile,
selain itu juga dapat dikalibrasi
dengan penampang seismik.
Secara kualitatif dapat digunakan
untuk mendeterminasi variasi
tekstur dari lapisan pasir - serpih. Gambar 2 Basemap daerah penelitian
Log ini juga dapat digunakan untuk
Analisis petrofisika merupakan salah
identifikasi litologi, mungkin juga
satu proses yang penting dalam usaha
dalam penentuan batuan induk,
untuk mengetahui karakteristik suatu
kompaksi normal, overpressure, dan
reservoir. Analisa petrofisika diawali
dalam beberapa kasus dapat
oleh perolehan data bawah permukaan
digunakan untuk identifikasi
melalui proses well logging pada lubang
rekahan (fractures) (Rider, 2002).
pengeboran.
5. Log Kaliper
Alat kaliper berfungsi untuk Untuk melakukan analisa petrofisika
mengukur ukuran dan bentuk diperlukan beberapa analisis penting
lubang bor. Alat mekanik batuan dalam suatu formasi, diantaranya
sederhana kaliper mengukur profil adalah
vertikal diameter lubang. Log 1. Analisis kualitatif berupa
kaliper digunakan sebagai menentukan zonasi reservoar
kontributor informasi untuk keadaan 2. Analisis kuantitatif menentukan
litologi. Selain itu, log ini juga kandungan lempung, porositas,
digunakan sebagai indikator zona saturasi air, dan permeabilitas
yang memiliki permeabilitas dan
porositas yang bagus yaitu batuan 3.1 Analisis Kualitatif
reservoir dengan terbentuknya kerak Analisa kualitatif bertujuan untuk
lumpur yang berasosiasi dengan log menentukan zona permeable dan non
sinar gamma, perhitungan tebal permeable, korelasi antar tiap – tiap
kerak lumpur, pengukuran volume sumur dan mengenali lapisan yang
lubang bor dan pengukuran volume diharapkan. Lapisan permeable dapat
semen yang dibutuhkan. diidentifikasikan dengan Log gamma

Program Studi Teknik Geologi, Fakultas Teknik, Universitas Pakuan. 4


ray, dikarenakan log gamma ray Dengan menggunakan persamaan 1
mendeteksi unsur radioaktif pada batuan, dibawah ini.
Unsur radioaktif pada umumnya bernilai
tinggi terdapat pada shale/clay dan
sedikit sekali terdapat dalam sandstone,
limestone, dolomite, coal, gypsum, dan
lain lain. Oleh karena itu dicarilah zona
permable berdasarkan nilai log gamma
ray yang rendah. Dalam hal tersebut Gambar 3 Pemodelan
daerah penelitian dibagi menjadi 5 zona. untuk menghitung Vclay
(Anonim,2008)
(Tabel 2)
Vclay = ( persamaan1 )
Tabel 2 Pembagian zonasi
Keterangan :
Vclay : Volume Clay / Jumlah Kandungan
Lempung
Grlog : Bacaan Kurva Log Gamma Ray
Grmin : Bacaan Kurva Log Gamma Ray
Minimum
Grmax : Bacaan Kurav Log Gamma Ray
Maximum
Evaluasi ini diperlukan untuk
3.2 Analisis Kuantitatif mengetahui kadar lempung pada
formasi. Keberadaan lempung dalam
Analisa kuantitatif adalah untuk mencari formasi akan mempengaruhi
sifat fisik batuan secara perhitungan, perhitungan porositas formasi
dalam analisa kuantitatif mencari nilai dikarenakan jika kandungan lempung
kandungan evaluasi kandungan lebih banyak akan mempengaruhi pori-
lempung,porositas,saturasi air, dan pori atau ruang didalam suatu reservoir.
permeabilitas. Hasil perhitungan lengkap bisa dilihat
3.2.1 Penentuan Kandungan pada (Tabel 3).
Lempung
Tabel 3 Hasil Perhitungan Kandungan
Perhitungan kandungan lempung Lempung
dalam suatu formasi dapat dicari
dengan menggunakan indikator tunggal
yaitu log gamma ray . Log Gamma Ray
(GR) adalah yang sering digunakan
karena log ini mengukur tingkat
radioaktifitas formasi, umumnya
semakin tinggi GR semakin tinggi pula
Vcl. Karena dalam Clay secara relatif
lebih banyak dijumpai mineral-mineral 3.2.2 Penentuan Porositas
radioaktif seperti potasium (K),Thorium Bertujuan untuk mengetahui porositas
(Th), Uranium (U). Jadi Log Gamma sebenarnya dari formasi batuan dengan
Ray sangat memiliki kapabilitas untuk menggunakan model porositas densitas
mengukur derajat kandungan lempung di – neutron. Ada dua nilai porositas
dalam lapisan batuan(Gambar 3). yang didapat pada analisa petrofisika,
yaitu porositas total (PHIT), dan

