apriliaerlita.wordpress.com
diperoleh sebuah garis lurus yang melalui 7 2,5 2,5 x 10-3
titik asal. Persamaan tersebut adalah linier, 8 3 3 x 10-3
dan kita akan mengambilnya sebagai 9 3,5 3,5 x 10-3
definisi tahanan linier. Jadi, jika 10 4 4 x 10-3
perbandingan (ratio) diantara arus dan Tabel. 3
tegangan dari suatu elemen rangkaian
sederhana adalah sebuah konstanta, maka IV. Analisis
elemen tersebut adalah sebuah tahanan 1. Praktikum 1
linier yang memunyai tahanan yang sama a. Tegangan 3 V
dengan ratio (perbandingan) tegangan V IR
terhadap arus (Hayt, William H dan R
V
Kemmerly, Jack E, 1985 : 33) I
3V
R 1.500
2 10 3 A
III. Data Praktikum
1. Praktikum 1 b. Tegangan 4 V
R = 1.200 Ω V IR
P = 0,5 Watt V
R
I
I 4V
V (Volt) R 1.333,33
(mA) (A) 3 10 3 A
3 2 2 x 10-3
3 3 x 10-3 c. Tegangan 5 V
4
V IR
5 4 4 x 10-3 V
R
6 5 5 x 10-3 I
7 6 6 x 10-3 R
5V
1.250
4 10 3 A
8 7 7 x 10-3
Tabel.. 1 d. Tegangan 6 V
V IR
V
2. Praktikum 2 R
I
R = 2.000 Ω 6V
R 1.200
P = 0,5 Watt 5 10 3 A
I
V (Volt) e. Tegangan 7 V
(mA) (A)
V IR
10 5 5 x 10-3 V
R
11 5,5 5,5 x 10-3 I
7V
12 6 6 x 10-3 R 1.166,67
6 10 3 A
13 6,5 6,5 x 10-3
14 7 7 x 10-3 f. Tegangan 8 V
15 7,5 7,5 x 10-3 V IR
V
Tabel. 2 R
I
8V
R 1.142,86
3. Praktikum 3 7 10 3 A
R = 3.300 Ω
P = 0,5 Watt Menurut Perhitungan
I I R (Ω)
V (Volt) V (Volt) (Ampere)
(mA) (A)
3 2 1.500
5 1,5 1,5 x 10-3
4 3 1.333,33
6 2 2 x 10-3
2
apriliaerlita.wordpress.com
4 1.250 V IR
5
V
6 5 1.200 R
I
7 6 1.166,67 R
14V
2.000
7 10 3 A
8 7 1.142,86
Tabel. 4
f. Tegangan 15 V
V IR
8 V
R
I
7 15V
R 2.000
7,5 10 3 A
6
5 Menurut Perhitungan
I
I (mA)
3 10 5 x 10-3 2.000
-3
11 5,5 x 10 2.000
2 -3
12 6 x 10 2.000
-3
1 13 6,5 x 10 2.000
-3
14 7 x 10 2.000
0 -3
15 7,5 x 10 2.000
3 4 5 6 7 8
Tabel. 5
V (Volt)
8
2. Praktikum 2
7
a. Tegangan 10 V
V IR 6
V
R
I 5
10V
I (mA)
R 2.000
5 10 3 A 4
3
b. Tegangan 11 V
V IR 2
V
R
I 1
11V
R 2.000 0
5,5 10 3 A
10 11 12 13 14 15
c. Tegangan 12 V V (Volt)
V IR
V Grafik. 1
R
I
12V
R 2.000
6 10 3 A 3. Praktikum 3
a. Tegangan 5 V
d. Tegangan 13 V V IR
V IR R
V
V I
R 5V
I R 3.333,33
13V 1,5 10 3 A
R 2.000
6,5 10 3 A
b. Tegangan 6 V
e. Tegangan 14 V
3
apriliaerlita.wordpress.com
V IR
V
4,5
R
I 4
6V
R 3.000
2 10 3 A 3,5
3
c. Tegangan 7 V
V IR 2,5
I (mA)
V 2
R
I
R
7V
2.800
1,5
2,5 10 3 A
1
d. Tegangan 8 V 0,5
V IR
0
V
R 5 6 7 8 9 10
I
8V
R 2.666,67 V (Volt)
3 10 3 A
Grafik. 2
e. Tegangan 9 V V. Pembahasan
V IR
V
Dalam melakukan praktikum ini
R
I digunakan beberapa variabel yaitu kontrol,
9V bebas, dan terikat. Variabel kontrol yang
R 2.571,43
3,5 10 3 A
digunakan adalah resistor yang besar
hambatannya selalu sama. Variabel bebas
f. Tegangan 10 V
V IR
yang digunakan adalah tegangan (V).
