Anda di halaman 1dari 5

Penentuan Massa Jenis (Densitas) Benda Padat

1.1. Tujuan Percobaan


1. Mengerti dan mempraktekkan percobaan dengan benar
2. Menentukan massa jenis garam berdasarkan perbandingan massa dan volume
3. Membandingkan massa jenis garam hasil percobaan dan literatur

1.2. Dasar Teori


Massa jenis atau kerapatan zat merupakan karakteristik mendasar yang dimiliki
zat. Kerapatan suatu zat merupakan perbandingan massa dan volume zat itu, sehingga
nilai kerapatan dapat diukur melalui pengukuran massa dan volumenya. Namun, nilai
kerapatan tidak bergantung pada massa zat maupun volumenya. Kerapatan zat, kecil
perubahannya terhadap perubahan suhu.
m
ρ=
V
Satuan untuk densitas dapat dinyatakan dengan g/cm 3 untuk benda padat, g/mL
untuk cairan dan g/L untuk gas. Hal ini berarti bahwa nilai densitas tidak bergantung
pada banyaknya materi yang ada. Sebagai contoh, densitas sebuah koin emas dan
patung emas adalah sama, meskipun patung mengandung lebih banyak emas. Hal ini
berbeda dengan sifat pada umumnya, misalnya volume di mana nilainya bergantung
pada banyaknya materi yang ada. Semakin banyak materi, maka semakin besar
volumenya.
Pada tahap pertama massa dan volume dari air akan diukur untuk menghitung
densitas dari air. Pengukuran dilakukan pada tiga sampel air agar hasil yang diperoleh
lebih presisi dan akurat. Massa air diukur menggunakan neraca elektronik, dan
volume akan langsung diukur menggunakan gelas ukur. Untuk pengukuran volume,
skala yang dibaca adalah pada titik terendah dari kurva yang dibentuk oleh permukaan
air.

Akurasi dari pengukuran densitas air kemudian dievaluasi dengan


membandingkannya dengan data densitas air yang ada.
Pada tahap ke-2, densitas alumunium akan diukur menggunakan pelat
alumunium. Massa akan diukur menggunakan neraca elektronik. Walaupun pelat
alumunium memiliki bentuk yang tidak beraturan, volumenya dapat diukur secara
langsung menggunakaan teknik perpindahan air (prinsip Archimedes). Hal ini
karena volume air yang dipindahkan oleh benda padat ketika tenggelam adalah sama
dengan volume benda padat itu sendiri (Hukum Archimedes). Akurasi dari
perrcobaan ini dapat dievaluasi denagn membandingkannya dengan data densitas
alumunium.

Densitas alumunium selanjutnya dapat digunakan untuk menghitung ketebalan


dari alumunium foil. Di mana:

volume foil=panjang×lebar×tebal
Volume alumunium foil dapat dihitung berdasarkan massa alumunium foil dan
densitas dari alumunium yang telah dihitung. Selanjutnya, apabila panjang dan lebar
dari lembaran allumunium telah diukur, maka tebal nya dapat dihitung.
Pada bagian ke-3, akan dilakukan percobaan mengukur densitas dari garam. Pada
percobaan ini liquid yang digunakan adalah minyak goreng, yang tidak dapat
melarutkan garam. Dengan menggunakan prinsip Hukum Archimedes densitas
garam dapat diketahui.
Hukum Archimedes menyatakan sebagai berikut, Sebuah benda yang tercelup
sebagian atau seluruhnya ke dalam zat cair akan mengalami gaya ke atas yang
besarnya sama dengan berat zat cair yang dipindahkannya. Sebuah benda yang
tenggelam seluruhnya atau sebagian dalam suatu fluida akan mendapatkan gaya
angkat ke atas yang sama besar dengan berat fluida fluida yang dipindahkan.
Besarnya gaya ke atas menurut Hukum Archimedes ditulis dalam persamaan:
Fa=ρ×V ×g
Keterangan :
Fa = gaya ke atas (N)
V = volume benda yang tercelup (m3)
ρ = massa jenis zat cair (kg/m3)
g = percepatan gravitasi (N/kg)

1.3. Alat dan Bahan


Beaker glass Air
Gelas ukur 100 mL Alumunium foil
Neraca Garam grosok
Penggaris Minyak goreng
Termometer

1.4. Prosedur Kerja


A. Menghitung densitas air
1. Ukur massa gelas ukur (pastikan gelas ukur dalam keadaan kering)
2. Tambahkan 25 mL air ke dalam gelas ukur kemudian timbang. Catat
massanya!
3. Tambahkan lagi 25 mL air ke dalam gelas ukur kemudian timbang. Catat
massanya!
4. Tambahakan sekali lagi 25 mL air ke dalam gelas ukur kemudian timbang.
Catat massanya!
5. Ukur suhu air di dalam gelas ukur menggunakan termometer.
B. Densitas alumunium dan ketebalan alumunium foil
1. Ukur berat beakerglass (dalam keadaan bersih dan kering).
2. Masukkan pelat alumunium ke dalam beaker dan timbang massanya.
3. Tuangkan 30 mL air ke dalam gelas ukur. Pastikan volume diamati secara
presisi.
4. Masukkan pelat alumunium ke dalam air. Pastikan seluruh bagian alumunium
tenggelam di dalam air. amati volume air dan alumunium dalam gelas ukur!
Catat perubahan volumenya.
5. Ukur panjang dan lebar dari alumunium foil menggunakan penggaris.
6. Ukur massa alumunium foil menggunakan neraca.
7. Hitung ketebalan alumunium foil berdasarkan rumus yang sudah diketahui.
C. Densitas Garam
1. Timbang garam dan catat berat nya.
2. Tuangkan 30 mL minyak goreng ke dalam gelas ukur. Pastikan volume
diamati secara presisi.
3. Masukkan garam ke dalam minyak. Pastikan seluruh bagian garam tenggelam
di dalam minyak. Amati volume minyak dan garam dalam gelas ukur! Catat
perubahan volumenya.

1.5. Data Pengamatan dan Pengolahan Data


A. Menghitung densitas air
Tabel 3.1. Densitas air pada suhu ___oC
Volume Air Berat gelas ukur Berat gelas ukur +
No Densitas
(mL) kosong (gram) sampel (gram)
1. 0

2. 25

3. 50

4. 75

Densitas air

B. Densitas alumunium dan ketebalan alumunium foil


Berat gelas kosong = __________ gram
Berat gelas + Alumunium = _______ gram
Berat alumunium = __________ gram
Volume air dalam gelas ukur = _______ mL
Volume air + alumunium = _________mL
Volume Alumunium = ____________mL = ____________cm3
massa gram
ρ= =
Volume ------------------- =______ cm3

Alumunium foil:
Berat = __________ gram
Panjang = ___________cm
Lebar = _______cm
volume foil=panjang×lebar×tebal
m
= p×l×t
ρ
t=.. ...... .. .. ?
C. Densitas Garam
Berat garam = ___________ gram
Volume minyak = ___________ mL
Volume minyak + garam = __________ mL = __________ cm3
Densitas Garam = _________ gram/cm3

1.6. Pertanyaan
1. Apakah densitas hasil praktikum sama dengan yang ada di literatur?
2. Bagaimana pengaruh suhu terhadap densitas benda?

Anda mungkin juga menyukai