php/tlingkungan
Jurnal Teknik Lingkungan, Vol. 6, No. 1 (2017)
Abstrak
Lindi TPA Jatibarang umumnya memiliki kandungan senyawa organik yang tinggi dan
keberadaannya yang melebihi baku mutu dapat mencemari lingkungan sekitar apabila tidak
dilakukan pengolahan terlebih dahulu. Pengolahan lindi menggunakan metode koagulasi
flokulasi dan teknologi Advanced Oxidation Processes (AOPs) dapat dijadikan sebagai
alternatif pengolahan lindi TPA Jatibarang.Penelitian ini dilakukan menggunakan metode
koagulasi flokulasi dengan koagulan FeCl3 dan teknologi AOPs dengan Fenton (Fe-H2O2)
dengan tujuan untuk mengetahui dosis optimum dari koagulan FeCl3 dan menganalisis hasil
serta effisiensi pengolahan pada parameter BOD, COD, TSS dan warna. Penelitian
dilakukan dalam skala laboratorium dengan memvariasikan dosis FeCl3 dan memvariasikan
FeSO4 untuk proses AOPs. Hasil penelitian menunujukkan bahwa dosis optimum koagulan
FeCl3 berada pada dosis 12 gram/L, pada dosis tersebut nilai COD dapat tersisihkan
sebesar 36,8 %, nilai BOD dapat tersisihkan sebesar 40,9, nilai TSS dapat tersisihkan
sebesar 94,8 %, dan nilai warna dapat tersisihkan sebesar 87,0 %. Pada proses Fenton
variasi yang paling efektif adalah dengan perbandingan 1,14 FeSO4:H2O2=1,14 gram: 3,8
ml, efisiensi COD terbaik adalah 62,1 %, efisiensi TSS terbaik adalah 51,1 %, dan efisiensi
warna terbaik mencapai 81,9 %. Sedangkan nilai BOD mengalami peningkatan setelah
melalui AOPs ini. Namun jika dilihat rasio BOD5/COD pada dosis 1,14 FeSO4:3,8 ml
H2O2, rasio BOD5/COD mengalami peningkatan dari 0,3 menjadi 0,6. Hal ini menandakan
bahwa kemampuan biodegradibilitas lindi TPA Jatibarang meningkat.
Kata Kunci: Lindi, Koagulasi, Flokulasi, FeCl3, AOPs, Fenton, COD, BOD, TSS, pH
Abstract
[Leachate Treatment Method Using Coagulation Flocculation with FeCl3(Ferric Chloride)
and AOPs (Advanced Oxidation Process) with Fe-H2O2 Case Study : Jatibarang Landfill].
Landfill leachate Jatibarang generally have a high organic matter content and presence that
exceeds quality standards can pollute the environment if not done processing beforehand.
Leachate treatment using flocculation and coagulation technology Advanced Oxidation
Processes (AOPs) can be used as an alternative treatment of landfill leachate Jatibarang.
This research was conducted using the method of coagulation-flocculation with FeCl3
coagulant and technology AOPs with Fenton (Fe / H2O2) in order to determine the optimum
dose of coagulant FeCl3 and analyze the results and efficiency of processing on the
parameters BOD, COD, TSS and color. The study was conducted in a laboratory scale with
varying doses varying FeCl3 and FeSO4 to AOPs process. The results of the study indicate
that the optimum dose of coagulant FeCl3 is at a dose of 12 g / L, at the dose may be
excluded COD value of 36,8%, a value of 40,9 BOD can be excluded, the value of TSS can be
excluded by 94,8 %, and the value colors can be excluded by 87,0%. In Fenton process
variations are most effective with a ratio of 1,14 FeSO4: H2O2 = 1,14 g: 3,8 ml, the best
1 *) Penulis
**) Dosen Pembimbing
Tersedia online di: http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/tlingkungan
Jurnal Teknik Lingkungan, Vol. 6, No. 1 (2017)
COD efficiency is 62,1%, best TSS efficiency is 51,1%, and the efficiency of achieving the
best color 81.9%. While the BOD value increase after going through this AOPs. However, if
viewed ratio BOD5 / COD at a dose of 1,14 FeSO4: 3,8 ml H2O2, the ratio of BOD5 / COD
increased from 0,3 to 0,6. This indicates that the biodegradability of Jatibarang increased
landfill leachate
Key Words: Leachate, Coagulation, Flocculation, FeCl3, AOPs, Fenton, COD, BOD, TSS,
pH
2 *) Penulis
**) Dosen Pembimbing
Tersedia online di: http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/tlingkungan
Jurnal Teknik Lingkungan, Vol. 6, No. 1 (2017)
3 *) Penulis
**) Dosen Pembimbing
Tersedia online di: http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/tlingkungan
Jurnal Teknik Lingkungan, Vol. 6, No. 1 (2017)
27.5
Berdasarkan hasil pengukuran yang telah
27
dilakukan dosis koagulan mempunyai
26.5
peran penting dalam menentukan ukuran
0 4 8 12 16 flok yang akan dihasilkan.
