Anda di halaman 1dari 21

JURNAL PRAKTIKUM KIMIA DASAR

LAJU REAKSI

Oleh :

Nama : Abyyu Candra Kusuma

NIM : 201910901035

Kelas/Kelompok : S1 Teknik Pertambangan/4

Asisten : Tyara Salsabila Alicia Putri

LABORATORIUM KIMIA DASAR


JURUSAN TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS JEMBER
2021
I. JUDUL

Laju Reaksi

II. TUJUAN
Tujuan dari percobaan ikatan kimia ini adalah sebagai berikut :
Mempelajari Faktor-faktor yang mempengaruhi laju reaksi
III. PENDAHULUAN PUSTAKA
3.1 MSDS (Material Safety Data Sheet)
3.1.1 Aquades
Aquades atau yang biasa disebut dengan air (H2O) biasanya digunakan oleh
banyak orang sebagai kebutuhan untuk mandi, minum, mencuci dan berguna
untuk pekerjaan lainnya. Aquades dalam bidang industri dan laboratorium
digunakan sebagai pencampur bahan kimia. Aquades ini mempunyai ciri fisik
berupa cairan yang tidak berwarna atau bening dan tidak mempunyai bau.
Aquades memiliki pH sekitar 7 dengan titik didih pada suhu 100°C dan melebur
pada suhu 0°C, namun pada aquades tidak ditemukannya titik beku. Aquades ini
tergolong cairan yang tidak berbahaya, apabila terkena bagian kulit atau tangan
segeralah membasuh bagian tersebut menggunakan tissue, namun kita perlu
antisipasi dengan memakai alat pelindung diri seperti kacamata pelindung atau
safety glasses. (Labcehem, 2021)
3.1.2. CH3COOH (Acetic Acid)
Acetic Acid atau yang biasa disebut dengan asam asetat ini sering sering
digunakan dalam bidang laboratorium maupun dalam bidang industri yakni
sebagai pelarut dari bahan kimia dan juga digunakan sebagai penghilang karat.
Asam asetat ini mempunyai ciri fisik cair yang tidak berwarna dan memiliki bau
menyengat seperti bau cuka. Asam asetat ini memiliki pH sebesar 2.4 pada 0,1
mol/l. Asam asetat melebur pada suhu 17°C pada tekanan 1013hPa serta
mempunyai titik didih pada suhu 118°C pada tekanan 1013hPa, namun pada asam
atetat ini tidak diketahui titik bekunya. Asam asetat tergolong dalam cairan yang
berbahaya yang dapat menyebabkan kerusakan pada mata dan kulit iritasi, apabila
terkena cairan tersebut pada bagian pernafasan segeralah mencari udara segar,
apabila terjalin kontak pada bagian kulit segera basuh dengan banyak air selama
15 menit jangan memberikan obat secara gegabah tanpa pengawasan dan
segeralah mencari pertolongan medis, apabila terjalin kontak dengan mata segera
basuh dengan banyak air selama 15 menit, apabila korban memakai lensa kontak
segera lepaskan, apabila iritasi semakin parah segeralah mencari bantuan medis.
Asam asetat tergolong dalam cairan yang cepat menguap maka jauhkan dari
temperatur panas, sebelum memulai suatu percobaan hendaknya menggunakan
pelindung diri seperti sarung tangan, kacamata pelindung, serta masker.
(Labchem, 2021)
3.1.3. H2O2 (Hydrogen Peroxide)
Hidrogen Peroksida atau dikenal dengan rumus kimia H 2O2 ini banyak
digunakan pada laboratium dan industri yang biasanya digunakan sebagai
pembunuh bakteri atau antiseptik dan juga digunakan untuk membersihkan alat
atau perabot dalam rumah. Hidrogen peroksida mempunyai ciri khas fisik berupa
cairan yang tidak berwarna atau bening. Hidrogen Peroksida mempunyai titik
lebur pada suhu -0,41°C serta tidak ditemukannya pH, titik didih maupun titik
beku. Hidrogen Peroksida termasuk kedalam golongan cairan yang berbahaya
yang dapat menyebabkan kebakran karena oksidasinya yang kuat, dapat
menyebabkan luka bakar pada kulit dan iritasi mata, apabila terjadi kontak dengan
