Anda di halaman 1dari 22

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA DASAR

PERBANDINGAN JUMLAH MOL ZAT-ZAT


YANG TERLIBAT DALAM REAKSI

Oleh :

Nama : Luthfi Rindra Salam


NIM : 211910801020
Kelas/Kelompok :A/4
Asisten : Renda Ayu Permata

LABORATORIUM KIMIA DASAR


JURUSAN KIMIA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS JEMBER
2021
I. Judul: Perbandingan Jumlah Mol Zat-zat yang Terlibat dalam Reaksi

II. Tujuan
Tujuan pada percobaan ini adalah sebagai berikut:
1. Menggunakan konsep mol untuk menyatakan hubungan jumlah mol antara
zat-zat yang terlibat dalam reaksi.
2. Menentukan perbandingan jumlah mol zat-zat yang terlibat dalam reaksi
penguraian soda kue berdasarkan beratnya.

III. Pendahuluan
3.1 MSDS (Material Safety Data Sheet)
3.1.1 Akuades (H2O)
Akuades adalah zat cair yang tidak berwarna dan tidak berbau. Akuades
memiliki sifat fisik dan kimia. Akuades memiliki sifat fisik titik beku pada 0° C
dan titik didih pada 100° C, memiliki massa 18g/mol. Akuades titik kritikalnya
adalah pada suhu 374,1° C dan Tekanan 218,1 atm. Akuades memiliki sifat kimia
yaitu pH akuades adalah 7, akuades dapat terlarutkan dengan asam pekat, tidak bisa
dibakar, tidak bisa meledak, dan tidak memiliki property oksidasi. Akuades tidak
diklasifikasikan sebagai zat yang berbahaya, namun dapat menyebabkan iritasi
ringan pada mata. Akuades ditangani dengan pemakaian kacamata pelindung
supaya tidak terjadi kontak antara akuades dengan mata (LabChem, 2021).
3.1.2 Barium Klorida (BaCl2)
Barium Klorida adalah senyawa yang berwujud kristal padat yang berwarna
putih dan tidak berbau. Barium klorida memiliki titik didih di 1560 °C. Barium
klorida memiliki titik leleh di 961 °C. Barium klorida memiliki kelarutan dalam air
sebesar 37 g/100g di 25 °C dan tidak bisa larut dalam etanol. Barium klorida
memiliki massa jenis sebesar 3,856 g/cm3. Barium klorida memiliki massa molekul
sebesar 208,23 g/mol. Barium klorida adalah senyawa yang beracun dan
mengiritasi. Barium klorida bisa ditangani dengan tidak menghirupnya. Kulit yang
terekspos dibasuh setelah kontak dengan barium klorida. Barium klorida digunakan
diluar ruangan atau di tempat yang bersirkulasi udara baik. Panggil tenaga
kesehatan jika tertelan, terhirup atau merasa tidak enak badan. Korban yang
menghirup barium klorida segera dibawa ke tempat yang memiliki udara segar dan
posisikan korban dengan nyaman untuk bernafas (PubChem, 2021).
3.1.3 Natrium Sulfat (Na2SO4) 2M
Natrium sulfat adalah senyawa yang berwujud kristal padat yang berwarna
putih dan tidak berbau. Natrium sulfat memiliki rasa yang pahit. Natrium sulfat
memiliki titik leleh di 884 °C. Natrium sulfat memiliki kelarutan dalam air sebesar
28,1 g/100 g, dapat larut dalam gliserin dan hidrogen iodida tapi tidak dapat larut
dalam alkohol. Natrium sulfat memiliki massa jenis sebesar 2,671 g/cm3. Natrium
sulfat memiliki pH sebesar 9 dalam 5% larutan. Natrium sulfat memiliki massa
molekul sebesar 142,04 g/mol. Natrium sulfat adalah senyawa yang tidak
berbahaya, tidak mudah terbakar, tidak beracun, dan tidak mengiritasi tetapi
praktikan harus tetap menggunakan APD agar mencegah kecelakaan praktikum
(PubChem, 2021).
3.1.4 Soda Kue (NaHCO3)
Soda kue adalah senyawa yang berwujud kristal padat yang berwarna putih
dan tidak berbau. Soda kue memiliki pH sebesar 8,3 dengan molaritas 0,1 M. Soda
kue memiliki massa jenis sebesar 2,159 g/cm3. Soda kue memiliki massa molekul
sebesar 84,01 g/mol. Soda kue dapat larut dalam air dengan kelarutan 6,9 g/100
mL. Soda kue akan terdekomposisi di suhu > 50°C. Soda kue adalah senyawa yang
dapat mengiritasi mata. Soda kue bisa ditangani dengan membasuh kulit yang
terekspos setelah kontak dengan soda kue. Mata yang terkena soda kue dibasuh
dengan air selama beberapa menit, lepas lensa kontak. Mata yang teriritasi segera
diobati (LabChem, 2021).

