Anda di halaman 1dari 33

LAPORAN ASISTENSI

PRAKTIKUM ANALISIS DAN PENGUKURAN KERJA


MODUL IV
PENGUKURAN WAKTU LANGSUNG (STOPWATCH)

Instruktur : Annisa Maharani Suyono, S.T., M.M.


Asisten : Muhammad Akbar
Aliyah Mira K

Disusun Oleh :

Dhea Ayu Lestari (0518103009)


Rifan Rizwan (0518103013)
Willy Rizkilah R (0518103004)
Yusuf Sugara (0518103006)

LABORATORIUM PERANCANGAN SISTEM KERJA DAN ERGONOMI


PROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS WIDYATAMA
BANDUNG
2019
KATA PENGANTAR

Puji serta syukur penyusun panjatkan kehadirat Allah SWT. Atas limpahan berkat
dan rahmat-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan Laporan Praktikum Analisis
dan Pengukuran Kerja (APK). Laporan ini disusun sebagai pemenuhan tugas mata
kuliah Praktikum Analisis dan Pengukuran Kerja.

Dalam penyusunan laporan ini, kami mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya


kepada semua pihak yang telah membantu terselesaikannya laporan ini. Adapun
pihak-pihak tersebut antara lain :

1. Annisa Maharani Suyono, S.T., M.M. selaku instruktur Praktikum Analisis dan
Pengukuran Kerja
2. Alfi Herdiansyah, S.T. selaku instruktur Praktikum Analisis dan Pengukuran
Kerja
3. Asisten praktikum Aliyah Mira K dan Muhammad Akbar
4. Orang tua, sahabat, kerabat, dan pihak-pihak yang tidak bias penyusun sebutkan
satu persatu.
Laporan ini masih sangat jauh dari kesempurnaan, oleh karena itu kritik serta saran
yang membangun masih penyususn harapkan untuk penyempurnaan laporan ini.
Mudah-mudahan laporan ini dapat memberikan manfaat bagi para pembaca, dan
bagi penysun sendiri.

Bandung, November 2019

Penyusun

i
Universitas Widyatama Praktikum Analisis dan Pengukuran Kerja

DAFTAR ISI

Halaman
KATA PENGANTAR ............................................................................................ i
DAFTAR ISI .......................................................................................................... ii
DAFTAR GAMBAR ............................................................................................ iv
DAFTAR TABEL ..................................................................................................v
BAB I PENDAHULUAN .......................................................................................1
1.1 LATAR BELAKANG .............................................................................1
1.1.1 Pengukuran Waktu Langsung (Stopwatch) ........................................1

1.2 TUJUAN PRAKTIKUM ........................................................................2


1.2.1 Pengukuran Waktu Langsung (Stopwatch) ........................................2

BAB II LANDASAN TEORI ................................................................................3


2.1 PENGUKURAN WAKTU LANGSUNG (STOP WATCH) .................3
2.1.1 Pengukuran Waktu Langsung ............................................................4

2.1.2 Pengukuran Waktu Kerja Tidak Langsung ........................................5

2.1.3 Prinsip – prinsip Ekonomi Gerakan ...................................................7

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA ..............................13


4.1 PENGUMPULAN DATA .....................................................................13
Profil Perusahaan .............................................................................13

Profil Operator .................................................................................13

4.1.3 Data Pengamatan ..............................................................................15

4.2 PENGOLAHAN DATA ........................................................................16


4.2.1 Uji Keseragaman Data .....................................................................17

4.2.2 Uji Kecukupan Data .........................................................................21

4.2.3 Perhitungan Waktu Siklus, Waktu Normal, dan Waktu Baku .........22

BAB V ANALISIS ................................................................................................24


5.1 PENGUKURAN WAKTU LANGSUNG (STOPWATCH) ................24
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN..............................................................26
6.1 KESIMPULAN ......................................................................................26

ii
Universitas Widyatama Praktikum Analisis dan Pengukuran Kerja

6.2 SARAN ...................................................................................................26


DAFTAR PUSTAKA ...........................................................................................27

iii
Universitas Widyatama Praktikum Analisis dan Pengukuran Kerja

DAFTAR GAMBAR

Halaman
Gambar 4.1 Proses Vakum Kemasan ...................................................................13
Gambar 4.2 Proses Pemasangan Label .................................................................14
Gambar 4.3 Proses Packing ..................................................................................14
Gambar 4.4 Grafik Keseragaman Data Vakum Kemasan ....................................19
Gambar 4.5 Grafik Keseragaman Data Pemasangan Label Kemasan..................20
Gambar 4.6 Grafik Keseragaman Data Packing ..................................................20

iv
Universitas Widyatama Praktikum Analisis dan Pengukuran Kerja

DAFTAR TABEL

Halaman
Tabel 2.1 Perfomance Rating Sistem Westing House .............................................9
Tabel 4.1 Pengukuran Waktu Proses Vakum……………………………………15
Tabel 4.2 Pengukuran Waktu Pemasangan Label .................................................15
Tabel 4.3 Pengukuran Waktu Packing ..................................................................15
Tabel 4.4 Pengolahan Data Waktu Vakum ...........................................................16
Tabel 4.5 Pengolahan Data Waktu Pemasangan Label .........................................16
Tabel 4.6 Pengolahan Data Waktu Packing Kemasan ..........................................17
Tabel 4.7 Uji Keseragaman Data Waktu Vakum ..................................................18
Tabel 4.8 Uji Keseragaman Data Waktu Pemasangan Label ................................18
Tabel 4.9 Uji Keseragaman Data Waktu Packing .................................................19
Tabel 4.10 Uji Kecukupan Data ............................................................................21
Tabel 4.11 Penyesuaian Westinghouse Setiap Operator........................................22
Tabel 4.12 Kelonggaran Westinghouse Setiap Operator .......................................23
Tabel 4.13 Waktu Siklus, Waktu Normal dan Waktu Baku.................................23

