Anda di halaman 1dari 19

LAPORAN PRAKTIKUM

PENGUKURAN DASAR

Disusun Oleh:

Fidiatma Foristy Hanifia (141810101043)

Linda Budi Astutik (141810101031)

Meidita Henmi Emeralda (141810101029)

LABORATORIUM FISIKA DASAR

JURUSAN FISIKA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS JEMBER

2014
BAB 1.PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang


Pengukuran merupakan kegiatan menggunakan alat ukur untuk mengetahui nilai
suatu besaran fisis suatu benda.pengukuran suatu besaran dapat kita lakukan dengan
membandingkan suatu ukuran baku atau satuan.Pengukuran dilakukan dengan
menggunakan alat ukur yang digunakan sebagai satuan.Alat pengukuran digunakan untuk
mengukur benda.
Pengukuran dilakukan untuk dapat mengetahui panjang, lebar maupun tinggi suatu
benda. Pengukuran perlu di lakukakn karena pengukuran tidak lepas dalam aplikasi
kehidupan sehari-hari, misalnya untuk mengukur kedalaman sungai, mengukur panjang
balok , mengukur tinggi suatu meja,maupun mengukur tinggi seseorang.Alat yang
digunakan dalam pengukuran antara lain mistar,mikrometer,jangka sorong,neraca,
amperemeter,thermometer,stopwatch.pengukuran dalam fisika juga tidak mengukur
benda fisik saja, tetapi juga mengkur benda tak tampak misalnya arus atau tagangan
listrik yang mengalir dalam suatu benda yang di ukur dengan menggunakan amperemeter.
Pengukuran yang baik harus memperhatikan faktor-faktor metode pengukuran.Alat
ukur memiliki batas ukur tertentu, ini akan berpengaruh pada nilai satuan terkecil atau
standard deviasi dari setiap alat ukur tersebut.Ralat pada pengukuran sacara langsung atau
tidak langsung akan memiliki perbedaan dalam perhitungannya.Pengukuran sekali belum
tentu menghasilkan nilai yang akurat.Diperlukan ralat nilai skala terkecil atau ralat
standar deviasi .praktikum pengukuran dasar ini dilakukan dengan cara mengukur objek
dengan alat ukur dan dilakukan dengan pengukuran langsung maupun tidak
langsung,serta menggunakan ralat nilai satuan terkecil dan ralat deviasi.

1.2 Rumusan masalah


Adapun rumusan masalah pada praktikum pengukuran dasar ini adalah sebagai
berikut ;
1.Bagaimana nilai skala terkecil dan kesalahan titik nol pada alat ukur ?
2.Bagaimana grafik yang dihasilkan dari pengukuran ?
3.Bagaimana hasil perbandingan nilai ukur pada setiap langkah kerja ?

1.3 Tujuan
Adapaun tujuan dari praktikum pengukuran dasar ini adalah ;
1.Dapat menentukan nilai skala terkecil dan kesalahan titik nol pada alat ukur.
2.Dapat menggambarkan grafik yang dihasilkan pada pengukuran.
3.Dapat mengetahui hasil perbandingan nilau ukur pada setiap langkah kerja

1.4 Manfaat
Adapun manfaat praktikum pengukuran dasar ini adalah dalam kehidupan sehar-hari
misalnya mistar di manfaatkan untuk menggambar , baik gambar miring maupun gambar
tegak lurus.Pengukuran menggunakan jangka sorong di manfaatkan untuk mengukur
diameter suatu pipa air dirumah.Termometer digunakan untuk mengukur suatu suhu di
suatu kota.Stopwatch dapat membantu untuk sebuah perlombban lari, dan amperemeter
seta voltmeter di gunakan untuk mengukur suatu arus arus atau tegangan yang ada pada
suatu rumah.
BAB 2.DASAR TEORI
Pengukuran adalah bagian dasar dalam ilmu fisika.Alat yang biasa digunakan
adalah jangka sorong, mikrometer,mistar,voltmeter,amperemeter,stopwatch, neraca, dan
termometer.Setiap alat memiliki fungsi masing-masing.Jangka sorong merupakan alat
yang digunakan untuk mengukur diameter , diameter luar, dan diameter dalam suatu
benda.Jangka sorong dapat mengukur dengan ketelitian hingga 0,1mm (Zaelani,2006).

