Abstrak
Pada Percobaan Pengukuran dan Ketidakpastian bertujuan untuk mengetahui dan
mengenal serta menggunakan alat ukur dasar dalam fisika, mengetahui dan dapat mengolah
data dan menuliskannya dalam aturan baku, mengetahui fungsi dari Jangka Sorong, mengetahui
ketidakpastian dalam suatu pengukuran besaran fisika, dan mengetahui penerapan suatu alat
ukur dalam kehidupan sehari-hari terutama dalam bidang teknik kimia.
Dalam Percobaan Pengukuran dan Ketidakpastian ini, alat yang digunakan ialah Jangka
Sorong dan bahan yang digunakan yaitu pipa paralon dengan ukuran yang beragam tiga buah.
Adapun langkah langkah yang dilakukan ialah mempersiapkan alat dan bahan, menjepitkan
benda yang akan diukur pada rahang Jangka Sorong (apabila mencari nilai ukuran sisi luar atau
diameter luar yang digunakan adalah rahang bawah pada Jangka Sorong, apabila mencari nilai
ukuran sisi dalam yang digunakan ialah rahang atas pada Jangka Sorong, dan apabila mencari
nilai ukuran kedalaman pipa atau panjang pipa yang digunakan ialah tangkai ukur kedalaman),
setelah itu mengamati skala utama dan skala nonius, langkah selanjutnya mencatat hasil yang
didapat dalam skala utama, selanjutnya mencatat hasil pengukuran yang didapat dalam skala
nonius dan mengkalikannya dengan ketelitian, dan langkah yang terakhir yaitu dengan
menjumlahkan hasil perhitungan dari skala utama dan skala nonius.
Jangka Sorong adalah alat ukur yang ketelitiannya dapat mencapai seperseratus
milimeter. Terdiri dari dua bagian, bagian diam dan bagian bergerak. Pembacaan hasil
pengukuran sangat bergantung pada keahlian dan ketelitian pengguna maupun alat.
Kata kunci : Jangka Sorong, Skala Utama, Skala Nonius, SDID (Skala Dasar Inside Diameter), SDOD
(Skala Dasar Outside Diameter), SPID (Skala Pembantu Inside Diameter), SPOD (Skala Pembantu
Outside Diameter).
Abstract
In the Measurement and Uncertainty Test aims to know and recognize and use basic
measuring instruments in physics, to know and to process data and to write them in standard
rules, to know the function of Jangka Sorong, to know uncertainty in a measurement of physics
quantity, and to know the application of a measuring instrument in daily life especially in the field
of chemical engineering.
In this Measurement and Uncertainty Test, the tool used is Jangka Sorong and the material
used is a paralon pipe with a diverse size of three pieces. The steps taken are preparing tools and
materials, clamping the object to be measured in Jangka Sorong jaw (if looking for external sizing
or outside diameter value used is the lower jaw in Jangka Sorong, if looking for inner side size
values used is the maxilla at Jangka Sorong, and when looking for the value of the pipe depth size
or the length of the pipe used is the depth measuring handle), afterwards observing the major
scale and nonius scale, the next step records the results obtained on a major scale, then records the
measurements obtained on a nonius scale and multiplying it with precision, and the last step is to
sum the calculations of the major and nonius scales.
Jangka Sorong is a measuring instrument whose accuracy can reach one hundredth of a
millimeter. It consists of two parts, a stationary part and a moving part. The reading of
measurement results is highly dependent on the expertise and accuracy of users and tools.
Keywords: Term Slide, Main Scale, Nonius Scale, SDID (Basic Scale Inside Diameter), SDOD (Outside
Diameter Diameter), SPID (Inside Diameter Scale), SPOD (Outside Diameter Diameter Scale).
x o x = ( ± △x ) Satuan besaran
yang diukur Pengukuran dalam arti luas adalah
membandingkan suatu besaran dengan besaran
Keterangan : standar. Besaran standar tersebut harus
X = Besaran yang diukur
memerlukan syarat syarat sebagai berikut.
