IKATAN KIMIA
Oleh :
II. Tujuan
Tujuan pada percobaan ini adalah sebagai berikut:
1. Membandingkan ikatan kovalen dengan ikatan ion dalan dua senyawa
yang berbeda.
2. Mengamati perubahan ikatan kimia unsur klor dari ikatan kovalen menjadi
ikatan ion.
III. Pendahuluan
3.1 MSDS (Material Safety Data Sheet)
3.1.1 Akuades (H2O)
Akuades adalah zat cair yang tidak berwarna dan tidak berbau. Akuades
memiliki sifat fisik dan kimia. Akuades memiliki sifat fisik titik beku pada 0° C
dan titik didih pada 100° C, memiliki massa 18g/mol. Akuades titik kritikalnya
adalah pada suhu 374,1° C dan Tekanan 218,1 atm. Akuades memiliki sifat kimia
yaitu pH akuades adalah 7, akuades dapat terlarutkan dengan asam pekat, tidak
bisa dibakar, tidak bisa meledak, dan tidak memiliki property oksidasi. Akuades
tidak diklasifikasikan sebagai zat yang berbahaya, namun dapat menyebabkan
iritasi ringan pada mata. Akuades ditangani dengan pemakaian kacamata
pelindung supaya tidak terjadi kontak antara akuades dengan mata (LabChem,
2021).
3.1.2 Asam Benzoat (C6H5COOH)
Asam benzoat adalah zat yang berwujud kristal padat dan tidak berbau.
Asam benzoat memiliki rasa yang pahit. Asam benzoat memiliki titik didih di
249,2°C. Asam benzoat memiliki titik lebur di 122,3°C. Asam benzoat sedikit
larut dalam air. Asam benzoat memiliki massa jenis sebesar 1,3 g/cm3. Asam
benzoat memiliki pH 2,8. Asam benzoat adalah zat yang mengorosi, mengiritasi,
dan berbahaya bagi kesehatan tubuh. Asam benzoat dapat ditangani dengan tidak
menghirupnya. Bagian yang terkena asam benzoat dibilas. Praktikan memakai
sarung tangan pelindung, pakaian pelindung, pelindung mata, dan pelindung
wajah. Kulit yang bersentuhan dengan asam benzoat dibilas dengan air yang
banyak. Mata yang terkena asam benzoat dibilas dengan air yang banyak selama
beberapa menit dan lensa kontak yang menempel dilepas. Tenaga kesehatan
dipanggil jika merasa tidak enak badan. Kulit yang teriritasi segera diobati.
Pakaian yang terkontaminasi dilepas (PubChem, 2021).
3.1.3 Asam Klorida (HCl) 2M
Asam klorida adalah zat cair yang tidak berwarna dan tidak berbau. Asam
klorida memiliki massa jenis sebesar 1,05 g/cm3. Asam klorida memiliki massa
molekul sebesar 36,46 g/mol. Asam klorida dapat larut dalam air, ethanol,
methanol. Asam klorida dapat menyebabkan kulit melepuh dan kerusakan mata.
Asam klorida bisa ditangani dengan jangan menghirupnya. Bilas tangan yang
terkena asam klorida dengan air. Sarung tangan pelindung, pakaian pelindung,
pelindung mata, dan pelindung wajah dipakai. Bilas mulut jika tertelan. Kulit
yang terkena asam klorida segera dibilas dan pakaian yang terkontaminasi segera
dilepas. Korban yang menghirup asam klorida dipindahkan ke tempat yang
memiliki udara segar dan posisikan agar bernafas dengan nyaman. Mata yang
terkena asam klorida dibilas dengan hati-hati dengan air selama beberapa menit
dan lepas lensa kontak yang menempel. Pakaian yang terkontaminasi dicucui
terlebih dahulu sebelum digunakan lagi (LabChem, 2021).
