Anda di halaman 1dari 4

Jurnal pesawat atwood

Oleh Saras Dian Pramudita, 2012

Pesawat Atwood merupakan alat eksperimen yang sering digunakan untuk mengamati hukum mekanika
pada gerak yang dipercepat secara beraturan. Sederhananya pesawat atwood tersusun atas 2 benda yang
terhubung dengan seutas kawat/tali.
Pada percobaan ini hukum newton I dan hukum newton II akan berlaku, karena adanya GLB dan GLBB
yang terjadi. Percepatan yang terjadi di pengaruhi oleh massa beban. Semakin besar massa beban maka
percepatan yang terjadi pun akan semakin besar. Tiang T harus pada posisi yang benar – benar vertikal
karena jika tidak maka akan ada gaya tambahan yang bekerja pada percobaan pesawat atwood ini.

Hukum Newton I
Jika suatu sistem sudah mendapat gaya luar sistem akan tetap dalam keadaannya semula diam, atau
bergerak berubah beraturan dengan kecepatan konstan
∑F=0
Hukum Newton II
Percetan dari sistem sebanding dengan gaya yang bekerja pada sistem itu
F= m.a
Hukum newton diatas memberikan kesimpulan sebagai berikut :
Arah percepatan benda sama dengan arah gaya yang bekerja pada benda tersebut
Besarnya percepatan sebanding dengan gaya yang bekerja, jadi bila gaya konstan maka percepatan
yang timbul juga konstan
Untuk a yang tetap maka berlaku persamaan gerak tersebut
Vt = V0 +a.t
1
St = S0 + 2 a.t2
Untuk sebuah katrol dengan beban-beban akan berlaku
𝑚.𝑔
a= 𝐼
2𝑀+𝑚+ 2
𝑟
Dimana :
Disini dianggap M2 =M2 = M
r: jari-jari katrol
I : momen inersia katrol

Oleh Yunia C Harfiani, 2012

Udara akan memberikan hambatan udara atau gesekan udara terhadap benda yang jatuh. Besarnya gaya
gesekan udara yang akan gerak jatuh benda berbanding lurus denganluas permukaan benda. Makin besar
luas permukaan benda, makin besar gaya gesekan udarayang bekerja pada benda tersebut. Gaya ini tentu
saja akan memperlambat gerak jatuh benda.Untuk lebih memahami secara kualitatif tentang hambatan
udara pada gerak jatuh, kita dapat
mengamati gerak penerjun payung. Penerjun mula-mula terjun dari pesawat tanpa membuka parasutnya.
Gaya hambatan udara yang bekerja pada penerjun tidak begitu besar, dan jika parasutnya terus tidak tidak
terbuka, penerjun akan mencapai kecepatan akhir kira-kira 50m/s ketika sampai di tanah.Kecepatan itu
kira-kira sama dengan kecepatan mobil balap yang melaju sangat cepat.Sebagai akibatnya, penerjun akan
tewas ketika sampai di tanah. Dengan mengembangkan parasutnya, luas permukaan menjadi cukup besar,
sehingga gaya hambatan udara yang bekerja papa penerjun cukup basar untuk memperlambat kelajuan
terjun.
Berdasarkan hasil demonstrasi ini dapatlah ditarik kesimpulan sementara bahwa jika hambatan udara
dapatdiabaikan maka setiap benda yang jatuh akan mendapatkan percepatan tetap yang sama
tanpa bergantung pada bentuk dan massa benda. Percepatan yang tetap ini disebabkan oleh medan
gravitasi bumi yang disebut percepatan gravitasi (g). Di bumi percepatan gravitasi bernilaikira-kira 9,80
m/s2.untuk mempermudah dalam soal sering dibulatkan menjadi 10 m/s2.
Untuk membuktikan pernyataan diatas bahwa jika hambatan udara dihilangkan, setiap benda jatuh akan
mendapat percepatan tetap yang sama tanpa bergantung pada benda danmassa benda, di dalam
laboratorium biasanya dilakukan percobaan menjatuhkan dua bendayang massa dan bentuknya sangat berbeda di
dalam ruang vakum.Sehubungan dengan hal di atas, Gerak Jatuh Bebas adalah gerak suatu benda
dijatuhkandari suatu ketinggian tanpa kecepatan awal dan selama geraknya mengalami percepatan
tetapyaitu percepatan gravitasi, sehingga gerak jatuh bebas termasuk dalam gerak lurus
berubah beraturan. Perhatikan karena dalam gerak jatuh bebas, benda selalu bergerak ke bawah maka
untuk mempermudah perhitungan, kita tetapkan arah ke bawah sebagai arah positif.