Gambar 2.1 Jangka Sorong


(Sumber : petunjuk praktikum fisika dasar,2014)

Mikrometer sekrup adalah alat yang digunakan untuk mengukur


ketebalan benda, panjang, dan diameter luar benda.Mikrometer memiliki 3 bagian
, yaitu selubung utama yang berfungsi sebagai tempat dari pada skala utama yang
akan menunjukkan beberapa hasil pengukuran dan bagian ini sifatnya tetap dan
tidak dapat digeser.kedua adalah selubung luar fungsinya sebagai skala nonius
yang dapat diputar untuk menggerakkan selubung ulir supaya dapat menyesuaikan
dengan benda yang diukur, dan yang ketiga adalah sebagai bagian yang dapat di
gerakkan dengan cara memutar selubung luar sehingga dapat menyesuaikan
(Ishaq,2007).
Gambar 2.2 Mikrometer
(Sumber : Petunjuk Praktikum Fisika Dasar,2014)

Pengukuran secara metode terbagi menjadi 2 yaitu pengukuran secara


langsung dan pengukuran tidak langsung.Ralat langsung adalah ralat yang
diperoleh melalui pengukuran secara langsung terhadap suatu benda.Ralat tidak
langsung adalah ralat ralat yng tidak langsung terhadap benda yang di dapat dari
beberapa percobaan yang ada kalanya besaran melainkan diturunkan dari besaran
lain yang dapat diukur secara langsung.Pengukuran secara metode ralat standar
deviasi merupakan suatu batas toleransi terhadap suatu pengukuran masih bisa
atau layak dianggap benar.Ralat membantu untuk menentukan ketepatan satuan
oleh hasil pengukuran (Azwar,1997).
BAB 3. METODE KERJA

3.1 Alat dan Bahan


Adapun alat dan bahan yang digunakan pada praktikum pengukuran dasar
ini adalah sebagai berikut:
1. Jangka sorong, untuk mengukur panjang, lebar, tinggi diameter dalam dan luar
serta kedalaman lubang suatu benda.
2. Mikrometer, untuk mengukur panjang, lebar, tinggi benda yang berukuran
kecil.
3. Amperemeter, untuk mengukur arus listrik.
4. Voltmeter, untuk mengukur beda potensial listrik.
5. Stopwatch, untuk mengukur waktu.
6. Neraca, untuk mengukur massa benda.
7. Mistar atau penggaris, untuk mengukur panjangan benda.
8. Termometer, untuk mengukur suhu benda.
9. Cincin, untuk diukur menggunakan jangka sorong.
10.Bola besi kecil, untuk diukur menggunakan mikrometer sekrup.
11.Balok, untuk diukur dengan menggunakan mistar.

3.2 Desain Percobaan


Adapun desain percobaan pada praktikum kali ini adalah:

Gambar 3.1 Jangka Sorong


(Sumber : Petunjuk Praktikum Fisika Dasar, 2014).
Gambar 3.2 Mikrometer
(Sumber: Petunjuk Praktikum Fisika Dasar,2014)

Gambar 3.3 Amperemeter


(Sumber : Petunjuk Praktikum Fisika Dasar, 2014)

Gambar 3.4 Voltmeter


(Sumber: Petunjuk Praktikum Fisika Dasar, 2014)

Gambar 3.5 Neraca


(Sumber :Petunjuk Praktikum Fisika Dasar, 2014)
Gambar 3.6 Stopwatch
(Sumber : Petunjuk Praktikum Fisika Dasar, 2014)