3.2 Tinjauan Pustaka


3.2.1 Hukum Kekekalan Massa
Lavoiser pada tahun 1774 memanaskan timah dengan oksigen dalam wadah
tertutup. Ditimbang secara teilti, dibuktikan bahwa dalam rekasi itu tidak terjadi
perubahan massa. Perubahan ini menjadi dasar hukum kekekalan massa, yang
berbunyi: “Pada reaksi kimia, massa zat pereaksi sama dengan massa zat hasil
reaksi”. Hukum tersebut diturunkan dan didapat pernyataan: “Materi tidak dapat
diciptakan atau dimusnahkan” (Syabatini, 2008).
3.2.2 Hukum Perbandingan Tetap
Proust meneliti perbandingan massa unsur-unsur dalam senyawa. Air
misalnya, berapakah perbandingan massa hidrogen dan oksigen. 10 gram oksigen
direaksikan ternyata diperlukan 0,125 gram hidrogen. Hasilnya seusai dengan
hokum Lavoiser akan terbentuk 10,125 gram air (Sabarni, 2019).
𝑂𝑘𝑠𝑖𝑔𝑒𝑛 + 𝐻𝑖𝑑𝑟𝑜𝑔𝑒𝑛 → 𝐴𝑖𝑟
10 𝑔𝑟𝑎𝑚 0,125 𝑔𝑟𝑎𝑚 10,125 𝑔𝑟𝑎𝑚 (3.1)
8 1 9
100 gram air jika diuraikan ternyata menghasilkan 88,9 gram oksigen dan
11,1 gram hidrogen.

𝐴𝑖𝑟 → 𝑂𝑘𝑠𝑖𝑔𝑒𝑛 + 𝐻𝑖𝑑𝑟𝑜𝑔𝑒𝑛


100 𝑔𝑟𝑎𝑚 88,9 𝑔𝑟𝑎𝑚 11,1 𝑔𝑟𝑎𝑚 (3.2)
9 8 1
Air dibentuk memerlukan oksigen dan hydrogen dengan perbandingan yang
tetap yaitu 8:1, Air mengandung oksigen dan hydrogen dengan perbandingan massa
8 dan 1. Perbandingan tetap juga berlaku untuk zat lainnya, contoh direaksikan 28
gram besi (Fe) akan diperlukan 16 gram belerang (S) dan akan terbentuk 44 gram
besi belerang.
𝐵𝑒𝑠𝑖 + 𝐵𝑒𝑙𝑒𝑟𝑎𝑛𝑔 → 𝐵𝑒𝑠𝑖 𝑏𝑒𝑙𝑒𝑟𝑎𝑛𝑔
28 𝑔𝑟𝑎𝑚 16 𝑔𝑟𝑎𝑚 44 𝑔𝑟𝑎𝑚 (3.3)
7 4 11
Atau
𝐵𝑒𝑠𝑖 + 𝐵𝑒𝑙𝑒𝑟𝑎𝑛𝑔 → 𝐵𝑒𝑠𝑖 𝑏𝑒𝑙𝑒𝑟𝑎𝑛𝑔
14 𝑔𝑟𝑎𝑚 8 𝑔𝑟𝑎𝑚 22 𝑔𝑟𝑎𝑚 (3.4)
7 4 11
Perbandingan massa besi dan belerang dalam reaksi diatas adalah sama
walaupun jumlah massanya diubah. Proust merumuskan pernyataan yang disebut
hokum perbandingan tetap berdasarkan percobaan diatas “Dalam suatu zat kimia
murni, perbandingan massa unsur-unsur dalam tiap-tiap senyawa adalah tetap”.
Contohnya adalah hasil pemeriksaan garam dari Madura dan Cirebon
menghasilkan data sebagai berikut:

Massa Garam Massa Natrium Massa Klor


Madura 0,2925 gram 0,1150 gram 0,1775 gram
Cirebon 1,7750 gram 0,6900 gram 1,0650 gram

Tabel 3.1

Menggunakan rumus kadar unsur dalam senyawa:

𝑚𝑎𝑠𝑠𝑎 𝑢𝑛𝑠𝑢𝑟
%𝑢𝑛𝑠𝑢𝑟 = 𝑚𝑎𝑠𝑠𝑎 𝑠𝑒𝑛𝑦𝑎𝑟𝑎 × 100% (3.5)
Kadar natrium dan kadar klor dalam garam Madura adalah:
0,1150
%𝑁𝑎 = 0,2925 × 100% = 39,3% (3.6)
0,1775
%𝐶𝑙 = 0,2925 × 100% = 60,7% (3.7)