gram/L gram/L gram/L gram/L gram/L 4 gram/L
Dosis FeCl3 6
8 gram/L
Gambar 3 : Grafik Penurunan Suhu 5
Suhu lindi TPA Jatibarang setelah 12 gram/L
perlakuan berada pada rentang 28,5 OC – 4 16 gram/L
Ketinggian Flok (cm)
bahwa semakin besar dosis yang diberikan penurunan kadar COD disebabkan oleh
maka semakin tinggi flok yang terbentuk. penambahan FeCl3 sebagai koagulan pada
Namun hal tersebut tidak terjadi ketika proses koagulasi flokulasi. Pada proses
pemberian dosis 16 gram/L, ketinggian koagulasi flokulasi pada sampel lindi
flok pada dosis ini menurun jika dengan penambahan variasi konsentrasi
dibandingkan dengan dosis 8 gram/L dan koagulan FeCl3 yang disertai dengan
12 gram/L. Pada dosis 16 gram/L peran pengadukan cepat 150 rpm selama 3 menit
koagulan pada proses koagulasi flokulasi menghasilkan dispersi seragam dan
menjadi semakin menurun, dan meningkatkan kontak serta tumbukan antar
menyebabkan fungsi koagulan tidak partikel-partikel koloid, zat organik, dan
berjalan sehingga menimbulkan sifat suspended solid . Tumbukan-tumbukan
koagulan yang dapat menjadi pengotor tersebut menghasilkan reaksi kimia,
pada sampel yang akan diujikan. Hal dimana muatan negatif partikel-partikel
tersebut disebabkan oleh dosis koagulan koloid yang saling tolak menolak dalam
yang melebihi dosis optimum dapat lindi ternetralisasi oleh ion-ion positif
menyebabkan restabilisasi dari zat larutan koagulan dan akhirnya partikel-
tersuspensi (Reynold, 1996). partikel koloid saling tarik-menarik dan
Hasil Penurunan Konsentrasi COD menggumpal membentuk flok. Pengolahan
Setelah Melalui Proses Koagulasi lindi TPA Jatibarangmenggunakan metode
Flokulasi koagulasi flokulasi dengan koagulan
Nilai COD tinggi mengindikasikan FeCl3dapat menurunkan nilai COD dengan
semakin besar tingkat pencemaran air yang adanya hasil samping yaitu pembentukan
terjadi oleh bahan-bahan organik. Tujuan koloidal (2Fe(OH)3(s)) yang dapat dilihat
penyisihan nilai COD dalam lindi adalah pada reaksi (4.1) dari bahan organik yang
untuk mengurangi pencemaran air oleh bergabung menjadi partikel yang lebih
zat organik yang dapat menyebabkan besar dan kemudian mengendap. Dari
berkurangnya oksigen terlarut dalam air. penelitian ini dapat diketahui bahwa
Berikut gambar 4.5 dan tabel 4.4 berupa pengolahan lindi TPA
hasil penyisihan COD dengan variasi dosis Jatibarangmenggunakan metode koagulasi
FeCl3 flokulasi dengan koagulan FeCl3 dengan
variasi dosis dapat menyisihkan nilai COD
4000 yang dihasilkan namun nilai COD tersebut
3635
3500 3368 masih belum sesuai persyaratan Peraturan
3000 2883 Daerah Provinsi Jawa Tengah Nomor: 5
COD (mg/L)
