DEPARTEMEN FISIKA
UNIVERSITAS JAMBI
i
KATA PENGANTAR
Penuntun Praktikum Fisika Dasar I ini ditujukan untuk mahasiswa tingkat pertama
Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Jambi. Penuntun ini bukan merupakan buku teks
pelajaran fisika, tetapi merupakan petunjuk persiapan untuk melaksanakan praktikum. Oleh
karena itu, teori yang ditulis pada buku ini sengaja dibuat singkat, hanya sekedar untuk
memberi gambaran permasalahan yang berkaitan dengan eksperimen. Sebelum melakukan
praktikum di laboratorium , mahasiswa diharapkan membaca literatur yang lebih lengkap dan
luas dari buku-buku teori fisika maupun buku-buku peralatan praktikum yang dipandang perlu.
Penyusun menyadari bahwa modul ini masih jauh dari sempurna sehingga segala
bentuk masukan yang kontruktif sangat diharapkan dalam pengembangan dan perbaikan
Penuntun Praktikum Fisika Dasar I ini di masa yang akan datang.
ii
Daftar Isi
Kata Pengantar ii
Pendahuluan 1
Modul 1. Pengukuran 6
Modul 3. Viskositas 17
Daftar Pustaka 33
iii
P ENDAHULUAN
Pengukuran merupakan kegiatan yang penting dalam disiplin ilmu sains. Di dalam
percobaan fisika, hasil-hasil pengukuran yang diperoleh biasanya tidak diterima dengan
begitu saja, karena hasil percobaan tersebut harus dapat dipertanggungjawabkan
keberhasilan dan kebenarannya. Hal ini disebabkan oleh keterbatasan manusia dan ketelitian
alat-alat yang berbatas.
Hasil pengukuran dan percobaan tersebut dapat diterima bila harga besaran yang
diukur dilengkapi dengan batas-batas penyimpang yang disebut dengan ketidakpastian. Tapi
selama hasil itu terdapat dalam interval 𝑥 + ∆ 𝑥 , percobaan kita memiliki arti dan dapat
dipertanggungjawabkan ( 𝑥 di sini adalah ketidakpastian yang disebabkan keterbatasan alat).
A. Pengertian Pengukuran
Jika hasil-hasil pengukuran terpusat di suatu daerah tertentu maka pengukuran disebut
presisi (harga tiap pengukuran tidak jauh berbeda).
c. Keadaan yang berfluktuasi, artinya keadaan yang berubah cepat terhadap waktu.
Misalnya, kuat arus listrik, tegangan jala-jala PLN, dan sumber tegangan lain yang
Nilai ketidakpastian relatif menentukan banyaknya angka yang boleh disertakan pada
laporan hasil pengukuran.
Terdapat dua jenis ketidakpastian pengukuran, yaitu pengukuran tunggal dan
pengukuran berulang. Hasil ukur dari pengukuran tunggal dan pengukuran berulang
ditulis ke dalam bentuk (𝑥 ± ∆𝑥) dimana pada pengukuran tunggal nilai 𝑥 merupakan
angka pasti sebuah pengukuran dan ∆𝑥 merupakan nilai ketidakpastiannya
2.1 Ketidakpastian Pengukuran Tunggal
Pada pengukuran tunggal, nilai yang dijadikan pengganti nilai benar adalah hasil
pengukuran itu sendiri. Pada pengukuran tunggal ketidak pastian Δx disebut
ketidakpastian mutlak dan ketidakpastiannya diperoleh dari setengah nilai skala
terkecil (nst) instrumen yang digunakan.
1
∆𝑥 = . 𝑁𝑆𝑇 𝑎𝑙𝑎𝑡 𝑢𝑘𝑢𝑟
2
Contoh :
Misalkan seorang pengamat mengukur panjang pensil menggunakan mistar diperoleh
nilai sebesar 20 cm ( x= hasil pengukuran ). Skala terkecil dari mistar adalah 1 mm atau
0.1 cm (nst) maka
𝛴𝑥𝑖 2 − 𝑁(𝛴𝑥𝑖 )2
∆𝑥 = √
𝑁−1
Keterangan:
P ENGUKURAN
1. Tujuan Percobaan
▪ Mempelajari penggunaan berbagai alat ukur
▪ Mampu menentukan ketidakpastian pada pengukuran tunggal dan berulang
▪ Dapat mengaplikasikan konsep ketidakpastian dan angka berarti dalam pengolahan
hasil pengukuran.
