Anda di halaman 1dari 18

LAPORAN ASISTENSI

PRAKTIKUM FISIKA DASAR


MODUL I
MASSA JENIS ZAT PADAT

Nama Instruktur :
Nama Asisten :

Nama Praktikan
(NPM)

NAMA LABORATORIUM
PROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS WIDYATAMA
BANDUNG
2017
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG MASALAH


1.1.1 Massa Jenis
Zat didefinisikan sebagai sesuatu yang mempunyai massa dan
memerlukan ruang. Berdasarkan wujudnya, zat dapat dibedakan menjadi tiga
macam, yaitu zat padat, zat cair dan gas. Setiap zat padat mempunyai massa
jenis tertentu. Demekian juga dengan zat cair dan gas. Oleh karena itu kita
dapat mengetahui jenis zat berdasarkan massa jenisnya.
Massa jenis (ρ) didefinisikan sebagai perbandingan antara massa zat
dan volumenya. Nilai massa jenis hanya bergantung pada jenis zat, tidak
bergantung pada massa atau volume zat. Dengan kata lain, nilai massa jenis
suatu zat adalah tetap. Massa jenis berfungsi untuk menentukan zat. Setiap zat
memiliki massa jenis yang berbeda. Dan satu zat berapapun massanya
berapapun volumenya akan memiliki massa jenis yang sama.
Nilai massa jenis suatu zat adalah tetap, tidak tergantung pada massa
maupun volume zat, tetapi tergantung pada jenis zatnya, oleh karenanya zat
yang sejenis selalu mempunyai masssa jenis yang sama. Satuan massa jenis
adalah kg/m3 atau g/cm3, jenis zat dapat diketahui dari massa jenisnya. Massa
jenis rata-rata setiap benda merupakan total massa dibagi dengan total
volumenya. Sebuah benda yang memiliki massa jenis lebih tinggi (misalnya
besi) akan memiliki volume yang lebih rendah dari pada benda bermassa sama
yang memiliki massa jenis lebih rendah (misalnya air).
Selain karena angkanya yang mudah diingat dan mudah dipakai
untuk menghitung, maka massa jenis air dipakai perbandingan untuk rumus ke-
2 menghitung massa jenis, atau yang dinamakan “Massa Jenis Relatif”. Rumus
massa jenis relatif = Massa bahan / Massa air yang volumenya sama.
Satuan massa adalah kg atau gram dan satuan volume m3 atau cm3
sehingga satuan massa jenis adalah kg/m3 atau g/cm3. Massa jennis merupakan
ciri khas benda. Setiap benda yang sejenis memiliki massa jenis yang sama dan
setiap benda yang berlainan jenis memiliki massa jenis yang berbeda. Massa
jenis suatu zat dapat dihitung dengan mengetahui massa dan volume zat
tersebut.

1.2 TUJUAN PRAKTIKUM


Tujuan dari praktikum kali ini adalah menghitung massa jenis benda
dan membandingkan rapatannya.
BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 MASA JENIS


Massa jenis atau rapat jenis suatu zat adalah masa tiap satuan
volume atau dapat dirumuskan:
𝑚
ρ= 𝑉

dengan :
ρ = massa jenis (kg/m3)
m = massa zat (kg)
V = volume (m3)
Massa jenis atau kerapatan suatu fluida dapat bergantung pada banyak faktor,
seperti temperature fluida dan tekanan yang mempengaruhi fluida. Satuan
massa jenis dalam CGS adalah gram per centimeter kubik (g/cm3). Satuan SI
massa jenis adalah kilogram per meter kubik (kg/m3).

