Anda di halaman 1dari 7

PENGUKURAN DAN KETIDAKPASTIAN

MEASUREMENT AND UNCERTAINLY


Azka Fauzi Azhar, Bondan Dananjaya
Akademi Minyak dan Gas Balongan

Abstrak
Pada Percobaan Pengukuran dan Ketidakpastian bertujuan untuk mengetahui dan
mengenal serta menggunakan alat ukur dasar dalam fisika, mengetahui dan dapat mengolah
data dan menuliskannya dalam aturan baku, mengetahui fungsi dari Jangka Sorong, mengetahui
ketidakpastian dalam suatu pengukuran besaran fisika, dan mengetahui penerapan suatu alat
ukur dalam kehidupan sehari-hari terutama dalam bidang teknik kimia.
Dalam Percobaan Pengukuran dan Ketidakpastian ini, alat yang digunakan ialah Jangka
Sorong dan bahan yang digunakan yaitu pipa paralon dengan ukuran yang beragam tiga buah.
Adapun langkah langkah yang dilakukan ialah mempersiapkan alat dan bahan, menjepitkan
benda yang akan diukur pada rahang Jangka Sorong (apabila mencari nilai ukuran sisi luar atau
diameter luar yang digunakan adalah rahang bawah pada Jangka Sorong, apabila mencari nilai
ukuran sisi dalam yang digunakan ialah rahang atas pada Jangka Sorong, dan apabila mencari
nilai ukuran kedalaman pipa atau panjang pipa yang digunakan ialah tangkai ukur kedalaman),
setelah itu mengamati skala utama dan skala nonius, langkah selanjutnya mencatat hasil yang
didapat dalam skala utama, selanjutnya mencatat hasil pengukuran yang didapat dalam skala
nonius dan mengkalikannya dengan ketelitian, dan langkah yang terakhir yaitu dengan
menjumlahkan hasil perhitungan dari skala utama dan skala nonius.
Jangka Sorong adalah alat ukur yang ketelitiannya dapat mencapai seperseratus
milimeter. Terdiri dari dua bagian, bagian diam dan bagian bergerak. Pembacaan hasil
pengukuran sangat bergantung pada keahlian dan ketelitian pengguna maupun alat.

Kata kunci : Jangka Sorong, Skala Utama, Skala Nonius, SDID (Skala Dasar Inside Diameter), SDOD
(Skala Dasar Outside Diameter), SPID (Skala Pembantu Inside Diameter), SPOD (Skala Pembantu
Outside Diameter).

Abstract
In the Measurement and Uncertainty Test aims to know and recognize and use basic
measuring instruments in physics, to know and to process data and to write them in standard
rules, to know the function of Jangka Sorong, to know uncertainty in a measurement of physics
quantity, and to know the application of a measuring instrument in daily life especially in the field
of chemical engineering.
In this Measurement and Uncertainty Test, the tool used is Jangka Sorong and the material
used is a paralon pipe with a diverse size of three pieces. The steps taken are preparing tools and
materials, clamping the object to be measured in Jangka Sorong jaw (if looking for external sizing
or outside diameter value used is the lower jaw in Jangka Sorong, if looking for inner side size
values used is the maxilla at Jangka Sorong, and when looking for the value of the pipe depth size
or the length of the pipe used is the depth measuring handle), afterwards observing the major
scale and nonius scale, the next step records the results obtained on a major scale, then records the
measurements obtained on a nonius scale and multiplying it with precision, and the last step is to
sum the calculations of the major and nonius scales.
Jangka Sorong is a measuring instrument whose accuracy can reach one hundredth of a
millimeter. It consists of two parts, a stationary part and a moving part. The reading of
measurement results is highly dependent on the expertise and accuracy of users and tools.

Keywords: Term Slide, Main Scale, Nonius Scale, SDID (Basic Scale Inside Diameter), SDOD (Outside
Diameter Diameter), SPID (Inside Diameter Scale), SPOD (Outside Diameter Diameter Scale).