v
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG


1.1.1 Pengukuran Waktu Langsung (Stopwatch)

Perusahaan yang mempunyai proses pembuatan produk yang rumit, terkadang


pimpinan perusahaan sulit mengetahui proses yang berlangsung pada perusahaan
baik dalam skala kecil (setempat) maupun secara keseluruhan. Umumnya semua
perbaikan yang dilakukan ditunjukkan untuk mengurangi biaya produksi secara
keseluruhan. Pengukuran waktu secara langsung (stopwatch) merupakan
pengukuran waktu kerja secara langsung yang biasa diterapkan untuk pekerjaan-
pekerjaan yang berlangsung singkat dan berulang-ulang. Hasilnya adalah waktu
baku untuk menyelesaikan suatu siklus pekerjaan, dimana waktu ini akan
dipergunakan sebagai standar penyelesaian pekerjaan bagi semua pekerja yang
akan melaksanakan pekerjaan yang sama.

Pengukuran dengan metode stopwatch ini dilaksanakan secara langsung ditempat


dimana pekerjaan yang diukur dijalankan. Menggunakan metode stopwatch untuk
melakukan rating secara subjektif dapat mempengaruhi hasil kerja. Perusahaan
manufaktur misalnya, dilakukan pengukuran waktu yang tepat dengan
menggunakan metode untuk menetapkan waktu standar sebuah produk dihasilkan,
sehingga dapat memungkinkan terjadinya peningkatan kinerja.

Praktikum Pengukuran waktu secara langsung (stopwatch) dilakukan di PT. Ogawa


Indonesia yang bergerak di bidang pembuatan rasa terutama makanan dan
wewangian untuk kosmetik dan peralatan mandi, pada praktikum kali ini
Pengukuran waktu secara langsung (stopwatch) dilakukan pada proses kemasan,
labeling dan packing. Tujuan dari Time Study sendiri adalah melakukan
penjadwalan dan perancangan kerja, dapat menentukan besar ongkos produksi, dan
dapat menentukan jumlah atau kebutuhan operator. Banyak perusahaan yang belum
menyadari akan keefisienan dan keefektivan sebuah proses pekerjaan, padahal itu
akan sangat berpengaruh pada pekerja, proses produksi dan hasil produksi atau
produk.

1
Universitas Widyatama Praktikum Analisis dan Pengukuran Kerja

1.2 TUJUAN PRAKTIKUM


1.2.1 Pengukuran Waktu Langsung (Stopwatch)

Praktikum Pengukuran Waktu Langsung (Stopwatch) mempunyai tujuan sebagai


berikut :
1. Menentukan waktu standar kerja atau operasi dengan menggunakan jam henti.
2. Menentukan waktu siklus operasi dengan menggunakan jam henti.
3. Menganalisis pengaruh waktu baku terhadap produktivitas pada suatu stasiun
kerja.

Kelompok 2 2
BAB II
LANDASAN TEORI

2.1 PENGUKURAN WAKTU LANGSUNG (STOP WATCH)

Waktu merupakan elemen yang sangat menentukan dalam merancang atau


memperbaiki suatu sistem kerja. Peningkatan efisiensi suatu sistem kerja secara
mutlak berhubungan dengan waktu kerja yang digunakan da1am berproduksi.
Pengukuran waktu (Time Study) pada dasarnya merupakan suatu usaha untuk
menentukan lamanya waktu kerja yang dibutuhkkan oleh seorang operator yang
sudah terlatih untuk menyelesaikan suatu pekerjaan yang spesifik, pada tingkat
kecepatan kerja yang normal, serta dalam lingkungan kerja yang terbaik pada saat
itu, dengan demikian pengukuran waktu ini merupakan suatu proses kuantitatif,
yang diarahkan untuk mendapatkan suatu kriteria yang obyektif.

Studi mengenai pengukuran waktu kerja dilakukan untuk dapat melakukan


perancangan atau perbaikan dari suatu sistem kerja, untuk keperluan tersebut,
dilakukan penentuan waktu baku, yaitu waktu yang diperlukan dalam bekerja
dengan telah mempertimbangkan faktor-faktor diluar elemen pekerjaan yang
dilakukan. Teknik-teknik pengukuran waktu kerja dapat dikelompokkan atas dua
kelompok besar, yakni pengukuran waktu kerja langsung dan tidak langsung.
Motion Study and Time Study adalah sebuah pembelajaran sistematis dari sistem
kerja dengan tujuan:

1. Mengembangkan Sistem dan Metode Yang Lebih Baik.


Penentuan sistem dan metode yang digunakan dalam sebuah industri sangat
bergantung kepada tujuannya, misalnya dalam sebuah manufaktur memproduksi
barang, sebuah bank melayani transaksi dengan nasabah, penjualan susu sapi dari
peternakan, dan sebagainya, setelah itu, dilakukan pendekatan-pendekatan
peningkatan produktivitas dengan cara problem-solving dan sebagainya.

