Anda di halaman 1dari 21

Makalah TENTANG

Bela Negara

Disusun oleh
Agus Tri Purnama Adi(03)

Muhaimin Hidayatullah(21)

Panji Awwaludi Dzikriawan(29)

Wahyu Nugroho(37)

SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN


PROGRAM KEAHLIAN MULTIMEDIA
SMKN 1 GRATI
X MM 1
KABUPATEN PASURUAN

2014-2015
Kata Pengantar
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan YME, karena atas izin dan kuasaNya- lah kami bisa
menyelesaikan makalah, yakni berupa makalah dengan judul “Bela Negara”.

Dalam penyusunan makalah ini kami mengalami berbagai hambatan, namun hambatan itu bisa
kami lalui karena pertolonganNya dan berbagai pihak lainnya. Oleh karena itu, kami ucapkan
terima kasih kepada segala pihak yang telah membantu kami dalam penyusunan makalah ini.

Kami menyadari bahwa penulisan makalah ini masih dari jauh dari sempurna, baik materi
maupun cara penulisannya. Namun demikian, kami telah berupaya dengan segala kemampuan
dan pengetahuan yang kami miliki sehingga dapat selesai dengan baik dan oleh karenanya, kami
dengan rendah hati dan dengan tangan terbuka menerima masukan, saran dan usul guna
penyempurnaan makalah ini.

Kami berharap semoga makalah ini bisa bermanfaat bagi seluruh pembaca.
ABSTRAK

Apakah bela negara itu? Bela Negara adalah kewajiban dasar manusia.Juga kehormatan
bagi tiap warga negara yang penuh kesadaran, tanggung jawab dan rela berkorban kepada Negara
dan bangsa. Menteri Pertahanan RI, Purnomo Yusgiantoro, pernah mengatakan, karak ter bangsa
adalah watak atau sifat hakiki suatu bangsa.Sedangkan jatidiri bangsa merupakan cirri khas yang
dimiliki oleh suatu bangsa yang membedakan dengan bangsa lain.

Beberapa contoh bela negara dalam kehidupan nyata, yakni siskamling, menjaga
kebersihan, mencegah bahaya narkoba, mencegah perkelahian antar perorangan sampai dengan
antar kelompok, meningkatkan hasil pertanian sehingga dapat mencukupi ketersediaan pangan
daerah dan nasional, cinta produksi dalam negeri agar dapat meningkatkan hasil ekspor t,
melestarikan budaya Indonesia dan tampil sebagai anak bangsa yang berprestasi baik nasional
maupun internasional.Kesadaran bela negara itu hakikatnya kesediaan berbakti pada negara dan
kesediaan berkorban membela negara. Spektrum bela negara itu sangat luas, dari yang paling
halus, hingga yang paling keras. Mulai dari hubungan baik sesama warga negara sampai
bersama-sama menangkal ancaman nyata musuh bersenjata.Tercakup di dalamnya adalah
bersikap dan berbuat yang terbaik bagi bangsa dan negara

Bela Negara biasanya selalu dikaitkan dengan militer atau militerisme,seolah-olah


kewajiban dan tanggung jawab untuk membela negara hanya terletak pada Tentara Nasional
Indonesia. Padahal berdasarkan Pasal 30 UUD 1945, bela negara merupakan hak dan kewajiban
setiap warga negara Republik Indonesia. Bela negara adalah upaya setiap warga negara untuk
mempertahankan Republik Indonesia terhadap ancaman baik dari luar maupun dalam negeri.
LATAR BELAKANG
Bela Negara adalah sebagai organisasi mata Rantai Perintis Kemerdekaan Republik Indonesia
yang di bentuk untuk turut mempertahankan Kemerdekaan Republik Indonesia dengan tetap
tegak dan utuhnya wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia dan juga turut peran serta
membantu dan mendampingi pemerintah sebagai penyelenggara Negara dalam setiap kebijakan
Pemerintahan baik tingkat Pusat maupun daerah demi tercapainya Pembangunan di segala bidang
secara menyeluruh di seluruh wilayah Indonesia.

Mengingat usia para pelaku sejarah Bangsa ini sudah semakin tua dan bahkan sudah berkurang
jumlahnya karena sudah banyak yang meninggal dunia akan tetapi semangat nilai perjuangannya
harus tetap kita gelorakan kepada anak bangsa mendatang agar tidak terjadi kepada generasi
muda yang melupakan sejarah dan melupakan para pahlawan dan para pendiri Bangsa terdahulu,
BELA NEGARA berkewajiban juga di tuntut pada anggotanya untuk menegakkan kebenaran
dalam berbangsa dan bernegara bahwa di kemudian hari jangan ada lagi bangsa yang tidak
menghormati pemimpinya dan Jangan ada lagi bangsa yang melecehkan lembaga lembaga tinggi
negara dan Institusi Negara yang Sah lainya.

Para Pejuang Perintis Kemerdekaan Republik Indonesia menginginkan rakyat ini tetap bersatu
tidak ada yang makar namun sebaliknya tidak ada lagi di negara ini kesewenang wenangan
pemimpin dan para penyelenggara negara menindas Rakyatnya, Pejuang Perintis Kemerdekaan
ingin bangsa ini tetap hidup rukun bersatu bersinergi antara Lembaga Tinggi negara pemerintah
dan TNI/POLRI bersama rakyat membangun dan menjaga keutuhan negara dalam satu tujuan
Bela negara seperti yang tercantum dalam amanat UUD 45 sebagaimana tersebut di atas.

Dengan demikian sesuai dengan namanya Penerus Pejuang Perintis Kemerdekaan Republik
Indonesia Bela Negara yang mendapat amanah dari para Pejuang Perintis Kemerdekaan lewat
surat keputusan sah dari Ketua Umum Perintis Kemerdekaan Republik Indonesia Masa Bhakti
2004-2009, kita mengajak seluruh komponen bangsa khususnya para generasi muda yang lahir
dan menghirup udara dan makan minum di bumi pertiwi ini untuk tetap bergandeng tangan
bersatu dalam satu kesatuan dan mari kita teruskan perjuangan para pendiri bangsa yang sudah
berkorban nyawa harta darah nanah dan segalanya demi untuk bangsa dan mempertahankan
kemerdekaan Negara Kesatuan Republik Indonesia 17 Agustus 1945, serta mengisi kemerdekaan
dengan segala upaya dan kemampuan kita demi kemajuan, kemakmuran dan kesejahteraan juga
ketentraman seluruh anak bangsa tanpa memandang suku, agama, ras atau golongan, serta
mengajak seluruh komponen anak bangsa untuk ikut peran serta di barisan terdepan membela
negara sesuai dengan UUD 45 pasal 27 ayat (3) yang tercantum di atas dengan segala
kemampuan dan ketrampilan yang kita miliki.