Program Studi Teknik Geologi, Fakultas Teknik, Universitas Pakuan. 5


porositas efektif (PHIE). Porositas total formasi (semakin banyak elektron yang
merupakan pembacaan log porositas ditangkap maka semakin tinggi densitas
atas respon terhadap ruang kosong di formasi dan sebaliknya). Berikut
antara batuan yang berisi sejumlah air merupakan perhitungan porositasnya
bebas pada formasi, dan hidrokarbon. dengan persamaan rumus dibawah ini.
Sedangkan porositas efektif merupakan Porositas densitas (ɸd) (persamaan 2)
pembacaan log porositas atas respon
terhadap ruang yang saling berhubungan ɸd =
di antara batuan yang berisi hidrokarbon.
Keterangan:
Pada evaluasi porositas, terdapat dua ρma : Densitas matriks batuan,
tahap koreksi yang dilakukan pada log (gr/cc) (lihat Tabel 6.6)
densitas, dan neutron. Tahap pertama ρb : Densitas matriks batuan dari
pembacaan log density (gr/cc)
adalah koreksi terhadap kandungan
ρf : Densitas fluida batuan (1,15
lempung, dan yang kedua adalah koreksi gr/cc untuk fluida salin)
terhadap pengaruh hidrokarbon. Setelah
dua tahap koreksi ini dilakukan, dengan Tabel ini merupakan nilai kandungan
menggunakan model porositas neutron- densitas matriks batuan dari berbagai
densitas, maka akan didapatkan nilai litologi. Nilai ini konstan untuk
porositas akhir. Setelah nilai kandungan digunakan dalam formula porositas
lempung didapatkan, maka log densitas densitas. Reservoir pada daerah
dikoreksi dengan menggunakan rumusan penelitian merupakan batupasir sehingga
Berdasarkan ukuran serta kualitas, disini menggunakan densitas matriks
porositas pada batuan reservoar dapat batuan berupa batupasir.(Tabel 5)
dibedakan seperti pada (Tabel 4). Tabel 5 Densitas fluida dari berbagai
Tabel 4 Ukuran porositas dan kualitas litologi (Schlumberger, 1972)
(Koesoemadinata, 1978)

Setelah itu untuk menentukan nilai


porositas neutron dapat dilihat dari
Jika menghitung porositas total dan
pembacaan pengukuran ion hidrogen
porositas efektif berdasarkan dari log
fluida pengisi formasi bersih pada log
maka dapat digunakan dengan cara
neutron dapat langsung digunakan
mencari porositas densitas dan porositas
karena besarnya porositas dianggap
neutron. Maka tahapan pertama
sama dengan jumlah ion hidrogen fluida
menentukan porositas densitas dari
yang mengisi pori batuan. Log neutron
pembacaan Log density yang membaca
akan membaca Hydrogen Index yang
fungsi dari densitas batuan, prinsip dari
terkandung dalam batuan dengan
log ini adalah dengan menembakan sinar
menembakan neutron kedalam formasi,
gamma kedalam formasi, sinar gamma
dimana semakin tinggi kandungan
tersebut akan menendang elektron keluar
hidrogennya maka neutron yang
dan ditangkap oleh detektor dalam
dipantulkan kembali kedalam logging
logging tools, banyaknya jumlah
tools akan semakin sedikit (log neutron
elektron yang ditangkap oleh detektor
menunjukan nilai yang rendah) dan
merupakan fungsi dari nilai densitas