3.1.4 Asam Nitrat (HNO3)
Asam nitrat adalah zat yang berwujud cair, berwarna kuning kemerahan,
berbau manis. Asam nitrat memiliki berat molekul sebesar 63, 013 g/mol. Asam
nitrat memiliki titik didih di 83°C. Asam nitrat memiliki titik leleh di -41,6°C.
Asam nitrat bisa larut dalam akuades. Asam nitrat memiliki massa jenis sebesar
1,5129 g/cm3. Asam nitrat adalah bahan yang berbahaya karena bisa
mengoksidasi dan korosif. Asam nitrat bisa mengoksidasi cairan dan padatan.
Asam nitrat dapat menyebabkan kulit melepuh dan lupa mata yang serius. Asam
nitrat bisa ditangani dengan menjauhkannya dari pakaian atau material lain yang
mudah terbakar. Bagian yang terkena asam nitrat dicuci setelah penanganan.
Praktikan memakai sarung tangan pelindung, pakaian pelindung, pelindung mata,
dan pelindung wajah. Kulit yang bersentuhan dengan asam nitrat segera dibasuh
dengan akuades. Pakaian yang terkena asam nitrat dilepas. Mata yang terkena
asam nitrat dibasuh dengan akuades secara hati-hati selama beberapa menit.
Kontak mata yang terkena asam nitrat dilepas. Tenaga kesehatan segera dipanggin
jika tidak enak badan. Pakaian yang terkontaminasi dicucui terlebih dahulu
sebelum dipakai kembali. Asam nitrat disimpan di tempat yang terkunci
(PubChem, 2021).
3.1.5 Asam Oksalat (C2H2O4)
Asam oksalat adalah zat padat berwarna putih dan tidak berbau. Asam
oksalat menyublim. Asam oksalat memiliki titik lebur di 189,5°C
(terdekomposisi). Asam oksalat memiliki massa jenis sebesar 1,9 g/cm3. Asam
oksalat memiliki massa molekul sebesar 90,03 g/mol. Asam oksalat adalah zat
yang dapat mengiritasi. Asam oksalat dapat ditangani dengan membasuh bagian
yang bersentuhan. Praktikan memakai sarung tangan pelindung, pakaian
pelindung, pelindung mata, dan pelindung wajah. Panggil tenaga kesehatan jiga
merasa tidak enak. Kulit yang bersentuhan dengan asam oksalat dibilas dengan air
yang banyak. Mulut dicuci. Pakaian yang terkontaminasi asam oksalat dicuci
terlebih dahulu sebelum dipakai kembali (PubChem, 2021).
3.1.6 Aseton (C3H6O)
Aseton adalah zat yang berwujud cair tidak berwarna dan memiliki bau
manis. Aseton memiliki pH 7. Aseton memiliki titik leleh di -95°C. Aseton
memiliki titik didih di 56°C. Aseton memiliki titik kritis di 235°C. Aseton
memiliki titik nyala di -17°C. Aseton memiliki massa jenis sebesar 0,79 g/cm3.
Aseton memiliki massa molekul sebesar 58,08 g/mol. Aseton dapat larut dalam
air, etanol, ether, dimetil eter, petroleum spiritus, kloroform, dimetil formarnida,
minyak. Aseton adalah zat yang mudah terbakar, mengiritasi dan membuat pusing
atau mabuk. Aseton bisa ditangani dengan menjauhkannya dari panas, percikan,
api, dan sumber pemantik lainnya. Tempat penyimpanan aseton harus tertutup
rapat. Peralatan anti-ledakan digunakan. Peralatan yang tidak menghasilkan
percikan digunakan. Aseton jangan dihirup. Bagian yang terkena aseton dibasuh.
Sarung tangan pelindung, APD, pelindung mata, pelindung wajah digunakan.