Oleh karena itu Bela Negara adalah spektrum yang sangat luas, dari yang terhalus sampai yang
terkeras sekalipun, yang dimulai dari berbuat baik sesama warga Negara sampai berupaya
menangkal ancaman serangan musuh bersenjata ya ng datangnya dari dalam negeri maupun dari
luar demi untuk melindungi kedaulatan bangsa dan negara. Oleh karena itu kita sadar bahwa
Bela Negara bukanlah hanya tanggung jawab pemerintah atau TNI/POLRI saja melainkan juga
tanggung jawab seluruh elemen Masyarakat Indonesia, maka dari itu BELA NEGARA akan
memobilisasi relawan-relawan Kesadaran Bela Negara yang akan digalang di seluruh wilayah
Indonesia untuk mensukseskan gerakan Bela Negara menjadi gerakan Nasional yang sesuai
KEPPRES RI No. 28 tanggal 19 Desember 2006. Dalam pelaksanaannya Gerakan Bela Negara
juga menyesuaikan dengan peraturan pemerintah dan peraturan adat istiadat yang berlaku di
daerah masing- masing tanpa bersebrangan satu sama lain.

Demi cita-cita yang mulia bagi seluruh anak bangsa, maka BELA NEGARA turut berperan serta
membangun bangsa dalam hal kesadaran Berbela Negara secara menyeluruh yang tepat Guna
dengan membuat beberapa Bidang bidang Keorganisasian dan satuan-satuan tugas untuk
membantu aparat pemerintah dan juga TNI/POLRI pada khus usnya dalam bidang Pertahanan
dan Keamanan Negara Kamtibmas, antara lain:

BELA NEGRA dipersiapkan untuk komponan cadangan dan pendukung TNI/POLRI. Dalam
bidang Pertahanan dan keamanan negara jika di butuhkan, Sat-Bela Negara juga membangun
pencitraan TNI pada Masyarakat luas, dan menjalin hubungan kemitraan POLRI dengan
Masyarakat, mengingat jumlah Prajurit dan Personel dan juga masih minimnya
peralatanTNI/POLRI kita maka belum seperti yang kita harapkan bersama, karena belum
sebanding dengan luas pulau di wilayah NKRI dan pesatnya perkembangan penduduk atau
kehidupan masyarakat kita yang beraneka ragam suku budaya, sehingga sering terjadi keributan
antar warga yang terkadang beda pendapat atau paham dan juga kejahatan dan pelanggaran
hukum lainya yang masih marak di bebarapa wilayah, untuk itu Kamtibmas masih sangat perlu
ditingkatkan bersama;

Membentuk Satgas Peka Bencana Alam yang akan turut bergabung dengan badan
penanggulangan bencana alam nasional, karena akhir-akhir ini di beberapa daerah kita sering
terjadinya bencana alam dari gempa banjir angin puting beliung dan kebakaran hutan dan lain-
lain ini menjadi keprihatinan kita bersama;

Membentuk Lembaga Konsultasi dan Bantuan Hukum di beberapa daerah demi memberi
pelayanan Konsultasi dan Bantuan di bidang Hukum pada seluruh lapisan masyarakat yang
membutuhkan dan juga turut peran serta menegakan Supremasi Hukum yang berlaku di Negara
Kesatuan Republik Indonesia;

Membentuk Koperasi dari tingkat Kepengurusan Pusat dan di Daerah guna mendidik dan
mengenalkan pentingnya Perkoperasian di negara kita sebagai soko guru perekonomian Rakyat.
Koperasi Bela Negara di bentuk demi kepentingan kesejahteraan para anggota dan masyarakat
Luas pada umumnya,

Menyelenggarakan Event Hari Hari Besar Nasional dan seminar-seminar Nasional bersama
pemerintah dan Lembaga Tinggi Negara dan juga kalangan swasta Nasional Lainya, pada
moment- moment penting di negeri ini yang perlu kita angkat dan besarkan agar dapat mendidik
kecintaan dan kemajuan pada anak Bangsa dan negara;

Melestarikan sejarah kepahlawanan nasional dan budaya bangsa dan juga melestarikan
lingkungan hidup sumber daya alam yang ada di sekliling kita demi kelangsungan hidup anak
Bangsa masa sekarang dan masa akan datang,
Agenda utama yang harus bisa kita lakukan untuk sementara ini oleh BELA NEGARA yaitu
akan menggalakan dan mengajak para anggotanya dan elemen masyarakat lainya untuk
meningkatkan kesadaran Berbela Negara demi memupuk jiwa Nasionalisme dan Patriotisme
para pemuda dan generasi penerus anak bangsa agar selalu memperkokoh dan mengamalkan
nilai- nilai Sumpah Pemuda tanggal 28 0ktober 1928 yang dipelopori oleh para pergerakan
Pemuda terdahulu agar lebih semangat untuk menjaga dan menegakkan Ideologi Pancasila dan
UUD 1945 demi tetap tegaknya Negara Kesatuan Republik Indonesia dalam kerangka Utuh
NKRI.

Bela Negara adalah sikap dan perilaku warga negara yang dijiwai oleh kecintaannya kepada
Negara Kesatuan Republik Indonesia yang berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar
1945 dalam menjalin kelangsungan hidup bangsa dan negara yang seutuhnya.