Kadar natrium dan kadar klor dalam garam Cirebon adalah:


0,6900
%𝑁𝑎 = 1,7750 × 100% = 39,3% (3.6)
1,0650
%𝐶𝑙 = 1,7750 × 100% = 60,7% (3.7)
Perbandingan massa atom natrium dan klor adalah saama, walaupun
garam berasal dari daerah yang berbeda.
3.2.3 Ilmu Kimia
Ilmu kimia adalah salah satu cabang ilmu pengetahuan alam. Ilmu kimia
mencakup materi yang sangat luas yang terdiri dari fakta, konsep, aturan, hokum,
prinsip, teori dan soal-soal. Karakteristik ilmu kimia adalah salah satunya bersifat
abstrak (Siaduruk, 2006).
Kimia adalah bagian ilmu pengetahuan alam, mempelajari komposisi,
struktur zat kimia, dan perubahan-perubahan yang dialami materi dalam proses-
proses alamiah maupun dalam eksperimen yang direncanakan Bahan kimia banyak
digunakan dalam kehidupan sehari-hari tanpa disadari. Kita perlu memantapkan
pemahaman konsep-konsep dasar kimia, teori-teori belajar dan berpikir tingkat
tinggi, serta menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari. Ilmu kimia mempelajari
tentang peristiwa yang ditandai dengan berubahnya satu zat menjadi zat lain dalam
reaksi kimia, sehingga melahirkan hukum-hukum dasar kimia. Hukum ini dijadikan
titik tolak oleh Dalton untuk melahirkan teori kimia pertama, yaitu teori atom
Dalton, kemudian dilanjutkan dengan hukum kimia mengenai gas yang menjadi
dasar konsep massa atom relative dan molekul relatif, serta cara penentuan
keduanya (Juwita, 2017).
3.2.4 Konsep Mol
Satu mol adalah jumlah zat yang mengandung partikel-partikel elementer,
sebanyak jumlah atom dalam 0,012 kg karbon-12 yang mempunyai massa 12 sma.
Kita biasanya tidak memperhatikan berapa jumlah reagen yang tepat saat
mereaksikan senyawa kimia. Suatu reagen sudah habis digunakan sebelum yang
lain habis jika satu atau lebih reagen berlebih. Pereaksi pembatas yang habis lebih
dahulu dalam suatu reaksi kimia disebut pereaksi pembatas (Sukarna, 2003).
3.2.5 Stoikiometri
Stoikiometri berasal dari Bahasa Yunani yaitu stoiceon (unsur) dan metrein
(mengukur). Stoikiometri berarti mengukur unsur-unsur dalam hal ini adalah
partikel atom ion, molekul yang terdapat dalam unsur atau senyawa yang terlibat
dalam reaksi kimia. Stoikiometri adalah ilmu yang mempelajari dan menghitung
hubungan kuantitatif dari reaktan dan produk dalam reaksi kimia (persamaan kimia)
yang didasarkan pada hukum-hukum dasar dan persamaan reaksi (Ahmad, 1985).
Stoikiometri reaksi adalah penentuan perbandingan massa unsur-unsur dalam
senyawa dalam pembentukan senyawanya. Pada perhitungan kimia secara
stoikiometri, biasanya diperlukan hukum-hukum dasar ilmu kimia (Brady, 1986).
IV. Metodologi Percobaan
4.1 Alat dan Bahan
4.1.1 Alat
- Cawan porselin
- Corong
- Gelas kimia 50 mL
- Kertas saring
- Korek api
- Neraca
- Pembakar spiritus
- Spatula
4.1.2 Bahan
- Akuades (H2O)
- Barium Klorida (BaCl2)
- Natrium Sulfat (Na2SO4) 2M
- Soda Kue (NaHCO3)

4.2 Diagram Alir


4.2.1 Reaksi Pembentukan Barium Sulfat (BaSO4)

BaCl2 2M

− dimasukkan 10 mL kedalam gelas kimia 50 mL, ditambahkan 5 mL


natrium sulfat 2M, diaduk menggunakan spatula secara perlahan
sampai terbentuk endapan.
− dikeringkan kertas saring dalam oven selama 5 menit, didiamkan
kertas saring dan ditimbang. Digunakan kertas saring untuk
menyaring padatan, dikeringkan dalam oven selama 15 menit dan
ditimbang. Ditentukan massa padatan yang diperoleh.
− diulangi perlakuan dengan menambah volume natrium sulfat masing
masing 10 mL dan 15 mL.
Hasil
4.2.2 Reaksi Penguraian Soda Kue (NaHCO3)

Cawan Porselin
− ditimbang untuk menentukan massanya.
− digunakan untuk menimbang 2,5 gram sampai 3 gram NaHCO3 dan
dicatat massa tepatnya dalam tabel pengamatan.
− dipanaskan selama kurang lebih 12 menit.
− diangkat dan didiamkan sampai dingin.
− ditimbang beserta isinya setelah dingin dan ditentukan massa
Na2CO3 yang dihasilkan.
− dipanaskan sekali lagi yang berisi analit selama 10 menit.
− diangkat dan diamkan sampai dingin, dan ditimbang massanya.