2. Menstandardisasi Sistem dan Standar Tersebut.


Setelah metode terbaik ditentukan, langkah selanjutnya adalah menstandardisasi
metode itu sendiri, dalam menstandardisasi metode tersebut, agar dapat terdefinisi
dan dapat dimengerti dengan baik, perlu adanya pembagian kerja yang jelas dan

3
Universitas Widyatama Praktikum Analisis dan Pengukuran Kerja

pembatasan kerja yang baik agar berjalan secara efisien. Dalam hal ini, setiap jenis
pekerjaan dibedakan hingga detail dan spesifik.

3. Menstandardisasi Sistem dan Standar Tersebut.


Setelah metode terbaik ditentukan, langkah selanjutnya adalah menstandardisasi
metode itu sendiri, dalam menstandardisasi metode tersebut, agar dapat terdefinisi
dan dapat dimengerti dengan baik, perlu adanya pembagian kerja yang jelas dan
pembatasan kerja yang baik agar berjalan secara efisien. Setiap jenis pekerjaan
dibedakan hingga detail dan spesifik.

4. Menentukan Standar Waktu.


Motion study digunakan untuk mengukur standar waktu normal yang diperlukan
operator terlatih dan berpengalaman pada kecepatan normal. Standar waktu tersebut
seringkali digunakan untuk perencanaan dan penjadwalan kerja sampai perkiraan
biaya produksi, termasuk biaya buruh.

5. Melatih Operator.
Agar seluruh perencanaan berjalan dengan baik, operator perlu mendapatkan
pelatihan. Hal ini biasanya diakomodir oleh atasan dan pejabat teratas perusahaan.
Akan tetapi, belakangan marak lembaga profesional yang bergerak dalam hal
training seperti ini.

6. Memberikan Laporan Kepada Manajer Dan Supervisor Dibutuhkan Waktu


Yang Lama Untuk Penerapannya.
Seiring dengan berkembangnya teknologi yang memaksa pemakaiain alat-alat
industri modern dan permesinan, pekerja yang dibutuhkan dalam industri skala
besar semakin sedikit, yang lebih dibutuhkan adalah operator yang dapat
menjalankan berbagai peralatan dan mesin-mesin industri sehingga upah yang
harus dibayarkan kepada pekerja dapat ditekan seiring semakin sedikitnya pekerja
yang dibutuhkan yang dapat dicapai dengan memberikan pelatihan-pelatihan agar
standar yang diharapkan dapat tercapai sehingga efektivitas dan efisiensi kerja.

2.1.1 Pengukuran Waktu Langsung

Pengukuran kerja langsung yaitu pengukuran kerja yang dilakukan secara langsung
di suatu tempat dimana pekerjaan tersebut dijalankan. pengukuran kerja langsung
meliputi: pengukuran jam henti (Stopwatch Time Study) dan metode sampling.

Kelompok 2 4
Universitas Widyatama Praktikum Analisis dan Pengukuran Kerja

Metode pengukuran dengan jam henti, karakteristiknya yaitu:


1. Jenis aktivitas pekerjaan bersifat homogen.
2. Aktivitas dilakukan secara berulang-ulang dan sejenis.
3. Terdapat output yang riil, berupa produk yang dapat dinyatakan secara
kuantitatif.
Terdapat juga kelebihan dan kekurangan pada pengukuran kerja langsung, yaitu:
1. Kelebihannya: Lebih praktis, karena tanpa harus mencatat waktu pekerjaan
yang mengandung elemen-elemen kerjanya.
2. Kekurangannya: Membutuhkan waktu yang lebih lama dan biaya yang mahal.

2.1.2 Pengukuran Waktu Kerja Tidak Langsung

Pengukuran kerja tidak langsung yaitu perhitungan waktu tanpa harus berada
ditempat pekerjaan akan tetapi harus mampu membaca tabel-tabel yang tersedia
dan mengetahui jalannya pekerjaan melalui elemen-elemen gerakan. Pengukuran
kerja tidak langsung meliputi: Data Waktu Baku dan data waktu gerakan.

Waktu baku merupakan waktu yang seharusnya digunakan oleh operator yang
normal pada keadaan yang normal untuk memproduksi satu unit produk dari
beberapa data jenis produk. Waktu standar atau baku juga merupakan toleransi
untuk beristirahat untuk mengatasi kelelahan. Jangka waktu penggunaan waktu
standar ada batasannya, hal ini terjadi karena proses produksi terus dikembangkan
dan berubah secara kontinyu, sehingga waktu standar yang telah dipergunakan tidak
representatif lagi, oleh karena itu waktu standar harus selalu diperbaharui.
Menghitung waktu standar dilakukan dengan melakukan pengamatan jumlah
produktif pada sampling pekerjaan. Penetapan waktu baku atau standard
dilaksanakan dengan cara:

1. Stopwatch Time Study


Stopwatch Time Study ini merupakan salah satu pengukuran kerja langsung yang
diperkenalkan pertama kali oleh Frederick W. Taylor. Metode ini baik diaplikasikan
untuk pekerjaan-pekerjaan yang berlangsung singkat dan berulang-ulang
(repetitive). Hasil pengukuran maka akan diperoleh waktu baku untuk
menyelesaikan suatu siklus pekerjaan, waktu ini akan digunakan sebagai standar
penyelesaian bagi semua pekerja yang akan melaksanaan pekerjaan yang sama.