Program Studi Teknik Geologi, Fakultas Teknik, Universitas Pakuan. 6


sebaliknya ketika kandungan hidrogen resistivity water (Rw) dimana untuk
pada formasi sedikit maka jumlah mengetahui kandungan air dalam suatu
neutron yang dipantulkan kembali formasi. Didalam daerah terinvasi Rw
kedalam logging tools akan semakin digantikan oleh Rmf, karena air
banyak (log neutron menunjukan nilai formasi didesak keluar oleh fluida
yang tinggi). Sehingga perhitungan yang tersaing dari lumpur pada saat
porositas bisa langsung menggunakan pemboran, yang disebut mud filtrate.
persamaan rumus dibawah ini : Untuk mendapatkan harga Rmf pada
Porositas Densitas-Neutron (Øe) (persamaan 3) formasi di kedalaman tertentu, maka
harus diketahui temperatur formasi
ɸ ɸ dengan rumus (Harsono, 1997):
Øefektif =
( )
= + (persamaan 4)
Dari hasil perhitungan diatas digunakan
nilai kandungan porositas efektif pada Keterangan :
Tf : Temperatur formasi (°C)
daerah penelitian memiliki nilai yang Df : Kedalaman formasi (Depth
beragam, dalam hal ini ada beberapa Formation)
faktor yang mempengaruhi yaitu ukuran ST : Temperatur permukaan (°C)
butir,bentuk butir, sementasi, kompaksi, TD : Kedalaman total (Total Depth)
dan distribusi penyusun batuannya. BHT : Temperatur dasar sumur (Bore Hole
Temperature)
Berdasarkan parameter porositas dan
Setelah temperature formasi didapat
kualitas berdasarkan koesoemadinata
dilakukan suatu koreksi terhadap
(1978) pada daerah penelitian memiliki
penentuan Rmf dengan menggunakan
kualitas sangat baik – istimewa. Hasil
rumus persamaan:
lengkap perhitungan bisa dilihat pada
( , )
(Tabel 6). =
( , )
(persamaan 5)
Tabel 6 Hasil Perhitungan Porositas Keterangan :
Sumur Zona Top (mMD) Bottom (mMD) Gross (m) Net (m) N/G (%) Porosity (%) Rmf : Tahanan jenis mud filtrat pada
Sand 1 164 187 23 10 43 20
Sand 2 227 266 39 26 66 21 kedalaman tertentu (ohm)
AY 1 Sand 3
Sand 4
274
310
296
318
22
8
12
3
54
16
20
25
TS : Suhu fpermukaan (°C)
Sand 5 332 350 18 11 61 23 TF : Suhu formasi (°C)
Sand 1 175 197 22 14 63 24
Sand 2 259 289 30 21 70 23 Ri : Rmf di permukaan diliat dari log
AY 2 Sand 3
Sand 4
299
331
316
343
17
12
5
5
29
41
22
27
header
Sand 5
Sand 1
359
130
380
154
21
24
6
12
28
58
24
28
Setelah nilai resistivitas lumpur
AY 3 Sand 2
Sand 3
246
287
279
308
33
21
22
3
66
14
22
25
terkoreksi, maka nilai tersebut
dimasukan kedalam perhitungan
3.2.3 Penentuan Saturasi Air
resistivitas air dengan persamaan rumus
Penentuan saturasi air berdasarkan sebagai berikut :
membaca pada log resistivity, log ini
= (persamaan 6)
membaca nilai resistivitas dari suatu
fluida pada lapisan batuan sehingga jika Rw : Resistivitas Water
kandungan fluidanya sama maka log Rmf : Tahanan jenis mud filtrat pada
resistivitasnya akan menunjukan nilai kedalaman tertentu (ohm)
Rt : Resistivitas sebenarnya
yang sama dan jika suatau fluida Rxo :Resistivitas formasi pada zona
mengandung hidrokarbon maka akan terinvasi
menunjukan nilai resistivitas tinggi dan Setelah Rw didapat barulah mencari
semakin rendah akan terbaca sebagai kandungan saturasi air dengan
water yang memiliki resistivitas rendah. menggunakan persamaan rumus
Dalam hal ini ditentukan terlebih dahulu simandoux, karna pada daerah penelitian