Hasil

4.3 Prosedur Kerja


4.3.1 Reaksi Pembentukan Barium Sulfat (BaSO4)
Dimasukkan 10 mL larutan BaCl2 2M kedalam gelas kimia 50 mL,
ditambahkan 5 mL natrium sulfat (Na2SO4) 2M, lalu diaduk secara perlahan
menggunakan spatula sampai terbentuk endapan. Dikeringkan kertas saring
menggunakan oven selama 5 menit. Didiamkan sebentar kertas saring dan
ditimbang. Digunakan kertas saring untuk menyaring padatan lalu dikeringkan
menggunakan oven selama 15 menit lalu ditimbang. Ditentukan massa padatan
yang diperoleh. Diulangi perlakuan dengan mengubah volume natrium sulfat
(Na2SO4) 2M sebanyak 10 mL dan 15 mL.
4.3.2 Reaksi Penguraian Soda Kue (NaHCO3)
Ditimbang cawan porselin untuk menentukan massanya. Digunakan cawan
porselin untuk menimbang 2,5 gram sampai 3 gram NaHCO3 dan dicatat massa
tepatnya dalam tabel pengamatan. Dipanaskan dalam cawan selama kurang lebih
12 menit. Diangkat cawan dan didiamkan sampai dingin. Ditimbang cawan porselin
beserta isinya dan ditentukan massa Na2CO3 yang dihasilkan. Dipanaskan sekali
lagi dalam cawan yang berisi analit selama 10 menit. Diangkat cawan dan
didiamkan sampai dingin dan ditimbang massanya.

V. Data dan Perhitungan


5.1 Data
5.1.1 Reaksi Pembentukan BaSO4
Volume BaSO4 2M = 10 mL
- 5 mL Na2SO4 2M
Massa kertas saring 1 = 1,10 gram
Massa kertas saring + sampel (5 mL Na2SO4) = 2,13 gram
- 10 mL Na2SO4 2M
Massa kertas saring 2 = 1,10 gram
Massa kertas saring + sampel (10 mL Na2SO4) = 3 gram
- 15 mL Na2SO4 2M
Massa kertas saring = 1,10 gram
Massa kertas saring + sampel (15 mL Na2SO4) = 3,19 gram
5.1.2 Reaksi Penguraian Soda Kue
- Massa cawan + NaHCO3 = 34,67 gram
- Massa cawan (kosong) = 31,67 gram
- Massa NaHCO3 = 3 gram
- Massa cawan + padatan = 33,59 gram
- Massa cawan + padatan (pemanasan kedua) = 33,58 gram

5.2 Perhitungan
5.2.1 Reaksi Pembentukan Barium Sulfat (BaSO4)
- Volume BaCl2 2M = 10mL = 0,01 L
Mol BaCl2 = M x V
= 2 x 0,01 L
= 0,02 mol
- Massa BaCl2
Massa BaCl2 = n x Mr
= 0,02 mol x 208 gr/mol
= 4,16 gram
- Reaksi saat penambahan Na2SO4 5mL
- Volume Na2SO4 = 5mL = 0,005 L
Mol Na2SO4 = M x V
= 2 x 0,005 L
= 0,01 mol
BaCl2 (aq) + Na2SO4 (aq) → BaSO4 (s) + 2NaCl (aq)
M 0,02 mol 0,01 mol - -
R 0,01 mol 0,01 mol 0,01 mol 0,02 mol
S 0,01 mol - 0,01 mol 0,02 mol
Reaksi pembatas = Na2SO4
Pereaksi sisa = BaCl2
- Massa teori endapan BaSO4 = n x Mr BaSO4
= 0,01 mol x 233 gr/mol
= 2,33 gram
- Massa endapan yang diperoleh
BaSO4 = massa total – massa kertas saring
= 2,13 gram – 1,10 gram
= 1,03 gram
- Perbandingan massa endapan yang diperoleh dengan massa endapan teori
Massa endapan yang dipeoleh : massa endapan teori
= 1,03 gram : 2,33 gram
𝑚𝑎𝑠𝑠𝑎 𝑠𝑒𝑏𝑒𝑛𝑎𝑟𝑛𝑦𝑎 BaSO4
%yield = 𝑥 100%
𝑚𝑎𝑠𝑠𝑎 𝑡𝑒𝑜𝑟𝑖 BaSO4
1,03 𝑔𝑟𝑎𝑚
= 2,33 𝑔𝑟𝑎𝑚 𝑥 100%