2. Dasar Teori
Suatu pengukuran yang akurat dan presisi sangat bergantung pada metode pengukuran
dan alat ukur. Hasil pengamatan yang baik akan berarti atau bermanfaat jika pengolahan
dikerjakan secara tepat. Oleh karena itu harus ada pengetahuan yang lengkap tentang
presisi pengukuran, cara analisis, teori ralat, dan statistik. Suatu pengukuran selalu disertai
oleh ketidakpastian. Beberapa penyebab ketidakpastian tersebut antara lain adanya Nilai
Skala Terkecil (NST), kesalahan kalibrasi, kesalahan titik nol, kesalahan paralaks, fluktuasi
parameter pengukuran dan lingkungan yang saling mempengaruhi serta keterampilan
pengamat.
Beberapa alat ukur dasar yang akan dipelajari dalam pratikum ini adalah jangka sorong,
micrometer sekrup, neraca teknik, penggaris, busur derajat, thermometer, dan stopwatch.
Masing – masing alat ukur memiliki cara untuk mengoperasikannya dan juga cara untuk
membaca hasil yang terukur.
2.1 Penggaris/ Mistar
Penggaris sering digunakan untuk mengukur panjang suatu benda yang tidak terlalu
memerlukan keakuratan, dan biasanya dipakai untuk pengukuran dalam kehidupan sehari-
hari. Penggaris biasanya memiliki ketelitian sebesar 1 mm.
4. Prosedur Percobaan
4.1 Pengukuran Panjang Menggunakan Jangka Sorong dan Mistar
1. Siapkan jangka sorong beserta bahan-bahan yang akan diukur
2. Tentukan skala nonius dari jangka sorong yang digunakan
3. Tentukan skala terkecil dari jangka sorong yang digunakan
5. Data Percobaan
Tabel 1.1 Pengukuran panjang dengan menggunakan jangka sorong
Pen gukuran X1 X2 X3 X4 X5 Rata –Rata
(mm) (mm) (mm) (mm) (mm) (mm)
Panjang
Lebar
Tinggi
1. Tujuan Percobaan
▪ Mempelajari gaya gesek
▪ Menentukan koefisien gesekan statis dan kinetik suatu benda
2. Dasar Teori
Gaya gesekan timbul dan bekerja pada bidang kontak (persentuhan) dari dua benda yang
bergerak berlawanan arah. Agar sebuah benda dapat bergerak, dibutuhkan gaya yang sama
besar atau melebihi gaya gesekan.
N
T
fs
T
W0 = m0 g
W1 = m 1g
f s s .N
fs
W sin
W cos
W
Benda akan meluncur bila gaya 𝑊 sin 𝛼 lebih besar dari gaya gesekan fs. Pada saat
meluncur :
𝑊 sin 𝛼 = 𝑓𝑘
Pada Gambar 3 terlihat bahwa balok akan meluncur ke atas bila gaya F lebih besar dari
W sin + f s sedangkan gaya normal N = W cos .
W sin
fs W cos F = m1g
W = m0g
4. Prosedur Percobaan
A. Koefisien Gesekan Statis
1. Letakkan papan peluncur pada posisi horizontal seperti Gambar 1. Gunakan
waterpass.
2. Pasang katrol pada salah satu ujung papan.
3. Timbanglah massa balok m 0 kemudian ikatkan balok dengan tali
1. Timbanglah massa balok m 0 dan letakkan balok di atas bidang papan peluncur yang
3. Tambahkan massa beban m1' pada m1 secara bertahap sampai balok tepat meluncur.
Amati dengan teliti gerakan balok dan ukur waktu lamanya balok meluncur di atas
bidang miring (lakukan 5 kali).
4. Tentukan juga panjang bidang miring yang dilalui oleh balok daan ulangi percobaan
lima kali dengan mengubah kemiringan papan.
5. Catat semua data pengamatan pada Tabel 3.2
5. Data Percobaan
Tabel 3.1 Koefisian gesekan statis
No Massa Balok Beban Percepatan Gaya yang bekerja Koefesien Gesek
(gram) (gram) gravitasi (Newton)
6. Evaluasi
A. Koefisien gesekan statis
1. Plotlah grafik hubungan antara gaya tegangan pada tali T dengan gaya normal N.
2. Tentukan koefisien gesekan statis dari grafik.
B. Koefisien gesekan kinetis
1. Plotlah grafik hubungan antara gaya penggerak F dengan gaya normal N.
2. Tentukan koefisien gesekan kinetis dari grafik.
Catatan: Grafik harus digambar pada kertas millimeter.