Kulit yang terkena aseton dibasuh denga air yang banyak. Mata yang terkena
aseton dibasuh dengan air yang banyak selama beberapa menit, lepas lensa kontak
jika mengenakannya. Tenaga kesehatan dipanggil jika tidak enak badan. Kulit
yang teriritasi segera diobati. Mata yang teriritasi segera diobati. Pakaian yang
terkontaminasi dilepas. Pemadam api digunakan jika terjadi kebakaran. Aseton
disimpan di tempat yang memiliki ventilasi udara bagus dan dingin (LabChem,
2021).
3.1.7 Benzena (C6H6)
Benzena adalah zat berbentuk cair yang bening dan memiliki bau seperti
minyak bumi. Benzena memiliki titik didih di 80°C. Benzena memiliki titik lebur
di 5,5°C. Benzena memiliki massa jenis sebesar 0,88 g/cm3. Benzena memiliki
massa molekul sebesar 78,11 g/mol. Benzena adalah zat yang mudah terbakar,
mengiritasi dan berbahaya bagi kesehatan tubuh. Benzena bisa ditangani dengan
menjauhkannya dari panas, percikan, api, dan sumber pemantik lainnya. Tempat
penyimpanan benzena harus tertutup rapat. Peralatan anti-ledakan digunakan.
Peralatan yang tidak menghasilkan percikan digunakan. Benzena jangan dihirup.
Bagian yang terkena benzena dibasuh. Sarung tangan pelindung, APD, pelindung
mata, pelindung wajah digunakan. Kulit yang terkena benzena dibasuh denga air
yang banyak. Mata yang terkena benzena dibasuh dengan air yang banyak selama
beberapa menit, lepas lensa kontak jika mengenakannya. Tenaga kesehatan
dipanggil jika tidak enak badan. Kulit yang teriritasi segera diobati. Mata yang
teriritasi segera diobati. Pakaian yang terkontaminasi dilepas. Pemadam api
digunakan jika terjadi kebakaran. Benzena disimpan di tempat yang memiliki
ventilasi udara bagus dan dingin (PubChem, 2021).
3.1.8 Ethanol (C2H6O)
Ethanol adalah zat yang berwujud cair tidak berwarna dan memiliki bau
alkohol. Ethanol memiliki rasa panas. Ethanol memiliki titik didih di 78,2°C.
Ethanol memiiki titik leleh di -114,1°C. Ethanol memiliki titik nyala di 14°C.
Ethanol dapat bercampur dengan etil eter, aseton, kloroform, dan dapat larut
dalam air dan ethanol. Ethanol memiliki massa jenis sebesar 0,79 g/cm3. Ethanol
adalah zat yang sangat mudah terbakar. Ethanol bisa ditangani dengan
menjauhkannya dari panas, percikan, api, dan sumber pemantik lainnya. Tempat
penyimpanan ethanol harus tertutup rapat. Peralatan anti-ledakan digunakan.
Peralatan yang tidak menghasilkan percikan digunakan. Kulit yang terkena
ethanol dibasuh denga air yang banyak. Mata yang terkena ethanol dibasuh
dengan air yang banyak selama beberapa menit, lepas lensa kontak jika
mengenakannya. Pakaian yang terkontaminasi dilepas. Pemadam api digunakan
jika terjadi kebakaran. Ethanol disimpan di tempat yang memiliki ventilasi udara
bagus dan dingin (PubChem, 2021).
3.1.9 Petroleum Ether
Petroleum ether adalah zat cair yang tidak berwarna. Petroleum ether
memiliki titik didih di 30°C. Petroleum ether memiliki titik nyala di -40°C.