kulit segera bilas dengan banyak air, apabila yang terjalin kontak adalah mata
segera basuh mata dengan mengguakan air secara berulang sampai rasa perih
hilang, jika rasa sakit semakin memburuk segera menghubungi dokter, agar
mengurangi kejadian yang tidak diinginkan hendaknya gunakanlah alat pelindung
diri seperti sarung tangan, kacamata google, baju pelindung, serta masker.
(Labchem, 2021)
3.1.4. H2SO4 Pekat
H2SO4 atau yang biasa dikenal sebagai asam sulfat ini biasanya digunakan
dalam laboratorium kimia sebagai katalis asam dan juga digunakan sebagai
komponen pembuatan baterai. Asam sulfat sendiri mempunyai ciri fisik berupa
cairan yang berwarna kuning kecokelatan, namun terkadang ada juga yang
berwarna bening. Asam sulfat ini tidak memiliki bau yang spesifik. Asam sulfat
sendiri memiliki pH yang kurang dari 1 dengan titik leburnya pada suhu 10°C
serta memiliki titik didih pada suhu 288°C. Asam sulfat ini tergolong dalam
cairan yang berbahaya yang dapat menyebabkan kulit terasa terbakar dan iritasi
pada mata, metode penanganan apabila terkontak dengan cairan asam sulfat yakni
jika yang terkena adalah bagian kulit maka bilaslah dengan banyak air selama 15
menit jangan menggunakan obat tanpa pengawasan setelahnya tutup luka dengan
menggunakan perban, apabila timbul luka bakar lebih dari 10% segera bawa ke
dokter, namun yang terjalin kontak dengan asam sulfat adalah mata segera basuh
dengan banyak air selama 15 menit secara berulang dan bawa korban dengan
mengunjungi dokter mata, untuk mengurangi kecelakaaan saat melakukan
praktikum hendaknya menggunakan alat pelindung diri seperti sarung tangan,
kacamata google, serta masker. (Labchem, 2021)
3.1.5. HCl Pekat
Asam Klorida atau yang biasa disebut dengan Hydrocloric Acid
mempunyai rumus formula yakni HCl merupakan senyawa yang biasa digunakan
usebagai pengatur suatu keasaman dari pH dan biasanya digunkan dalam
laboratorium dan industri kimia. Asam klorida tidak disarankan untuk makanan
maupun obat. Asam klorida berwujud cair dan tidak terdapat bau, titik lebur, titik
didih , titik beku maupun pH. Asam klorida tergolong dalam senyawa yang
berbahaya apabila terjalin kontak dengan kulit dapat menyebabkan kulit terasa
terbakar dan dapat menyebabkan kerusakan pada mata. metode penanganannya
yakni dengan cara melepaskan pakaian yang terkontaminasi dengan asam klorida,
lalu basuh kulit dengan air mengalir apabila terjadi kontak dengan mata segera
basuh dengan menggunakan air, namun jika iritasi tidak kunjung membaik segera
hubungi dokter, sebelum melakukan praktikum hendaknya memakai alat
pelindung diri seperti memakai sarung tangan, kacamata pelindung, serta masker.
(Labchem,2021)
3.1.6. HNO3
𝐻𝑁𝑂3 atau biasa disebut dengan asam nitrat merupakan senyawa yang
banyak dikenal merupakan senyawa yang bersifat korosif. HNO3 ini banyak
digunakan dalam laboratorium dan industri seperti bahan untuk proses pasivasi
korosi pada baja. 𝐻𝑁𝑂3 mempunyai bentuk fisik berupa padatan dengan ciri khas
bau yang tajam. 𝐻𝑁𝑂3 tidak terdapat titik lebur, titik didih serta pH. 𝐻𝑁𝑂3
tergolong dalam senyawa yang berbahaya. 𝐻𝑁𝑂3 terkenal dengan sifatnya yang
korosif, apabila 𝐻𝑁𝑂3 mengenai kulit dapat mengakibatkan kulit terasa terbakar
dan iritasi. Metode penolongan pertama yang dapat dilakukan yakni dengan
membilas kulit yang terkena 𝐻𝑁𝑂3 dengan air mengalir, serta lepas pakaian yang
terkontaminasi, apabila rasa nyeri tidak kunjung reda segera hubungi dokter, jika