Pendahuluan Pengukuran dapat dilakukan pada


Pengukuran adalah penentuan apapun yang dimiliki, namun dengan tingkat
besaran dimensi, atau kapasitas biasnya kompleksitas yang berbeda, misalknya untuk
terhadap suatu standar atau satuan ukur. pengukuran tinggi, maka seeseorang dapat
Pengukuran juga dapat dapat diartikan mengukur dengan mudah karena objek yang
sebagai pemberia angka terhadap suatu diukur merupakan objek kasat mata dengan
atribut atau karakteristik tertentu yang satuan yang sudah disepakati secara
dimiliki oleh seseorang, hal, atau objek internasional. Namun hal ini akan berbeda jika
tertentu menurut aturan atau formulasi objek yang diukur lebih abstrak seperti
yang jelas dan dan disepakati, pengukuran kecerdasan, kejujuran, kepribadian, dan lain
dapat dilakukan pada apapun yang sebagainya sehingga untuk melakukan
dibayangkan, namun dengan tingkat pengukuran diperlukan keterampilan dan
kompleksitas yang berbeda keahlian tertentu.

Sebuah proses penguuran berlangsung


Dasar Teori
dengan benar apanila kondisi rangkaian
Pengukuran adalah pekerjaan yang
tertutup yang terjadi dimana sumber kalibrator
sangat penting untuk mengetahui data secara
terhindar dari efek pembebanan, untuk
pasti. Dengan kata lain pengukuran adalah
mendapatkan waktu pendataan meter dengan
pencatatan besaran, dimensi, atau komposisi
tingkat kestabilan yang sebenarnya dibutuhkan
yang biasanya terhadap satuan standar atau
tingkat kecermatan yang tinggi contohnya
satuan ukur. Pengukuran juga dapat diartikan
dalam pengaplikasian proses pengukuran pada
sebagai pemberian angka terhadap suatu
sistem pengukuran tegangan standar AC
atribut atau karakteristik tertentu yang dimiliki
berbasis netral 7.20 berketelitian mencapai
oleh seseorang, hal, atau objek tertentu
2ppm.
menurut aliran atau formulasi yang jelas dan
disepakati. Dalam fisika, pengukuran Proses pendataan adalah sebuah
memegang peranan yang teramat penting. peroses perekaman data dari hasil ukur meter
Pengukuran adalah kunci kemajuan ilmu yang dilakukan pada interval waktu tertentu.
pengetahuan dan teknologi teori apapun yang Kondisi ideal perekaman data ulang dari meter
dikembangkan dalam fisika maupun bidang adalah apabila data terukur terkondisikan pada
ilmu lain harus dapat dibuktikan dengan interval waktu yang sama.
pengukuran jika teori tidak sesuai dengan hasil
pengukuran maka teori tersebut ditolak. Ketidakpastian acak ialah nilai-nilai
yang telah diukur dapat berubah secara acak
Pengukuran pada dasarnya adalah disekitar nilai rata-rata. Hal tersebut dapat
membandingkan nilai besaran fisis yang disebabkan oleh beberapa faktor, antara lain :
dimiliki benda dengan nilai besaran fisis alat
ukur yang sesuai. Pengukuran besaran panjang  Orang yang berbeda, mungkin
memerlukan alat ukur panjang, pengukuran membaca hasil pengukuran dengan cara yang
besaran massa memerlukan alat ukur massa, sedikit berbeda
dan sebaliknya.
 Alat ukur yang mungkin mengalami sedikit Dalam pengukuran ini, pengganti nilai benar
perubahan ketika berpindah dari satu tempat adalah nilai rata- rata dari hasil pengukuran.
ke tempat yang lain Nilai ketidakpastian dalam
 Pengukuran yang berbeda mungkin pengukuran berulang dinyatakan sebagai
simpanan baku, dengan rumus :
menggunakan alat yang berbeda pula