Kelompok 2 5
Universitas Widyatama Praktikum Analisis dan Pengukuran Kerja

2. Sampling kerja (work sampling)


Sampling kerja adalah suatu aktifitas pengukuran kerja untuk mengestimasi
proporsi waktu yg hilang (idle atau delay) selama siklus kerja berlangsung dan
pengamatannya dilakukan secara acak. Data waktu gerakan terdiri dari work faktor
(WF) System, Maynard Operation Sequence Time (MOST System), dan Motion
Time Measurement (MTM System). Work Factor System merupakan salah satu
sistem dari Predetermined Time System yang paling awal dan secara luas
diaplikasikan. Sistem ini memungkinkan untuk menetapkan waktu untuk pekerjaan
manual dengan menggunakan data waktu gerakan yang telah ditetapkan lebih dulu.
MOST merupakan sebuah sistem untuk mengukur kerja, sistem data MTM level
tinggi yang menyelidiki keseluruhan konsep kerja untuk menemukan cara yang
lebih baik bagi analis dalam mencapai tujuannya.

Kerja berarti mengeluarkan energi untuk melakukan aktivitas yang berguna,


perpindahan massa atau sebuah obyek, jadi MOST memusatkan pada pergerakan
obyek yang mengikuti pola-pola tertentu secara berulang seperti search, move,
position. Pola-pola ini diidentifikasikan berurutan yang merupakan sub aktivitas
dalam menggerakkan obyek sebagai dasar MOST Sequence Models. Motion time
measurement yaitu suatu sistem penetapan awal waktu baku yang dikembangkan
berdasarkan studi gambar gerakan kerja dari suatu operasi kerja industri yang
direkam dalam film. Pengukuran waktu metode membagi gerakan kerja atas elemen
gerakan menjangkau (reach), mengangkut (move), memutar (turn), memegang
(grasp), mengarahkan (position), melepas (release), dan lain-lain. Adapun
kelebihan dan kekurangan dari pengukuran kerja secara tidak langsung yaitu:
a. Kelebihan:
1. Waktu relatif singkat, tanpa mencatat elemen-elemen gerakan pekerja satu
persatu.
2. Biaya lebih murah.
3. Memiliki kemampuan memprediksi suatu penyelesaian pekerjaan.
b. Kekurangan:
1. Tidak terdapat tabel data waktu gerakan yang menyeluruh.
2. Tabel yang digunkan adalah untuk orang Eropa.
3. Dibutuhkan ketelitian yang tinggi.

Kelompok 2 6
Universitas Widyatama Praktikum Analisis dan Pengukuran Kerja

2.1.3 Prinsip – prinsip Ekonomi Gerakan

Mendapatkan hasil kerja yang baik, tentu diperlukan perancangan sistem kerja yang
baik pula. Sistem kerja harus dirancang sedemikian rupa sehingga dapat
menghasilkan hasil kerja yang diinginkan. Prinsip ekonomi gerakan terkait juga
dengan studi gerakan, karena sistem kerja harus dirancang sedemikian rupa
sehingga dapat memungkinkan dilakukan gerakan-gerakan yang ekonomis. Prinsip
ekonomi gerakan yang akan dibahas dihubungkan dengan tubuh manusia dan
gerakannya, pengaturan tata letak tempat kerja dan perancangan peralatan.
1. Prinsip-Prinsip Ekonomi Gerakan Dihubungkan Dengan Perancangan Peralatan
a. Sebaiknya tangan dapat dibebaskan dari semua pekerjaan bila menggunakan.
b. Sebaiknya peralatan dirancang sesederhana mungkin agar mempunyai lebih
dari satu kegunaan. Prinsip-Prinsip Ekonomi Gerakan Dihubungkan Dengan
Perancangan Peralatan
c. Peralatan sebaiknya dirancang sedemikian rupa sehingga memudahkan dalam
pemegangan dan penyimpanan.
d. Bila setiap jari tangan melakukan gerakan sendiri-sendiri, maka beban yang
didistribusikan pada jari harus sesuai dengan kekuatan masing-masing jari.

2. Melakukan Pengukuran
a. Waktu siklus
Waktu siklus adalah waktu antara penyelesaian dari dua pertemuan berturut-
turut, asumsikan konstan untuk semua pertemuan untuk memberikan
kecepatan konveyer. Waktu siklus juga dapat berarti waktu penyelesaian
bahan baku produksi mulai dari bahan baku menjadi bahan jadi, dimana hal
tersebut dikerjakan di tempat kerja tersebut. Waktu yang diperlukan untuk
melaksanakan elemen-elemen kerja pada umumnya akan sedikit berbeda dari
satu siklus ke siklus lainnya, walaupun pekerja bekerja secara normal dan
bekerja secara wajar. Penyelesaian masing-masing elemen itu diselesaikan
dalam waktu yang berbeda.
Aktivitas pengukuran kerja pada dasarnya merupakan proses sampling.
Konsekuensinya adalah semakin besar jumlah siklus kerja diukur maka akan
semakin mendekati kebenaran akan data waktu yang diperoleh. Konsistensi
dari hasil pengukuran dan pembacaan waktu merupakan hal yang sangat

Kelompok 2 7
Universitas Widyatama Praktikum Analisis dan Pengukuran Kerja

diperlukan dalam proses pengukuran kerja. Semakin kecil variasi data yang
ada, jumlah pengukuran yang harus dilakukan akan semakin sedikit.

b. Performance rating dengan Westinghouse dan waktu normal


Performance Rating atau biasa disebut Performance Operator adalah
kecepatan operator atau pekerja dalam menyelesaikan pekerjaan.
Performance rating biasanya didasarkan pada operator speed, space atau
tempo.