2500
2297
Tahun 2012 Lampiran IX Golongan 1
2000 1846 sebesar 100mg/L. Oleh sebab itu maka
1500 akan dilakukan pengolahan lindi TPA
1000 Nilai Tertinggi Jatibarang lebih lanjut dengan metode
500 Nilai Terendah AOPs dengan Fe-H2O2.
0 Rata-rata Hasil Penurunan Konsentrasi BOD
0 4 8 12 16 Setelah Melalui Proses Koagulasi
gram/L gram/L gram/L gram/L gram/L Flokulasi
Dosis FeCl3
Nilai BOD yang tinggi dalam lindi
Gambar 5 : Grafik Penurunan COD TPA Jatibarang menunjukkan bahwa
Penggunaan keempat variasi kadar jumlah oksigen yang dibutuhkan oleh
FeCl3 telah dapat menurunkan kadar COD mikroorganisme untuk mengoksidasi
yang bervariasi, penurunan nilai COD bahan organik dalam air tersebut tinggi,
yang paling tinggi adalah pada pemberian berarti dalam air sudah terjadi defisit
dosis FeCl3 pada dosis 16 gr/L. Adanya
6 *) Penulis
**) Dosen Pembimbing
Tersedia online di: http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/tlingkungan
Jurnal Teknik Lingkungan, Vol. 6, No. 1 (2017)
353
koagulan yakni 4 gram/L, 8 gram/L, 12 300
Nilai Tertinggi
gram/L, dan 16 gram/L, penyisihan BOD 200
Nilai Terendah
pada pada dosis 16 gram/L memiliki nilai 100
Rata-rata
penyisihan terbesar yakni dapat 0
menurunkan nilai BOD dari 1250 mg/L 0 4 8 12 16
hingga 625 mg/L. gram/L gram/L gram/L gram/L gram/L
Pengolahan lindi TPA Dosis FeCl3
Jatibarangmenggunakan metode koagulasi
flokulasi dengan koagulan FeCl3dapat Gambar 7 : Grafik Penurunan TSS
menurunkan nilai BOD, hal ini disebabkan Pada gambar 7 di atas
adanya Adanya penurunan kadar BOD menunjukkan perubahan TSS akibat
disebabkan oleh penambahan FeCl3 variasi dosis FeCl3 sebagai koagulan pada
sebagai koagulan pada proses koagulasi proses koagulasi flokulasi. Perubahan ini
flokulasi. Pada proses koagulasi-flokulasi terjadi pada dosis 4 gram/L, 8 gram/L, 12
lindi dengan penambahan variasi gram/L, dan 16 gram/L. Total Suspended
konsentrasi koagulan FeCl3 yang disertai Solid (TSS) merupakan parameter penting
dengan pengadukan cepat 150 rpm selama dalam kualias air minum untuk
3 menit menghasilkan dispersi seragam keberlangsungan hidup manusia dan
dan meningkatkan kontak serta tumbukan kehidupan air (Ginting & Mamo, 2006).
antar partikel-partikel koloid, zat organik, Pada dosis FeCl3 12 gram/L TSS memiliki
dan suspended solid. Tumbukan-tumbukan nilai penyisihan yang paling besar yaitu
tersebut menghasilkan reaksi kimia, sebesar 353 mg/L , sedangkan pada dosis
dimana muatan negatif partikel-partikel 16 gram/L terjadi kenaikan nilai TSS dari
koloid yang saling tolak menolak dalam dosis sebelumnya mencapai sehingga
lindi ternetralisasi oleh ion-ion positif mengalami peningkatan menjadi 503
mg/L. Adanya penurunan kadar TSS
7 *) Penulis
**) Dosen Pembimbing
Tersedia online di: http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/tlingkungan
Jurnal Teknik Lingkungan, Vol. 6, No. 1 (2017)
8 *) Penulis
**) Dosen Pembimbing
Tersedia online di: http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/tlingkungan
Jurnal Teknik Lingkungan, Vol. 6, No. 1 (2017)