V Sedangkan variabel terikat yang digunakan
R
I adalah kuat arus (I) dimana besarnya akan
10V
R 2.500 menyesuaikan pada variabel bebas.
4 10 3 A
Pada praktikum pertama praktikan
menggunakan resistor dengan nilai
Menurut Perhitungan
hambatan (R) menurut warna cincin pada
I R (Ω)
V (Volt) (Ampere) resistor sebesar 1.200 Ω dengan daya 0,5
1,5 x 10-3 3.333,33 Watt. Tegangan (V) yang digunakan
5
2 x 10-3 3.000 sebesar 3 V, 4 V, 5 V, 6 V, 7 V, dan 8 V.
6
2,5 x 10-3 2.800 Dari tegangan tersebut diperoleh nilai kuat
7
arus (I) masing-masing sebesar 2 mA; 3
8 3 x 10-3 2.666,67
mA; 4 mA; 5 mA; 6 mA; dan 7 mA.
9 3,5 x 10-3 2.571,43
Kemudian dilakukan perhitungan
10 4 x 10-3 2.500
hambatan (R) menurut Hukum Ohm yaitu
Tabel. 6 menggunakan rumus V = IR. Berdasarkan
perhitungan diperoleh masing-masing nilai
hambatan (R) adalah 1.500 Ω; 1.333,33 Ω;
1.250 Ω; 1.200 Ω; 1.166,67 Ω; dan
1.142,86 Ω. Nilai hambatan menurut
perhitungan dan menurut resistor adalah
berbeda. Hal ini terjadi dimungkinkan
adanya kemungkinan kesalahan yang akan
dibahas pada alinea selanjutnya. Pada
praktikum ini didapatkan bahwa, ketika
nilai tegangan (V) diperbesar maka nilai
4
apriliaerlita.wordpress.com
kuat arus (I) juga semakin besar. Hal ini hambatan (R) menurut Hukum Ohm yaitu
dapat ditunjukkan pada grafik 1 yang menggunakan rumus V = IR. Berdasarkan
memunyai kurva miring ke kanan. Dengan perhitungan diperoleh masing-masing nilai
demikian, dapat dibuktikan sesuai dengan hambatan (R) adalah 3.333,33 Ω; 3.000 Ω;
teori bahwa tegangan (V) berbanding lurus 2.800 Ω; 2.666,67 Ω; 2.571,43 Ω; dan
dengan kuat arus (I). 2.500 Ω. Nilai hambatan menurut
Pada praktikum kedua praktikan perhitungan dan menurut resistor adalah
menggunakan resistor dengan nilai berbeda. Hal ini terjadi dimungkinkan
hambatan (R) menurut warna cincin pada adanya kemungkinan kesalahan yang akan
resistor sebesar 2.000 Ω dengan daya 0,5 dibahas pada alinea selanjutnya. Pada
Watt. Tegangan (V) yang digunakan praktikum ini didapatkan bahwa, ketika
sebesar 10 V, 11 V, 12 V, 13 V, 14 V, dan nilai tegangan (V) diperbesar maka nilai
15 V. Praktikan menggunakan nilai kuat arus (I) juga semakin besar. Hal ini
tegangan (V) yang besar dikarenakan dapat ditunjukkan pada grafik 3 yang
menurut teori, tegangan (V) berbanding memunyai kurva miring ke kanan. Dengan
lurus dengan kuat arus (I). Sehingga, nilai demikian, dapat dibuktikan sesuai dengan
kuat arus (I) juga akan semakin besar, hal teori bahwa tegangan (V) berbanding lurus
ini akan memudahkan praktikan dalam dengan kuat arus (I).