Tujuan dari Performance Rating adalah untuk menormalkan kembali waktu


kerja yang diukur. Waktu kerja yang tidak normal terjadi karena operator
bekerja kurang wajar yaitu bekerja dengan kecepatan yang tidak semestinya.
Ketidak normalan ini bisa berupa lebih lambat atau lebih cepat.

Performance rating biasanya dinyatakan dalam bentuk presentase (%) atau


angka desimal, dimana 100% atau 1,00 adalah performance kerja normal dari
pekerja. Performance rating mempunyai tingkat ketrampilan dan kecakaan
yang berbeda.

Untuk memperoleh rating faktor (penyesuaian) terdapat beberapa cara, yaitu:


1. Cara Schumard
Cara ini merupakan cara yang memberikan patokan melalui kelas-kelas
performance kerja dimana setiap kelas mempunyai nilai yang berbeda-
beda.
2. Cara Westinghouse
Perfomance rating menurut Westing House mencakup antara lain
kecakapan (skill) dan usaha (effort) yang dinyatakan oleh Bedeaux
sebagai faktor yang mempengaruhi perfomansi manusia, lalu Westing
House menambahkan faktor kondisi kerja (working condition) dan
konsistensi (concistency) dari operator dalam melakukan kerja, untuk
mendukung ini Westing House membuat suatu tabel performance rating
yang berisi nilai berdasarkan tingkatan yang ada untuk masing-masing
faktor tersebut.

Kelompok 2 8
Universitas Widyatama Praktikum Analisis dan Pengukuran Kerja

Tabel 2.1 Perfomance Rating Sistem Westing House


Skill Effort
+0,15 A1 Superskill +0,13 A1 Superskill
+0,13 A2 +0,12 A2
+0,11 B1 Excellent +0,10 B1 Excellent
+0,08 B2 +0,08 B2
+0,06 C1 Good +0,05 C1 Good
+0,03 C2 +0,02 C2
0,00 D Average 0,00 D Average
-0,05 E1 Fair -0,04 E1 Fair
-0,10 E2 -0,08 E2
-0,16 F1 Poor -0,12 F1 Poor
-0,22 F2 -0,17 F2
Condition Concistency
+0,06 A Ideal +0,04 A Ideal
+0,04 B Excellent +0,03 B Excellent
+0,02 C Good +0,01 C Good
0,00 D Average 0,00 D Average
-0,03 E Fair -0,02 E Fair
-0,07 F Poor -0,04 F Poor
(Sumber : Wignjosoebroto, Sritomo,2006)

Tabel 2.2 Faktor Kelonggaran

(Sumber : Wignjosoebroto, Sritomo,2006)

Kelompok 2 9
Universitas Widyatama Praktikum Analisis dan Pengukuran Kerja

Tabel 2.2 Faktor Kelonggaran (Lanjutan)

(Sumber : Wignjosoebroto, Sritomo,2006)

Cara westinghouse memiliki 4 faktor yaitu :


a. Skill
Skill dibagi dalam beberapa bagian (misalnya keragu-raguan,
kepercayaan diri, ketelitian gerakan, koordinasi, irama Gerakan
misalkan pekerja yang keterampilannya rendah tetapi bekerja dengan
penuh usaha yang sungguh-sungguh sebagai imbangannya.

b. Effort
Effort disini sangat berkait dengan keterampilan (skill) dimana suatu
keterampilan dan usaha yang dikombinasikan dengan baik maka akan
terjadi hubungan antara keterampilan dan usaha.

c. Condition
Condition merupakan kondisi kerja misalnya ideal, excellent, good,
average, fair dan poor.

Kelompok 2 10
Universitas Widyatama Praktikum Analisis dan Pengukuran Kerja

d. Consistency
Konsistensi ini perlu diperhatikan karena kenyataan bahwa pada setiap
pengukuran waktu angka-angka yang dicatat tidak pernah sama, waktu
penyelesaiannya selalu berubah-ubah dari dari satu siklus ke siklus
lainnya.

3. Cara Obyektif
Pada cara ini terdapat 2 faktor yang harus diperhatikan, yaitu: kecepatan
kerja dan tingkat kesulitan kerja. Waktu normal pekerja ditentukan oleh
seberapa besar harga P. Pekerja akan bekerja secara wajar bila P = 1,
pekerja akan bekerja terlalu cepat apabila P > 1, dan P < 1 maka pekerja
bekerja secara lambat.

4. Cara Persentase
Pada cara ini besar faktor penyesuaian sepenuhnya ditentukan oleh
pengukur melalui pengamatannya selama melakukan pengukuran. Jadi
sesuai dengan pengukurannya pengamat menentukan harga p yang
menurut pendapatnya menghasilkan waktu normal bila harga ini dikalikan
dengan waktu siklus.
5. Cara Bedaux.
Pada dasarnya cara Bedaux tidak banyak berbeda dengan cara Shumard,
hanya berbeda pada nilai-nilai dinyatakan dalam “B”.

6. Cara Sintesis.
Pada cara waktu penyelesaian setiap elemen gerakan dibandingkan dengan
harga-harga yang diperoleh dari tabel dan data waktu gerakan untuk
kemudian dihitung harga rata-ratanya

c. Allowance dan Waktu Baku


Allowance adalah faktor koreksi yang harus diberikan kepada waktu kerja
operator, karena dalam melakukan pekerjaannya sering tergangu pada hal-hal
yang tidak diinginkan, sehingga waktu penyelesaian menjadi lebih panjang.
Ada tiga jenis allowance, yaitu :
1. Personal Allowance, merupakan kelongaran yang diberikan paada
operator untuk melakukan kegiatan pribadi. Yang termasuk kedalam

Kelompok 2 11
Universitas Widyatama Praktikum Analisis dan Pengukuran Kerja

kegiatan ini adalah ke kamar kecil, ibadah, minum, makan, dan lain
sebagainya.