Ketidakpastian sistematik menggeser ∑xi ¿2


1 ¿
semua nilai yang terukur dan nilai sebenarnya
N n ∑ x 21 – ¿
dengan nilai yang sama kesalahan ini dapa
¿
terjadi karena alat ukur mengalami kesalahan √¿
pengaturan atau tidak dikalibrasi secara benar. S=
Cara mengurangi ketidakpastian sistematik Ketidakpastian relatif dihitung dengan
yaitu dengan mengukur terlebih dahulu benda persamaan :
yang nilainya sudah diketahi dengan pasti. 1. Ketidakpastian relatif sekitar 10%
Ketidakpastian pengukuran kesalahan- berhak atas 2 angka
2. Ketidakpastian relatif sekitar 1%
kesalahan yang terjadi pada saat melakukan behak atas 3 angka
pengukuran dapat menyebabkan hasil 3. Ketidakpastian relatif sekitar 0.1%
pengukuran tidak bisa dipastikan dengan berhak atas 4 angka
sempurna. Artinya terdapat suatu
ketidakpastian satuan pengukuran . △x
o Ketidakpastian dalam pengukuran tunggal
Ketidakpastian relatif = x
x
Setiap alat ukur atau instrument selalu 100%
mempunyai skala yang berdekatan yang Pengukuran dalam ilmu fisika
disebut skala kecil merupakan aspek penting mengingat suatu
“hokum”dapat diberlakukan jika telah terbukti
1 secara eksperimental. Ketetapan pengukuran
△x = x skala
2 atau ketepatan pengukuran merupakan bagian
terkecil penting dari fisika.tidak pengukuran yang
presisi secara mutlak, terdapat ketidakpastian
Hasil pengukuran besaran X biasanya
dituliskan sebagai berikut. sehubungan dengan setiap pengukuran.