yang terkontainasi adalah bagian mata segeralahh membasuh mata dengan
menggunaan air secara berulang apabila rasa nyeri tidak kunjung reda segeralah
menghubungi dokter mata, hendaknya sebelum melakukan suatu percobaan
pakailah alat pelindung diri seperti masker, sarung tangan, serta kacamata
pelindung. (Labchem, 2021)
3.1.7. KIO3 (Potassium Iodate)
KIO3 atau yang biasa dikenal dengan kalium iodat ini banyak digunkan pada
produk farmasi, komponen obat untuk dokter hewan, laboratorium, serta industry
makanan. Kalium iodat mempunyai ciri khas fisik berbentuk padatan seperti
Kristal berwarna putih yang tidak berbau. Kalium iodat memiliki pH sekitar 6.07
pada suhu 26°C dengan presentase 1%. Kalium iodat ini memiliki titik lebur pada
suhu 560°C dengan tekanan 975 hPa, kalium iodat juga memiliki titik lebur pada
suhu 735°C, sayangnya belum ditemukan titiik bekunya. Kalium iodat termasuk
dalam golongan senyawa yang berstatus warning yang dapat menimbulkan
percikan api karena mudah teroksidasi, namun belum ditentukan gejala pasti jika
terkontaminasi apabila mengenai bagian tubuh, apabila kulit terkontaminasi
segera basuh dengan air serta sabun, namun jika yang terkontaminasi bagian mata
basuhlah secara perlahan dan berulang, lepaskan lensa kontak apabila korban
sedang memakai, jika timbul rasa sakit dan nyeri segera hubungi dokter, untuk
mengurangi kecelakaan kerja gunakanlah pelindung diri seperti sarung tangan,
kacmata, serta masker. (Labchem, 2021)
3.1.8. Larutan Kanji (Sucrose)
Larutan kanji atau sukrosa ini banyak sekali ditemukan di rumah khususnya
di dapur. Larutan kanji berasal dari tepung kanji atau kanji yang dicampur dengan
air. Larutan kanji pada laboratorium digunakan sebagai reagen dalam suatu
percobaan. Larutan kanji memiliki ciri-ciri berbentuk padatan sebelum dicampur
dengan air, berwarna putih, tidak memiliki bau yang spesifik. Larutan kanji
mempunyai pH sekitar 7 pada 20g/l dengan suhunya 20°C serta titik didihnya
pada suhu 169°C sampai 170°C, namun pada larutan kanji ini belum
ditemukannya informasi terkait titik lebur dan titik bekunya. Larutan kanji ini
tergolong dalam larutan yang tidak berbahya, apabila larutan tersebut mengenai
kulit segeralah untuk membasuhnya begitu pula jika terjadi kontak dengan mata,
untuk antisipasi gunakanlah pelindung diri misalnya sarung tangan, kacamata
serta masker supaya tidak terhirup oleh hidung. (Smartlab, 2021)
3.1.9. Logam Co (Cobaltous Chloride)
Logam Co atau biasa dikenal dengan kobalt yang sering digunakan pada
laboratorium serta dalam industri. Logam Co sendiri biasanya digunakan sebagai
katalis serta penggerak magnet. Logam Co mempunyai ciri fisik berupa padatan
berbentuk Kristal berwarna merah keemasan dengan bau yang tidak terlalu kuat.
Logam Co memiliki pH sekitar 3 sampai 5.5 dengan presentase 50%. Logam Co
juga terdapat titik lebur pada suhu 86°C, namun pada logam co sendiri belum
ditemukannya titik beku dan titik leleh. Logam Co termasuk dalam golongan
senyawa yang berbahaya yang dapat menimbulkan iritasi atau alergi pada kulit,
apabila bagian kulit terkontaminasi segeralah untuk membasuh bagian kulit
dengan air dan sabun, jika yang terkontaminasi bagian mata segera basuh mata
dengan menggunakan air namun jika rasa sakit tidak kunjung sembuh segera
mencari bantuan medis, hendaknya sebelum melakukan suatu percobaan
gunakanlah sarung tangan, face shield, serta kacamata . (Labchem,2021)