= 44,2 %
𝑚 𝑠𝑒𝑏𝑒𝑛𝑎𝑟𝑛𝑦𝑎−𝑚 𝑡𝑒𝑜𝑟𝑖
% Kesalahan = 𝑥 100%
𝑚𝑎𝑠𝑠𝑎 𝑡𝑒𝑜𝑟𝑖
1,03 𝑔𝑟𝑎𝑚−2,33 𝑔𝑟𝑎𝑚
= 𝑥 100%
2,33 𝑔𝑟𝑎𝑚

= - 55,8 %
- Reaksi saat penambahan Na2SO4 10mL
- Volume Na2SO4 = 10 mL = 0,01 L
Mol Na2SO4 = M x V
= 2 x 0,01 L
= 0,02 mol
BaCl2 (aq) + Na2SO4 (aq) → BaSO4 (s) + 2NaCl (aq)
m 0,02 mol 0,02 mol - -
R 0,02 mol 0,02 mol 0,02 mol 0,04 mol
S - - 0,02 mol 0,04 mol
Reaksi pembatas = BaCl2 dan Na2SO4
Pereaksi sisa = -
- Massa teori endapan BaSO4 = n x Mr BaSO4
= 0,02 mol x 233 gr/mol
= 4,66 gram
- Massa endapan yang diperoleh
BaSO4 = massa total – massa kertas saring
= 3 gram – 1,10 gram
= 1,9 gram
- Perbandingan massa endapan yang diperoleh dengan massa endapan teori
Massa endapan yang dipeoleh : massa endapan teori
= 1,9 gram : 4,66 gram
𝑚𝑎𝑠𝑠𝑎 𝑠𝑒𝑏𝑒𝑛𝑎𝑟𝑛𝑦𝑎 BaSO4
%yield = 𝑥 100%
𝑚𝑎𝑠𝑠𝑎 𝑡𝑒𝑜𝑟𝑖 BaSO4
1,9 𝑔𝑟𝑎𝑚
= 4,66 𝑔𝑟𝑎𝑚 𝑥 100%

= 40,8 %
𝑚 𝑠𝑒𝑏𝑒𝑛𝑎𝑟𝑛𝑦𝑎−𝑚 𝑡𝑒𝑜𝑟𝑖
% Kesalahan = 𝑥 100%
𝑚𝑎𝑠𝑠𝑎 𝑡𝑒𝑜𝑟𝑖
1,9 𝑔𝑟𝑎𝑚−4,66 𝑔𝑟𝑎𝑚
= 𝑥 100%
4,66 𝑔𝑟𝑎𝑚

= -59,23 %
- Reaksi saat penambahan Na2SO4 15 mL
- Volume Na2SO4 = 15 mL = 0,015 L
Mol Na2SO4 = M x V
= 2 x 0,015 L
= 0,03 mol
BaCl2 (aq) + Na2SO4 (aq) → BaSO4 (s) + 2NaCl (aq)
M 0,02 mol 0,03 mol - -
R 0,02 mol 0,02 mol 0,02 mol 0,04 mol
S - 0,01 mol 0,02 mol 0,04 mol
Reaksi pembatas = BaCl2
Pereaksi sisa = Na2SO4
Massa teori endapan BaSO4 = n x Mr BaSO4
= 0,02 mol x 233 gr/mol
= 4,66 gram
- Massa endapan yang diperoleh
BaSO4 = massa total – massa kertas saring
= 3,19 gram – 1,10 gram
= 2,09 gram
- Perbandingan massa endapan yang diperoleh dengan massa endapan teori
Massa endapan yang dipeoleh : massa endapan teori
= 2,09 gram : 4,66 gram
𝑚𝑎𝑠𝑠𝑎 𝑠𝑒𝑏𝑒𝑛𝑎𝑟𝑛𝑦𝑎 BaSO4
%yield = 𝑥 100%
𝑚𝑎𝑠𝑠𝑎 𝑡𝑒𝑜𝑟𝑖 BaSO4
2,09 gram
= 4,66 gram 𝑥 100%