Tabel 2.1 Massa Jenis Zat Padat


No. Nama Zat Padat Massa Jenis (cm3)
1 Bijih Nikel 1,600
2 Alumunium 2,712
3 Titanium 4,500
4 Bijih Besi 5,046
5 Seng 7,135
6 Besi Baja 7,850
7. Kuningan 8,400 – 8,700
8 Perunggu (8 – 14) % 7,400 – 8,900
9 Stainless Steel 7,480 – 8,800
10 Perunggu - Timbal 7,700 – 8,800
11 Nikel - Perak 8,442
12 Nikel 8,800
No. Nama Zat Padat Massa Jenis
13 Tembaga 8,930
14 Perak 10,490
15 Uranium 19,070
16 Emas 19,320
17 Platinum 21,400

Alat-alat yang digunakan dalam pengukuran adalah:


a. Jangka Sorong
Jangka sorong terdiri atas dua bagian, yaitu rahang tetap dan rahang
geser. Skala panjang yang terdapat pada rahang tetap merupakan skala
utama, sedangkan skala pendek yang terdapat pada rahang geser merupakan
skala nonius atau vernier. Nama vernier diambilkan dari nama penemu
jangka sorong, yaitu Pierre Vernier, seorang ahli teknik berkebangsaan
Prancis. Skala utama pada jangka sorong memiliki skala dalam cm dan mm.
Sedangkan skala nonius pada jangka sorong memiliki panjang 9 mm dan di
bagi dalam 10 skala, sehingga beda satu skala nonius dengan satu skala pada
skala utama adalah 0,1 mm atau 0,01 cm. Jadi, skala terkecil pada jangka
sorong adalah 0,1 mm atau 0,01 cm. Jangka sorong tepat digunakan untuk
mengukur diameter luar, diameter dalam, kedalaman tabung, dan panjang
benda sampai nilai 10 cm.
b. Neraca Teknis
Massa benda menyatakan banyaknya zat yang terdapat dalam suatu
benda. Massa tiap benda selalu sama dimana pun benda tersebut berada.
Satuan SI untuk massa adalah kilogram (kg). Alat untuk mengukur massa
disebut neraca. Ada beberapa jenis neraca, antara lain, neraca ohauss, neraca
lengan, neraca langkan, neraca pasar, neraca tekan, neraca badan, dan
neraca elektronik. Setiap neraca memiliki spesifikasi penggunaan yang
berbeda-beda. Jenis neraca yang umum ada adalah neraca tiga lengan dan
empat lengan. Pada neraca tiga lengan, lengan paling depan memuat angka
satuan dan sepersepuluhan, lengan tengah memuat angka puluhan, dan
lengan paling belakang memuat angka ratusan.
Cara penggunaan :
- Kalibrasi Neraca dengan keseimbangan pada titik nol.
- Letakkan benda yang akan diukur massanya pada tempatnya.
- Geser-geser anak timbangan pada lengan neraca mulai dari anak
timbangan terbesar.
- Jika sudah setimbang lengan neraca maka jumlahkan semua angka yang
tertera pada masing-masing anak timbangan.
- Jumlah angka pada anak timbangan = massa benda.

Volume zat padat dapat ditentukan dengan dua cara, yaitu


pengukuran langsung (dengan menggunakan gelas ukur) dan pengukuran
secara tidak langsung (secara mekanik).
1. Pengukuran secara langsung (secara mekanik)
Pada pengukuran secara langsung, berlaku Hukum Archimmides, yang
berbuyi:
“ setiap benda yang tercelup sebagian atau seluruhnya ke dalam fluida,
akan mendapat gaya ke atas sebesar beratfluida yang dipindahkan oleh
benda itu.”
Volume benda padat dapat ditentukan dengan mengurangi massa benda
diudara dengan massa benda didalam air, dan massa jenis dapat ditentukan
dari volume dan massa zat padat tersebut.
V = Mu – Ma
Dengan ; Mu = Massa udara
Ma = Massa air
Jika massa dan volume dapat diketahui dengan cara menimbang zat
itudengan timbangan atau neraca teknis sehingga besaran massa dapat
diukur langsung dengan alat ukurnya. Untuk mengukur langsung volume
zat padat dapat dilakukan dengan memasukkan zat padat itu kedalam ge;as
ukur yang berisi xat cair. Apabila zat padat itu tengggelam seluruhnya, maka
perubahan menunjukkan volume itu dari zat padat tersebut.

2. pengukuran secara tidak langsung (secara mekanik).


