Anda di halaman 1dari 5

I.

PENDAHULUAN

A. Judul
Pengukuran Dasar
B. Tujuan
1. Memahami prinsip penggunaan jangka sorong, mikrometer sekrup
2. Mengetahui ukuran sesungguhnya dari suatu benda yang diukur dengan
jangka sorong / mikrometer sekrup
II. TINJAUAN PUSTAKA

Pengukuran merupakan suatu kegiatan yang dilakukan untuk mendapatkan


hasil atau data dalam sebuah penelitian. Pada proses pengukuran dibutuhkan
pengetahuan mencakup masalah deteksi, pengolahan, pengaturan dan analisis
data. Mengukur dilakukan untuk membandingkan suatu nilai yang terukur dengan
alat ukur lain yang telah terkalibrasi sebagai referensi. (Morris, 2001).
Terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi pengukuran antara lain,
pertama faktor akurasi. Akurasi yaitu kedekatan atau ketelitian alat ukur dalam
membaca besaran fisis yang sebenarnya dari besar variabel yang diukur. Kedua,
presisi yaitu hasil pengukuran yang dihasilkan dari proses pengukuran, atau
derajat untuk membedakan satu pengukuran dengan lainnya. Ketiga, kepekaan
yaitu ratio dari sinyal output atau tanggapan alat ukur perubahan input atau
variabel yang diukur; Keempat, resolusi yaitu perubahan terkecil atau terbesar dari
nilai pengukuran yang mampu ditanggapi oleh alat ukur. Kelima, kesalahan yaitu
besaran fisis penyimpangan dari nilai sebenarnya variabel yang diukur. (Morris,
2001)
Jangka sorong merupakan alat ukur yang lebih teliti dari mistar. Pada
batang ukurnya terdapat skala utama dengan cara pembacaan sama seperti mistar
ukur. Pada ujung yang lain dilengkapi dengan dua rahang ukur yaitu rahang ukur
tetap dan rahang ukur gerak, sehingga jangka sorong dapat digunakan untuk
mengukur dimensi luar, dimensi dalam, kedalaman dan ketinggian dari benda
ukur. Di samping skala utama, jangka sorong juga memiliki skala tambahan yang
sangat penting perannya di dalam pengukuran yang disebut dengan skala nonius.
Skala nonius inilah yang membedakan tingkat ketelitian jangka sorong. Ketelitian
jangka sorong bisa mencapai 0.001 inchi atau 0.05 milimeter. Untuk skala
pembacaan dengan sistem metrik, terdapat jangka sorong dengan panjang skala
utama 150 mm, 200 mm, 250 mm, 300 mm, dan bahkan ada juga yang 1000 mm.
(Wagiran, 2013)
Gambar 1. Struktur Jangka Sorong (Sumber: Wagiran, 2013)

Mikrometer sekrup sering digunakan untuk mengukur tebal benda-benda


tipis dan mengukur diameter benda-benda bulat yang kecil seperti tebal kertas dan
diameter kawat. Mikrometer sekrup terdiri atas dua bagian, yaitu poros tetap dan
poros ulir. Skala panjang yang terdapat pada poros tetap merupakan skala utama,
sedangkan skala panjang yang terdapat pada poros ulir merupakan skala nonius.
Skala utama mikrometer sekrup mempunyai skala dalam mm, sedangkan skala
noniusnya terbagi dalam 50 bagian. Satu bagian pada skala nonius mempunyai
nilai 1/50 × 0,5 mm atau 0,01 mm. Jadi, mikrometer sekrup mempunyai tingkat
ketelitian 0,01 mm.

Gambar 2. Mikrometer Sekrup (Sumber: Iradaty, 2017)


Kesaksaman atau dari kata dasar saksama dapat diartikan sebagai
ketelitian atau kecermatan (KBBI, 2017) Standar deviasi yaitu nilai statistik yang
dimanfaatkan untuk menentukan bagaimana sebaran data dalam sampel, serta
seberapa dekat titik data individu ke mean ataupun rata-rata nilai sampel.
(Zulpadrianto dan Husna, 2015)
DAFTAR PUSTAKA

Morris, A.S., 2001. Measurement and Instrumentation Principles. British Library


Cataloguing in Publication Data.
Junaidi, 2013. Komputerisasi alat ukur V-R meter untuk karakterisasi sensor gas
terkalibrasi NI DAQ BNC-2110. Jurnal Teori dan Aplikasi Fisika 01 (01):
59-64.
Halliday, D. dan Resnick, R., 1984. Fisika Jilid 1 Edisi ke-3. Diterjemahkan oleh
Silaban, Pantur. Penerbit Erlangga. Jakarta Pusat.
Wagiran. 2013. Penggunaan Alat-Alat Ukur Metrologi Industri. Penerbit
Deepublish. Yogyakarta.
Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa. 2017. Kamus Besar Bahasa
Indonesia. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Jakarta
Iradaty, F. 2017. Peraga mikrometer sekrup braille untuk siswa tuna netra.
Journal of Disability Studies 4(1): 71-92
Zulpadrianto dan Husna. 2015. Perbandingan kompetensi mahasiswa yang diberi
resitasi peta konsep dengan menjawab pertanyaan sebelum melaksanakan
praktikum fisika dasar di laboratorium fisika dasar STJIP PGRI 2(1): 42-
54

Anda mungkin juga menyukai