pada hasil penyisihan nilai COD, BOD, sebesar 353 mg/L dari nilai TSS lindi
TSS, dan warna yang terdapat pada lindi. sebesar 746 mg/L, sedangkan pada dosis
Grafik nilai COD, BOD, TSS, dan warna FeCl3 16 gram/L mampu menyisihkan
berdasarkan pada variasi dosis FeCl3 TSS mencapai 503 mg/L. Pada dosis
terdapat pada gambar 4.10 di bawah ini: koagulan FeCl3 12 gram/L mampu
4000 1200 menurunkan nilai warna sebesar 149 Pt Co
COD dari nilai warna lindi sebesar 2856 Pt Co,
3500 BOD
TSS 1000 sedangkan pada dosis FeCl3 16 gram/L
3000 Warna mampu menurunkan warna mencapai 461
800 Pt Co.
2500 Pada pemberian dosis FeCl3 4
gram/L, 8 gram/L, 12 gram/L, dan 16
(mg/L)
(Pt Co)
2000 600
gram/L ke lindi TPA Jatibarang mulai
1500 terbentuk buih. Dilihat pada gambar 9
400
semakin banyak dosis FeCl3 yang
1000
ditambahkan maka akan semakin banyak
200
500 buih yang dihasilkan, buih yang paling
banyak dihasilkan sehingga mengurangi
0 0
volume lindi sampai tumpah ke luar gelas
0 4 8 12 16
Dosis FeCl3 (mg/L) beaker adalah ketika penambahan FeCl3
sebesar 16 gram/L. Terbentuknya buih
Gambar 9 :Grafik Nilai COD, BOD, yang adalah hasil reaksi dari koagulan
TSS, dan Warna dengan Variasi Dosis sesuai dengan reaksi di bawah ini:
FeCl3
2FeCl3 + 3 Ca2+(HCO3-)2 2 Fe(OH)3(s)
Lindi TPA Jatibarang yang + 3CaCl2 + 6 CO2 (2)
digunakan berwarna hitam kecoklatan.
Lindi tersebut mengalami penurunan COD Dari reaksi 2 dimana hasil samping
terbaik pada dosis koagulan FeCl3 sebesar proses koagulasi flokulasi menggunakan
16 gram/L, pada dosis tersebut COD yang FeCl3 adalah terbentuknya CO2. Apabila
terkandung pada lindi sebesar 3635 mg/L dosis FeCl3 yang diberikan terlalu kecil
mampu tersisihkan hingga mencapai 1846 maka akan mengakibatkan rendahnya
mg/L, sedangkan pada dosis 12 gram/L pemerangkapan partikel koloid sehingga
mampu menyisihkan nilai COD hingga menurunkan efisiensi mekanisme sweep
mencapai 2297 mg/L. Sedangkan untuk floc, jika dosis FeCl3 yang diberikan
nilai BOD mengalami penurunan terbaik terlalu besar makan akan mengakibatkan
pada dosis koagulan FeCl3 sebesar 16 kelebihan (Fe3+) pada suspensi yang
gram/L, pada dosis tersebut BOD yang menyebakan restabilisasi muatan partikel
terkandung pada lindi sebesar 1250 mg/L koloid karena terjadinya adsorpsi counter
mampu tersisihkan hingga mencapai 625 ion dalam kasus ini adalah kation besi, bila
mg/L, sedangkan pada dosis 12 gram/L counter ion berlebih maka muatan partikel
mampu menyisihkan nilai BOD hingga koloid akan menjadi + dan partikel-
mencapai 739 mg/L. pratikel ini justru akan saling menjauh
Namun dalam penyisihan TSS dan sehingga mengakibatkan gaya van der
warna dosis koagulan FeCl3 sebesar 16 waals tidak terbentuk (Wulan P. ,
gram/L tidak dapat menyisihkan lebih baik Dianursanti, Gozan, & Nugroho, 2010).
jika dibandingkan dengan dosis koagulan Pada dosis 16 gram/L FeCl3 koagulan
12 gram/L. Pada dosis koagulan FeCl3 12 tidak berfungsi secara optimal, sehingga
gram/L mampu menyisihkan nilai TSS menjadi pengotor untuk lindi yang diberi
9 *) Penulis
**) Dosen Pembimbing
Tersedia online di: http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/tlingkungan
Jurnal Teknik Lingkungan, Vol. 6, No. 1 (2017)
27.6 FeSO4
27.4 Pada proses AOPs ini juga
0 60 120
menit 180 240 memungkinkan terjadinya radikal
scavanger, dimana OH● yang sudah
Gambar 12:Grafik Perubahan Suhu terbentuk dari reaksi hidrogen peroksida
Melalui Proses AOPs dengan Variasi (H2O2) dapat bereaksi kembali dengan
FeSO4 konsentrasi H2O2 yang berlebih sehingga
membentuk oksidator lain yaitu
11 *) Penulis
**) Dosen Pembimbing
Tersedia online di: http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/tlingkungan
Jurnal Teknik Lingkungan, Vol. 6, No. 1 (2017)
kandungan organik tinggi dan akan 2014) disebutkan bahwa senyawa H2O2
berjalan lambat untuk dekomposisi diduga dapat berperan sebagai senyawa
(Kurniawan & A, 2006). pengganggu terhadap pengukuran BOD.
Pengaruh Waktu Kontak Terhadap Jika sampel BOD mengandung zat racun,
Efisiensi Penyisihan BOD pada Variasi maka pertumbuhan bakeri rendah dan
Fe-H2O2 mengakibatkan angka BOD tinggi.