3.1.10. Logam Mg
Magnesium klorida atau dengan rumus formulanya 𝑀𝑔𝐶𝑙2 merupakan
senyawa yang biasa digunakan dalam laboratorium dan industri kimia.
Magnesium klorida biasa digunakan sebagai obat untuk radang otak dan juga
sebagai obat untuk penyembuh luka dan pengendali debu. Magnesium klorida
mempunyai ciri khas wujudnya berbentuk padatan dengan warna putih.
Magnesium klorida tidak memiliki ambang bau, serta dalam magnesium klorida
tidak ditemukannya pH. Magnesium klorida mempunyai titik lebur berkisar 116⁰C
sampai 118⁰C senyawa tersebut tidak memiliki titik beku dan titik didih.
Magnesium klorida tergolong dalam senyawa yang tidak berbahaya, namun jika
kulit terkontaminasi dengan senyawa tersebut sebaiknya cuci dengan air dan
sabun, untuk mengurangi kejadian yang tidak diinginkan pakailah alat pelindung
diri seperti safety glasses (Labchem, 2021)
3.1.11. Logam Zn
Logam Zn atau yang sering disebut dengan zinc ini banyak digunakan
dalam laboratorium maupun industri. Logam zinc berguna untuk melapisi baja
dari korosi atau pengkaratan. Logam zinc mempunyai ciri bentuk fisiknya berupa
cairan yang tidak berwanrna dan tidak memiliki bau, namun logam zinc ini tidak
terdapat informasi pH, titik didih, titik lebur, maupun titik beku. Logam zinc ini
termasuk dalam golongan cairan yang berbahaya yang dapat menyebabkan kulit
erasa terbakar dan iritasi pada mata, apabila terjalin kontak dengan kulit bilas
dengan menggunakan banyak air dan segera hubungi dokter, jika yang
terkontaminasi pada bagian mata, basuh dengan air untuk beberapa saat dan jika
rasa sakit semakin parah segera mencari bantuan medis, sebelum melakukan suatu
praktikum gunakanlah alat pelindung diri seperti kacamata keselamatan serta
sarung tangan. (Labchem, 2021)
3.1.12. MgO (Magnesium Oxide)
MgO atau yang dikenal sebagai magnesium oksida yang banyak digunakan
dalam penmbuatan obat mag atau asam lambung. Magnesium oksida mempunyai
ciri khas berbentuk serbuk berwarna putih dan tidak memiliki bau yang spesifik.
Magnesium oksida memiliki titik lebur pada suhu 2.852°C serta titik didihnya
pada suhu 3.600°C dengan tekanan 1013 hPa, namun pada magnesium oksida ini
belum ditemukan informasi tentang titik beku. Magnesium oksida tergolong
dalam senyawa yang tidak berbahaya namun jika terkontainasi pada bagian kulit
atau mata segeralah untuk membasuh dengn air mengalir, sertagunakan pelindung
mata dan sarung tangan sebelum memulai praktikum. (Pubchem, 2021)
3.1.13. NaHSO3 (Sodium Sulfite)
NaHSO3 atau yang disebut dengan sodium sulfat banyak digunakan pada
industri pembuatan dari deterjen dan digunakan juga pada laboratorium untuk
bahan praktikum. Sodium sulfat mempuyai ciri-ciri bentuk fisik berupa padatan
berwarna putih dan tidak berbau. Sodium sulfat memiliki larutan pH sekitar 5
dengan presentase 8.5 sampai 10%. Sodium sulfat memiliki titik lebur pada suhu
lebih dari 500°C, namun pada sodium sulfat belum ditemukannya informasi
tentang titik beku maupun titik didih. Sodium sulfat ini berstatus warning yang
dapat meyebabkan iritasi pada kulit dan mata, apabila terjadi kontak dengan kulit
bilas dengan air dan sabun jika iriasi pada kulit ridak kunjung membaik segera
hubungi dokter, apabila yang terjalin kontak pada bagian mata basuh mata dengan
air secara berulang, sebelum melakukan praktikum gunakanlah sarung tangan dan
pelindung mata, cucilah tangan ketika sudah melakukan suatu percobaan.
(Labchem, 2021)
3.2 Tinjauan Pustaka