Sebagai warga negara yang baik sudah sepantasnya kita turut serta dalam bela negara dengan
mewaspadai dan mengatasi berbagai macam ATHG / ancaman, tantangan, hambatan dan
gangguan pada NKRI / Negara Kesatuan Republik Indonesia seperti para pahlawan yang rela
berkorban demi kedaulatan dan kesatuan NKRI.
RUMUSAN MASALAH

1. Apa yang dimaksud dengan bela Negara?


2. Bagaimana cara menunjukkan rasa bela Negara?
3. Dimana bela Negara harus dilakukan?
4. Megapa setiap warga Negara harus memiliki rasa bela Negara yang
kuat?
5. Siapa saja yang harus menjalankan kewajiban bela Negara?
6. Kapan setiap warga Negara mengoptimalkan rasa bela Negara
tersebut?
PEMBAHASAN
Apakah bela negara itu? Bela Negara adalah kewajiban dasar manusia.Juga kehormatan
bagi tiap warga negara yang penuh kesadaran, tanggung jawab dan rela berkorban kepada Negara
dan bangsa. Menteri Pertahanan RI, Purnomo Yusgiantoro, pernah mengatakan, karakter bangsa
adalah watak atau sifat hakiki suatu bangsa.Sedangkan jatidiri bangsa merupakan cirri khas yang
dimiliki oleh suatu bangsa yang membedakan dengan bangsa lain.

“Karakter bangsa Indonesia itu tercermin dalam sila-sila Pancasila.Sedangkan jatidiri bangsa
terejawantahkan dalam Bhinneka Tunggal Ika,” kata Purnomo.

Mamang banyak devisi yang membuat pengertian tentang arti bela Negara namun penertian yang
pasti Bela Negaraadalah sikap dan perilaku warga negara yang dijiwai oleh kecintaannya kepada
Negara Kesatuan Republik Indonesia yang berdasarkan Pancasiladan Undang-UndangDasar
1945dalam menjalin kelangsungan hidup bangsa dan negara yang seutuhnya. Arti dari bela
negara itu sendiri adalah Warga Negara Indonesia (WNI)yang memiliki tekad, sikap dan perilaku
yang dijiwai cinta NKRI
berdasarkan Pancasila dan UUD 1945 yang rela berkorban demi
kelangsungan hidup bangsa dan negara. Adapun kriteria warga negara yg
memiliki kesadaran bela negara adalah mereka yg bersikap dan bertindak
senantiasa berorientasi pada nilai-nilai bela negara.

Nilai-nilai bela negara yang dikembangkan adalah Cinta Tanah air, yaitu
mengenal, memahami dan mencintai wilayah nasional, menjaga tanah dan
pekarangan serta seluruh ruang wilayah Indonesia, melestarikan dan
mencintai lingkungan hidup, memberikan kontribusi pada kemajuan bangsa
dan negara, menjaga nama baik bangsa dan negara serta bangga sebagai
bangsa indonesia dengan cara waspada dan siap membela tanah air terhadap
ancaman tantangan, hambatan dan gangguan yang membahayakan
kelangsungan hidup bangsa serta negara dari manapun dan siapapun.

Nilai yang kedua adalah Sadar akan berbangsa dan bernegara, yaitu
dengan membina kerukunan menjaga persatuan dan kesatuan dari
lingkungan terkecil atau keluarga, lingkungan masyarakat, lingkungan
pendidikan dan lingkungan kerja, mencintai budaya bangsa dan produksi
dalam negeri, mengakui, menghargai dan menghormati bendera merah
putih, lambang negara dan lagu kebangsaan indonesia raya, menjalankan
hak dan kewajiban sesuai peraturan dan perundang-undangan yang berlaku
dan mengutamakan kepentingan bangsa di atas kepentingan pribadi,
keluarga dan golongan.
Nilai ketiga adalah yakin kepada Pancasila sebagai ideologi negara, yaitu
memahami hakekat atau nilai dalam Pancasila, melaksanakan nilai
Pancasila dalam kehidupan sehari-hari, menjadikan Pancasila sebagai
pemersatu bangsa dan negara serta yakin pada kebenaran Pancasila
sebagai ideologi negara.

Nilai keempat rela adalah berkorban untuk bangsa dan negara, yaitu
bersedia mengorbankan waktu, tenaga dan pikiran untuk kemajuan bangsa
dan negara, siap mengorbankan jiwa dan raga demi membela bangsa dan
negara dari berbagai ancaman, berpastisipasi aktif dalam pembangunan
masyarakat, bangsa dan negara, gemar membantu sesama warga negara yg
mengalami kesulitan dan yakin dan percaya bahwa pengorbanan untuk
bangsa dan negara tidak sia-sia.

Untuk nilai yang terakhir memiliki kemampuan awal bela negara secara
psikis dan fisik. Secara psikis, yaitu memiliki kecerdasan emosional,
spiritual serta intelegensia, senantiasa memelihara jiwa dan raganya serta
memiliki sifat-sifat disiplin, ulet, kerja keras dan tahan uji. Sedangkan
secara fisik yaitu memiliki kondisi kesehatan, ketrampilan jasmani untuk
mendukung kemampuan awal bina secara psikis dengan cara gemar
berolahraga dan senantiasa menjaga kesehatan.

Beberapa contoh bela negara dalam kehidupan nyata, yakni siskamling,


menjaga kebersihan, mencegah bahaya narkoba, mencegah perkelahian antar
perorangan sampai dengan antar kelompok, meningkatkan hasil pertanian
sehingga dapat mencukupi ketersediaan pangan daerah dan nasional, cinta
produksi dalam negeri agar dapat meningkatkan hasil eksport, melestarikan
budaya Indonesia dan tampil sebagai anak bangsa yang berprestasi baik
nasional maupun internasional.

Tiap-tiap warga negara berhak dan wajib ikut serta dalam usaha pembelaan negara dan
Syaratsyarat tentang pembelaan diatur dengan undang-undang.