X0 = Nilai besaran yang diperoleh
pada pengukuran tunggal
1. Dapat didefinisikan secara fisik
△x = Ketidakpastian pada pengukuran
2. Jelas dan tidak berubah dengan waktu
tunggal
3. Dapat digunakan sebagai pembanding
dimana saja di dunia ini.
o Ketidakpastian dalam pengukuran
berulang Besaran fisika yang umum dan sering
Dalam melakukan sebuah pengukuran dipakai adalah Panjang, massa, waktu, gaya,
tidak hanya dilakukan sekali saja, tetapi kecepatan, kerapatan kerapatan, resihvitas,
dengan cara berulang- ulang agar dapat
temperature, itensitas cahaya.
memperoleh hasil yang maksimal,
pengukuraan berulang merupakan kegiatan
Pada tahun 1971, secara internasional
pengukuran yang dilakukan beberapa kali.
konferensi umum mengenai berat dan ukuran
dan menetapkan tujuh besaran sebagai dasar menyebabkan hasil pengukuran kurang tepat,
besaran tersebut merupakan asas bagi satuan dapat lebih besar atau lebih kecil. Inilah yang
Sistem Internasional, disingkat SI. dimaksud dengan ketidakpastian dalam
percobaan.
Nilai pengukuran akan berguna jika
dilakukan dengan satuan baku. Satuan baku Setiap alat ukur pada umumnya
adalah satuan yang diterima secara umum dan memiliki keterbatasan daya ukur, atau
terdefinisi dengan nilai pasti. keterbatasan kemampuan dalam mengukur
suatu besaran, keterbatasan ini disebut Least
Pada sebuah proses dalam industry Count atau nilai skala terkecil dalam suatu alat
tentunya terdapat nilai-nilai / variable- ukur jarang sekali terdapat skala yang berjarak
variable yang ditentukan sebagai syarat proses kurang dari satu milimeter, hal ini karena mata
itu dapat dapat berjalan dengan lancer. Dalam manusia umumnya sulit melihat jarak kurang
dunia perminyakan khususnya industry, dari satu milimeter.
engukuran terhadap variable-variable tersebut
adalah tahap awal dari sebuah system seperti Perbedaan beberapa alat ukur, terdapat
controlling dan monitoring system. Oleh alat bantu skala yang disebut nonius. nonius
karena itu dibutuhkan alat yang membantu membuat seolah-olah dua garis skala yang
untuk mengukur variable-variable sehingga terkecil menjadi besar dan mudah dilihat.
instrumentasi berperan penting dalam Salah satu alat ukur yang memiliki skala
menyediakan alat-alat yang dapat mengukur nonius yaitu Jangka Sorong. Jangka Sorong
variable-variable tersebut secara benar. adalah alat ukur yang ketelitiannya dapat
mencapai seperseratus milimeter.
Pengukuran ini meliputi banyak
variable-variable yang diukur seperti Secara umum penyebab etidakpastian
Tekanan, Aliran, Suhu, Level, Viskositas, hasil pengukuran ada tiga, yaitu kesalahan
Radiasi, Frekuensi, Induktansi, Kapasitansi, umum, kesalahan sistematik, dan kesalahan
Resistivitas, Komposisi Kimia, Berbagai sifat- acak.
sifat fisik. Namun pada dunia perindutrian
khususnya Petroleum Industry terdapat empat Kesalahan umum adalah kesalahan
elemen utama yang sangat berperan penting yang disebabkan keterbatasan pada pengamat
dalam sebuah proses. Yaitu Tekanan, Level, saat melakukan pengukuran. Kesalahan ini
Suhu, dan Aliran. dapat disebabkan karena kesalahan membaca
skala kecil, dan kekurangterampilan dalam
Tujuan instrumentasi sebagai menyusun dan memakai alat terutama untuk
pengukuran yaitu kualitas produk yang lebih alat yang melibatkan komponen.
baik dalam waktu pemrosesan yang lebih
singkat dan biaya produksi lebih murah. Kesalahan sistematik merupakan
kesalahan yang disebabkan oleh alat yang
Suatu pengukuran besaran fisika, digunakan atau lingkungan disekitar alat yang
seperti Panjang, Suhu, Kuat Arus dan memengaruhi kinerja alat.
sebagainya selalu diliputi ketidakpastian, hal
tersebut sudah menjadi prinsip umum dalam Kesalahan acak adalah kesalahan yang
fisika eksperimental. Sebabnya adalah terjadi karena adanya fluktuasi halus pada saat
keterbatasan alat ukur (Least Count/nst=Nilai melakukan pengukuran.