Petroleum ether memiliki massa jenis sebesar 0,63 g/cm3. Petroleum ether adalah
zat yang mudah terbakar, berbahaya bagi kesehatan tubuh, mengiritasi, dan
berbahaya bagi lingkungan perairan. Petroleum ether bisa ditangani dengan
menjauhkannya dari panas, percikan, api, dan sumber pemantik lainnya. Tempat
penyimpanan petroleum ether harus tertutup rapat. Peralatan anti-ledakan
digunakan. Peralatan yang tidak menghasilkan percikan digunakan. Petroleum
ether jangan dihirup. Bagian yang terkena petroleum ether dibasuh. Sarung tangan
pelindung, APD, pelindung mata, pelindung wajah digunakan. Kulit yang terkena
petroleum ether dibasuh denga air yang banyak. Mata yang terkena petroleum
ether dibasuh dengan air yang banyak selama beberapa menit, lepas lensa kontak
jika mengenakannya. Tenaga kesehatan dipanggil jika tidak enak badan. Kulit
yang teriritasi segera diobati. Mata yang teriritasi segera diobati. Pakaian yang
terkontaminasi dilepas. Pemadam api digunakan jika terjadi kebakaran. Petroleum
ether disimpan di tempat yang memiliki ventilasi udara bagus dan dingin (Sigma-
Aldrich, 2021).
3.1.10 Garam Dapur (NaCl)
Garam dapur adalah zat padat berwarna putih dan tidak bebau. Garam
dapur memiliki sifat fisik dan kimia. Garam dapur memiliki sifat fisik titik lebur
pada suhu 801 °C dan titik didih pada suhu 1413 °C, memiliki massa 58,44 g/mol.
Garam dapur memiliki sifat kimia yaitu pH garam dapur adalah 7, dapat
dilarutkan dengan air; gliserol; dan ammonia, tidak bisa terbakar, tidak bisa
meledak, dan tidak memiliki properti oksidasi. Garam dapur diklasifikasikan
sebagai zat yang tidak berbahaya, namun dapat menyebabkan iritasi ringan pada
mata dan menyerap air pada kulit. Garam dapur ditangani dengan pemakaian
kacamata pelindung, sarung tangan dan apd pelindung kulit untuk mencegah
kontak antara garam dapur dan mata dan kulit praktikan. (PubChem, 2021).
3.1.11 Kalsium Oksida (CaO)
Kalsium oksida adalah zat yang berwujud padat yang berwarna putih atau
abu-abu yang tidak berbau. Kalsium oksida memiliki titik didih di 2850°C.
Kalsium oksida memiliki titik lebur di 2613°C. Kalsium oksida sedikit larut dalam
air, tidak bisa larut dalam etanol, larut dalam gliserol. Kalsium oksida memiliki
massa jenis sebesar 3,34 g/cm3. Kalsium oksida memiliki pH sebesar 12,8.
Kalsium oksida memiliki berat molekul sebesar 56,08 g/mol. Kalsium oksida
adalah zat yang mengorosi dan mengiritasi. Kalsium oksida bisa ditangani dengan
bembasuh bagian yang bersentuhan dengan kalsium oksida. Kalsium oksida hanya
boleh digunakan diluar ruangan atau tempat yang berventilasi udara bagus.
Praktikan memakai sarung tangan pelindung, pakaian pelindung, pelindung mata,
dan pelindung wajah. Kulit yang terkena kalsium oksida dibasuh dengan air yang
banyak. Tenaga kesehatan segera dipanggil jika merasa tidak enak badan. Kulit
yang teriritasi segera diobati. Pakaian yang terkontaminasi dilepas. Pakaian yang
terkontaminasi dicuci terlebih dahulu sebelum digunakan kembali. Kalsium
oksida disimpan di tempat yang berventilasi udara bagus. Tempat penyimpanan
kalsium oksida harus tertutup rapat (PubChem, 2021).
3.1.12 Kloroform (CHCl3)
Kloroform adalah zat cair yang tidak berwarna dan memiliki bau yang
tidak menyengat. Kloroform memiliki rasa yang manis. Kloroform memiliki titik
didih di 61,12°C. Kloroform memiliki titik lebur di -63,47°C. Kloroform sangat
bisa larut dalam air. Kloroform memiliki massa jenis sebesar 1,4788 g/cm3.
Kloroform memiliki berat molekul sebesar 119,37 g/mol. Klorofrom adalah zat
yang sangat beracun, mengiritasi dan berbahaya bagi kesehatan tubuh.