2. Fatique Allowance, turunnya hasil produksi yang disebabkan oleh


kelelahan fisik manusia, disebabkan oleh beberapa faktor, diantaranya
kerja yang membutuhkan pikiran dan kerja fisik. Waktu yang diberikan
kepada operator untuk beristirahat berbeda, tergantung pada individu yang
bersangkutan.

3. Delay Allowance, merupakan kelongaran yang diberikan untuk


mengatisipasi terjadinya keterlambatan yang disebabkan oleh faktor-
faktor yang tidak bisa dihindari maupun faktor yang bisa dihindari.

d. Langkah Perhitungan Waktu Baku


Waktu baku adalah waktu normal yang telah memperhitungkan waktu
kelongaran. Manfaat dari waktu baku itu sendiri adalah:
1. Penjadwalan produksi (Production Schedulling).
2. Perencanaan kebutuhan tenaga kerja (Man Power Planning).
3. Perencanaan sistem kompensasi.
4. Menunjukkan kemampuan pekerja berproduksi.
5. Mengetahui besaran-besaran performansi sistem kerja berdasar data
produksi.

Kelompok 2 12
BAB IV
PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

4.1 PENGUMPULAN DATA


1. Profil Perusahaan
Nama Perusahaan : PT OGAWA INDONESIA
Alamat : Kawasan Industri KIIC Lot. A- 8A KM. 47, Jl.
Permata Raya, Teluk jambe, Sukaluyu, Kec.
Telukjambe Tim, Kabupaten Karawang, Jawa Barat
Bidang Produksi : Flavor and Fragrance

2. Profil Operator
a. Operator I
Nama Operator : Rahmat
Jenis Kelamin : Laki-laki
Usia : 25 tahun

Gambar 4.1 Proses Vakum Kemasan


(Sumber: Pengumpulan Data)

Gambar 4.1 di atas merupakan gambar proses vakum kemasan di PT. OGAWA
INDONESIA.

13
Universitas Widyatama Praktikum Analisis dan Pengukuran Kerja

b. Operator II
Nama Operator : Herdiansyah
Jenis Kelamin : Laki-laki
Usia : 25 tahun

Gambar 4.2 Proses Pemasangan Label


(Sumber: Pengumpulan Data)

c. Operator III
Nama Operator : Munawar
Jenis Kelamin : Laki-laki
Usia : 28 tahun

Gambar 4.3 Proses Packing


(Sumber: Pengumpulan Data)

Kelompok 2 14
Universitas Widyatama Praktikum Analisis dan Pengukuran Kerja

3. Data Pengamatan
Tabel 4.1 Pengukuran Waktu Proses Vakum

(Sumber: Pengumpulan Data)


Tabel 4.1 di atas menunjukan waktu proses vakum kemasan sebanyak 100 kemasan

Tabel 4.2 Pengukuran Waktu Pemasangan Label

(Sumber: Pengumpulan Data)


Tabel 4.2 di atas menunjukan waktu proses pemasangan label kemasan sebanyak
100 kemasan

Tabel 4.3 Pengukuran Waktu Packing

(Sumber: Pengumpulan Data)

Kelompok 2 15
Universitas Widyatama Praktikum Analisis dan Pengukuran Kerja

Tabel 4.3 Pengukuran Waktu Packing Lanjutan

(Sumber: Pengumpulan Data)


Tabel 4.3 di atas menunjukan waktu proses packing produk sebanyak 100 kemasan

4.2 PENGOLAHAN DATA

Tabel 4.4 Pengolahan Data Waktu Vakum

(Sumber: Pengolahan Data)


Tabel 4.4 di atas menunjukan Pengolahan Data Waktu Vakum

Tabel 4.5 Pengolahan Data Waktu Pemasangan Label

(Sumber: Pengolahan Data)


Tabel 4.5 di atas menunjukan Pengolahan Data Waktu Pemasangan Label

Kelompok 2 16
Universitas Widyatama Praktikum Analisis dan Pengukuran Kerja

Tabel 4.6 Pengolahan Data Waktu Packing Kemasan

(Sumber: Pengolahan Data)

Tabel 4.5 di atas menunjukan Pengolahan Data Waktu Packing Kemasan

4.2.1 Uji Keseragaman Data

1. Rata-Rata Subgroup :
 xi
X= k

X= 43.26
X= = 4.33
10
2. Standar Deviasi

∑(𝑥 − 𝑥 )2
𝜎=√
𝑁−1

(5,01 − 4.33)2 + (5,20 − 4,33)2 +. . . +(5,20 − 4,33)2


𝜎=√
100 − 1

𝜎 = 0,6724

3. Standar Deviasi Dari Subgrup


x 
n
0,6724
𝜎𝑥 = =0,2126
√10

Kelompok 2 17
Universitas Widyatama Praktikum Analisis dan Pengukuran Kerja

4. Batas Kendali
Batas Kendali Atas (BKA)
BKA = 𝑥 + 3𝜎
BKA = 4,33 + (3 x 0,2126) = 4.96 detik
Batas Kendali Bawah (BKB)
BKB = 𝑥 − 3𝜎
BKB = 4.33 - (3 x 0,2126) = 3.68 detik