1. Tujuan Percobaan
Menentukan koefisien kekentalan zat cair menggunakan Hukum Stokes
2. Dasar Teori
Viskositas adalah besaran yang mengukur kekentalan fluida. Salah satu cara
menentukan koefisien viskositas fluida dengan menggunakan Hukum Stokes. Benda yang
dijatuhkan ke dalam zat cair tanpa kecepatan awal akan mendapatkan percepatan dari
gaya-gaya yang bekerja pada benda tersebut serta mendapat gaya gesekan yang arahnya
berlawanan dengan arah gerak benda.
dengan FA adalah gaya apung (gaya Archimedes) dan Fs adalah gaya gesekan atau gaya
gesek. Menurut hukum Stokes, gaya gesekan yang dialami oleh sebuah bola pejal yang
bergerak dalam zat cair yang kental adalah :
𝐹𝑠 = 6 𝜋 𝑟 𝜂 𝑣 ………….…………………………………………….(4.1)
Selain gaya gesekan zat cair, kita juga sudah mengenal gaya berat dan gaya
Archimedes. Ketika benda mencapai kecepatan terminal, ketiga gaya di atas memenuhi
persaman :
𝑊 = 𝐹𝐴 + 𝐹𝑆 .......................................................... (4.2)
dengan mensubstitusikan persamaan 4.1 dan 4.1 ke dalam persamaan 4.2 maka
diperoleh:
4𝜋 4𝜋
𝜌𝑏 ( 3 𝑟 3 ) 𝑔 = 𝜌𝑓 ( 3 𝑟 3 ) 𝑔 + 6 𝜋 𝑟 𝜂 𝑣
4𝜋 3
𝑟 (𝜌𝑏 − 𝜌𝑓 ) = 6 𝜋 𝑟 𝜂 𝑣
3
2𝑟 2(𝜌𝑏 −𝜌𝑓)𝑔
𝜂= .............................................. (4.4)
9𝑣
Massa jenis bola, massa jenis fluida, dan jari-jari bola sudah tertentu. Maka dengan
mengukur kecepatan terminal, koefisien viskositas fluida dapat dihitung.
4. Prosedur Percobaan
1. Susun alat sesuai dengan percobaan
2. Ukur jari – jari dan massa jenis dari bola yang akan dijatuhkan
3. Tentukan massa jenis dari zat alir
4. Jatuhkan bola secara perlahan – lahan diatas permukaan zat alir dalam tabung dan
jaga agar tidak ada gelembung cairan yang ikut bersama bola pada tabung viskositas.
5. Setelah kira – kira 5 cm dari permukaan zat alir dalam tabung, lalu tekan tombol
stopwatch dan setelah sampai di dasar tabung hentikan stopwatch. Catat waktu
jatuhnya dan ukur jarak yang ditempuh bola sejak awal penekanan tombol stopwatch
sampai ke dasar tabung, lakukan sebanyak 5 kali.
6. Catat hasil pengukuran pada tabel 4.1
7. Tentukan kecepatan gerak benda (v) berdasarkan prosedur di atas
5. Data Percobaan
Massa bola : …… massa minyak : …..
Volume bola : …… Volume minyak : …..
Massa Jenis bola : ……. Massa jenis minyak : …..
Tabel 4.1 Hasil Pengukuran
Pengulangan h t v Η
1
2
3
4
5
1. Tujuan Percobaan
▪ Percobaan ini bertujuan untuk menentukan jarak pancar zat cair yang mengalir dan
menentukan volume atau debit zat cair yang mengalir
2. Dasar Teori
Hukum Bernoulli yang merupakan persamaan dasar fluida tidak kompressibel yang
mengalir secara laminer.
Gambar 5.1 Menentukan laju keluar air dari suatu keran pada bak yang besar
Karena kedua permukaan zat cair tersebut didorong oleh tekanan udara luar sebesar
1 atm, jadi : P1 = P2 = P0= Tekanan udara luar. Karena luas penampang di lokasi 1 jauh lebih
besar daripada luas penampang di lokasi 2 maka laju turun permukaan air dalam bak sangat
kecil dan dapat dianggap no;. Jadi kita ambil 𝑣1
atau
𝟏
𝝆𝒗𝟐 𝟐 = 𝝆 𝒈(𝒉𝟏 − 𝒉𝟐 )
𝟐
atau
Persamaan (5.2) dikenal dengan asas Toricelli yang merupakan aplikasi khusus dari
hukum Bernoulli.