Program Studi Teknik Geologi, Fakultas Teknik, Universitas Pakuan. 7


adalah Shaly Sand Formation yang kekentalan sebesar satu centipoises
digunakan untuk menunjukkan bahwa mengalir dalam tabung berpenampang
suatu formasi tidak hanya mengandung sebesar satu centimeter persegi di bawah
pasir saja, tetapi terdapat shale/clay pada gradien tekanan satu atmosfer per
kandungan pasirnya (Crain, E. R., 2012). centimeter persegi (Adi Harsono, 1997).
Dibawah ini merupakan rumus Kenyataan menunjukkan bahwa satuan
perhitungan saturasi air berdasarkan satu Darcy terlalu besar, sehingga
persamaan Simandoux : digunakan satuan yang lebih kecil yaitu
(persamaan 7) milidarcy (mD). Berbeda dengan
porositas, Lalu batas litologi yang
Sw=
, .


− − ∫ digunakan adalah nilai permeabilitas
ɸ . minimum absolute 1mD. Sehingga
dengan penetapan nilai ini dapat dicari
Keterangan : hubungan antara permeabilitas dengan
Sw : Saturasi air parameter petrofisika. Pada tugas akhir
Rw : Resistivitas air formasi ini, nilai permeabilitas dihitung dengan
Rt : Resistivitas formasi
ɸe : Porositas efektif
menggunakan Persamaan Permeabilitas
Vsh : Volume shale Timur yang menghubungkan nilai
Rsh : Resistivity shale permeabilitas dengan nilai saturasi air
Dari hasil perhitungan diatas diperoleh dan porositas, hal ini memperlihatkan
nilai kandungan saturasi air pada daerah klasifikasi kandungan permeabilitas
penelitian yang memiliki nilai yang buruk hingga sangat baik, dapat
kandungan yang beragam hal ini terdapat dilihat pada tabel (Tabel 8).
beberapa faktor yang mempengaruhi
Tabel 8 Klasifikasi Permeabilitas
saturasi fluida reservoar yaitu ukuran (Koesoemadinata, 1978)
dan distribusi pori-pori batuan,
ketinggian di atas free water level, dan
adanya perbedaan tekanan kapiler. Hasil
lengkap perhitungan bisa dilihat pada
(Tabel 7).
Tabel 7 Hasil Perhitungan Saturasi Air
Pada tugas akhir ini dalam perhitungan
permeabilitas menggunakan rumus
permeabilitas timur dapat dilihat pada
persamaan rumus dibawah ini :
.
K = 8581 (persamaan 8)

Dari pehitungan diatas didapat nilai


permeabilitas yang beragam hal ini
3.2.4 Penentuan Permeabilitas umumnya sangat tergantung pada
ukuran butiran batuan. Sedimen butiran
Permeabilitas adalah suatu pengukuran besar dengan pori- pori besar
yang menyatakan tingkat kemudahan mempunyai permeabilitas tinggi,
dari fluida untuk mengalir di dalam sedangkan batuan berbutir halus dengan
formasi suatu batuan (Adi Harsono, pori-pori kecil akan mempunyai
1997) satuannya adalah darcy. Satu permeabilitas rendah. Hasil lengkap bisa
darcy didefinisikan sebagai dilihat pada (Tabel 9)
permeabilitas dari fluida sebesar satu
centimeter kubik per detik dengan