Tabel 4.7 Uji Keseragaman Data Waktu Vakum

(Sumber: Pengolahan Data)

Tabel 4.8 Uji Keseragaman Data Waktu Pemasangan Label

(Sumber: Pengolahan Data)

Kelompok 2 18
Universitas Widyatama Praktikum Analisis dan Pengukuran Kerja

Tabel 4.9 Uji Keseragaman Data Waktu Packing

(Sumber: Pengolahan Data)

5. Grafik Keseragaman Data


Setelah semua hitungan selesai, maka dibuatkan kedalam grafik, seperti
dibawah ini:

Keseragaman Data Vakum Kemasan


BKB SAMPEL BKA

5.5

5 4.96
Waktu (Detik)

4.662
4.5 4.53 4.56
4.371 4.336 4.289
4.24 4.232 4.136
4
3.906
3.68
3.5

3
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Sub Grup

Gambar 4.4 Grafik Keseragaman Data Vakum Kemasan


(Sumber: Pengolahan Data)

Gambar 4.4 di atas menunjukan Grafik Keseragaman Data Vakum Kemasan

Kelompok 2 19
Universitas Widyatama Praktikum Analisis dan Pengukuran Kerja

Keseragaman Data Waktu Pemasangan Label Kemasan


BKB SAMPEL BKA

18

17 17.13
Waktu (Detik)

16.53
16 15.86 15.93 16.03
15.82
15.59 15.51 15.61
15 15.13
14.6
14 14.19

13
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Sub Grup

Gambar 4.5 Grafik Keseragaman Data Pemasangan Label Kemasan


(Sumber: Pengolahan Data)
Gambar 4.4 di atas menunjukan Grafik Keseragaman Data Vakum Kemasan

Keseragaman Waktu Packing


BKB SAMPEL BKA

25
Waktu (Detik)

24 24.23
23.88
23.59 23.5 23.4
23.3
23 22.92 22.75 22.74 22.73
22.41
22 22.01

21
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Sub Grup

Gambar 4.6 Grafik Keseragaman Data Packing


(Sumber: Pengolahan Data)
Gambar 4.4 di atas menunjukan Grafik Keseragaman Data Vakum Kemasan

Kelompok 2 20
Universitas Widyatama Praktikum Analisis dan Pengukuran Kerja

4.2.2 Uji Kecukupan Data

Ketelitian (s) : 5%
Keyakinan (k) : 95% = 2
k/s = 2/0.05 = 40
∑𝑥 = (𝑥1 + 𝑥2 + 𝑥3 + ⋯ + 𝑥200)
∑𝑥 2 = (𝑥12 + 𝑥22 + 𝑥32 + ⋯ + 𝑥200²)
1. Vakum kemasan
2
2
40√100(1916,37) − (432,62)
𝑁′ = ( )
432,62

N′ = 38,26
Maka kesimpulannya 38,26 < 100, berarti data vakum kemasan cukup

2. Pemasangan Label
2
2
40√100(24761,12) − (1565,97)
𝑁′ = ( )
1565,97

N′ = 15,56
Maka kesimpulannya 15,56 < 100, berarti data pemasangan label cukup

3. Packing Kemasan
2
2
40√100(53602,85) − (3212,31)
𝑁′ = ( )
2312,31

N′ = 4,04
Maka kesimpulannya 4,04 < 100, berarti data packing kemasan cukup
Tabel 4.10 Uji Kecukupan Data
Vakum Pemasangan Packing
Kemasan Label Produk
Kecukupan Data (N`) 38,26 15,56 4,04
Kesimpulan Data Cukup Data Cukup Data Cukup
(Sumber: Pengolahan Data)

Kelompok 2 21
Universitas Widyatama Praktikum Analisis dan Pengukuran Kerja

4.2.3 Perhitungan Waktu Siklus, Waktu Normal, dan Waktu Baku

1. Perhitungan Waktu Siklus (WS)


∑ 𝑋𝑖
𝑊𝑠 =
𝑁
a. Vakum kemasan
432,62
𝑊𝑠 = = 4,33 detik
100

b. Pemasangan label
1565,97
𝑊𝑠 = = 15,66 detik
100

c. Packing kemasan
2312,31
𝑊𝑠 = = 23,12 detik
100

2. Perhitungan Waktu Normal (WN)


Tabel 4.11 Penyesuaian Westinghouse Setiap Operator

(Sumber: Pengolahan Data)

𝑊𝑛 = (𝑃 + 1)𝑥𝑊𝑠

a. Vakum kemasan
𝑊𝑛 = (0,23 + 1) 𝑥 4,33 = 5,32 detik
b. Pemasangan label
𝑊𝑛 = (0,23 + 1) 𝑥 15,66 = 19,26 detik
c. Packing kemasan
𝑊𝑛 = (0,23 + 1) 𝑥 23,12 = 28,44 detik

3. Perhitungan Waktu Baku (WB)

𝑊𝑏 = (1 + 𝐴%)𝑥𝑊n
a. Vakum kemasan
𝑊𝑏 = (1 + 28%) 𝑥 5,32 = 6,81 detik
b. Pemasangan label
𝑊𝑏 = (1 + 33,5%) 𝑥 19,26 = 26,11 detik