Kesadaran bela negaraitu hakikatnya kesediaan berbakti pada negara dan kesediaan berkorban
membela negara. Spektrum bela negara itu sangat luas, dari yang paling halus, hingga yang
paling keras. Mulai dari hubungan baik sesama warga negara sampai bersama-sama menangkal
ancaman nyata musuh bersenjata.Tercakup di dalamnya adalah bersikap dan berbuat yang
terbaik bagi bangsa dan negara.Dan Bela Negara merupakan tekad, sikap, perilaku, dan tindakan
warga negara dalam menjamin kelangsungan hidup bangsa dan negara, yang dijiwai oleh
kecintaan kepada NKRI.Nilai-nilai yang dikembangkan dalam bela negara adalah cinta tanah air,
kesadaran berbangsa dan bernegara. Yakin pada Pancasila sebagai ideologi negara, rela
berkorban bagi bangsa dan Negara serta memiliki kemampuan awal bela Negara.Salah satu
strategi dalam membangun daya tangkal bangsa untuk menghadapi kompleksitas ancaman ini
adalah melaksanakan revitalisasi pembinaan kesadaran bela negara kepada setiap warga negara.
Strategi itu akan terwujud bila ada keterpaduan penyelenggaraan secara lintas sektoral, sebagai
wujud tanggung jawab bersama pembinaan SDM untuk mewujudkan keutuhan dan
kelangsungan hidup NKRI.Diharapkan ada kesepahaman bahwa pembinaan kesadaran bela
negara sebagai upaya membangun karakter bangsa yang tak terpisahkan dari pembangunan
nasional. Juga dapat diprogramkan pada setiap institusi pemerintah dan non pemerintah.Begitu
pula dengan organisasi kemasyarakatan (Ormas) bisa melaksanakan sesuai aturan yang
berlaku.Demi suatu tujuan, yaitu nasionalisme, cinta tanah air, dan kedamaian.Hak dan
kewajiban warga negara, terutama kesadaran bela negara akan terwujud dalam sikap dan
perilakunya bila ia dapat merasakan bahwa konsepsi demokrasi dan hak asasi manusia sungguh–
sungguh merupakan sesuatu yang paling sesuai dengan kehidupannya sehari–hari.

Unsur Dasar Bela Negara

1. Cinta Tanah Air


2. Kesadaran Berbangsa & bernegara
3. Yakin akan Pancasilasebagai ideologi negara
4. Rela berkorban untuk bangsa & negara

Contoh-Contoh Bela Negara :

5. Melestarikan budaya
6. Belajar dengan rajin bagi para pelajar
7. Taat akan hukum dan aturan-aturan negara
8. Dll.

Beberapa dasar hukum dan peraturan tentang Wajib Bela Negara:

1. Tap MPR No.VI Tahun 1973 tentang konsep Wawasan Nusantaradan


KeamananNasional.
2. Undang-Undang No.29 tahun 1954 tentang Pokok-Pokok Perlawanan Rakyat.
3. Undang-Undang No.20 tahun 1982 tentang Ketentuan Pokok Hankam Negara RI. Diubah
oleh Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1988.
4. Tap MPR No.VI Tahun 2000 tentang Pemisahan TNIdengan POLRI.
5. Tap MPR No.VII Tahun 2000 tentang Peranan TNIdan POLRI.
6. Amandemen UUD '45 Pasal 30 ayat 1-5 dan pasal 27 ayat 3.
7. Undang-Undang No.3 tahun 2002 tentang Pertahanan Negara.

Dan dalam Pasal 30 UUD 1945 menyebutkan bahwa "tiap-tiap warga negara berhak dan
wajib ikut serta dalam usaha pembelaan negara". Konsep Bela Negara dapat diuraikan yaitu
secara fisik maupun non-fisik. Secara fisik yaitu dengan cara "memanggul bedil" menghadapi
serangan atau agresi musuh. Bela Negara secara fisik dilakukan untuk menghadapi ancaman
dari luar. Sedangkan Bela Negara secara non-fisik dapat didefinisikan sebagai "segala upaya
untuk mempertahankan negara kesatuan Republik Indonesia dengan cara meningkatkan
kesadaran berbangsa dan bernegara, menanamkan kecintaan terhadap tanah air serta berperan
aktif dalam memajukan bangsa dan negara". sipil, di mana unsur-unsur Rakyat Terlatih
membantu pemerintah merupakan unsur bantuan tempur bagi pasukan reguler TNI dan terlibat
langsung di medan perang.
Apabila daerah dalam menangani Keamanan dan Ketertiban Masyarakat, sementara fungsi
Perlawanan Rakyat dilakukan dalam keadaan darurat perang di mana Rakyat
Terlatih keadaan ekonomi nasional telah pulih dan keuangan negara
memungkinkan, maka dapat pula dipertimbangkan kemungkinan untuk mengadakan
Wajib Militer bagi warga negara yang memenuhi syarat seperti yang dilakukan di
banyak negara maju di Barat. Mereka yang telah mengikuti pendidikan dasar militer
akan dijadikan Cadangan Tentara Nasional Indonesia selama waktu tertentu, dengan
masa dinas misalnya sebulan dalam setahun untuk mengikuti latihan atau kursus-
kursus penyegaran. Dalam keadaan darurat perang, mereka dapat dimobilisasi dalam
waktu singkat untuk tugas-tugas tempur maupun tugas-tugas teritorial. Rekrutmen
dilakukan secara selektif, teratur dan berkesinambungan. Penempatan tugas dapat
disesuaikan dengan latar belakang pendidikan atau profesi mereka dalam kehidupan
sipil misalnya dokter ditempatkan di Rumah Sakit Tentara, pengacara di Dinas
Hukum, akuntan di Bagian Keuangan, penerbang di Skwadron Angkutan, dan
sebagainya. Gagasan ini bukanlah dimaksudkan sebagai upaya militerisasi
masyarakat sipil, tapi memperkenalkan "dwi-fungsi sipil". Maksudnya sebagai upaya
sosialisasi "konsep bela negara" di mana tugas pertahanan keamanan negara
bukanlah semata-mata tanggung jawab TNI, tapi adalah hak dan kewajiban seluruh
warga negara Republik Indonesia.