Hasil pengolahan BOD melalui Namun, hal ini tidak mempengaruhi
AOPs dengan variasi FeSO4 dapat dilihat analisi COD yang tidak tergantung dari
pada gambar 14 berikut: pertumbuhan bakteri. Peningkatan nilai
biodegradibilitas pada lindi TPA
900 0.38 gr : 3.8 ml Jatibarang akan memudahkan limbah
800 0.76 gr : 3.8 ml untuk diolah secara biologis pada proses
1.14 gr : 3.8 ml
700 0 gr : 3.8 ml 568 selanjutnya.
600 Pengaruh Waktu Kontak Terhadap
500 Efisiensi Penyisihan TSS pada Variasi
BOD (mg/L)
341
400 Fe-H2O2
300 284 Hasil pengolahan TSS pada lindi
200
227 TPA Jatibarang dapat dilihat pada gambar
100
15 berikut:
0
700
0 30 60 90 120 150 180 210 240
menit
600
Gambar 14 :Grafik Penyisihan BOD
Melalui Proses AOPs dengan Variasi 500
FeSO4
TSS (mg/L)
13 *) Penulis
**) Dosen Pembimbing
Tersedia online di: http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/tlingkungan
Jurnal Teknik Lingkungan, Vol. 6, No. 1 (2017)
yaitu sebesar 608 mg/L, pada menit ke-120 berwarna merah. Pada proses Fenton,
mengalami penurunan hingga mencapai Penyisihan TSS terbaik terjadi pada menit
443 mg/L untuk menit ke-180 mengalami ke-240 dengan penambahan Fe 1,14 gr
penurunan mencapai 297 mg/L, dan pada yaitu mencapai 192 mg/l. Jika
menit ke-240 mengalami penurunan dibandingkan dengan penambahan Fe 0,38
mencapai 233 mg/L. Pada variasi gr dan Fe 0,76 gr, nilai penyisihan TSS
penambahan 1,14 gram FeSO4 mengalami dosis Fe 1,14 gr seiring waktu proses
peningkatan pada menit ke-60 yaitu pengamatan selama 4 jam. Pada
sebesar 589 mg/L, pada menit ke-120 penambahan Fe 1,14 gr menghasilkan
mengalami penurunan hingga mencapai penyisihan organik yang paling besar. Hal
426 mg/L untuk menit ke-180 mengalami ini dikarenakan telah terjadi peningkatan
penurunan mencapai 203 mg/L, dan pada ion Fe2+ dengan konsentrasi H2O2 yang
menit ke-240 mengalami penurunan digunakan sehingga mampu meningkatkan
mencapai 192 mg/L. Sedangkan untuk degradasi. Ion Fe2+ yang dioksidasi akan
proses AOPs tanpa penambahan FeSO4 menghasilkan ion Fe3+. Jika jumlah ion
nilai TSS mengalami peningkatan sebesar garam besi tidak digunakan akan
615 mg/L pada menit ke-60, kemudian memberikan kontribusi bagi total padatan
mengalami penurunan pada menit ke-120 terlarut dalam limbah (Babuponnusami &
yaitu sebesar 432 mg/L, untuk menit ke- Karrupan, 2013). Peningkatan nilai TSS
180 mengalami penurunan mencapai 216 pada menit ke-60 dan ke-120 dapat
mg/L dan pada menit ke-240 mengalami dikaitkan juga dengan keadaan pH,
penurunan hingga mencapai 208 mg/L, semakin basa keadaan suatu pH maka
menurut (Mukaromah, Ana, Yusrin, & jumlah TSS akan semakin meningkat. Hal
Endah, 2012) pada pH 5-9 proses Fenton ini dikarenakan pada saat keadaan pH basa
tidak efektif dilakukan untuk limbah cair dapat mempercepat reaksi oksidasi hingga
karena pada pH basa tersebut akan terbentuk Fe3+ yang mengendap dan
semakin banyak terbentuk endapan/lumur menghasilkan semakin banyak endapan
(Fe3+) yang dapat mengganggu efisiensi lumpur.