Program Studi Teknik Geologi, Fakultas Teknik, Universitas Pakuan. 8


Tabel 9 Hasil Perhitungan Permeabilitas
Dibawah ini merupakan beberapa data
Sumur Zona Top (mMD) Bottom (mMD) Gross (m) Net (m) N/G (%) Permeabilty (mD)
Sand 1 164 187 23 10 43 124

histogram untuk menentukan nilai cut-


Sand 2 227 266 39 26 66 842
AY 1 Sand 3 274 296 22 12 54 80
Sand 4 310 318 8 3 16 89
Sand 5
Sand 1
332
175
350
197
18
22
11
14
61
63
75
112
off :
Sand 2 259 289 30 21 70 108
AY 2 Sand 3 299 316 17 5 29 105
Sand 4 331 343 12 5 41 96
Sand 5 359 380 21 6 28 58
Sand 1 130 154 24 12 58 135
AY 3 Sand 2 246 279 33 22 66 250
Sand 3 287 308 21 3 14 112

3.2.5 Penentuan Nilai Penggal (Cut


Off)
Setelah semua nilai parameter
petrofisika (porositas, kandungan Gambar 4 Contoh Histogram Kandungan
lempung, permeabilitas, saturasi air) Lempung (Vclay) pada sumur AY-2
didapat, langkah selanjutnya adalah
menentukan zona reservoir, dan zona
produktif yang dilakukan secara manual.
Dalam menentukan zona produktif,
diperlukan batas-batas zona berupa batas
litologi dan batas fluida. Batas litologi
merupakan suatu batas yang
membedakan antara lapisan batuan yang
berpotensi menjadi reservoir atau tidak.
Pada tugas akhir ini, batas litologi
Gambar 5 Contoh Histogram Porositas
ditetapkan berdasarkan kemampuan pada sumur AY-3
suatu lapisan untuk dapat dialiri fluida.
Lalu batas litologi yang digunakan Proses selanjutnya dari data histogram
adalah nilai permeabilitas minimum tersebut keseluruhan data harus dirata-
absolute 1 mD. Sehingga dengan rata kan untuk menentukan nilai cutt-off
penetapan nilai ini dapat dicari hubungan ,berdasarkan data histogram volume
antara permeabilitas dengan parameter lempung didapat nilai penggal sebesar
petrofisika kandungan lempung, dan 32%, hal ini menentukan kandungan
porositas dalam analisis kandungan data lempung jika lebih dari (>) 32% tidak
yang bisa dijadikan sebagai reservoar. bisa dijadikan sebagai reservoar
Sedangkan batas fluida merupakan suatu (Gambar 4). Begitu pula dengan
batas yang membedakan suatu lapisan porositas didapatlah nilai penggal
produktif atau tidak. Dalam menentukan sebesar 21% (Gambar 5), nilai ini
beberapa cut off porositas,volume menunjukan tingkat kemungkinan yang
lempung serta saturasi air, disini dijadikan sebagai reservoar sehingga
diasumsikan berdasarkan data yang nilai kurang dari (<) 21% kemungkinan
sudah diperoleh dan dibuat histogram tidak bisa dijadikan sebagai reservoar.
untuk menentukan tingkat kemungkinan Sedangkan pada nilai penggal saturasi
zona produktif atau tidaknya data. air di asumsikan nilai yang produktif
Histogram merupakan suatu grafik yang yaitu sebesar 50%. Dalam batuan
ditujukan dari keseluruhsan data dimana reservoar yang terkandung hidrokarbon
data tersebut ditinjau dari nilai terendah umumnya terdapat lebih dari satu macam
(minimun) hingga tertinggi (maximum) fluida, kemungkinan terdapat air,
dalam menentukan batas cut - off , minyak, dan gas yang tersebar ke seluruh
diambil nilai rata – ratanya atau nilai bagian reservoar. Air yang terdapat di
tengah pada suatu data histogram..