3.3 Langkah Kerja


Langkah kerja yang di ggunakan dalam percobaan pengukuran dasar ini
adalah :
1. Menentukan nilai skala terkecil (nst) dan kesalahan titk nol
a. Jangka sorong dan ditentukan nst-nya. Dicatat juga apabila skalanya tidak
menunjukan titik nol saat jangka sorong belum digunakan diambil .
b. mikrometer dan ditentukan nst-nya. Dicatat juga apabila skalanya tidak
menunjukan titik nol saat mikrometer belum digunakan diambil .
c. amperemeter dan ditentukan nst-nya. Dicatat juga apabila jarum tidak
menunjukan titik nol saat tidak ada arus diambil.
d. voltmeter dan ditentukan nst-nya. Dicatat juga apabila jarum tidak
menunjukan titik nol saat tidak ada tegangan diambil .
e. termometer dan dicatat nst-nya diambil.
f. neraca pegas dan ditentukan nst-nya diambil. Dicatat juga apabila
skalanya tidak menunjukkan titik nol saat pegas belum terbebani.
g. stopwatch dan ditentukan nst-nya diambil.
h. mistar atau penggaris panjang dan ditentukan nst-nya diambil .
i. neraca atau timbangan dan ditentukan nst-nya diambil.
2. Pengukuran langsung dengan menggunakan nilai skala terkecil
a. diameter dalam dan diameter luar sebuah cincin menggunakan jangka
sorong diukur.
b. diameter luar dari sebuah bola besi kecil menggunakan mikrometer
diukur.
c. amperemeter dan voltmeter dalam sebuah rangkaian tertutup, dicatat besar
arus dan besar tegangan yang muncul diukur.
d. beban pada neraca dan ditentukan nilai skalanya diukur.
e. panjang (p), lebar (l), dan tinggi (t) balok yang tersedia dengan
menggunakan mistar panjang diukur.
f. waktunya dengan stopwatch keyika berjalan dari titik A ke B sejauh 2
meter diukur.
3. Pengukuran langsung dengan menggunakan standar deviasi
a. diameter dalam dan diameter luar sebuah cincin menggunakan jangka
sorong sebanyak 3 kali diukur.
b. percobaan dengan langkah sama pada langkah 2 sebanyak 3 kali diulangi.
4. Pengukuran tidak langsung dengan menggunakan nilai skala terkecil
a. panjang (p), lebar (l), dan tinggi (t) balok yang tersedia menggunakan
mistar panjang dan ditimbang massa balok tersebut diukur.
b. waktunya dengan stopwatch ketika berjalan dari titik A ke B sejauh
2m, 2,5m, 3m, dan 3,5m dihitung.
5. Pengukuran tidak langsung dengan menggunakan standar deviasi
a. Dilakukan kegiatan seperti langkah 4 sebanyak 3 kali.
b. Pengukuran tidak langsung dengan menggunakan nilai skala terkecil dan
standar deviasi
a. panjang (p), lebar (l), dan tinggi (t) balok yang sama dengan mistar
panjang, diukur menggunakan standar deviasi dan ditimbang massa balok
dengan menggunakan nts diukur diukur.
b. waktu masing-masing ketika berjalan dari titik A ke titik B sejauh 2m,
2,5m, 3m, dan 3,5m, dengan pengukuran jarak dicatat dicatat.

3.4 Metode Analisis


Adapun metode analisis yang digunakan pada praktikumpengukuran dasar
kali ini adalah sebagai berikut:
1. Cara penulisan hasil ukur yang benar
∆𝑥
𝑥 = (𝑥̅ ± ∆𝑥)satuan, atau 𝑥 = 𝑥̅ satuan±∆𝑥%, dengan ∆𝑥% = ( 𝑥̅ ) ×
100%
2. Penggunaan notasi ilmiah
Contoh: diperoleh hasil pengukuran x=1205 cm dan hasil ralatnya ∆x=1
cm, maka ditulis dengan : (12,05 ± 0,01) x 102 cm.
3. Cara mendapatkan ralat
 Ralat Standar Deviasi