Jika pada sistem pesawat dilepaskan penjepitnya, maka sistem akan bergerak dengan percepatan tetap.
Besarnya percepatan a berbanding lurus dengan gayanya. Untuk gaya yangkonstan, maka percepatan
tetap sehingga berlaku persamaan gerak lurus berubah beraturan :
x= ½ at2
warungjono
Dinsdag 04 Junie 2013 dasar teori pesawat atwood
Dasar Teori Pesawat Atwood
Pesawat Atwood merupakan alat eksperimen yang digunakan untuk mengamati hukum
mekanika gerak yang berubah beraturan. Alat ini mulai dikembangkan sekitar abad ke delapan belas
untuk mengukur percepatan gravitasi g. Dalam kehiduapan sehari-hari kita bias menemui penerapan
pesawat Atwood pada cara kerja lift. Sederhananya alat ini tersusun atas seutas tali yang dihubungkan
dengan sebuah katrol, dimana pada ujung tali dikaitkan massa beban m1 dan m2. Jika massa benda m1 dan
m2 sama (m1 = m2), maka keduanya akan diam. Akan tetapi jika massa benda m2 lebih besar dari pada
massa benda m1 (m2 > m1), maka massa m1 akan tertarik oleh massa benda m2.
Adapun gerak yang terjadi pada pesawat Atwood diantaranya:
1. Gerak Lurus Beraturan
Merupakan gerak lurus yang kelajuannya konstan, artinya benda bergerak lurus tanpa ada
percepatan atau a = 0 m/s2. Secara matematis gerak lurus beraturan dapat dirumuskan sebagai berikut:
S= v/t keterangan S = jarak tempuh benda
v = kelajuan
t = waktu tempuh

2. Gerak lurus Berubah Beraturan


Merupakan gerak lurus dengan kelajuan berubah beraturan, dengan percepatan a adalah konstan.
S= S0+v0t +1/2 at2 keterangan S = jarak yang ditempuh
S0= jarak awal
v0= kecepatan awal
t = waktu
Hukum-hukum yang terjadi pada pesawat Atwood diantaranya:
Hukum I Newton berbunyi “jika sebuah benda atau system tibak dipengaruhi oleh gaya luar,
maka benda atau system benda itu akan selalu dalam keadaan setimbang”.1[1] Jika semula benda diam,
maka selamanya benda itu akan diam. Dan jika benda semula bergerak maka benda akan bergerak lurus
beraturan. Secara matematis hukum I Newton dirumuskan sebagai
∑F = O
Yang diturunkan dari persamaan ∑F = dp/dt dimana p adalah momentum linier.
Hokum II Newton berbunyi “jika suatu benda atau system benda diberikan gaya luar, maka percepatan
yang ditimbulkan besarnya berbanding lurus dengan resultan gaya itu, dan searah dengan arah gaya
tersebut”.2[2] Semakin besar resultan gaya F maka percepatan a akan semakin besar. Secara matematis
Hukum II Newton dapat dituliskan dengan persamaan:
∑F = ma
Hokum III Newton menyatakan bahwa “gaya-gaya selalu terjadi dalam pasangan aksi-reaksi, dan
bahwa gaya reaksi adalah sama besar dan berlawanan arah dengan gaya aksi”.3[3]
Faksi = -Freaksi

Jika kita tinjau dari gaya-gaya yang bekerja dan gerak yang terjadi pada pesawa atwood, maka
kita akan membaginya menjadi beberapa gerak, yaitu:

Gerakan dari C ke A
Benda m1 bergerak dipercepat beraturan ke atas, dan benda m2 bergerak dipercepat ke bawah. Jika
gesekan katrol FK diperhitungkan, maka akan diperoleh gaya-gaya sebagai berikut:
∑F = ma
W2 - W1 – Fk = m tota
(m2-m1)g – Fk = (m1 + m2 + mk) a
(m2-m1)g – Fk = (m1 + m2 + I/R2) a
a = (m2 - m1)g – Fk
(m1 + m2 + I/R2)
Jika m2 = m1 + m, maka akan dipeoleh nilai a
a= mg – Fk
(m1 + m2 + I/R2)

Gerakan dari A ke B
Jika waktu dari A ke B adalah tAB dan jarak tempuhnya adalah SAB, maka akan diperoleh
hubungan
SAB = vtAB
Gerakan dari A ke B merupakan gerak beraturan, jadi benda tidak mengalami penambahan
kelajuan, sehingga percepatannya sama dengan nol (a=0).

DAFTAR PUSTAKA
Giancolli Douglas C. 1998. Fisika Jilid 1 (terjemahan). Erlangga: Jakarta.
Tippler. 1991. Fisika Untuk Sains dan Tehnik. Erlangga:Jakarta.
Supiyanto. 2006. Fisika 1 Untuk SMA/MA Kelas X. Phiβeta: Jakarta.
Arsini, S.Si., M.Sc.2012. Panduan Praktikum Fisika Dasar 1. IAIN Walisongo: Semarang.

Anda mungkin juga menyukai