Program Studi Teknik Geologi, Fakultas Teknik, Universitas Pakuan. 9


reservoir sebagai interstitial water yang 3.2.7 Zona Prospek Hidrokarbon
berkisar dari beberapa persen sampai Berdasarkan analisa kualitatif dan
kadang-kadang lebih dari 50% tetapi kuantitatif pada penjelasan sebelumnya,
biasanya antara 10% sampai 30%. maka dicarilah zona prospek
Dengan demikian batas fluida antara air hidrokarbon dari korelasi ke 3 sumur
dan minyak tidak selalu jelas. Besarnya pada daerah penelitian. Adapun dibawah
penjenuhan air di dalam reservoir ini penjelasan mengenai parameter –
minyak menentukan dapat tidaknya parameter sebelumnya yaitu parameter
lapisan minyak itu diproduksikan. Jika kualitatif dan parameter kuantitatif :
Sw lebih besar dari 50% minyak masih
dapat keluar; akan tetapi pada umumnya 1. Parameter kualitatif
harus lebih kecil dari 50%. Dalam hal Berdasarkan analisis kualitatif
tersebut nilai cut – off untuk saturasi air lapisan prospek dapat
yaitu 50%, nilai ini menunjukan diidentifikasikan dengan kombinasi
kandungan produktif suatu reservoir, Log Gamma Ray, Resistivity, dan
maka dari itu nilai kandungan saturasi air Porositas Log (Density dan
harus kurang dari (<) 50%. Berdasarkan Neutron), dalam hal ini bentuk pola
asumsi diatas dapat dilihat kelengkapan log bisa menunjukan suatu zona
hasil Cutt-off pada (Tabel 10). tersebut produktif atau tidak, adapun
parameternya sebagai berikut :
Tabel 10 Hasil Cut - Off a. Nilai log gamma ray yang
relatif rendah
b. Nilai log resistivity yang tinggi
c. Bentuk pola crossover atau
saling berdekatan pada pola log
3.2.6 Lumping density dan log neutron.
Bentuk parameter kualitatif pola log
Lumping merupakan keseluruhan data dapat dilihat pada (Gambar 6)
yang telah dihitung dan disajikan dalam
bentuk tabel, lumping dibuat dengan
menerapkan nilai cutt-off porositas,
kandungan lempung dan saturasi air
yang telah didapat. Lumping berupa
zona net reservoir yang dibatasi
dengan nilai cutt-off porositas dan
kandungan lempung pada perhitungan
sebelumnya, hasil lumping bisa diliat
pada. (Tabel 11). Gambar 6 Contoh Parameter Pola Log

Tabel 11 Lumping (Pembungkalan) Berdasarkan bentuk pola log diatas


Sumur Zona Top (mMD) Bottom (mMD) Gross (m) Net (m) N/G (%) Porosity (%) Saturasi Air (%) Volume Clay (%) Permeabilty (mD) yang mencirikan suatu zona yang
Sand 1 164
Sand 2 227
187
266
23
39
10
26
43
66
20
27
76
26
24
18
124
842 produktif ,maka disimpulkan pada
AY 1 Sand 3 274
Sand 4 310
296
318
22
8
12
3
54
16
20
19
74
80
13
16
80
89 daerah penelitian memiliki zona
Sand 5 332
Sand 1 175
350
197
18
22
11
14
61
63
23
24
70
60
20
19
75
112 yang produktif adalah Zona Sand 2.
Sand 2 259
AY 2 Sand 3 299
289
316
30
17
21
5
70
29
24
22
40
66
23
15
108
105 2. Parameter Kuantitatif
Sand 4 331
Sand 5 359
343
380
12
21
5
6
41
28
21
24
68
63
19
13
96
58 Berdasarkan analisis kuantitatif
Sand 1 130
AY 3 Sand 2 246
154
279
24
33
12
22
58
66
28
27
58
36
26
19
135
250 lapisan prospek dapat
diidentifikasikan berdasarkan hasil
Sand 3 287 308 21 3 14 25 58 10 112