3.2.1 Pengertian laju reaksi

Laju reaksi dinyatakan sebagai berkurangnya jumlah pereaksi untuk tiap


satuan waktu atau bertambahnya jumlah hasil reaksi untuk tiap satuan waktu.
Reaksi kimia menyangkut perubahan dari suatu pereaksi (reaktan) menjadi hasil
reaksi (produk) yang dinyatakan dengan persamaan reaksi yaitu (Unggul, 2014).

Reaktan Produk

Persamaan ini memberitahukan bahwa, selama berlangsungnya suatu


reaksi, molekul reaktan bereaksi sedangkan molekul produk terbentuk (Chang,
2005).

3.1.2 Teori Tumbukan

Reaksi kimia terjadi ketika partikel-partikel zat yang bereaksi saling


bertumbukan. Zat baru dapat dihasilkan dari tumbukan yang berlangsung
sempurna. Tumbukan yang sempurna dinamakan tumbukan efektif. Tumbukan
yang menghasilkan reaksi adalah tumbukan yang antarpartikelnya mempunyai
energi lebih besar daripada energi pengaktifan. Semakin kecil harga energi
pengaktifan maka semakin cepat reaksi berlangsung (Daintith dan Colin, 2006).

3.1.3 Energi Aktivasi

Sebelum terjadi reaksi, molekul pereaksi harus saling bertumbukan


membentuk suatu mlekul kompleks aktif, yang kemudian berubah menjadi hasil
reaksi (Produk). Energi yang di butuhkan untuk membentuk kompleks aktif ialah
yang dinamakan energi aktivasi. Semakin tinggi nilai aktivasi maka makin kecil
reaksi molekul yang teraktifkan dan laju reaksi menjadi lebih lambat (Sukardjo,
1985).
3.2.2 Faktor yang mempengaruhi laju reaksi
3.2.1 Konsentrasi

Pada umumnya, reaksi akan berlangsung lebih cepat jika konsentrasi


pereaksi diperbesar. Zat yang konsentrasinya besar mengandung jumlah partikel
yang lebih banyak, sehingga partikel-partikelnya tersusun lebih rapat dibanding
zat yang konsentrasinya rendah. Partikel yang susunannya lebih rapat, akan lebih
sering bertumbukan dibanding dengan partikel yang susunannya renggang,
sehingga kemungkinan terjadinya reaksi makin besar. (Wahyuni, S. 2018)

3.2.2 Luas permukaan


Suatu zat akan terjadi reaksi apabila bercampur dan bertumbukan. Pada
saat pencampuran reaktan yang terdiri dari dua fasa atau lebih, tumbukan akan
berlangsung pada bagian permukaan zat. Faktor ini khusus untuk pereaksi zat
padat. Padatan yang terbentuk serbuk halus memiliki luas permukaan yang lebih
besar daripada padatan berbentuk butiran atau lempengan. Semakin luas
permukaan partikel maka semakin banyak bagian zat yang saling bertumbukan
dan semakin berpeluang adanya tumbukan efektif menghasilkan perubahan.
Semakin luas permukaan zat maka semakin kecil ukuran partikel zat yang
menyebabkan reaksnya akan semakin cepat. Laju reaksi berbanding lurus dengan
luas permukaan reaktan . (Oktiarawan dkk, 2015)
3.2.3Temperatur

Setiap partikel selalu bergerak. Kenaikkan temperatur mengakibatkan


energi gerak atau energi kinetik partikel bertambah, sehingga tumbukan lebih
sering terjadi. Semakin besar frekuensi tumbukan, maka kemungkinan terjadinya
tumbukan efektif yang mampu menghasilkan reaksi juga semakin besar. Suhu
atau temperatur ternyata juga memperbesar energi potensial suatu zat. Zat-zat
yang energi potensial nya kecil, jika bertumbukan akan sukar menghasilkan
tumbukan efektif. Hal ini terjadi karena zat-zat tersebut tidak mampu melampaui
energi aktivasi. Dengan menaikkan suhu, maka hal ini akan memperbesar energi
potensial, sehingga ketika bertumbukan akan menghasilkan reaksi. (Wahyuni, S.
2018)

3.2.3 Katalis

Katalis adalah suatu zat yang berfungsi mempercepat terjadinya reaksi,


tetapi pada akhir reaksi dapat diperoleh kembali. Fungsi katalis adalah
menurunkan energi aktivasi, sehingga jika ke dalam suatu reaksi ditambahkan
katalis, maka reaksi akan lebih mudah terjadi. Hal ini disebabkan karena zat- zat
yang bereaksi akan lebih mudah melampaui energi aktivasi. (Wahyuni, S. 2018)