∑(𝑥𝑖 − 𝑥̅ )2
∆𝑥 = √
𝑛(𝑛 − 1)
 Ralat nst
∆𝑥 = 1⁄2nst
 Ralat jika hasil pengukuran diperoleh secara tidak langsung
 Mencari volume beserta ralatnya
V= p x l x t
𝛿𝑣 𝛿𝑣 𝛿𝑣
∆𝑉 = | | |∆𝑝| + | | |∆𝑙| + | | |∆𝑡|
𝛿𝑝 𝛿𝑙 𝛿𝑡

Keterangan: V=volume ∆𝑉=ralat volume


p=panjang ∆𝑝=ralat panjang
l=lebar ∆𝑙=ralat lebar
t=tinggi ∆𝑡=ralat tinggi
 Mencari Kecepatan beserta ralatnya
𝑠
𝑣=
𝑡
𝛿𝑣 𝛿𝑣
∆𝑣 = | | |∆𝑠| + | | |∆𝑡|
𝛿𝑠 𝛿𝑡

Keterangan: v=kecepatan ∆𝑣=ralat kecepatan


s=jarak ∆𝑠=ralat jarak
t=waktu ∆𝑡=ralat waktu

 Ralat Gabungan (nst dan standar deviasi)


Persamaan massa jenis benda dapat ditulis sebagai berikut:
𝑚
̅
𝜌=
𝑣
𝑘𝑔⁄
keterangan: 𝜌= massa jenis benda ( 𝑚3 )
𝑚̅ =massa benda (kg)
v=volume benda (𝑚3 )

Persamaan ralat dari massa jenis tersebut dapat ditulis dalam persamaan berikut:

𝛿𝜌 2 𝛿𝜌 2

∆𝜌 = ( ) (∆𝑚) + ( ) (∆𝑣 × 0,68)2
2
𝛿𝑚 𝛿𝑣

Keterangan: ∆𝜌=ralat massa jenis

∆𝑚=ralat massa

∆𝑣=ralat volume

 Mencari I, K, Ap
∆𝑥
𝐼= 𝑥
K=100% − 𝐼
∆𝑥
Ap=1 − log 𝑥
Keterangan: x= hasil perhitungan besaran
∆𝑥= ralat besaran

BAB 4. HASIL DAN PEMBAHASAN


4.1 Hasil
Percobaan yang telah dilakukan menghasilkan data-data sebagai berikut:

A. Data nilai skala terkecil dan kesalah titik nol


No. Nama Alat Nst Kesalahan Titik Nol
1. Jangka Sorong 0,005 cm -
2. Mikrometer 0,01 mm 5 mm
3. Neraca 0,1 gr -
4. Amperemeter 0,05 mA -
5. Voltmeter 0,5 volt -
6. Mistar 0,1 cm -
7. Stopwatch 0,01 sekon -

B. Pengukuran langsung dengan ralat nst


1. Mengukur diameter cincin dan bola besi kecil
Benda x±∆x I (%) K (%) Ap
Diameter dalam 3,75±0,0025 0,076 99,926 3
Diameter luar 5,35±0,0025 0,046 99,54 4

2. Mengukur diameter bola besi pejal


Benda x±∆x I (%) K (%) Ap
Bola Besi 6,978±0,005 0,077 99,95 4

3. Mengukur arus listrik dan beda potensial listrik


x x±∆x I (%) K (%) Ap
I (0,75±0,025)mA 0,03 99,97 3
V (7,5±0,25)V 3,33 96,67 3

4. Mengukur panjang, lebar, dan tinggi balok


x x±∆x (cm) I (%) K (%) Ap
p 1,8±0,05 0,08 99,2 3
l 1,9±0,05 2,8 97,4 3
t 2±0,05 2,5 97,5 3

Mengukur massa balok


m±∆m (kg) I (%) K (%) Ap

m 62,1±0,05 0,08 99,92 4

5. Mengukur jarak dan waktu


x x±∆x I (%) K (%) Ap
s (200±0,005)cm 2,5 97,5 3
t (2,37±0,005)s 0,21 99,88 4

C.Pengukuran langsung dengan ralat standar deviasi

1. Pengukuran diameter cincin


D (cm) ̅
𝐷 I (%) K (%) Ap
± ∆𝐷 (𝑐𝑚)
5,31
Diameter
5,305 5,3±0,009 0,17 99,83 3
luar
5,32
3,22
Diameter
3,065 3,2±0,08 2,5 97,5 3
dalam
3,27