x o x = ( ± △x ) Satuan besaran
yang diukur Pengukuran dalam arti luas adalah
membandingkan suatu besaran dengan besaran
Keterangan : standar. Besaran standar tersebut harus
X = Besaran yang diukur
memerlukan syarat syarat sebagai berikut.
X0 = Nilai besaran yang diperoleh
pada pengukuran tunggal
1. Dapat didefinisikan secara fisik
△x = Ketidakpastian pada pengukuran
2. Jelas dan tidak berubah dengan waktu
tunggal
3. Dapat digunakan sebagai pembanding
dimana saja di dunia ini.
o Ketidakpastian dalam pengukuran
berulang Besaran fisika yang umum dan sering
Dalam melakukan sebuah pengukuran dipakai adalah Panjang, massa, waktu, gaya,
tidak hanya dilakukan sekali saja, tetapi kecepatan, kerapatan kerapatan, resihvitas,
dengan cara berulang- ulang agar dapat
temperature, itensitas cahaya.
memperoleh hasil yang maksimal,
pengukuraan berulang merupakan kegiatan
Pada tahun 1971, secara internasional
pengukuran yang dilakukan beberapa kali.
konferensi umum mengenai berat dan ukuran
dan menetapkan tujuh besaran sebagai dasar menyebabkan hasil pengukuran kurang tepat,
besaran tersebut merupakan asas bagi satuan dapat lebih besar atau lebih kecil. Inilah yang
Sistem Internasional, disingkat SI. dimaksud dengan ketidakpastian dalam
percobaan.
Nilai pengukuran akan berguna jika
dilakukan dengan satuan baku. Satuan baku Setiap alat ukur pada umumnya
adalah satuan yang diterima secara umum dan memiliki keterbatasan daya ukur, atau
terdefinisi dengan nilai pasti. keterbatasan kemampuan dalam mengukur
suatu besaran, keterbatasan ini disebut Least
Pada sebuah proses dalam industry Count atau nilai skala terkecil dalam suatu alat
tentunya terdapat nilai-nilai / variable- ukur jarang sekali terdapat skala yang berjarak
variable yang ditentukan sebagai syarat proses kurang dari satu milimeter, hal ini karena mata
itu dapat dapat berjalan dengan lancer. Dalam manusia umumnya sulit melihat jarak kurang
dunia perminyakan khususnya industry, dari satu milimeter.
engukuran terhadap variable-variable tersebut
adalah tahap awal dari sebuah system seperti Perbedaan beberapa alat ukur, terdapat
controlling dan monitoring system. Oleh alat bantu skala yang disebut nonius. nonius
karena itu dibutuhkan alat yang membantu membuat seolah-olah dua garis skala yang
untuk mengukur variable-variable sehingga terkecil menjadi besar dan mudah dilihat.
instrumentasi berperan penting dalam Salah satu alat ukur yang memiliki skala
menyediakan alat-alat yang dapat mengukur nonius yaitu Jangka Sorong. Jangka Sorong
variable-variable tersebut secara benar. adalah alat ukur yang ketelitiannya dapat
mencapai seperseratus milimeter.
Pengukuran ini meliputi banyak
variable-variable yang diukur seperti Secara umum penyebab etidakpastian
Tekanan, Aliran, Suhu, Level, Viskositas, hasil pengukuran ada tiga, yaitu kesalahan
Radiasi, Frekuensi, Induktansi, Kapasitansi, umum, kesalahan sistematik, dan kesalahan
Resistivitas, Komposisi Kimia, Berbagai sifat- acak.
sifat fisik. Namun pada dunia perindutrian
khususnya Petroleum Industry terdapat empat Kesalahan umum adalah kesalahan
elemen utama yang sangat berperan penting yang disebabkan keterbatasan pada pengamat
dalam sebuah proses. Yaitu Tekanan, Level, saat melakukan pengukuran. Kesalahan ini
Suhu, dan Aliran. dapat disebabkan karena kesalahan membaca
skala kecil, dan kekurangterampilan dalam