Bela Negara Secara Non-Fisik


Di masa transisi menuju masyarakat madani sesuai tuntutan reformasi saat
ini, justru kesadaran bela negara ini perlu ditanamkan guna menangkal
berbagai potensi ancaman, gangguan, hambatan dan tantangan baik dari luar
maupun dari dalam seperti yang telah diuraikan di atas. Sebagaimana telah
diungkapkan sebelumnya, bela negara tidak selalu harus berarti "memanggul
bedil menghadapi musuh". Keterlibatan warga negara sipil dalam bela negara
secara non-fisik dapat dilakukan dengan berbagai bentuk, sepanjang masa dan
dalam segala situasi, misalnya dengan cara:
a. meningkatkan kesadaran berbangsa dan bernegara, termasuk
menghayati arti demokrasi dengan menghargai perbedaan pendapat dan tidak
memaksakan kehendak
b. menanamkan kecintaan terhadap tanah air, melalui pengabdian yang
tulus kepada masyarakat
c. berperan aktif dalam memajukan bangsa dan negara dengan berkarya
nyata (bukan retorika)
d. meningkatkan kesadaran dan kepatuhan terhadap hukum/undang-
undang dan menjunjung tinggi Hak Azasi Manusia
e. pembekalan mental spiritual di kalangan masyarakat agar dapat
menangkal pengaruh-pengaruh budaya asing yang tidak sesuai dengan norma-
norma kehidupan bangsa Indonesia dengan lebih bertaqwa kepada Allah swt
melalui ibadah sesuai agama/kepercayaan masing- masing
Apabila seluruh komponen bangsa berpartisipasi aktif dalam melakukan
bela negara secara non-fisik ini, maka berbagai potensi konflik yang pada
gilirannya merupakan ancaman, gangguan, hambatan dan tantangan bagi keamanan
negara dan bangsa kiranya akan dapat dikurangi atau bahkan dihilangkan sama
sekali. Kegiatan bela negara secara non-fisik sebagai upaya peningkatan Ketahanan
Nasional juga sangat penting untuk menangkal pengaruh budaya asing di era
globalisasi abad ke 21 di mana arus informasi (atau disinformasi) dan propaganda
dari luar akan sulit dibendung akibat semakin canggihnya teknologi komunikasi.

Bela Negara biasanya selalu dikaitkan dengan militer atau militerisme, seolah-olah
kewajiban dan tanggung jawab untuk membela negara hanya terletak pada Tentara
Nasional Indonesia. Padahal berdasarkan Pasal 30 UUD 1945, bela negara
merupakan hak dan kewajiban setiap warga negara Republik Indonesia. Bela
negara adalah upaya setiap warga negara untuk mempertahankan Republik
Indonesia terhadap ancaman baik dari luar maupun dalam negeri.
Ancaman Dari Dalam
Meskipun tokoh-tokoh LSM banyak yang menyatakan hal ini sebagai sesuatu
yang mengada-ada, pada kenyataannya potensi ancaman yang dihadapi negara
Republik Indonesia tampaknya akan lebih banyak muncul dari dalam negeri, antara
lain dalam bentuk:
a. Disintegrasi bangsa, melalui gerakan-gerakan separatis berdasarkan
sentimen kesukuan atau pemberontakan akibat ketidakpuasan daerah terhadap
kebijakan pemerintah pusat
b. Keresahan sosial akibat ketimpangan kebijakan ekonomi dan
pelanggaran Hak Azasi Manusia yang pada gilirannya dapat menyebabkan
huru-hara/kerusuhan massa
c. Upaya penggantian ideologi Panca Sila dengan ideologi lain yang
ekstrim atau yang tidak sesuai dengan jiwa dan semangat perjuangan
bangsa Indonesia
d. Potensi konflik antar kelompok/golongan baik akibat perbedaan pendapat
dalam masalah politik, maupun akibat masalah SARA
e. Makar atau penggulingan pemerintah yang sah dan konstitusional.Di
masa transisi ke arah demokratisasi sesuai dengan tuntutan reformasi saat ini,
potensi konflik antar kelompok/golongan dalam masyarakat sangatlah besar.
Perbedaan pendapat yang justru adalah esensi dari demokrasi malah merupakan
potensi konflik yang serius apabila salah satu pihak berkeras dalam
mempertahankan pendiriannya sementara pihak yang lain berkeras memaksakan
kehendaknya. Dalam hal ini, sebenarnya cara yang terbaik untuk mengatasi
perbedaan pendapat adalah musyawarah untuk mufakat. Namun cara yang
sesungguhnya merupakan ciri khas budaya bangsa Indonesia itu tampaknya
sudah dianggap kuno atau tidak sesuai lagi di era reformasi ini.
Masalahnya, cara pengambilan suara terbanyakpun (yang dianggap sebagai cara
yang paling demokratis dalam menyelesaikan perbedaan pendapat) seringkali
menimbulkan rasa tidak puas bagi pihak yang "kalah", sehingga mereka memilih
cara pengerahan massa atau melakukan tindak kekerasan untuk memaksakan
kehendaknya. Banyak alasan mengapa kita sebagai warga negara wajib
mengupayakan untuk membela negara.Oleh dari itu, kita sebagai generasi
penerus mempunyai kewajiban untuk memberi contoh bela negara, sesuai dengan
arti atau pengertian bela negara indonesia.

A. Hak dan Kewajiban dalam Bela Negara

Dengan hak dan kewajiban yang sama setiap orang Indonesia tanpa harus dikomando dapat
berperan aktif dalam melaksanakan bela negara. Membela negara tidak harus dalam wujud
perang tetapi bisa diwujudkan dengan cara lain seperti :

Ikut serta dalam mengamankan lingkungan sekitar (seperti siskamling).Ikut serta membantu
korban bencana di dalam negeri.Belajar dengan tekun pelajaran atau mata kuliah Pendidikan
Kewarganegaraan atau PKn

B. Pentingnya Usaha Pembelaan Negara

Pernahkah kalian melihat atau meraba wujud negara? Tentu kalian sulit melihat atau
merabawujud negara, karena negara bersifat abstrak (in abstracto). Namun demikian, untuk
mengetahui wujud negara dapat kita telusuri dari unsur-unsur negara seperti penduduk, wilayah,
pemerintah,dan pengakuan. Unsur-unsur itulah yang mesti kita bela. Dalam UUD 1945 tidak
dijelaskan pengertian usaha pembelaan negara. Untuk mengetahui hal tersebut, dapat dilihat
dalam UU RI Nomor 3 Tahun 2002 tentang Pertahanan Negara. Istilah yang digunakan dalam
undang-undangtersebut bukan ´usaha pembelaan negara´ tetapi digunakan istilah lain yang
mempunyai maknasama yaitu ´upaya bela negara´. Dalam penjelasan tersebut ditegaskan, bahwa
upaya bela negaraadalah sikap dan perilaku warga negara yang dijiwai oleh kecintaannya kepada
Negara KesatuanRepublik Indonesia yang berdasarkan Pancasila dan UUD 1945 dalam
menjamin kelangsunganhidup bangsa dan negara.

Berdasarkan pengertian upaya bela negara, apakah kalian pernah ikut serta dalam usaha
pembelaan negara? Apabila kalian pernah ikut serta menjaga wilayah negara termasuk wilayah.