melakukan pengukuran kuat arus (I) Dalam melakukan praktikum ini
menggunakan multimeter. Dari tegangan dimungkinkan terdapat beberapa
tersebut diperoleh nilai kuat arus (I) kemungkinan kesalahan. Pertama,
masing-masing sebesar 5 mA; 5,5 mA; 6 pembacaan skala multimeter yang kurang
mA; 6,5 mA; 7 mA; dan 7,5 mA. tepat, sehingga memengaruhi perhitungan.
Kemudian dilakukan perhitungan Kedua, adanya tegangan maupun medan
hambatan (R) menurut Hukum Ohm yaitu listrik dari alat listrik lain sehingga
menggunakan rumus V = IR. Berdasarkan memengaruhi nilai yang ditunjukkan
perhitungan dari masing-masing variabel multimeter. Ketiga, kelalaian praktikan
diperoleh semua nilai hambatan (R) adalah dalam mengkalibrasikan multimeter.
sama yaitu 2.000 Ω. Nilai hambatan Keempat, besar nilai hambatan (R) pada
menurut perhitungan dan menurut resistor resistor yang tidak sesuai dengan warna
adalah sama. Pada praktikum ini pada cincin resistor. Keenam, skala yang
didapatkan bahwa, ketika nilai tegangan ditunjukkan pada multimeter yang
(V) diperbesar maka nilai kuat arus (I) juga berubah-ubah sehingga menyulitkan
semakin besar. Hal ini dapat ditunjukkan praktikan dalam menentukan nilai yang
pada grafik 2 yang memunyai kurva miring tepat.
ke kanan. Dengan demikian, dapat
dibuktikan sesuai dengan teori bahwa VI. Kesimpulan
tegangan (V) berbanding lurus dengan kuat Berdasarkan praktikum yang telah
arus (I). dilakukan, maka diperoleh beberapa
Pada praktikum ketiga praktikan kesimpulan yaitu :
menggunakan resistor dengan nilai 1. Pada praktikum pertama dengan nilai
hambatan (R) menurut warna cincin pada tegangan (V) sebesar 3 V, 4 V, 5 V, 6
resistor sebesar 3.300 Ω dengan daya 0,5 V, 7 V, dan 8 V, masing-masing
Watt. Tegangan (V) yang digunakan diperoleh nilai kuat arus sebesar 2 mA;
sebesar 5 V, 6 V, 7 V, 8 V, 9 V, dan 10 V. 3 mA; 4 mA; 5 mA; 6 mA; dan 7 mA.
Dari tegangan tersebut diperoleh nilai kuat Pada praktikum kedua dengan nilai
arus (I) masing-masing sebesar 1,5 mA; 2 tegangan (V) sebesar 10 V, 11 V, 12 V,
mA; 2,5 mA; 3 mA; 3,5 mA; dan 4 mA. 13 V, 14 V, dan 15 V, masing-masing
Kemudian dilakukan perhitungan diperoleh nilai kuat arus sebesar 5 mA;
5
apriliaerlita.wordpress.com
5,5 mA; 6 mA; 6,5 mA; 7 mA; dan 7,5
mA.
Pada praktikum ketiga dengan nilai
tegangan (V) sebesar 5 V, 6 V, 7 V, 8
V, 9 V, dan 10 V, masing-masing
diperoleh nilai kuat arus sebesar 1,5
mA; 2 mA; 2,5 mA; 3 mA; 3,5 mA; dan
4 mA.
2. Hubungan antara tegangan (V) dan kuat
arus (I) pada rangkaian listrik adalah
berbanding lurus sesuai dengan teori
yang ada.
apriliaerlita.wordpress.com