Pengukuran secara mekanik digunakan untuk mengukur volume zat padat
yang teratur bentuknya (kontinu) dapat dilakukan dengan mengukur
perubah (variabel) yang membangunnya.
 Volume balok
Volume balok dapat juga dilakukan dengan cara mengukur panjang
lebar dan tinggi dari balok tersebut sehingga:
Vbalok = p x l x t

Dengan;
P = panjang balok
L = lebar balok
T = tinggi balok

 Volume silinder pejal


Dapat dilakukan dengan cara mengukur jari-jari dan panjang silinder
tersebut, sehingga:
Vsilinder = πr2 x t
Dengan:
r = jari-jari silinder
t = panjang silinder
 Volume bola
Dapat dilakukan dengan cara mengukur jari-jari bola tersebut,
sehingga:
𝟒
V bola = 𝟑 𝝅𝒓𝟑

Dengan:
r = jari-jari bola
 Massa jenis
𝒎
𝝆=
𝑽
dengan :
m = massa jenis (kg/m3)
𝜌 = massa zat (kg)
V = volume (m3)
BAB III

PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

3.1 PENGUMPULAN DATA


Massa Jenis Zat Padat

1. Bentuk Tabung Berlubang


dL(cm) dD(cm) tL(cm) tD(cm) m(g) ket
dL = diameter
I 2,500 1,000 2,500 1,460 93,37
luar
dD = diameter
II 2,500 1,000 2,500 1,460 93,36
dalam
tL = tinggi
III 2,500 1,000 2,500 1,465
dalam

Rata- tD = tinggi
2,500 1,000 2,500 1,462 93,365
rata luar

r 1,250 0,500 m = massa

2. Bentuk Balok Perak


p(cm) l(cm) t(cm) m(g) ket
p = panjang
I 4,105 0,950 2,035 21,15
l = lebar
t = tinggi
II 4,110 0,950 2,040 21,16
m = massa

III 4,110 0,955 2,045

Rata-
4,108 0,952 2,040 21,155
rata
3. Bentuk Balok Kuningan
p(cm) l(cm) t(cm) m(g) ket
p = panjang
I 4,050 0,955 2,055 68,65
l = lebar
t = tinggi
II 4,055 0,965 2,050 68,67
m = massa

III 4,045 0,960 2,050

Rata-
4,050 0,960 2,052 68,66
rata
4. Bentuk Koin Besar Berlubang dan Bercelah
dL(cm) dD(cm) t(cm) pc(cm) lc(cm) m(g)
I 3,440 0,505 1,500 0,305 0,715 51,50
II 3,445 0,505 1,500 0,310 0,715 51,50
III 3,450 0,505 1,500 0,315 0,715
Rata-
3,445 0,505 1,500 0,310 0,715 51,50
rata
r 1,7225 0,2525
ket
dL = diameter luar
dD = diameter dalam
t = tinggi
pc = panjang celah
lc = lebar celah
m = massa
r = jari-jari
5. Bentuk Koin Kecil
d(cm) t(cm) m(g) ket
dL = diameter luar
I 1,880 0,290 6,45
dD = diameter
dalam
II 1,885 0,290 6,45
tL = tinggi dalam
tD = tinggi luar
III 1,890 0,295
m = massa

Rata-
1,885 0,292 6,45
rata
r 0,9425
6. Bentuk Bola Oval Berlubang
d1 = d2 d3 dulir tulir m
(cm) (cm) (cm) (cm) (g)
I 2,945 3,230 0,395 1,550 128,32
II 2,950 3,230 0,400 1,555 128,33
III 2,955 3,235 0,400 1,560
Rata- 128,325
2,950 3,232 0,398 1,555
rata
r 1,475 1,616 0,199
ket
d1 = diameter 1
d2 = diameter 2
d3 = diameter 3
dulir = diameter ulir/lubang
tulir = tinggi/kedalaman ulir
m = massa
r = jari-jari
3.2 PENGOLAHAN DATA
Massa Jenis Zat Padat
1. Bentuk Tabung Berlubang