Alasan wajib bela negara bagi rakyat Indonesia adalah :

Latar belakang historis : sejak dulu ingin menguasai Indonesia,Indonesia pernah dijajah kurang
lebih 350 tahun lamanya, kemerdekaan diperoleh berkat rakyat Indonesia, rakyat Indonesia
memiliki nilai juang tinggi.kedudukan geografis dan geostrategis negara RI kondisi demo grafis
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.

Dalam UU NO 2 tentang pertahanan negara, keikutsertaan pertahanan negara yang dapat


berperan serta ialah dalam bentuk :

Pendidikan kewarganegaraan pelatihan dasar kemiliteran secara wajib pengabdian sebagai


prajurit TNI secara sukarela / wajib pengabdian sesuai dengan profesi
Dasar hukum bela negara :

UUD 1945 pasal 27 ayat 3 dan pasal 30 ayat 1 UU no 39 tahun 1999 tentang HAM UU no 56
tahun 1999 tentang Ratih atau rakyat terlatih UU no 3 tahun 2002 tentang pertahanan negara

Fungsi negara :

penertiban kesejahteraan dan kemakmuran rakyatpertahananmenegakkan keadilan.

Sifat negara :

memaksa monopoli / menguasai mencakup semua/ menyeruluh.

Lingkungan sekitar dari gangguan atau ancaman yang membahayakan keselamatan bangsa
dannegara berarti kalian sudah berpartisipasi dalam usaha pembelaan negara. Sikap hormat
terhadap bendera, lagu kebangsaan, dan menolak campur tangan pihak asing terhadap kedaulatan
NKRI juga menunjukkan suatu sikap dalam usaha pembelaan negara.Dengan demikian
pengertian usaha pembelaan negara tidak terbatas memanggul senjata, tetapimeliputi berbagai
sikap dan tindakan untuk meningkatkan kesejahteraan warga negara. Untuk meningkatkan
kesejahteraan warga negara, misalnya dengan usaha untuk mewujudkan keamanan lingkungan,
keamanan pangan, keamanan energi, keamanan ekonomi. Misalnya, yang telah dilakukan Elan
Wukak Victor, dari Nusa Tenggara Timur merupakan usaha pembelaan negaradalam bentuk
keamanan lingkungan.

C. Usaha Pembelaan Negara Penting Dilakukan

Pernahkah kalian memiliki barang yang diganggu atau akan d iambil alih orang lain yang tidak
berhak? Apakah kalian berusaha membela atau mempertahankannya? Pasti
kalianmempertahankannya bukan? Setiap manusia normal secara naluriah pasti akan
selalumelindungi, membela, dan mempertahankan apa yang dimiliki dari ganguan orang lain.
Lebih- lebih jika sesuatu itu sangat disenangi, sangat penting, dan sangat berharga bagi kalian.Hal
lain yang sangat penting bagi kehidupan kita adalah negara. Pada dasarnya setiap
orangmembutuhkan suatu organisasi yang disebut negara. Apa yang akan terjadi jika tidak ada
negara?Thomas Hobbes pernah melukiskan kehidupan manusia sebelum adanya negara yaitu
´manusiamerupakan serigala bagi manusia lainnya´(Homo Homini Lupus) dan ´perang manusia
lawanmanusia´ (Bellum Omnium Contra Omnes).

Dengan demikian, jika tidak ada negara pasti tidak akan ada ketertiban, keamanan, dan keadilan.
Supaya hidup tertib, aman, dan damai makadiperlukan negara. Negara akan tegak berdiri jika
dipertahankan oleh setiap warga negaranya.Oleh karena itu, membela negara sa ngat penting
dilakukan oleh setiap warga negaranya. Ada beberapa alasan mengapa usaha pembelaan negara
penting dilakukan oleh setiap warganegaraIndonesia, diantaranya yaitu:
Untuk mempertahankan negara dari berbagai ancaman;untuk menjaga keutuhan wilayah negara
merupakan panggilan sejarah; merupakan kewajiban setiap warga negara.

Alasan-alasan pentingnya usaha pembelaan negara tersebut dapat dihubungkan dengan


pertama,teori fungsi negara, kedua, unsur- unsur negara, ketiga, aspek sejarah perjuangan
bangsa(merupakan panggilan sejarah), dan keempat, peraturan perundang- undangan tentang
kewajibanmembela negara. Kaitan hal ± hal tersebut dapat disimak pada uraian berikut ini.

D. Fungsi Negara dalam Kaitannya dengan Pembelaan Negara

Para ahli merumuskan fungsi negara secara berbeda-beda. Perbedaan itu tergantung pada titik
berat perhatian latar belakang perumusan tujuan negara serta dipengaruhi oleh pandangan atau
ideologi yang dianut suatu negara atau ahli tersebut. Seorang ahli bernama Miriam
Budiardjomenyatakan, bahwa setiap negara, apapun ideologinya, menyelenggarakan beberapa
fungsi minimum yaitu:

Fungsi penertiban (law and order) Untuk mencapai tujuan bersama dan mencegah bentrokan-
bentrokan dalam masyarakat, maka negara harus melaksanakan penertiban atau bertindak
sebagai stabilisator. Fungsi kesejahteraan dan kemakmuran. Untuk mencapai kesejahteraan dan
kemakmuranrakyat diperlukan campur tangan dan peran aktif dari negara.Fungsi Pertahanan,
yaitu untuk menjaga kemungkinan serangan dari luar, sehingga negaraharus diperlengkapi
dengan alat-alat pertahanan.Fungsi keadilan, yang dilaksanakan melalui badan-badan pengadilan.
Ke empat fungsitersebut merupakan fungsi minimum, yang berarti fungsi negara tersebut bisa
berkembang lebih luas sesuai dengan tujuan yang hendak dicapai negara.

Jadi fungsi negara tidak bisa dipisahkan dari tujuan negara karena keduanya saling
berkaitan,sehingga para ahli seringkali menggandengkan tujuan dengan fungsi negara.
Bagaimanaketerkaitan fungsi negara dengan usaha pembelaan negara? Pada dasarnya fungsi-
fungsi negaratersebut berkaitan dengan usaha pembelaan negara. Salah satu fungsi negara yang
sangat penting bagi jaminan kelangsungan hidup negara adalah fungsi pertahanan negara. Fungsi
pertahanannegara dimaksudkan terutama untuk menjaga dan mempertahankan negara dari
segalakemungkinan serangan dari luar. Oleh sebab itu harus diperlengkapi dengan alat-alat
pertahananyaitu TNI (Tentara Nasional Indonesia) dan perlengkapannya. TNI terdiri atas TNI-
AD, TNI-AU, dan TNI-AL.