Energi yang ditambahkan oleh zat-zat pereaksi untuk membentuk senyawa


kompleks atau keadaan transisi, disebut energi pengaktifan (Ea) reaksi. Ea suatu
reaksi tergantung kepada sifat dasar dari pereaksi. (Wahyuni, S. 2018)
IV. METODOLOGI PERCOBAAN
4.1 Alat dan Bahan
4.1.1 Alat
-Tabung Reaksi
- Gelas Kimia
- Plat Tetes
- Pipet Volume
- Stopwatch
- Pipet Ukur
- Erlenmeyer
- Pipet Tetes
- Mortar
- Neraca Analitik
4.1.2 Bahan
- HCl Pekat
- Logam Co
- MgO
- H2SO4 Pekat
- KIO3
- H2O2
- HNO3 Pekat
- CH3COOH
- Aquades
- Logam Mg
- NaHSO3
- Logam Zn
- Larutan Kanji
4.2 Skema Kerja
4.2.1 Preparasi Larutan
HCL 6M, H2SO4 3M, HNO3 - Disiapkan larutan HCl 6M dari
6M, dan CH3COOH HCl pekat.
- Disiapkan H2SO4 3M dari H2SO4
pekat.
- Disiapkan HNO3 6M dari HNO3
pekat.
Hasil
- Disiapkan CH3COOH 6M.

4.2.2 Sifat Reaktan.


- Disiapkan 5 tabung reaksi.
H2SO4 3M, HCl 6M, HNO3
6M, H3PO4 2M, CH3COOH - Diisikan masing-masing tabung
satu potong logam Mg sepanjang
1 cm.
- Ditambahkan kedalam masing-
masing tabung reaksi 1 ml
bermacam-macam larutan asam
dengan urutan tabung 1 : H2SO4
3M, tabung 2 : HCl 6M, tabung 3
: HNO3 6M, tabung 4 : H3PO4
2M, tabung 5 : CH3COOH 6M.
Reaksi yang terjadi adalah
pembentukan garam magnesium
dan gas H2.
- Diamati laju reaksi dari
pelepasan gas yaitu terjadi

Hasil gelembung udara atau waktu

 D
i
yang diperlukan untuk
menghabiskan logam Mg.
- Diamati kelima tabung reaksi
dengan durasi waktu yang sama.
- Dihitung laju reaksi dan
diurutkan besar laju reaksi dari
yang terbesar ke yang lebih kecil.
- Dimasukkan hasil dalam lembar
kerja (pengamatan).

4.2.3 Sifat Reaktan. Siapkan tiga tabung reaksi.

1 mL HCl 6M, logam Zn,


logam - Disiapkan tiga tabung reaksi.
- Diisikan masing-masing tabung
reaksi 1 ml asam HCl 6M.
- Dimasukkan 1 cm potongan Mg
pada tabung pertama.
- Ditambahkan potongan Zn pada
tabung kedua.
- Ditambahkan potongan Co pada
tabung ketiga.
- Dipastikan semua logam
berukuran sama. Waktu reaksi
pada ketiga tabung dilakukan
pada waktu yang bersamaan.
- Diamati laju reaksi berdasarkan
kecepatan melepaskan gas
hidrogen menggunakan
Hasil
stopwatch.

 D
i
- Dituliskan hasil pengamatan pada
lembar pengamatan.

4.2.4 Pengaruh konsentrasi terhadap laju reaksi


Zn, 3 mLHCl 1M, HCl 2M - Disiapkan alat suntik 5 mL dan
obat suntik dengan tutupnya.
- Dimasukkan sejumlah Zn yang
sudah tersedia (±0.2 g) ke dalam
botol suntik dan tutup rapat.
- Diambil 3 mL larutan HCl 1M
dengan alat suntik kemudian
suntikkan ke dalam botol melalui
karet.
- Dicatat waktu yang dibutuhkan
mulai HCl disuntikkan samapai
alat penyedot naik dengan
ketinggian tertentu.
- Diulangi untuk konsentrasi HCl
yang berbeda (2 M dan 0,1 M).
Hasil

4.2.5 Pengaruh Temperatur terhadap laju reaksi

5 mL HCl 6M, Zn  D - Dimasukkan 5 mL HCl 6M


i masing-masing dalam 3 tabung
s reaksi.
i - Dimasukkan tabung pertama ke
a dalam waterbath yang diset pada
p temperatur 10 °C.
k
a
n

t
i
- Dimasukkan tabung kedua ke
dalam waterbath yang telah diset
pada temperatur 25 °C.
- Dimasukkan tabung ketiga dalam
temperatur 50 °C.
- Dimasukkan potongan logam Zn
yang berukuran sama pada
masing-masing tabung reaksi.
- Diamati waktu yang diperlukan
mulai terbentuknya gas
(gelembung udara) sampai habis,
yaitu sampai Zn habis.
- Dicatat data yang dihasilkan
Hasil
dalam lembar kerja.