2. Pengukuran diameter bola besi pejal


D (mm) ̅
𝐷 I (%) K (%) Ap
Diameter ± ∆𝐷 (𝑐𝑚)
Bola Besi 6,973
Pejal 6,974 7,13±0,12 1,87 98,13 3
7,472

3. Pengukuran kuat arus dan tegangan listrik


X x±∆x I(%) K(%) Ap
0,75 mA
Kuat arus 0,75 mA (0,75±0)mA 0 100 1
0,75 mA
0,75 volt
Beda
0,75 volt (7,6±2,45)volt 32,23 67,77 2
potensial
8 volt
4. Pengukuran massa balok
m (gram) 𝑚
̅ ± ∆𝑚(gram) I (%) K(%) Ap
66,2
Massa
61,9 63,46±1,36 2,14 97,86 3
balok
62,3

5. Pengukuran panjang, lebar, dan tinggi balok


x (cm) x±∆x (cm) I(%) K(%) Ap
2
Panjang Balok 2 2±0 0 100 1
2
2 2±0
Lebar Balok 2 0 100 1
2
2 2±0
Tinggi Balok 2 0 100 1
2

6. Pengukuran waktu
s t (s) 𝑡̅ ± ∆𝑡(s) I(%) K(%) Ap
3,35
2,5 m 2,90 2,98±0,039 1,3 98,7 3
3
3,56
3m 3,63 3,45±0,11 3,19 96,81 3
3,25
3,75
3,5 m 3,87 3,74±0,07 1,87 98,13 3
3,86

C. Pengukuran Tidak Langsung dengan Ralat nst


1. Pengukuran Volume
p(cm) l(cm) t(cm) V±∆V (cm3) I (%) K (%) Ap
2 2 2 8 ±0,6 7,5 92,5 2

2. Pengukuran Kecepatan
s (m) t (s) v±∆v I (%) K (%) Ap
(𝑚⁄ )
𝑠
2,5 3,03 0,83±0,01785 2,15 97,85 3
3 3,46 0,86±0,01575 1,83 98,17 3
3,5 3,72 0,94±0,01475 1,57 98,43 3

D. Pengukuran Tidak Langsung dengan Ralat Gabungan


Pengukuran Massa Jenis
𝑚̅ (gram) V (cm3) 𝜌 ± ∆𝜌 I (%) K (%) Ap
𝑔𝑟
( ⁄𝑐𝑚3 )
63,46 8 7,93±1,19 15 85 2