Tujuan instrumentasi sebagai menyusun dan memakai alat terutama untuk
pengukuran yaitu kualitas produk yang lebih alat yang melibatkan komponen.
baik dalam waktu pemrosesan yang lebih
singkat dan biaya produksi lebih murah. Kesalahan sistematik merupakan
kesalahan yang disebabkan oleh alat yang
Suatu pengukuran besaran fisika, digunakan atau lingkungan disekitar alat yang
seperti Panjang, Suhu, Kuat Arus dan memengaruhi kinerja alat.
sebagainya selalu diliputi ketidakpastian, hal
tersebut sudah menjadi prinsip umum dalam Kesalahan acak adalah kesalahan yang
fisika eksperimental. Sebabnya adalah terjadi karena adanya fluktuasi halus pada saat
keterbatasan alat ukur (Least Count/nst=Nilai melakukan pengukuran.
Skala Terecil), kesalahan pengukuran (Human Fluktasi sendiri adalah ketidaktepatan
Error), dan kesalahan system (kesalah atau guncangan, sebagai contoh terhadap harga
kalibrasi, kesalahan titik nol, dan kesalahan barang dan sebagainya, atas segala hal yang
pegas). Kesalahan-kesalahan tersebut bisa dilihat didalam sebuah grafik.
dihasilkan dengan melihat garis terakhir
pada Skala Utama sebelum angka nol (0)
yang ada pada Skala nonius, dan melihat
garis lurus yang dihasilkan oleh Skala
Utama dan Skala nonius, dan
mengkalikannya dengan ketelitiannya, lalu
menjumlahkan antara hasil perhitungan
skala dasar dengan skala pembantu,
Mengukur Skala Dasar Inside Diameter Pipa
A dengan menjepitkannya pada rahang atas
Gambar 1.1 Jangka Sorong
Adapun pendapat dari beberapa ahli dari Jangka Sorong, Mencatat hasil
mengenai pengukuran, antara lain : perhitungan Skala Dasar Inside Diameter
dan Skala Pembantu Inside Diameter, yang
 Menurut Nunnalli & Bernstein, 1994. dihasilkan dengan melihat garis terakhir
Pengukuran dapat didefinisikan sebagai suatu pada Skala Utama sebelum angka nol (0)
proses pemberian angka atau label terhadap yang ada pada Skala nonius, dan melihat
atribut dengan aturan-aturan yang terstandar garis lurus yang dihasilkan oleh Skala
atau yang telah disepakati untuk Utama dan Skala nonius, dan
mempresentasikan atribut yang diukur. mengkalikannya dengan ketelitiannya, lalu
 Menurut Mardapi 2004 : 14, menjumlahkan antara hasil perhitungan
Pengukuran pada dasarnya adalah kegiatan skala dasar dengan skala pembantu,
oenentuan angka terhadap suatu objek secara Mengukur panjang dari Pipa A dengan
sistematis. mengukurkannya pada Tangkai Ukur
 Menurut Lien, Pengukuran adalah
Kedalaman, Mencatat hasil perhitungan
sejumlah data yang dikumpul dengan
kedalaman pipa A, yang dihasilkan dengan
menggunakan alat ukur yang objektif untuk
melihat garis terakhir pada Skala Utama
keperluan analisis.
sebelum angka nol (0) yang ada pada Skala
nonius, dan melihat garis lurus yang
dihasilkan oleh Skala Utama dan Skala
METODOLOGI nonius, dan mengkalikannya dengan
ketelitiannya, lalu menjumlahkan antara
Menyiapkan alat dan bahan yang akan hasil perhitungan skala dasar dengan skala
diperlukan atau digunakan dalam proses pembantu, Mengulangi langkah 2 sampai 6
percobaan, Mengukur Outside Diameter Pipa langkah selanjutnya untuk memperoleh
A dengan cara menjepitkannya pada rahang data dari Pipa B dan Pipa C, Merapikan
bawah dari Jangka Sorong, Mencatat hasil kembali alat dan bahan yang telah
perhitungan Skala Dasar Outside Diameter digunakan.
dan Skala Pembantu Outside Diameter, yang