= 44,85 %
2,09 𝑔𝑟𝑎𝑚−4,66 𝑔𝑟𝑎𝑚
% Kesalahan = 𝑥 100%
4,66 𝑔𝑟𝑎𝑚

= -55,15 %
5.2.2 Reaksi Penguraian Soda Kue
- Massa NaHCO3 = 3 gram
𝑚𝑎𝑠𝑠𝑎
Mol NaHCO3 = 𝑀𝑟
3 𝑔𝑟𝑎𝑚
= 84 𝑔𝑟/𝑚𝑜𝑙

= 0,036 mol
- Reaksi penguraian soda kue
2NaHCO3 (s) → Na2CO3 (s) + CO2 (g) + H2O (l)
M 0,036 mol - - -
R 0,036 mol 0,018 mol 0,018 mol 0,018 mol
S - 0,018 mol 0,018 mol 0,018 mol
Jadi mol Na2CO3 adalah 0,018 mol
Massa teoritis Na2CO3 = mol x Mr
= 0,018 mol x 106 gr/mol
= 1,908 gram
Massa H2O = mol x Mr
= 0,018 mol x 18 gr/mol
= 0,324 gram
Massa CO2 = mol x Mr
= 0,018 mol x 44 gr/mol
= 0,792 gram
- Massa Na2CO3 pemanasan pertana = massa total – massa cawan porselin
= 33,59 gram – 31,67 gram
= 1,92 gram
𝑚𝑎𝑠𝑠𝑎
Mol Na2CO3 = 𝑀𝑟
1,92 𝑔𝑟𝑎𝑚
= 106 𝑔𝑟/𝑚𝑜𝑙

= 0,018 mol
- Perbandingan mol NaHCO3 dan mol Na2CO3 pemanasan pertama
Mol NaHCO3 : mol Na2CO3
= 0,036 mol : 0,018 mol
1,92 𝑔𝑟𝑎𝑚
%yield = 𝑥 100%
1,908 𝑔𝑟𝑎𝑚

= 100,63 %
1,92 𝑔𝑟𝑎𝑚−1,908 𝑔𝑟𝑎𝑚
% Kesalahan = 𝑥 100%
1,908 𝑔𝑟𝑎𝑚

= 0,63 %
- Massa Na2CO3 pemanasan kedua = massa total – massa cawan porselin
= 33,58 gram – 31,67 gram
= 1,91 gram
𝑚𝑎𝑠𝑠𝑎
Mol Na2CO3 pemanasan kedua = 𝑀𝑟
1,91 𝑔𝑟𝑎𝑚
= 106 𝑔𝑟/𝑚𝑜𝑙

= 0,018 mol
- Perbandingan mol NaHCO3 dan mol Na2CO3 pemanasan kedua
Mol NaHCO3 : mol Na2CO3
= 0,036 mol : 0,018 mol
1,91 𝑔𝑟𝑎𝑚
%yield = 𝑥 100%
1,908 𝑔𝑟𝑎𝑚

= 100,10 %
1,91 𝑔𝑟𝑎𝑚−1,908 𝑔𝑟𝑎𝑚
% Kesalahan = 𝑥 100%
1,908 𝑔𝑟𝑎𝑚

= 0,10 %

VI. Hasil dan Pembahasan


6.1 Tabel Hasil
6.1.1 Tabel Reaksi Pembentukan Barium Sulfat (BaSO4)
No. Perlakuan Massa teori Massa diperoleh % yield % kesalahan
1. 5 mL Na2SO4 2,33 gram 1,03 gram 44,2 % -55,8 %
2. 10 mL Na2SO4 4,66 gram 1,9 gram 40,8 % 59,23 %
3. 15 mL Na2SO4 4,66 gram 2,09 gram 44,85 % -55,15 %
6.1.2 Tabel Reaksi Penguraian Soda Kue
No. Perlakuan Massa teori Massa diperoleh % yield % kesalahan
1. Pemanasan I 1,908 gram 1,92 gram 100,63 % 0,63 %
2. Pemanasan II 1,908 gram 1,91 gram 100,10 % 0,10 %

6.2 Pembahasan
Satu mol adalah jumlah zat yang mengandung partikel-partikel elementer,
sebanyak jumlah atom dalam 0,012 kg karbon-12 yang mempunyai massa 12 sma.
Kita biasanya tidak memperhatikan berapa jumlah reagen yang tepat saat
mereaksikan senyawa kimia. Suatu reagen sudah habis digunakan sebelum yang
lain habis jika satu atau lebih reagen berlebih. Pereaksi pembatas yang habis lebih
dahulu dalam suatu reaksi kimia disebut pereaksi pembatas (Sukarna, 2003).
Praktikum ini akan mengkaji perbandingan mol zat-zat yang terlibat dalam reaksi.