Program Studi Teknik Geologi, Fakultas Teknik, Universitas Pakuan. 10


pengolahan data cut – off (Tabel 10) sifat fisik batuannya yaitu porositas,
pada sebelumnya : permeabilitas, kandungan lempung,
a. Nilai kandungan Vclay tidak dan saturasi air pada ketiga sumur
boleh lebih dari 31% yang memiliki zona prospek
b. Nilai kandungan porositas tidak hidrokarbon memiliki kandungan
boleh kurang dari 21% rata - rata :
c. Nilai kandungan saturasi air 1. Porositas 22%
tidak boleh lebih dari 50% 2. Permeabilitas 400mD
d. Nilai kandungan permeabilitas 3. Saturasi air 34%
berdasarkan parameter 4. Vclay 20%
Koesoemadinata, (1978)
(Tabel 8) menunjukan kualitas 4.2 Saran
baik sekali. Dibutuhkan penelitian lebih lanjut
Berdasarkan parameter cut – off mengenai parameter petrofisika pada
diatas maka disimpulkan juga zona daerah penelitian, perlu adanya validasi
produktif pada parameter kuantitatif data berupa data cutting / core untuk
adalah Zona Sand 2 yang memiliki mengkorelasikan litologi, kemudian
nilai kandungan rata – rata analisis lab untuk parameter porositas
Kandungan Lempung (Volume akan lebih mengakuratkan data. dan
Clay) adalah 20%, Saturasi Air harus adanya pengembangan data untuk
34%, kemudian Porositas 22% dan penilaian cadangan.
Permabilitas 400mD.
DAFTAR PUSTAKA
IV. KESIMPULAN DAN SARAN Anonim. 1974. Final Report of ”Well
1”. Jambi: Total Indonesia.
4.1 Kesimpulan
De Coster, G. L., 1974, Central and
Dari hasil analisis perhitungan South Sumatra Basins .The Geology
petrofisika berdasarkan data log daerah of The Proceedings Indonesian
penelitian yang merupakan Formasi Air Petroleum Association, Third
Benakat, cekungan sumatera selatan, Annual Convention, June 1974, 77-
mempunyai zona prospek hidrokarbon 110.
berada pada sand 2 dengan kedalaman: Ginger, D and K, Fielding. 2005. The
a. Berkisar antara 246-289mMD Petroleum System and Future
dengan net sand 23 meter Potential of The South Sumatra
hal ini ditinjau berdasarkan : Basin. Proceedings Indonesian
b. Berdasarkan analisis kualitatif zona Petroleum Association Thirtieth
prospek hidrokarbon dicirikan Annual Convention and Exhibition.
dengan nilai log gamma ray yang Harsono, A. 1997. Evaluasi Formasi dan
rendah, dikombinasikan dengan Aplikasi Log. Schlumberger Oilfeld
nilai density dan neutron yang Services; Jakarta.
ditinjau dari bentuk crossover atau
saling berdekatan, kemudian di PENULIS:
tentukan prospek hidrokarbon 1. Andri Yunafrison, ST. Alumni (2018)
berdasarkan nilai log resistivity Program Studi Teknik Geologi,
yang tinggi yang menentukan Fakultas Teknik – Universitas
kandungan Fluida Hidrokarbon.
Pakuan. (E-mail :
c. Untuk analisa kuantitatif zona
prospek hidrokarbon berdasarkan andriyunafrison1004@gmail.com)

Program Studi Teknik Geologi, Fakultas Teknik, Universitas Pakuan. 11


2. Ir. Mustafa Luthfi, MT. Staf Dosen
Program Studi Teknik Geologi,
Fakultas Teknik – Universitas
Pakuan.
3. Ir. Nyoman Witasta, MT. Staf Dosen
Program Studi Teknik Geologi,
Fakultas Teknik – Universitas
Pakuan.
4. Mahesa Sufi ST MT Geologist TAC
PT.Pertamina EP Betung Meruo
Senami Jambi (PBMSJ)

Program Studi Teknik Geologi, Fakultas Teknik, Universitas Pakuan. 12

Anda mungkin juga menyukai