ALAT UKUR
PENGUKURAN LUAS BALOK
WIWIT SUCIATI
20140111064031
Program studi : Pendidikan Fisika
UNIVERSITAS CENDERAWASIH
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
JURUSAN PENDIDIKAN MIPA
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA
PAPUA
JAYAPURA
2015
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam ilmu fisika, pengukuran dan besaran merupakan hal yang bersifat dasar, dan
pengukuran merupakan salah satu syarat yang tidak boleh ditinggalkan. Aktivitas mengukur
menjadi sesuatu yang sangat penting untuk selalu dilakukan dalam mempelajari berbagai
fenomena yang sedang dipelajari.
Sebelumnya ada baiknya jika kita mengingat definisi pengukuran atau mengukur itu sendiri.
Mengukur adalah kegiatan membandingkan suatu besaran dengan besaran lain yang telah
disepakati. Misalnya menghitung luas balok, maka harus mengukur untuk dapat mengetahui
panjang dan lebar balok, setelah itu baru menghitung luas.
Mengukur dapat dikatakan sebagai usaha untuk mendefinisikan karakteristik suatu fenomena
atau permasalahan secara kualintatik. Dan jika dikaitkan dengan proses penelitian atau
sekedar pembuktian suatu hipotesis maka pengukuran menjadi jalan untuk mencari data-
data yang mendukung. Dengan pengukuran ini kemudian akan diperoleh data-data numeric
yang menunjukan pola-pola tertentu sebagai bentuk karakteristik dari permasalahan tersebut.
B. Tujuan Percobaan
Dalam kehidupan sehari-hari tanpa kita sadari sesungguhnya kita tidak pernah luput dari
kegiatan pengukuran. Kita membeli minyak goreng, gula, beras, daging, mengukur tinggi
badan, menimbang berat, mengukur suhu tubuh merupakan bentuk aktivitas pengukuran.
Dengan demikian dapat dikatakan bahwa pengukuran merupakan bagian dari kehidupan
manusia. Melalui hasil pengukuran kita bisa membedakan antara satu dengan yang lainnya.
Pengukuran agar memberikan hasil yang baik maka haruslah menggunakan alat ukur yang
memenuhi syarat. Suatu alat ukur dikatakan baik bila memenuhi syarat
yaitu valid (sahih)dan reliable (dipercaya). Disamping ke dua syarat di atas, ketelitian alat
ukur juga harus diperhatikan. Semakin teliti alat ukur yang digunakan, maka semakin baik
kualitas alat ukur tersebut.
Mengukur pada hakikatnya adalah membandingkan suatu besaran dengan suatu besaran yang
sudah distandar. Pengukuran luas dilakukan dengan menggunakan mistar, meteran dll.
Penggunaan alat ukur yang sudah distandar, maka siapapun yang melakukan pengukuran,
dimanapun pengukuran itu dilakukan, dan kapanpun pengukuran itu dilaksanakan akan
memberikan hasil yang relatif sama .
Mengukur adalah memainkan peranan penting pada fisika, tetapi hasil pengukuran tidak akan
pernah tepat secara sempurna. Pengukuran dasar merupakan daras utama guna mencari
korelasi atau interperensi dan juga untuk membandingkan hasil pengukuran dengan prediksi
teoritis.
Pada pengukuran dengan menggunakan mistar yang diperhatikan adalah titik nol mistar
harus tepat pada salah satu ujung benda yang diukur.Pembacaan skala pada mistar harus
tegak lurus pada skala yang ditunjuk, agar tidak terjadi kesalahan.
Mistar biasanyadigunakan untuk mengukur benda yang panjangnya kurang dari 50 cm atau
100 cm.Tingkat ketelitiannya 0,5 mm ( x 1 cm). Satuan yang tercantum dalam mistar
adalah cm, mm, serta inchi
BAB II
PEMBAHASAN
B. Prosedur Percobaan
1. Siapkan mistar dan balok kecil yang akan diukur volumenya.
2. Ukur panjang, lebar, dan tinggi balok menggunakan mistar. Dalam pengukuran
perhatikan titik nol mistar harus tepat pada salah satu ujung balok.
3. Perhatikan penunjukan skala pada mistar yang berimpit dengan ujung balok
lainnya.Pembacaan skala pada mistar harus tegak lurus pada skala yang ditunjuk,
agar tidak terjadi kesalahan.
4. Dari data yang diperoleh hitung pula volume balok.
A. Hasil Percobaan
Catatan:
Luas permukaan balok bisa kita ketahui dengan menggunakan rumus:
B. Pembahasan
Dari percobaan yang dilakukan dengan mengukur panjang, lebar, dan tinggi
balok dengan alat ukur mistar didapatkan luas balok tersebut , dengan rumus :
x = NST
X = x x
Melaporkan hasil pengukuran berulang dapat dilakukan dengan berbagai cara,
dantaranya adalah menggunakan kesalahan rentang atau bisa juga
menggunakan standar deviasi.
Keterangan:
x : ketidakpastian pengukuran
PENUTUP
A. KESIMPULAN
1. Dengan mengetahui berapa panjang, lebar, dan tinggi balok dari hasil pengukuran ,
kita dapat menghitung luas pada permukaan balok.
2. Pengukuran yang hanya dilakukan sekali belum tentu menghasilkan nilai yang benar.
Jadi, kita harus melakukan pengukuran berulang.
DAFTAR PUSTAKA
http://buku2gratis.blogspot.com/2013/01/ebook-fisika-dasar-oleh-m-satriawan.html
http://shofaifa.blogspot.com/2013/02/laporan-fisika-dasar pengukuran.html
http://sainsmini.blogspot.co.id/2015/02/ketidakpastian-pada-pengukuran-tunggal.html