Kelompok 2 22
Universitas Widyatama Praktikum Analisis dan Pengukuran Kerja

c. Packing kemasan
𝑊𝑏 = (1 + 34,5%) 𝑥 28,44 = 38,25 detik

Tabel 4.12 Kelonggaran Westinghouse Setiap Operator

(Sumber: Pengolahan Data)

Tabel 4.13 Waktu Siklus, Waktu Normal dan Waktu Baku


Vakum Packing
Kegiatan Pemasangan Label
Kemasan Produk
Waktu Siklus
4,33 15,66 23,12
(detik)
Waktu Normal
5,32 19,26 28,44
(detik)
Waktu Baku
6,81 26,11 38,25
(detik)
(Sumber: Pengolahan Data)

Kelompok 2 23
BAB V
ANALISIS

5.1 PENGUKURAN WAKTU LANGSUNG (STOPWATCH)

Berdasarkan pengamatan yang telah dilakukan, yaitu tentang packing dan labeling
produk dengan sub group masing-masing sebanyak 10 kali didapatkan waktu siklus
yang berbeda-beda dari tiap data. Berdasarkan data tersebut, waktu tercepat yang
diperlukan untuk packing adalah 20,19 detik, sedangkan waktu terlamanya adalah
25,98 detik. Waktu tercepat untuk labeling adalah 12,00 detik dan waktu terlama
adalah 17,89, dan waktu tercepat untuk proses vakum adalah 3,00 detik dan waktu
terlama adalah 5,6. Waktu tercepat tersebut dapat tercapai karena produk sudah
tersusun rapih dan tersedia secara continue dari proses sebelumnya, sedangkan hal
yang menghambat proses packing yaitu operator harus mengambil kemasan di
tempat yang lebih jauh.

Melalui pengolahan data, didapat angka 24,2312 detik untuk batas atas dan
22,0150 detik untuk batas bawah, proses labeling didapat angka 17,13 detik untuk
batas atas dan 14,19 detik untuk batas bawah dan untuk proses vakum didapat angka
4,9641 detik untuk batas atas dan 3,6883 detik untuk batas bawah, setelah di plot
ke dalam grafik, seluruh data masuk ke dalam batas kendali yang berarti tidak ada
kejanggalan dalam proses packing tersebut.

Penentuan waktu normal yang didapat dilihat dari hasil tabel westing house.. Waktu
normal tersebut yang nantinya akan digunakan untuk penentuan waktu baku. Waktu
baku merupakan waktu yang dibutuhkan secara wajar oleh pekerja normal atau
pada umumnya dalam menyelesaikan pekerjaannya yang dikerjakan dalam system
kerja terbaik saat itu dengan mempertimbangkan allowance.

24
Universitas Widyatama Praktikum Analisis dan Pengukuran Kerja

Waktu siklus, waktu normal dan waktu baku setiap proses dapat dilihat di Tabel
4.13 Waktu Siklus, Waktu Normal dan Waktu Baku

Tabel 4.13 Waktu Siklus, Waktu Normal dan Waktu Baku


Vakum Pemasangan Packing Total Waktu
Kegiatan
Kemasan Label Produk (detik)
Waktu Siklus
4,33 15,66 23,12 43,11
(detik)
Waktu Normal
5,32 19,26 28,44 53,02
(detik)
Waktu Baku
6,81 26,11 38,25 71,17
(detik)
(Sumber: Pengolahan Data)

Berdasarkan data analisa table di atas dapat diketahui data waktu dari setiap proses
pengukuran sangat terlihat berbeda dari mulai waktu siklus, waktu normal dan
waktu baku, karena waktu normal dan waktu baku merupakan perhitungan dari
waktu siklus yang sudah dipengaruhi oleh penyesuaian dan kelonggaran. Ketiga
proses ini mengutamakan ketelitian pengukuran dan fokus penglihatan mata
dengan pencahayaan yang baik. Waktu siklus total pada proses vakum kemasan,
pemasangan label, dan packing produk adalah 43,11 detik diantara total waktu
normal 53,02 detik dan total waktu baku 71,17

Kelompok 2 25
BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN

6.1 KESIMPULAN

Berdasarkan pengolahan data, dapat ditarik kesimpulan:


1. Melalui perhitungan waktu menggunakan jam henti bisa mengetahui waktu
siklus yang dilakukan seorang operator dalam membuat produk.
2. Waktu Baku yang didapat dalam pengolahan data pada vakum kemasan = 6,81
detik, pemasangan label = 26,11 detik, packing produk = 38,25 detik.
3. Waktu Normal yang didapat dalam pengolahan data pada vakum kemasan = 5,32
detik, pemasangan label = 19,26 detik, packing produk = 28,44 detik.
4. Waktu Siklus yang didapat dalam pengolahan data pada vakum kemasan = 4,33
detik, pemasangan label = 15,66 detik, packing produk = 23,12 detik.

6.2 SARAN

Saran yang didapat dari hasil percobaan, adalah sebagai berikut:


1. Praktikan diharapkan teliti dalam mengamati operator saat proses membuat
produk.
2. Praktikan lebih teliti dalam menghitung waktu menggunakan jam henti
(Stopwatch).
3. Praktikan diharapkan dapat menguasai materi Pengukuran Langsung

26
DAFTAR PUSTAKA

Sutalaksana, Iftikar. 2006. Teknik Perancangan Sistem Kerja. Penerbit Institut


Teknologi Bandung.
Wignjosoebroto, Sritomo. 2006. Ergonomi Studi Gerak dan Waktu: Penerbit
Institut Teknologi Bandung.

27

Anda mungkin juga menyukai