Penanganannya adalah dengan jangan menghirupnya. Kloroform jangan ditelan.
Bagian yang bersentuhan dengan kloroform dicuci. Kloroform digunakan di luar
ruangan atau di area yang memiliki ventilasi udara yang baik. Sarung tangan
pelindung, APD, pelindung mata, pelindung wajah digunakan. Panggil tenaga
kesehatan jika merasa tidak enak badan. Kulit yang bersentuhan dengan
klorofrom dibilas dengan air yang banyak. Korban yang menghirup kloroform
dipindahkan ke tempat yang memiliki udara segar dan diposisikan korban agar
bisa bernafas dengan nyaman. Mulut dibasuh jika tertelan. Pakaian yang
terkontaminasi dilepas. Kloroform disimpan di tempat yang memiliki ventilasi
udara yang baik (PubChem, 2021).
3.1.13 Magnesium Klorida (MgCl2)
Magnesium klorida adalah zat berwujud padat berwarna putih keabu-
abuan. Magnesium klorida memiliki pH 7. Magnesium klorida memiliki titik leleh
sebesar 712°C. Magnesium klorida memiliki massa jenis sebesar 2,35 g/cm3
Magnesium klorida memiliki massa molekul sebesar 95,21 g/mol. Magnesium
klorida dapat mengiritasi. Magnesium klorida dapat ditangani dengan membasuh
mata yang terkena magnesium klorida dengan air yang banyak selama 15 menit
lalu diobati. Kulit yang terkena magnesium klorida segera dibasuh dengan air
yang banyak selama 15 menit. Pakaian yang terkontaminasi dilepas. Bagian tubuh
yang teriritasi segera diobati. Pakaian yang terkontaminasi dicuci terlebih dahulu
sebelum digunaka kembali. Magnesium klorida jangan ditelan. Korban yang
menelan magnesium klorida diberi 2-4 cangkir susu atau air dan segera diobati.
Korban yang menghirup magnesium klorida dipindahkan ke tempat yang
memiliki udara segar, jika tidak bernafas bantu dengan nafas buatan, jika sulit
bernafas diberi oksigen (Fisher, 2021).
3.1.14 Natrium Hidroksida (NaOH) 2M
Natrium hidroksida adalah zat berwujud cair, tidak berwarna, dan tidak
berbau. Natrium hidroksida memiliki pH lebih dari sama dengan 14. Natrium
hidroksida memiliki massa jenis sebesar 1,08 g/cm3. Natrium hidroksida adalah
senyawa yang dapat meyebabkan kulit melepuh, melukai mata, mengiritasi
pernafasan, dan sakit pada perut. Natrium hidroksida bisa ditangani dengan tidak
menghirupnya, jika sudah terhirup maka korban dipindahkan ke tempat yang
memiliki udara segar. Tenaga medis dipanggil jika merasa tidak enak badan.
Tubuh yang bersentuhan dengan natrium hidroksida segera dibasuh dengan air.
Natrium hidroksida tidak boleh ditelan, jika tertelan maka mulut dibasuh dengan
air (LabChem, 2021).
3.1.15 Timbal Nitrat [Pb(NO3)2]
Timbal nitrat adalah zat padat yang berwarna putih kristal. Timbal nitrat
memiliki titik lebur di 470°C. Timbal nitrat memiliki massa jenis sebesar 4,53
g/cm3. Timbal memiliki pH sebesar 3-4. Timbal nitrat memiliki berat molekul
sebesar 331 g/mol. Timbal nitrat bisa larut dengan air. Timbal nitrat tidak mudah
terbakar tapi bisa mempercepat pembakaran material yang mudah terbakar.
Timbal nitrat dalam jumlah banyak bisa menyebabkan ledakan jika kontak dengan
api dan paparan yang lama terhadap panas. Oksida nitrogen dihasilkan dalam
kebakaran yang melibatkan timbal nitrat. Timbal nitrat berbahaya jika tertelan.