Gambar 6.1 Massa BaSO4 yang diperoleh

Percobaan pertama adalah reaksi pembentukan barium sulfat (BaSO4) yang


dimulai dengan memasukkan 10 mL larutan BaCl2 2M kedalam gelas kimia 50 mL.
Na2SO4 ditambahkan supaya anion SO42- bergabung dengan kation Ba2+. Larutan
tersebut diaduk dengan spatula supaya terbentuk endapan BaSO4.
BaCl2(𝑎𝑞) + 𝑁𝑎2 𝑆𝑂4(𝑎𝑞) → 𝐵𝑎𝑆𝑂4(𝑠) + 2𝑁𝑎𝐶𝑙(𝑎𝑞) (6.1)
Endapan BaSO4 disaring menggunakan kertas saring yang sudah
dikeringkan kedalam oven agar endapan BaSO4 dapat ditentukan massanya.
Menurut teori massa BaSO4 yang diperoleh dengan menambahkan 5 mL Na2SO4
akan terbentuk 2,33 gram BaSO4. Mol BaCl2 adalah 0,02 mol, dan mol Na2SO4
adalah 0,01 mol. Pereaksi pembatasnya adalah Na2SO4 dan pereaksi sisanya adalah
BaCl2, sehingga menyisakan 0,01 mol BaCl2 yang tidak bereaksi. Massa BaSO4
yang diperoleh hanya 1,03 gram. Massa endapan BaSO4 yang diperoleh hanya
44,2% dari massa teori. Hal ini mungkin disebabkan karena saat penyaringan masih
ada endapan BaSO4 yang belum tersaring dan ikut terbawa dengan larutan NaCl
atau saat pengadukan larutan belum tercampur sempurna.
Penambahan 10 mL Na2SO4 pada 10 mL BaCl2 menurut teori akan
terbentuk 4,66 gram. Mol BaCl2 adalah 0,02 dan mol Na2SO4 adalah 0,02 mol.
Pereaksi pembatasnya adalah BaCl2 dan Na2SO4, sehingga reaksinya tidak
menyisakan BaCl2 dan Na2SO4. Massa BaSO4 yang diperoleh hanya 1,9 gram.
Massa endapan BaSO4 yang diperoleh hanya 40,8% dari massa teori. Hal ini
mungkin disebabkan karena saat penyaringan masih ada endapan BaSO4 yang
belum tersaring dan ikut terbawa dengan larutan NaCl atau saat pengadukan larutan
belum tercampur sempurna.
Penambahan 15 mL Na2SO4 pada 10 mL BaCl2 menurut teori akan
terbentuk 4,66 gram. Mol BaCl2 adalah 0,02 dan mol Na2SO4 adalah 0,03 mol.
Pereaksi pembatasnya adalah BaCl2 dan pereaksi sisanya adlaah Na2SO4, sehingga
reaksinya hanya menyisakan 0,01 mol Na2SO4 yang tidak bereaksi. Massa BaSO4
yang diperoleh hanya 2,09 gram. Massa endapan BaSO4 yang diperoleh hanya
44,85% dari massa teori. Hal ini mungkin disebabkan karena saat penyaringan
masih ada endapan BaSO4 yang belum tersaring dan ikut terbawa dengan larutan
NaCl atau saat pengadukan larutan belum tercampur sempurna.

Gambar 6.2 Hasil penguraian soda kue

Percobaan kedua adalah reaksi penguraian soda kue yang dimulai dengan
menimbang cawan porselin untuk menemukan massanya. 3 gram soda kue
dipanaskan dalam cawan porselin diatas pemanas selama 12 menit. Hal ini
dilakukan agar uap air dan gas karbondioksida menguap karena perbedaan titik
didihnya. Mol soda kue adalah 0,036 mol. Reaksi pemanasan soda kue akan
menyebabakan soda kue habis tak tersisa, mol H2O dan CO2 adalah 0,018 didapat
dari perbandingan koefisien.
2NaHCO3(𝑠) → 𝑁𝑎2 𝐶𝑂3(𝑠) + 𝐶𝑂2(𝑔) + 𝐻2 𝑂(𝑙)
Pemanasan I soda kue menghasilkan Na2CO3, CO2, dan H2O. Na2CO3 yang
dihasilkan adalah 1,92 gram. Pemanasan II menghasilkan Na2CO3 1,91 gram.
Menurut teori, massa Na2CO3 seharusnya adalah 1,908 gram. Hal ini disebabkan
karena penguraian soda kue tidak sempurna atau masih ada karbondioksida dan upa
air yang belum menguap. Menurut teori massa H2O yang menguap adalah 0,324
gram, massa CO2 adalah 792 gram. Massa hasil reaksi dijumlahkan maka akan
menjadi 3,024 gram. Hal ini benar menurut Hukum Kekekalan Massa yang
ditemukan oleh Lavoiser “massa pereaksi sama dengan massa hasil reaksi”.