DATA DAN PENGOLAHAN DATA


Bahan SD SP L

OD ( m) ID ( m ) OD ID (m)
Pipa A 0,021 0,017 8 9 0,07

Pipa B 0,026 0,022 1 8 0,1

Pipa C 0,032 0,028 4 1 0,13

SD SP V
Bahan
OD ( m ) ID (m ) OD ( m ) ID ( m ) ( m² )

Pipa A 0,021 0,017 0,021±0,000025 0,017±0,000025 0,000017

Pipa B 0,026 0,022 0,026±0,000025 0,022±0,000025 0,00004

Pipa C 0,032 0,028 0,032±0,000025 0,028±0,000025 0,00008

∑ 0,0796 0,068
∑² 0,00022 0,00016
Rata –
0,00072 0,00053
rata

Grafik 1.1 Hubungan Inside Diametr (ID) Terhadap Volume

Keterangan :

 Posisi OD dan ID terletak pada sumbu Y


 Posisi volume terletak pada sumbu X

PEMBAHASAN ukuran. Pengukuran pipa dilakukan dari


pipa yang paling kecil hingga pipa yang
Alat yang digunakan pada besar. Kemudian, catat skala dasar atau
percobaan Pengukuran dan Ketidakpastian skala utama dan catat juga skala pembantu
yaitu Jangka Sorong. Bahan yang digunakan atau skala nonius atas hasil pengukuran
pada percobaan Pengukuran dan pipa tersebut. Setelah mengukur diameter
Ketidakpastian yaitu pipa paralon berbagai luar dan diameter dalam, mengukur
panjang pipa beraneka ukuran dan catat Besaran menurut satuannya : Besaran
hasilnya. pokok.Besaran turunan.Besaran menurut
arahnya :Besaran scalar Besaran vector.
Faktor – faktor yang mempunyai kontribusi
Pada percobaan tersebut hasil
pada penyimpangan nilai benar, yaitu :
pengamatan pipa paralon berbagai ukuran Keterbatasan alat ukur, Kesalahan
memiliki nilai skala dasar diameter luar pengukuran, Kesalahan sistem. Macam –
0,021 meter sampai 0,032 meter. Sedangkan macam alat ukur panjang Mistar, Jangka
nilai skala dasar diameter dalam memiliki Sorong, Mikrometer Sekrup, Meteran.
nilai 0,018 meter sampai 0,027 meter. Macam – macam alat ukur massa : Neraca
Pegas, Neraca Sama Lengan. Macam –
Untuk hasil pengamatan skala nonius luar
macam alat ukur waktu : Stopwatch,
yaitu 0,0003 sampai 0,0006 meter dan Jam.Cara menggunakan Jangka Sorong :
untuk skala nonius dalam yaitu 0,0001 Menjepit benda yang akan diukur diantara
meter sampai 0,0009 meter. Sedangkan rahang tetap dan rahang sorong,
hasil pengukuran panjang pipa paralon Mengamati pembacaaskala utama,
yaitu 0,071 meter sampai 0,129 meter. Nilai Mengamati pembacaan skala nonius,
Menjumlahkan pembacaan skala utama
ketidakpastian merupakan setengah dari dengan skala nonius.
ketelitian, sehingga didapat nilai
ketidakpastiannya 2,5 x 10 −5
meter.

Pada percobaan Pengukuran dan REFERENSI


Ketidakpastian terdapat beberapa
kesalahan, antara lain Salah menentukan [1]Abdulah, Mikrajudin. 2016. Fisika
ukuran pipa, Salah pengelihatan pengamat Dasar. Bandung : Institut Teknologi
Bandung
[2]Agriandita, Isnani. 2017. Modul
Praktikum Fisika Dasar. Indramayu :
Akamigas Balongan
KESIMPULAN [3]Sidik, Rina Astuti. 2012. Pengukuran
dan Ketidakpastian. Makasar :
Tidak ada pengukuran yang Universitas Islam Negeri Alaudin
menghasilkan ketelitian yang sempurna, [4]Yanasari. 2017. Modul Praktikum
tetapi adalah penting untuk mengetahui Fisika Dasar. Indramayu : Akamigas
Balongan Indramayu
ketelitian yang sebenarnya dan bagaimana
[5]Knowledge and Enclyclopedia. 2016.
kesalahan yang berbeda digunakan dalam Mengenal Ketidakpastian pada
pengukuran. Langkah pertama yang Pengukuran dalam Fisika.
diperlukan untuk menguranginya adalah (https://ensiklozone.blogspot.co.id/20
mempelajari kesalahan-kesalahan tersebut; 16/07/mengenal-ketidakpastian-pada-
dimana dari hal ini juga dapat ditentukan pengukuran.html?m=1) Tanggal Akses :
18 November 2017
ketelitian hasil akhir
[6]Syahadi, Mohamad, Hadi Sardjono,
Lukluk Khairiyati. 2012. VERIFIKASI
Setelah melakukan percobaan PENGUKURAN TEGANGAN STANDAR
pengukuran dan ketidakpastian dapat AC BERBASIS MEICAL 7.20
diambil kesimpulan, diantaranya : Besaran BERKETELITIAN MENCAPAI 2 PPM.
adalah sesuatu yang dapat diukur dan Tangerang : Jurnal Standarisasi. Vol. 14,
dapat dinyatakan dengan angka. Satuan
No. 2, 22, 33
adalah pembanding dalam suatu ukuran.
Pengukuran adalah kegiatan
membandingkan suatu besaran yang
diukur dengan alat ukur yang digunakan.

Anda mungkin juga menyukai