penyisihan warna dan TSS. Pada proses Pengaruh Waktu Kontak Terhadap
kombinasi Fe-H2O2 dengan variasi FeSO4 Efisiensi Penyisihan Warna pada
1,14 gr menit ke-240 nilai TSS mengalami Variasi Fe-H2O2
penurunan yang signifikan terhadap TSS, Hasil penyisihan warna lindi TPA
hal tersebut sebanding dengan nilai COD Jatibarang dapat dilihat pada tabel 4.14
yang mengalami penurunan terbaik pada dan gambar 16 di bawah ini:
menit ke-240 dengan nilai FeSO4 1,14 gr. 700
630 0.38 gr : 3.8 ml
Berdasarkan penelitian (Isyuniarto, 560 0.76 gr : 3.8 ml
2006) penurunan partikulat TSS 490 1.14 gr : 3.8 ml
dikarenakan radikal hidroksil langsung 420 0 gr : 3.8 ml
Warna (Pt Co)
14 *) Penulis
**) Dosen Pembimbing
Tersedia online di: http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/tlingkungan
Jurnal Teknik Lingkungan, Vol. 6, No. 1 (2017)
15 *) Penulis
**) Dosen Pembimbing
Tersedia online di: http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/tlingkungan
Jurnal Teknik Lingkungan, Vol. 6, No. 1 (2017)
Amir, R., & Isnaniawardhana, J. (2009). Masduqi, A., & Slamet, A. (2000). Satuan
Penentuan Dosis Optimum Proses. Surabaya: ITS.
Alumunium Sulfat Dalam
Pengolahan Air Kali Cileulueur Mukaromah, Ana, H., Yusrin, & Endah,
Kota Ciamis dan Pemanfaatan M. (2012). Degradasi Zat Warna
Resirkulasi Lumpur dengan Rhodamin B secara Advanced
Parameter pH, Warna, Kekeruhan, Oxidation Processes Metode
dan TSS. 10. Fenton Berdasarkan Variasi
Konsentrasi H2O2. LPPM
Asmadi, & Suharno. (2012). Dasar-Dasar UNIMUS.
Teknologi Pengolahan Air Limbah
. Yogyakarta: Gosyen Publishing. Munter, R. (2001). Advanced Oxidation
Processes – Current Status and
Babuponnusami, A., & Karrupan. (2013). Prospects. Estonia: Tallinn
Review on Fenton and Technical University.
Improvements to the Fenton
Process for Wastewater Treatment. Pernitsky, D. (2003). Coagulant. Alberta:
Associated Engineering Calgary.
Damanhuri, E. (2008). Diktat Landfilling
Limbah. Bandung: FTSL ITB. Reynold. (1996). Unit Operation and
Processes in Environmental
Ginting, D., & Mamo, M. (2006). Engineering. Monterey:
Measuring Runoff-Suspended Brooks/Cole Engineering Division.
Solids Using an Improved
16 *) Penulis
**) Dosen Pembimbing
Tersedia online di: http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/tlingkungan
Jurnal Teknik Lingkungan, Vol. 6, No. 1 (2017)
Rui, M. L., Daud, Z., & Abdul Latif, A. A. Tisa, F. (2014). Applicability of Fluiized
(2012). Treatment of Leachate by Bed Reactor in Recalcitrant
Coagulation-Flocculation using Compound Degradation Through
Different Coagulants and Polymer: Advanced Oxidation Processes : A
A Review. 2. Riview.
S.K, S., & Tang, W. (2013). Statistical Wardiyati, S. (2012). Dekolorisasi Limbah
Analysis of Optimum Fenton Industri Batik Menggunakan
Oxidation Conditions for Landfill Proses Fenton dan Foto Fenton.
Leachate Treatment. Mature Serpong: BATAN.
Landfill Leachate Treatment by
Coagulation/Flocculation Wulan, P., Dianursanti, Gozan, M., &
Combined with Fenton and Solar Nugroho, W. (2010). Optimasi
Photo-Fenton Process, 81-88. Penggunaan Koagulan Pada
Pengolahan Air Limbah Batubara.
Salama, A. (2000). Ozone Oxidation Prosiding Seminar Nasional
Capabilites. Ozonmax Ltd. Teknik Kimia, F06-3.
Snoeyink, V., & D., J. (1980). Water Wulan, P., Dianursanti, Gozan, M., &
Chemistry. United States of Nugroho, W. A. (2010). Optimasi
America: John Wiley & Sons Inc. Penggunaan Koagulan Pada
Pengolahan Air Limbah Batubara.
Sururi, & Mohamad, R. (2014). Prosiding Seminar Nasional
Pengolahan Lindi dengan Proses Teknik Kimia "Kejuangan", (pp.
Oksidasi Lanjut Berbasis Ozon. F06-3). Yogyakarta.
Bandung: Institut Teknologi
Nasional.
17 *) Penulis
**) Dosen Pembimbing