Timbal nitrat bisa menyebabkan alergi pada kulit. Timbal nitrat bisa
menyebabkan iritasi pada mata. Timbal nitrat berbahaya jika terhirup. Timbal
nitrat bersifat korosif. Timbal nitrat berbahaya bagi lingkungan. Timbal nitrat
berbahaya bagi kesehatan. Timbal nitrat ditangani dengan menjaukan dari panas,
api, rokok. Benda yang mudah terbakar dijaukan dari timbal nitrat. Timbal nitrat
jangan dihirup. Tangan dicuci setelah penanganan. Timbal nitrat boleh digunakan
ketika aliran udara baik atau diluar ruangan. Pakaian yang terkontaminasi jangan
dibawa keluar wilayah kerja. APD dipakai seperti kacamata, sarung tangan,
pelindung wajah. Dokter dipanggil jika timbal nitrat tertelan dan korban merasa
tidak enak badan, segera bilas mulut dengan air. Bilas tangan dengan air yang
banyak jika terpapar. Mata dibilas dengan air yang banyak selama beberapa menit,
lensa mata dilepas jika mnggunakannya. Bagian tubuh yang terpapar timbal nitrat
harus segera diobati. Pakaian yang terkontaminasi dicuci terlebih dahulu sebelum
dipakai kembali. Pemadam api digunakan jika terjadi kebakaran. Timbal nitrat
disimpan di tempat yang terkunci. Timbal nitrat dibuang di tempat khusus
(PubChem, 2021).
3.2 Tinjauan Pustaka
3.2.1 Ilmu Kimia
Ilmu kimia adalah salah satu cabang ilmu pengetahuan alam. Ilmu kimia
mencakup materi yang sangat luas yang terdiri dari fakta, konsep, aturan, hokum,
prinsip, teori dan soal-soal. Karakteristik ilmu kimia adalah salah satunya bersifat
abstrak (Siaduruk, 2006).
Kimia adalah bagian ilmu pengetahuan alam, mempelajari komposisi,
struktur zat kimia, dan perubahan-perubahan yang dialami materi dalam proses-
proses alamiah maupun dalam eksperimen yang direncanakan Bahan kimia
banyak digunakan dalam kehidupan sehari-hari tanpa disadari. Kita perlu
memantapkan pemahaman konsep-konsep dasar kimia, teori-teori belajar dan
berpikir tingkat tinggi, serta menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari (Juwita,
2017).
3.2.2 Ikatan Kimia
Atom berinteraksi untuk membentuk ikatan kimia, hanya bagian luarnya
saja yang berinteraksi. Hal ini disebabkan karena ikatan kimia utamanya adalah
elektron valensi sebuah atom. Ahli kimia menggunakan sistem titik yang
diciptakan oleh Lewis untuk tetap dapat mengetahui elektron valensi sebuah atom
dalam reaksi kimia, dan untuk memastikan total nomor elektron tidak berubah.
Sistem titik Lewis mencakup simbol dalam suatu elemen dan satu titik utnuk
setiap elektron valensi dalam sebuah atom dalam unsur.
(3.1)
(3.3)
Hanya dua elektron valensi yang berpartisipasi dalam formasi F2. Elekron valensi
lainnya yang tidak berikatan disebut lone pairs (Chang, 2019).