VII. Kesimpulan
Kesimpulan dari peraktikum ini adalah sebagai berikut:
1. Satu mol adalah jumlah zat yang mengandung partikel-partikel elementer,
sebanyak jumlah atom dalam 0,012 kg karbon-12 yang mempunyai massa
12 sma. Dalam reaksi kimia jika salah satu mol zat pereaksi lebih sedikit
dari mol zat pereaksi lainnya, maka zat dengan mol lebih sedikit akan habis
dalam reaksi tersebut dan zat dengan mol lebih banyak akan memiliki sisa
yang tidak bereaksi, jika zat pereaksi memiliki mol yang sama, maka semua
zat pereaksi akan habis dalam reaksi dan tidak menyisakan zat pereaksi. Mol
hasil reaksi adalah mol pereaksi yang paling sedikit berbanding lurus
dengan koefisiennya. Mol bisa untuk menentukan massa suatu zat dengan
mengalikan antara mol dengan massa molekul relatifnya.
2. Dalam reaksi penguraian soda kue diketahui massa pereaksi dan massa hasil
reaksi. Mol pereaksi dan mol hasil reaksi bisa ditentukan dengan membagi
massa dengan massa molekul relatifnya.
DAFTAR PUSTAKA

Ahmad, H. 1985. Kimia Dasar (modul 1-5). Jakarta: UT.

Brady, J. E. dan Humiston. 1986. General Chemistry. New York: John Willey and

Sons.

Juwita, R. 2017. Kimia Dasar Teori dan Latihan. Padang: Sekolah Tinggi

Keguruan dan Ilmu Pendidikan (STKIP) PGRI Sumatera Barat

Sabarni. 2019. Struktur Atom Berdasarkan Ilmu Kimia dan Perspektif Al-Qur’an.

Jurnal Ilmiah. 7(1): 1-100.

Sidauruk, S. 2006. Kesalahan siswa SMA Memahami Konsep Persamaan Reaksi

Kimia. Jurnal JPP. 4(2): 123-138.

Sukarna, I. M. 2003, Kimia Dasar. Yogyakarta: JICA.

Syabatini, A. 2008. Hukum-hukum Stoikiometri. Jakarta: Erlangga.

Tim Praktikum Kimia Dasar. 2021. Modul Praktikum Kimia Dasar 2020/2021.

Jember: Universitas Jember

LabChem.2021.Material Safety Data Sheet Water. [Serial Online]

http://www.labchem.com/tools/msds/msds/LC26750.pdf (diakses tanggal

29 Oktober 2021).

LabChem.2021.Material Safety Data Sheet Sodium Bicarbonate. [Serial Online]

http://www.labchem.com/tools/msds/msds/LC22943.pdf (diakses tanggal 29

Oktober 2021).

PubChem.2021.Material Safety Data Sheet Barium Chloride. [Serial Online]


https://pubchem.ncbi.nlm.nih.gov/compound/Barium-chloride. (diakses

tanggal 29 Oktober 2021).

PubChem.2021.Material Safety Data Sheet Sodium Sulfate. [Serial Online]

https://pubchem.ncbi.nlm.nih.gov/compound/Sodium-sulfate. (diakses

tanggal 29 Oktober 2021).


LAMPIRAN HASIL PENGAMATAN

No. Pengamatan
Perlakuan
Sebelum Sesudah

Memasukkan 10 mL
1.
larutan BaCl2

Penambahan 5 mL
2.
natrium sulfat 2M

Pengadukan larutan
3.
dengan spatula

Penyaringan dan
4. pemanasan garam
dapur.

Penambahan 10 mL
5.
natrium sulfat 2M

Penambahan 15 mL
6.
natrium sulfat 2M
Pengeringan kertas
7. saring dalam oven
selama 15 menit

Penimbangan kertas
8.
saring

Penyaringan padatan
dengan
9.
menggunakan kertas
saring

Pengeringan kertas
saring dan filtrat
10.
dalam oven selama
15 menit
Penimbangan kertas
saring + filtrat
11.
menggunakan
timbangan

Penimbangan soda
12.
kue

Pemanasan I soda
13. kue dengan pemanas
selama 12 menit
Penimbangan massa
Na2CO3 + cawan
14.
porselin setelah
pemanasan I

Pemanasan II soda
15. kue dengan pemanas
selama 12 menit

Penimbangan massa
Na2CO3 + cawan
16.
porselin setelah
pemanasan II

Anda mungkin juga menyukai