4.2.6 Pengaruh katalis terhadap lajureaksi


D
i - Disediakan dua tabung reaksi.
0,05 g Granula zink, 5 mL s
- Dimasukkan 0,05 gram granula
HCl 2M i zink kedalam tabung reaksi 1.
a - Dimasukkan potongan kawat
p tembaga bersih berukuran 1 cm
 kD
yang telah dibengkokkan dan
ai dicampur dengan0,05 gram
ns granula zink ke dalam tabung
i
reaksi 2.
ta - Ditambahkan masing-masing 5
ip mL larutan HCl 2M ke dalam
gk dua tabung.
Hasil
aa
n

t
 D
at
i
bi
- Diamati laju pelepasan gas yang
terjadi menggunakan stopwatch
dan dicatat dalam lembar
pengamatan.

4.3 Prosedur Kerja


4.3.1 Preparasi Larutan

Pada prepasi larutan harus disiapkannya larutan HCl 6M dari HCl pekat;
H2SO4 3M dari yang pekat; HNO3 6M dari yang pekat, dan CH3COOH 6M.

4.3.2 Sifat Reaktan

Dalam Prosedur percobaan ini, disiapkan terlebih dahulu 5 tabung reaksi.


Masing-masing tabung diisikan satu potong logam Mg sepanjang 1 cm, dan
masing-masing tabung reaksi ditambahkan 1 ml bermacam-macam larutan asam
dengan urutan sebagai berikut: (tabung 1) H2SO4 3M, (tabung 2) HCl 6M,
(tabung 3) HNO3 6M, (tabung 4) H3PO4 2M, (tabung 5) CH3COOH 6M. Reaksi
yang terjadi adalah pembentukan garam magnesium dan gas H2. Laju reaksi dapat
diamati dari pelepasan gas yaitu terjadinya gelembung udara atau waktu yang
diperlukan untuk menghabiskan logam Mg. Diamati kelima tabung reaksi dengan
durasi waktu yang sama. Hitung laju reaksinya dan urutkan besarnya laju reaksi
dari yang terbesar ke yang lebih kecil. Masukkan hasil dalam lembar kerja
(pengamatan).

4.3.3 Sifat Reaktan

Untuk langkah pertama diapkan tiga tabung reaksi. Masing-masing tabung


reaksi diisikan 1 ml asam HCL 6 M. Kemudian pada tabung pertama dimasukkan
1 cm potongan Mg, tabung 2 ditambahkan potongan Zn dan tabung 3
ditambahkan potongan Co. Semua logam berukuran sama. Waktu reaksi pada
ketiga tabung dilakukan pada waktu yang bersamaan. Amati laju reaksi
berdasarkan kecepatan melepaskan gas hidrogen menggunakan stopwatch.

4.3.4 Pengaruh konsentrasi terhadap laju reaksi

Siapkan alat suntik 5 mL dan botol obat suntik dengan tutupnya.


Masukkan sejumlah Zn yang sudah tersedia ( 0.2 g) ke dalam botol suntik dan
tutup rapat. Ambil 3 mL larutan HCl 1 M dengan alat suntik kemudian suntikkan
ke dalam botol melalui karet. Catat waktu yang dibutuhkan mulai HCl disuntikkan
sampai alat penyedot naik dengan ketinggian tertentu. Ulangi untuk konsentrasi
HCl yang berbeda (2 M dan 0,1 M).

4.3.5 Pengaruh Temperatur terhadap laju reaksi

Dimasukkan 5mL HCl 6M masing-masing dalam 3 tabung reaksi. Tabung


pertama masukkan dalam water bath yang diset pada temperature 10 oC, tabung
kedua masukkan dalam waterbath yang telah diset pada temperature 25oC, dan
tabung ketiga dalam temperature 50oC. pada masing-masing tabung reaksi
dimasukkan sepotong logam Zn yang berukuran sama. Amati waktu yang
diperlukan mulai terbentukkanya gas (gelembung udara)sampai habis, yaitu
sampai Zn habis. Catat data yang dihasilkan dalam lembar kerja.