(3.4)
Contohnya pada pembakaran 1 mol metana yang kehilangan panas 890 kJ:
CH4(g) + 2O2(g) → CO2(g) + 2H2O(l), q = -890 kJ
3.2.6 Kelarutan
Konsep kelarutan bisa dipahami dengan contoh proses pelarutan natrium
klorida dalam air. Natrium klorida adalah zat ion dan dalam air larut menjadi ion
Na+ dan ion Cl-. Kamu mengaduk 40 g kristal natrium klorida dalam 100 mL air
di temperatur 20°C. Ion natrium bergerak secara acak dalam larutan dan ada
kemungkinan untuk bertabrakan dengan kristal dan menempel, lalu kembali ke
wujud kristal. Semakin banyak ion yang yang terlarut, semakin besar
kemungkinana ion bertabrakan dengan kristal dan menempel. Kesetimbangan
dinamis diperoleh saat kemungkinan ion meninggalkan kristal sama dengan
kemungkinan ion kembali menjadi kristal. Kesetimbangan dinamisnya seperti ini:
(3.6)
Natrium klorida tidak ada yang yang bisa dilarutkan lagi saat mencapai
kesetimbangan, 36 g telah menjadi larutan, meninggalkan 4 g kristal didasar gelas,
itu adalah larutan tersaturasi. Kelarutan natrium klorida dalam air (jumlah yang
terlarut dalam kuantitas air dan temperatur tertentu untuk menghasilkan larutan
tersaturasi) adalah 36 g/100 mL di 20°C. 30 g natrium klorida dilarutkan dengan
100 mL air, semua kristalnya larut, itu adalah larutan tak tersaturasi (Ebbing,
2008).
Tabung Reaksi
diambil 2 buah dan diberi tanda (I) dan (II).
diisi dengan 1 mL akuades dan 5 tetes larutan NaCl tabung reaksi I.
diisi dengan 5 tetes CHCl3 tabung reaksi II.
ditambahkan masing-masing satu tetes Pb(NO3)2.
diamati perubahan yang terjadi.
Hasil
4.2.2 Mengamati Perbedaan Kelarutan dan Konduktivitas Senyawa Ionik dan
Kovalen
Spot plate
dibersihkan dengan sabung dan air lalu dikeringkan.
ditembpatkan satu ujung spatula asam benzoat pada kolom pertama
sebanyak 3 baris seperti pada gambar 4.1.
diulangi langkah kedua untuk sampel MgCl2 pada kolom kedua dan
5 tetes petroleum ether pada kolom ketiga.
ditambahkan masing-masing sampel sebanyak 5 tetes akuades pada
baris pertama. Diaduk denga tusuk gigi dan diamati kelarutan relatif
dari masing-masing sampel. Dicatat hasil pengamatan yang
dilakukan.
ditambahkan masing-masing sampel 5 tetes etanol. Diaduk denga
tusuk gigi dan diamati kelarutan relatif dari masing-masing sampel.
Dicatat hasil pengamatan yang dilakukan.
ditambahkan masing-masing sampel 5 tetes campuran etanol dan
akuades. Diaduk denga tusuk gigi. Diuji semua larutan dengan
tester konduktivitas (Volt-meter). Dicatat pengamatannya.
Hasil
4.2.3 Perubahan Ikatan Kovalen Menjadi Ikatan Ion
Tabung reaksi
Hasil
Cawan perselin
disediakan lalu diteteskan 2 tetes benzena.
dibakar dengan korek api. Dilakukan di lemari asam.
diperhatikan apakah terjadi perubahan.
diulangi pekerjaan diatas berturut-turut dengan etanol, aseton, dan
kloroform.
Hasil
4.2.5 Reaksi Pemanasan Senyawa Organik
Cawan perselin
disiapkan
diisi dengan sedikit kristal asam oksalat.
diletakkan diatas kaki tiga dan dipanaskan. Dilakukan di lemari
asam.
dicatat perubahan yang terjadi.
diulangi langkah 1-4 dengan mengganti asam oksalat dengan gula
tebu.
dibersihkan selagi masih panas.