Skala Terecil), kesalahan pengukuran (Human Fluktasi sendiri adalah ketidaktepatan
Error), dan kesalahan system (kesalah atau guncangan, sebagai contoh terhadap harga
kalibrasi, kesalahan titik nol, dan kesalahan barang dan sebagainya, atas segala hal yang
pegas). Kesalahan-kesalahan tersebut bisa dilihat didalam sebuah grafik.
dihasilkan dengan melihat garis terakhir
pada Skala Utama sebelum angka nol (0)
yang ada pada Skala nonius, dan melihat
garis lurus yang dihasilkan oleh Skala
Utama dan Skala nonius, dan
mengkalikannya dengan ketelitiannya, lalu
menjumlahkan antara hasil perhitungan
skala dasar dengan skala pembantu,
Mengukur Skala Dasar Inside Diameter Pipa
A dengan menjepitkannya pada rahang atas
Gambar 1.1 Jangka Sorong
Adapun pendapat dari beberapa ahli dari Jangka Sorong, Mencatat hasil
mengenai pengukuran, antara lain : perhitungan Skala Dasar Inside Diameter
dan Skala Pembantu Inside Diameter, yang
Menurut Nunnalli & Bernstein, 1994. dihasilkan dengan melihat garis terakhir
Pengukuran dapat didefinisikan sebagai suatu pada Skala Utama sebelum angka nol (0)
proses pemberian angka atau label terhadap yang ada pada Skala nonius, dan melihat
atribut dengan aturan-aturan yang terstandar garis lurus yang dihasilkan oleh Skala
atau yang telah disepakati untuk Utama dan Skala nonius, dan
mempresentasikan atribut yang diukur. mengkalikannya dengan ketelitiannya, lalu
Menurut Mardapi 2004 : 14, menjumlahkan antara hasil perhitungan
Pengukuran pada dasarnya adalah kegiatan skala dasar dengan skala pembantu,
oenentuan angka terhadap suatu objek secara Mengukur panjang dari Pipa A dengan
sistematis. mengukurkannya pada Tangkai Ukur
Menurut Lien, Pengukuran adalah
Kedalaman, Mencatat hasil perhitungan
sejumlah data yang dikumpul dengan
kedalaman pipa A, yang dihasilkan dengan
menggunakan alat ukur yang objektif untuk
melihat garis terakhir pada Skala Utama
keperluan analisis.
sebelum angka nol (0) yang ada pada Skala
nonius, dan melihat garis lurus yang
dihasilkan oleh Skala Utama dan Skala
METODOLOGI nonius, dan mengkalikannya dengan
ketelitiannya, lalu menjumlahkan antara
Menyiapkan alat dan bahan yang akan hasil perhitungan skala dasar dengan skala
diperlukan atau digunakan dalam proses pembantu, Mengulangi langkah 2 sampai 6
percobaan, Mengukur Outside Diameter Pipa langkah selanjutnya untuk memperoleh
A dengan cara menjepitkannya pada rahang data dari Pipa B dan Pipa C, Merapikan
bawah dari Jangka Sorong, Mencatat hasil kembali alat dan bahan yang telah
perhitungan Skala Dasar Outside Diameter digunakan.
dan Skala Pembantu Outside Diameter, yang
OD ( m) ID ( m ) OD ID (m)
Pipa A 0,021 0,017 8 9 0,07
SD SP V
Bahan
OD ( m ) ID (m ) OD ( m ) ID ( m ) ( m² )
∑ 0,0796 0,068
∑² 0,00022 0,00016
Rata –
0,00072 0,00053
rata
Keterangan :