4.3.6 Pengaruh katalis terhadap laju reaksi

Sediakan 2 tabung reaksi. Kedalam tabung reaksi 1 masukkan 0,05 gram


granula zink, dalam tabung reaksi 2 masukkan potongan kawat tembaga bersih
berukuran 1 cm yang telah dibengkokkan dan campur dengan 0,05 gram granula
zink. Kedalam 2 tabung tersebut, tambahkan masing-masing dengan 5 mL larutan
HCl 2M. Amati laju pelepasan gas yang terjadi menggunakan stopwhatch dan
catat dalam lembar pengamatan.
DAFTAR PUSTAKA

Chang, Raymond. 2005. Kimia dasar: konsep-konsep inti jilid 2 edisi ketiga.
Jakarta: Erlangga.

Daintith, Colin. 2006. Seri Kegiatan Sains Di Dalam Materi. Bandung: Pakar
Raya.

Labchem. (2012). Aquades. Safety Data Sheet, Vol. 77 No.58 [serial


online]. http://www.labchem.com/tools/msds/msds/LC26750.pdf . diakses
pada 20 Maret 2020.

Labchem. (2012). Acetic Acid. Safety Data Sheet, Vol. 77 No. 58 [serial online].
http://www.labchem.com/tools/msds/msds/LC10100.pdf . diakses pada 19
Maret 2020.
Labchem. (2021). Cobaltus Chloride . Safety Data Sheet, Vol.77 No.58 [serial
online]. http://www.labchem.com/tools/msds/msds/LC13400.pdf.diakses
pada 19 Maret 2020.
Labchem. (2021). Hydrachloric Acid. Safety Data Sheet, Vol.77 No.58. [serial
online]. http://www.labchem.com/tools/msds/msds/LC15300.pdf. diakses
pada 19 Maret 2020.

Labchem. (2021). Hydrogen Peroxide. Safety Data Sheet , Vol. 77 No. 58 [serial
online]. http://www.labchem.com/tools/msds/msds/LC15430.pdf . diakses
pada 19 Maret 2020.
Labchem. (2021). Magnesium . Safety Data Sheet, Vol.77 No.58

[serial online]. http://www.labchem.com/tools/msds/msds/LC16480.pdf .


diakses pada 19 Maret 2020.
Labchem. (2021). Nitrid Acid Material Safety Data Sheet . 77, (58). [serial
online]. http://www.labchem.com/tools/msds/msds/LC17700.pdf. diakses
pada 20 Maret 2021.
Labchem. (2021). Potassium Iodate. Safety Data Sheet, Vol.77 No.58 [serial
online]. http://www.labchem.com/tools/msds/msds/LC19590.pdf .
diakses pada 19 Maret 2020.
Labchem. (2021). Sodium Sulfite. Safety Data Sheet, Vol.77 No.58 [serial online].
http://www.labchem.com/tools/msds/msds/LC24920.pdf. diakses pada 21
Maret 2020.
Labchem. (2021). Sulfuric Acid. Safety Data Sheet, Vol.77 No.58 [serial online].
http://www.labchem.com/tools/msds/msds/LC25550.pdf . diakses pada 19
Maret 2020.
Labchem. (2021). Zinc AA standart. Safety Data Sheet, Vol.77 No.58 [serial
online]. http://www.labchem.com/tools/msds/msds/LC27150.pdf . diakses
pada 19 Maret 2020.
Oktriawan, T.N Fadiawati, I. Rosilawati. 2015. Penembangan Instrumen Asesmen
Kinerja pada Praktikum Pengaruh Luas Permukaan terhadap Laju Reaksi.
Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran Kimia. 4(02):593-604

Pubchem. (2021). Magnesium Oxide. Material Safety Data Sheet, No. 008 [serial
online]. https://pubchem.ncbi.nlm.nih.gov/compound/Magnesium-oxide .
diakses pada 19 Maret 2020.
Smartlab. (2021). Sukrosa. Lembar Data Keselamatan, No.008 [serial online].
http://smartlab.co.id/assets/pdf/MSDS_SUCROSE_(INDO).pdf . diakses
pada 19 Maret 2020.
Sudarmo, Unggul, dan Nanik. 2014. Kimia untuk SMA/MA kelas XI kurikulum
2013 yang disempurnakan. Jakarta: Erlangga

Sukardjo. 1985. Kimia Fisika. Jakarta: Erlangga.

Wahyuni, S. 2018. Pengembangan Modul Praktikum Mata Kuliah Kimia Dasar


Pada Materi Laju Reaksi. Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN AR-
Raniry Aceh.

Anda mungkin juga menyukai