Hasil
Keruh
4. d. Reaksi Pembakaran Senyawa Organik
Benzena Larutan tidak
-
berwarna
Benzena dibakar Api merah-oranye
Awal terjadi ledakan
-
dan api seketika
redup setelah ledakan
Etanol Larutan tidak
-
berwarna
Etanol dibakar Api biru pada dasar
cawan. Api stabil dan
-
tidak meninggi
Tanpa ledakan
Aseton Larutan tidak
-
berwarna
Aseton dibakar Api merah dengan
pangkal api biru
- Tanpa ada ledakan,
besar api sedang tapi
meninggi
Kloroform Larutan tidak
-
berwarna
Kloroform dibakar - Tidak muncul api
5. e. Reaksi Pemanasan Senyawa organik
Kristal asam oksalat Serbuk putih -
Kristal asam oksalat dipanaskan Mengeluarkan
banyak asap putih
-
Larutan tidak
berwarna
Kristal gula tebu Kristal putih-
-
kekuningan
Kristal gula tebu dipanaskan - Cairan coklat lengket
Asam Benzoat MgCl2 Petroelum
Akuades 0,032 V 5,66 V 2,84 V
Etanol 0,176 V 4,54 V 3,76 V
Akuades : Etanol 0,056 V 5,06 V 3,76 V
1:1
5.2 Pembahasan
Atom berinteraksi untuk membentuk ikatan kimia, hanya bagian luarnya
saja yang berinteraksi. Hal ini disebabkan karena ikatan kimia utamanya adalah
elektron valensi sebuah atom (Chang, 2019). Praktikum kali ini mengaji tentang
perbedaan ikatan ion dan ikatan kovalen.
(5.5)
VI. Kesimpulan
Kesimpulan dari percobaan ini adalah sebagai berikut:
1. Ikatan kovalen dan ikatan ion bisa dibandingkan dengan percobaan
pertama yang telah dilakukan. Hasil yang didapat saat NaCl dilarutkan
dalam air maka kation dan anionnya akan terpisah menjadi Na+ dan Cl-.
Ditambah Pb(NO3)2 menghasilkan NaNO3 dan PbCl2 dan larutannya jernih
yang menandakan ikatannya ion. CHCL3 saat dicampur dengan Pb(NO3)2
tidak larut dan menjadikan campurannya keruh yang menandakan
ikatannya kovalen.
2. Mengubah ikatan kovalen klor menjadi ikatan ion dengan percobaan
ketiga yang telah dilakukan pada praktikum ini.
DAFTAR PUSTAKA
Chang, R. dan Jason O. 2019. Chemistry 13rd Edition. New York: McGraw-Hill
Education
Ebbing, D. D. dan Gammon S. D. 2008. General Chemistry (8th ed.). New York:
Ezewali, D., Oyem H. H., dan Oyem I. M. 2014. Jurnal Penelitian Sains
Lingkungan. 8: 444-450.
Total Dissolved Solid (TDS) dan Temperatur pada Beberapa Jenis Air.
Juwita, R. 2017. Kimia Dasar Teori dan Latihan. Padang: Sekolah Tinggi
Konsumsi Bahan Bakar dan Emisi Gas Buang pada Sepeda Motor. Jurnal
Tim Praktikum Kimia Dasar. 2021. Modul Praktikum Kimia Dasar 2020/2021.
Oktober 2021).
22 Oktober 2021).
22 Oktober 2021).
22 Oktober 2021).
Oktober 2021).
22 Oktober 2021).
PubChem.2021.Material Safety Data Sheet Benzoic Acid. [Serial Online]
https://pubchem.ncbi.nlm.nih.gov/compound/Benzoic-acid. (diakses
https://pubchem.ncbi.nlm.nih.gov/compound/Calcium-oxide. (diakses
https://pubchem.ncbi.nlm.nih.gov/compound/Chloroform. (diakses
22 Oktober 2021).
https://pubchem.ncbi.nlm.nih.gov/compound/Oxalic-acid. (diakses
https://pubchem.ncbi.nlm.nih.gov/compound/Lead-nitrate. (diakses
https://pubchem.ncbi.nlm.nih.gov/compound/Nitric-acid. (diakses
https://pubchem.ncbi.nlm.nih.gov/compound/Sodium-chloride. (diakses
https://www.nwmissouri.edu/naturalsciences/sds/p/Petroleum%20ether.pd