4.2Pembahasan

Pengukuran adalah penentuan besaran , dimensi atau kapasitas ,atau


biasanya terhadap suatu standar satuan pengukuran.Pengukuran pada dasarnya
bertujuan mengetahui suatu proses,sedangkan mengukur adalah membandingkan
suatu besaran fisis dengan suatu besaran standar.Dalam pengukuran terkadang
mengandung pengertian pekerjaan mencatat, menghitung ,dan
mengukur.Pengukuran tentunya membutuhkan sutu alat ukur, alat ukur tersebut
harus dapat mengerjakan tugas di antaranya mengetahui adanya besaran yang
daoat di terima oleh panca indera.
Alat-alat ukur yang di gunakan dalam praktikum ini memiliki nilai skala
terkecil yang berbeda.Nilai skala terkecil adalah perbandingan antara skala utama
dengan jumlah skala nonius pada suatu alat ukur.Ketepatan dari sistem
pengukuran , disebut reproduktivitas atau pengulangan yaitu sejauh mana
pengukuran ulang .Pengukuran aka menimbulkan ketelitian atau ketidakpastian
dalam perhitungannya.
Nilai skala terkecil dari suatu alat ukur menunjukkan tingkat ketelitian atau
ketidakpastian dari alat ukur tersebut.Masing-masing alat ukur yang di gunakan
pada praktikum kali ini yaitu jangka sorong, dengan nst 0,05 mm, mikrometer
sekrup dengan nst 0,01mm, pada ikrometer titik nolnya tidak teoat di nil ,
melainkan memiliki kesalahan titik nol yaitu sebesar 5mm.
Pengukuran kali ini dilakukan dengan pengukuran tunggal,dan secara
berulang.Penggunaan pengukuran tunggal sebenarnya kurang teliti sehingga
digunakan pada pengukuran secara berulang untuk mengetahui hasil pasti dari
pengukuran tersebut.
Pengukuran pada percobaan ini dilakukan pada beberapa objek diantaranya
yaitu balol besi,boala kecil ,setelah melakukan percobaan dan diperoleh data
informasi baik secara angka maupun simpulan.
Ketentuan dan aturan-aturan dari angka penting tersebut adalah :
1. Semua angka bukan nol adalah angka penting.
2. Semua angka nol yang terletak pada deretan akhir dari angka , angka yang
ditulis di belakang koma desimal termasuk angka penting.
3. Angka nol yang terletak di antara dua nagka bukan nol termasuk angka
penting.
4. Bilangan puluhan , ratusan m ribuan memiliki angka penting , dan angka –
angka nol pada deretan akhir harus dituliskan dalam notasi ilmiah agar jelas.
Berdasarkan hasil percobaan , maka di dapatkan niali skala terkecil dari
masing-masing alat ukur adalah sebagai berikut;
a. Mikrometer memiliki nst 0,01mm
b. Jangka sorong memiliki nst 0,05mm
c. Neraca memiliki nst 0,1 gram
d. Amperemeter memiliki nst 0,2A
e. Voltmeter memilikin nst 0,5V
f. Mistar memiliki nst 1mm
g. Neraca pegas memiliki nst 0,1N
h. Termometer memiliki nst 1°
i. Stopwatch memiliki nst 10-4s
BAB 5. PENUTUP

5.1 Kesimpulan
Adapun kesimpulan yang dihasilkan berdasarkan percobaan yang
dilakukan adalah:
1. Pengukuran langsung dilakukan dengan nilai skala terkecil dilakukan
sebanyak 1 kali dari masing percobaan.
2. Pengukuran langsung menggunakan standar deviasi dilakukan sebanyak tiga
kali untuk memperoleh beberapa data yang berguna untuk mencari rata-rata
dari pengukuran yang dilakukan.
3. Pengukuran tidak langsung menggunakan standart gabungan dilakukan
pengukuran jarak dengan nst dan perhitungan waktu dengan deviasi.
4. Hasil pengukuran,dengan adanya pengulangan pengukuran akan semakin
akurat hasilnya .
5. Macam-macam alat praktikum pengukuran dasar antara lain ;
a. Jangka sorong
b. Mistar
c. Mikrometer
d. Ampremeter
e. Voltmeter
f. Neraca
g. Neraca pegas
h. Stopwatch
i. Termometer

5.2 Saran
Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan ,sebaiknya praktikan dalam
melakukan pengukuran harus melihat secara teliti agar mendapatkan nilai yang
akurat. Peletakan benda-benda diusahakan sebaik mungkin agar tidak terjai
kesalahan dalam pengukuran, baik penambahan ataupun terjadi
pengurangan.Praktikan harus paham terhadap titik nol pada alat ukur, serta jangan
lupa 15menit sebelum praktikum , praktikan sudah harus siap agar tidak telat.
DAFTAR PUSTAKA

Azwar.1997.Teori dan Pengukurannya Edisi kedua .Yogyakarta: Pustaka


belajar.

Ishaq.2007.Fisika dasar Edisi 3.Yogyakarta: Graha ilmu.

Tim penyusun.2014.Modul praktikum Fisika Dasar .Jember: Unej.

Zaelani.2006.Fisika.Bandung:Yrama widya.

Anda mungkin juga menyukai