V = 𝜋 ∙ 𝑟2 ∙ 𝑡
VL = 3,14 x 1,250 cm x 1,250 cm x 2,500 cm
= 12,2656 cm3
VD = 3,14 x 0,500 cm x 0,500 cm x 1,462 cm
= 1,1477 cm3
∆V = VL − VD
= 12,2656 cm3 − 1,1477 cm3
= 11,1179 cm3
ρ 𝑚
=
𝑉
93,365 g
=
11,1179 𝑐𝑚3
𝑔
= 8,3977 ⁄𝑐𝑚3

2. Bentuk Balok Perak

V =𝑝∙𝑙∙𝑡
V = 4,108 cm x 0,952 cm 2,040 cm
= 7,9237 cm3
ρ 𝑚
=
𝑉
21,155 g
=
7,9237 𝑐𝑚3
𝑔
= 2,6698 ⁄𝑐𝑚3
3. Bentuk Balok Kuningan

V =𝑝∙𝑙∙𝑡
V = 4,050 cm x 0,960 cm 2,052 cm
= 7,9782 cm3
ρ 𝑚
=
𝑉
68,66 g
=
7,9782 𝑐𝑚3
𝑔
= 8,6060 ⁄𝑐𝑚3

4. Bentuk Koin Besar Berlubang dan Bercelah

V = 𝜋 ∙ 𝑟2 ∙ 𝑡
VL = 3,14 x 1,7225 cm x 1,7225 cm x 0,715 cm
= 6,6612 cm3
VD = 3,14 x 0,2525 cm x 0,2525 cm x 0,715 cm
= 0,1431 cm3
VC =𝑝∙𝑙∙𝑡
= 1,500 cm x 0,310 cm x 0,715 cm
= 0,3325 cm3
∆V = VL – (VD + VC)
= 6,6612 cm3 – (0,1431 cm3 + 0,3325 cm3)
= 6,1856 cm3
ρ 𝑚
=
𝑉
51,50 g
=
6,1856 𝑐𝑚3
𝑔
= 8,3258 ⁄𝑐𝑚3
5. Bentuk Koin Kecil
V = 𝜋 ∙ 𝑟2 ∙ 𝑡
V = 3,14 x 0,9425 cm x 0,9425 cm x 0,292 cm
= 0,8145 cm3
ρ 𝑚
=
𝑉
6,45 g
=
0,8145 𝑐𝑚3
𝑔
= 7,9190 ⁄𝑐𝑚3

6. Bentuk Bola Oval Berlubang


1 = 1 x VTabung
3 x 2 VBola
1 = 𝜋 ∙ 𝑟2 ∙ 𝑡
VBola
2 1
= 3 x 3,14 x r1 x r2 2(r3)
2
VBola =2x x 3,14 x r1 x r2 x r3
3
4
= 3 x 3,14 x 1,475 cm x 1,475 cm x 1,616 cm

= 14,7195 cm3
VTabung = 𝜋 ∙ 𝑟2 ∙ 𝑡
= 3,14 x 0,199 cm x 0,199 cm x 1,555 cm
= 0,1934 cm3
∆V = VBola − VTabung
= 14,7195 cm3 − 0,1934 cm3
= 14,5261 cm3
𝑚
ρ =
𝑉
128,325 g
=
14,5261 𝑐𝑚3
𝑔
= 7,9190 ⁄𝑐𝑚3
BAB IV

ANALISIS

4.1 Massa Jenis


BAB V

PENUTUP

5.1 KESIMPULAN
Massa Jenis

5.2 SARAN
Massa Jenis
DAFTAR PUSTAKA

Halliday dan Resnick. 1991. Fisika Jilid I (terjemahan). Jakarta : Erlangga

Searss, F.W dan M.W. Zeamansky. 1985. Fisika untuk Universitas jilid 1.
Bandung: Bina Cipta
Tipler,P.A. 1998. Fisika untuk Sains dan Teknik Jilid I (Terjemahan). Jakarta :
Erlangga.
Suhada, Resa Taruna. 2009. Modul Fisika Dasar Universitas. Jakarta: Mercu
Buana

Anda mungkin juga menyukai