Debit air adalah banyaknya air yang mengalir pada suatu pembuluh tertentu dengan
luas penampang A2, yang dirumuskan sebagai:
𝑸 = 𝒗𝟐 . 𝑨𝟐
dimana Q merupakan debit air dan 𝑣2 merupakan laju aliran air yang keluar dari keran
Untuk menentukan besar volume air yang keluar dari lubang pembuluh/ penampang setelah
jangka waktu (∆t) tertentu maka digunakan persamaan sebagai berikut :
∆𝑽 = 𝑸. ∆𝒕 …………………………………………………… (5.3)
4. Prosedur Percobaan
a. Siapkan semua alat dan bahan yang diperlukan.
b. Beri lubang kecil pada Tabung Bonanza yang dapat ditentukan luas penampangnya
e. Lepaskan jari dari lubang tabung tersebut, bersamaan dengan itu jalankan
stopwatch.
f. Catat waktu yang diperlukan sampai zat cair itu berhenti mengalir.
g. Ukur jarak pancar air pertama yang mengalir keluar dengan mistar yang telah
5. Data Percobaan
6. Evaluasi
1. Hitunglah kecepatan air yang mengalir , debit air dan volume air yang keluar
2. Buatlah kesimpulan yang didapat dari percobaan yang dilakukan
1. Tujuan Percobaan
▪ Mempelajari hubungan antara gaya pegas dengan pertambahan panjang pegas
▪ Menentukan konstanta pegas
▪ Menyelidiki pengaruh massa terhadap periode getaran pegas sederahana
2. Dasar Teori
Tinjau sebuah pegas tergantung vertikal yang digantungi beban massa pada ujung
bagian bawah seperti pada Gambar berikut.
Posisi pegas sebelum ditarik atau ditekan oleh beban massa berada pada titik
kesetimbangan. Apabila pegas ditarik ke bawah dengan simpangan sebesar ∆x kemudian
dilepaskan, maka pegas akan bergerak naik – turun di sekitar titik kesetimbangannya
secara berulang (periodik) selama simpangan tidak terlalu besar. Dengan kata lain, pegas
melakukan getaran. Getaran ini disebut gerak harmonis sederhana. Pegas dapat
melakukan gerak harmonik sederhana karena adanya gaya pegas yang berfungsi sebagai
|𝐹 | = 𝑘 ∆𝑥
𝑚𝑔
𝑘= ……………………………………………… (6.2)
𝑥
Dimana : k = konstanta pegas (N/m)
F = Gaya (Newton)
∆𝑥 = pertambahan panjang pegas (meter)
Periode (T) adalah waktu yang diperlukan beban massa untuk melakukan satu kali
getaran atau osilasi penuh yang dapat dinyatakan sebagai berikut:
𝑚
𝑇 = 2𝜋√ 𝑘 .......................................................... (6.3)
Dengan:
T = Periode getaran (s)
2. Tambahkan lagi beban awal dengan sebuah beban, lalu ukurlah panjang pegas.
Massa semua beban (m) = kg
Gaya berat semua beban (F) = m. g = (m) . (9.8 m/s2) = Newton
Panjang pegas (x) = meter
3. Tambahkan lagi beban awal + beban kedua dengan sebuah beban, lalu ukurlah
panjang pegas.
Massa semua beban (m) = kg
Gaya berat semua beban (F) = m. g = (m) . (9.8 m/s2) = Newton
Panjang pegas (x) = meter
4. Ulangi percobaan dan perhitungan seperti langkah ke-2 dan ke-3 lalu catat F dan ∆x
pada Tabel. Hitung Fn, ∆x, dan k pada masing-masing baris.
5. Evaluasi Akhir
1. Hitung konstanta pegas untuk setiap beban yang diberikan
2. Hitung rata-rata konstanta pegas dari setiap penambahan beban
3. Buatlah gambar grafik hubungan antara F dengan ∆x
4. Buat analisis dan kesimpulan dari percobaan tersebut
1
2
3
4
5
Konstanta pegas rata-rata k= (N/m)
1
2
3
4
5
Konstanta pegas rata-rata k= (N/m)
1
2
3
4
5
Konstanta pegas rata-rata k= (N/m)
2𝜋 𝑔
𝜔= = √ ………………………………………..(7.1)
𝑇 𝑙
Dimana : 𝜔 = Frekuensi
T = Periode bandul
l = Panjang tali (meter)
g = Percepatan gravitasi (m/s2)
2. Apakah hubungan percepatan gravitasi dengan periode dan panjang tali sesuai dengan
persamaan?
Giancoli, Douglas C. 1998. Physics Principles with Applications 5th Edition. Prentice Hall, London.
Manual on PHYWE : Physics Laboratory Experiment. Jerman: PHYWESysteme GmbH & Co. KG
Göttingen
Resnick, Halliday. 1985. Physics, 3rd Edition(Fisika Jilid I Edisi Ketiga). Erlangga, Jakarta.
Wilson, Jerry et al. 2010. Physics Laboratory Experiment 7th Edition. Brooks/Cole Cengage
Learning, USA