Perlengkapan TNI dikenal dengan sebutan alat utama sistem senjata (Alutsista) Fungsi
pertahanan negara tidak bisa dipisahkan dengan pembelaan terhadap negara
sebagaimanaditegaskan dalam UU RI Nomor 3 tahun 2003 bahwa ³setiap warga negara berhak
dan wajib ikutserta dalam upaya bela negara yang diwujudkan dalam penyelenggaraan
pertahanan negara´(Pasal 9 ayat 1). Hal ini mengandung makna, bahwa partisipasi warga negara
dalammelaksanakan fungsi pertahanan negara merupakan wujud upaya pembelaan negara.
Selainfungsi pertahanan, fungsi lain yang juga sangat penting dalam upaya pembelaan negara
adalahfungsi keamanan (ketertiban) yaitu untuk mencegah bentrokan-bentrokan dalam
masyarakat.Untuk melaksanakan fungsi keamanan tersebut di negara kita dibentuklembaga yang
kita kenaldengan POLRI. Berdasarkan uraian di atas, fungsinegara yang sangat penting untuk
memeliharaatau tetap tegaknya negara adalah fungsi pertahanan dan ketertiban (keamanan).
Untuk mewujudkan fungsi pertahanan dan keamanan, selain negara harus memiliki alat-alat
pertahanandan keamanan, juga diperlukan keikutsertaan segenap warga negara dalam upaya
pertahanan dankeamanan negara. Dengan demikian, keikutsertaan segenap warga negara dalam
melaksanakanfungsi pertahanan dan keamanan negara berkaitan dengan upaya membela negara.

Fungsi pertahanan dan keamanan negara merupakan fungsi yang sangat penting dalamkehidupan
negara dan merupakan prasyarat bagi fungsi- fungsi lainnya. Hal itu karena negarahanya dapat
menjalankan fungsi- fungsi lainnya jika negara mampu mempertahankan diri dari berbagai
ancaman baik dari luar maupun dari dalam.

Pentingnya fungsi pertahanan dankeamanan dalam kehidupan negara dapat diibaratkan pada
kehidupan pribadi sehari- hari kita. Apakah kalian bisa belajar dengan tenang atau tidur dengan
nyenyak apabila tidak mampumenangkal dan mempertahankan diri dari gangguan atau ancaman
yang dihadapi? Jadi jika ingin belajar dengan tenang, nyaman dan konsentrasi, maka diperlukan
kemampuan untuk menangkal berbagai gangguan dan ancaman yang dihadapi.

Demikian pula dalam organisasi negara, fungsi pertahanan dan keamanan sangat penting
karenanegara tidak akan dapat mensejahterakan rakyat, meningkatkan kualitas pendidikan,
menegakkan keadilan, dan lain- lain jika tidak mampu mempertahankan diri terhadap ancaman
baik dari luar maupun dari dalam. hal ini mengandung arti bahwa untuk mempertahankan dan
megamankannegara bukan hanya kewajiban TNI dan POLRI, tetapi juga merupakan kewajiban
setiap warganegara Indonesia termasuk kalian sebagai siswa yang sekaligus juga sebagai warga
negaraIndonesia.

Coba renungkan apa yang telah kalian lakukan untuk mengamankan lingkungansekolah atau
tempat tinggalkalian!Sedangkan fungsi kesejahteraan dan kemakmuran dijalankan oleh
pemerintah dalam bentuk pelayanan dan perniagaan. Fungsi pelayanan atau jasa yaitu seluruh
aktivitas yang mungkin tidak akan ada apabila tidak diselenggarakan oleh negara, yang meliputi
antara lain pemeliharaan fakir miskin, pembangunan jalan, pembangunan jembatan, kesehatan,
pendidikan, dan program- program pembangunan lainnya.

E. Bela Negara Dan Relevansinya Di Era Reformasi

Era reformasi membawa banyak perubahan di hampir segala bidang di Republik Indonesia. Ada
perubahan yang positif dan bermanfaat bagi masyarakat, tapi tampaknya ada juga yang negatif
dan pada gilirannya akan merugikan bagi keutuhan wilayah dan kedaulatan Negara Kesatuan
Republik Indonesia. Suasana keterbukaan pasca pemerintahan Orde Baru menyebabkan arus
informasi dari segala penjuru dunia seolah tidak terbendung. Berbagai

ideologi, mulai dari ekstrim kiri sampai ke ekstrim kanan, menarik perhatian bangsa kita,
khususnya generasi muda, untuk dipelajari, dipahami dan diterapkan dalam upaya mencari jati
diri bangsa setelah selama lebih dari 30 tahun merasa terbelenggu oleh sistem pemerintahan yang
otoriter.
Salah satu dampak buruk dari reformasi adalah memudarnya semangat nasionalisme dan
kecintaan pada negara. Perbedaan pendapat antar golongan atau ketidaksetujuan dengan
kebijakan pemerintah adalah suatu hal yang wajar dalam sua tu sistem politik yang demokratis.
Namun berbagai tindakan anarkis, konflik SARA dan separatisme yang sering terjadi dengan
mengatas namakan demokrasi menimbulkan kesan bahwa tidak ada lagi semangat kebersamaan
sebagai suatu bangsa. Kepentingan kelompok, bahkan kepentingan pribadi, telah menjadi tujuan
utama. Semangat untuk membela negara seolah telah memudar.

Bela Negara biasanya selalu dikaitkan dengan militer atau militerisme, seolah-olah kewajiban
dan tanggung jawab untuk membela negara hanya terletak p ada Tentara Nasional Indonesia.
Padahal berdasarkan Pasal 30 UUD 1945, bela negara merupakan hak dan kewajiban setiap
warga negara Republik Indonesia. Bela negara adalah upaya setiap warga negara untuk
mempertahankan Republik Indonesia terhadap ancaman baik dari luar maupun dalam negeri.

UU no 3 tahun 2002 tentang Pertahanan Negara RI mengatur tata cara penyelenggaraan


pertahanan negara yang dilakukan oleh Tentara Nasional Indonesia (TNI) maupun oleh seluruh
komponen bangsa. Upaya melibatkan seluruh kompone n bangsa dalam penyelenggaraan
pertahanan negara itu antara lain dilakukan melalui Pendidikan Pendahuluan Bela Negara. Di
dalam masa transisi menuju masyarakat madani sesuai tuntutan reformasi, tentu timbul
pertanyaan apakah Pendidikan Pendahuluan Bela Negara masih relevan dan masih dibutuhkan.
Makalah ini akan mencoba membahas tentang relevansi Pendidikan Pendahuluan Bela Negara di
era reformasi dan dalam rangka menghadapi era globalisasi abad ke 21. Hakekat Ancaman
Terhadap Negara Kesatuan Republik Indonesia
Ancaman Dari Luar

Dengan berakhirnya Perang Dingin pada awal tahun 1990an, maka ketegangan regional di dunia
umumnya, dan di kawasan Asia Tenggara khususnya dapat dikatakan berkurang. Meskipun
masih terdapat potensi konflik khususnya di wilayah Laut Cina Selatan, misalnya sengketa
Kepulauan Spratly yang melibatkan beberapa negara di kawasan ini, masalah Timor Timur yang
menyebabkan ketegangan antara Indonesia dan Australia, dan sengketa Pulau Sipadan/Ligitan
antara Indonesia dan Malaysia, namun diperk irakan semua pihak yang terkait tidak akan
menyelesaikan masalah tersebut melalui kekerasan bersenjata. Dengan demikian, dapat
dikatakan bahwa dalam jangka waktu pendek ancaman dalam bentuk agresi dari luar relatif kecil.
Potensi ancaman dari luar tampaknya akan lebih berbentuk upaya menghancurkan moral dan
budaya bangsa melalui disinformasi, propaganda, peredaran narkotika dan obat-obat terlarang,
film- film porno atau berbagai kegiatan kebudayaan asing yang mempengaruhi bangsa Indonesia
terutama generasi muda, yang pada gilirannya dapat merusak budaya bangsa. Potensi ancaman
dari luar lainnya adalah dalam bentuk "penjarahan" sumber daya alam Indonesia melalui
eksploitasi sumber daya alam yang tidak terkontrol yang pada gilirannya dapat merusak
lingkungan atau pembagian hasil yang tidak seimbang baik yang dilakukan secara "legal"
maupun yang dilakukan melalui kolusi dengan pejabat pemerintah terkait sehingga meyebabkan
kerugian bagi negara.

Semua potensi ancaman tersebut dapat diatasi dengan meningkatkan Keta hanan Nasional melalui
berbagai cara, antara lain:

a Pembekalan mental spiritual di kalangan masyarakat agar dapat menangkal pengaruh-pengaruh


budaya asing yang tidak sesuai dengan norma-norma kehidupan bangsa Indonesia

b Upaya peningkatan perasaan cinta tanah air (patriotisme) melalui pemahaman dan penghayatan
(bukan sekedar penghafalan) sejarah perjuangan bangsa.

c Pengawasan yang ketat terhadap eksploitasi sumber daya alam nasional serta terciptanya suatu
pemerintahan yang bersih dan berwibawa (legitimate, bebas KKN, dan konsisten melaksanakan
peraturan/undang-undang).

d Kegiatan-kegiatan lain yang bersifat kecintaan terhadap tanah air serta menanamkan semangat
juang untuk membela negara, bangsa dan tanah air serta mempertahankan Panca Sila sebagai
ideologi negara dan UUD 1945 sebagai landasan berbangsa dan bernegara.

e Untuk menghadapi potensi agresi bersenjata dari luar, meskipun kemungkinannya relatif sangat
kecil, selain menggunakan unsur kekuatan TNI, tentu saja dapat menggunakan unsur Rakyat
Terlatih (Ratih) sesuai dengan doktrin Sistem Pertahanan Semesta.

Dengan doktrin Ketahanan Nasional itu, diharapkan bangsa Indonesia mampu mengidentifikasi
berbagai masalah nasional termasuk ancaman, gangguan, hambatan dan tantangan terhadap
keamanan negara guna menentukan langkah atau tindakan untuk menghadapinya.
Ancaman Dari Dalam

Meskipun tokoh-tokoh LSM banyak yang menyatakan hal ini sebagai sesuatu yang mengada-
ada, pada kenyataannya potensi ancaman yang dihadapi negaraRepublik Indonesia tampaknya
akan lebih banyak muncul dari dalam negeri,antara lain dalam bentuk:

a disintegrasi bangsa, melalui gerakan-gerakan separatis berdasarkan sentimen kesukuan atau


pemberontakan akibat ketidakpuasan daerah terhadap kebijakan pemerintah pusat

b keresahan sosial akibat ketimpangan kebijakan ekonomi dan pelanggaran Hak Azasi Manusia
yang pada gilirannya dapat menyebabkan huru-hara/kerusuhan massa

c upaya penggantian ideologi Panca Sila dengan ideologi lain yang ekstrim atau yang tidak
sesuai dengan jiwa dan semangat perjuangan bangsa Indonesia

d potensi konflik antar kelompok/golongan baik akibat perbedaan pendapat dalam masalah
politik, maupun akibat masalah SARA

e makar atau penggulingan pemerintah yang sah dan konstitusional

J. Bela Negara Secara Fisik


KESIMPULAN DAN SARAN

Setiap warga Negara harus berani mengeluarkan argumennya dalam forum- forum
dinegara – Negara lain untuk dapat membuktikan bahwa Indonesia mampu untuk bersaing dalam
kancah internasioanal. Warga juga harus mampu membela negaranya dari budaya-budaya
lain,sehingga budaya dalam negri selalu dibudidayakan dalam masyarakat belakangan ini.

Demikian laporan tugas akhir mata kuliah pancasila ini saya buat ,semoga segala kekurangan
dan kelemahan dari laporan tugas akhir ini dapat menjadikan pengalaman untuk saya yang akan
datang.saya mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu saya hingga
dapat menyelesaikan tugas akhir pancasila ini.segala masukan dan kritikan dari semua pihak
sangat kami harapkan demi kesempurnaan dan perbaikan kinerja saya yang akan datang.
DAFTAR PUSTAKA

Rohmadi,Muhammad.2005.Bahasa dan Sastra Indonesia3.Surakarta:PT Grahadi

Permata.2006.Sejarah.Solo:CV Cahaya Pustaka www.google.com

Anda mungkin juga menyukai