Oleh
NIM : 201910801047
Kelas/Kelompok : T.Perminyakan / 10
II. Tujuan
1. Menentukan reaksi redoks dari fenomena yang terjadi pada reaksi kimia
2. Merakit sel volta sederhana
3. Mempelajari elektrolisis air dan larutan NaNO3
III. Pendahuluan
Asam sulfat merupakan senyawa dengan rumus kimia H2SO4. Asam sulfat
merupakan larutan yang memiliki bentuk cair dan memiliki sifat korosif terutama
pada logam. Asam sulfat memiliki berat molekul sebesar 98,08 g/mol. Asam sulfat
memiliki bau dan tidak berwarna. Asam sulfat memiliki nilai pH 0,3. Titik leburnya
sebesar -200, dan densitas uapnya mencapai 3,4. Produk ini stabil secara kimiawi di
bawah kondisi ruangan standar (suhu kamar). Bahan ini tidak diklasifikasikan sebagai
bahan mudah meledak. Larutan ini berpotensi mengoksidasi . Luka bakar dan
kerusakan mata dapat terjadi oleh larutan ini jika mengenai tubuh kita. Pertolongan
pertama apabila terkena kulit yaitu cuci daerah yang terkena dengan sabun dan air,
jika terjadi iritasi, dapatkan bantuan medis. Tindakan pertolongan pertama setelah
terjadi kontak dengan mata, segera bilas dengan air bersih yang banyak selama
kurang lebih 15 menit (LabChem, 2021).
Asam klorida memiliki rumus kimia yaitu HCl. Asam klorida memiliki sifat
fisik antara lain berwujud cairan, memiliki warna putih sampai kuning dan berbau
menyengat. Berat molekul asam klorida adalah 36,46 g/mol. Titik didih dari bahan ini
adalah sebesar 85 leburnya adalah sebesar 20 oC. Asam klorida dapat larut di dalam
air panas dan air dingin. Asam klorida cukup berbahaya apabila terkena kontak
langsung pada mata dan kulit, hal ini dikarenakan dapat menyebabkan iritasi.
Tindakan yang harus dilakukan apabila terkontak langsung pada mata dan kulit
adalah segera membasuhnya dengan menggunakan air yang mengalir selama kurang
lebih 15 menit. Kecelakaan yang cukup serius akibat bahan ini dapat diatasi dengan
segera mencari pertolongan medis (LabChem, 2021).
3.1.3 H2CO3
H2CO3 atau asam karbonat merupakan zat campuran yang berbentuk cairan.
Titik beku/titik leleh 138-140 °C, bisa dipadamkan menggunakan semprotan, carbon
dioksida, sabun. Zat ini merupakan bahan berbahaya jika tertelan atau terkena kulit
menyebabkan kerusakan mata yang serius. Bila terjadi kontak kulit tinggalkan segera
semua pakaian yang terkontaminasi. Bilaslah kulit dengan air/ pancuran air.
Periksakan ke dokter. Setelah kontak pada mata bilaslah dengan air yang banyak.
Segera hubungi dokter mata lepaskan lensa kontak. Jika tertelan Setelah tertelan
segera beri korban minum air putih (dua gelas paling banyak). Periksakan ke dokter
(LabChem, 2021).
Asam cuka mempunyai rumus kimia C2H4O2. Asam asetat mempunyai nama
lain yaitu asam etanoat atau biasa disebut asam asetat. Asam cuka mempunyai titik
lebur sebesar 16,6 ̊C dan memiliki titik didih sebesar 118,1 ̊C. Massa jenis dari asam
cuka yaitu 2,07 gram/mL. Tekanan uap asam cuka adalah sebesar 11 mmHg pada
suhu 20 ̊C dan sebesar 30 mmHg pada suhu 30 ̊C. Bahan ini bersifat korosif dan
dapat menyebabkan luka bakar yang cukup serius. Asam cuka sangat berbahaya jika
tertelan atau terhirup. Pertolongan pertama yang harus dilakukan jika terjadi kontak
langsung dengan mata dan kulit adalah segera membilasnya menggunakan air
mengalir selama 15 menit. Penyimpanan yang baik untuk bahan ini adalah dijauhkan
dari agen oksidator, reduktor, logam dan asam alkali. Asam cuka sebaiknya disimpan
di kawasan yang terpisah. Asam cuka disimpan dalam wadah yang sejuk dan tertutup
sampai siap untuk digunakan (LabChem, 2021).
3.1.12 CH3COONa
3.1.13 NH4Cl
NH4Cl keadaan fisiknya seperti bubuk kristal, tidak berwarna atau putih, dan
tidak berbau. NH4Cl memiliki pH 5.0 (10% sol pada 25C), tekanan uap 1 mm Hg @
160.4C, titik didih 520°C, titik beku / leleh 328°C. NH 4Cl bila terkena mata:
menyebabkan iritasi mata. NH4Cl jika terhirup dalam keadaan dipanaskan debu atau
asap dapat menyebabkan iritasi saluran pernafasan. Asap amonium klorida dapat
menyebabkan alergi seperti asma. Paparan di masa mendatang dapat menyebabkan
serangan asma dengan sesak napas, mengi, batuk, dan / atau dada sesak (LabChem,
2021).
3.2 Tinjauan Pustaka
Penyetaraan reaksi redoks dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu cara
setengah reaksi dan cara perubahan bilangan oksidasi (biloks). Cara penyetaraan
reaksi redoks dengan sistem setengah reaksi dilakukan dengan tahapan-tahapan
sebagai berikut menurut (Arifin, 2003) :
Menuliskan masing-masing persamaan setengah reaksi reduksi dan reaksi
oksidasi.
Menyetarakan unsur-unsur yang mengalami reaksi redoks.
Menambahkan (1) molekul H2O :
Pada yang kekurangan (1) atom O, jika reaksi berlangsung dalam suasana
asam.
Pada yang kelebihan (1) atom O, jika reaksi berlangsung dalam suasana basa.
Menyetarakan atom hidrogen dengan ion H+ jika suasana asam atau dengan
ion OH jika suasana basa.
Menyetarakan muatan dengan menambahan elektron di sebelah kanan atau
kiri persamaan reaksi.
Menjumlahkan kedua persamaan setengah reaksi dengan menyamakan
elektronnya.
Contoh Reaksi : Cr2O72- + Cu+ → Cr3+ + Cu2+ (3.1)
Langkah-langkah penyetaraan reaksi:
Tahap 1 : Cr2O72- → Cr3+ + Cu+ → Cu2 (3.2)
Tahap 2 : Cr2O72- → 2 Cr3+ + Cu+ → Cu2+ (3.3)
Tahap 3 : Cr2O72- → 2 Cr3+ + 7 H2O + Cu2+→ Cu2+ (3.4)
Tahap 4 : 14 H+ + Cr2O72- → 2 Cr3+ + 7 H2O + Cu+ → Cu2+ (3.5)
Tahap 5 : 6e- + 14 H+ + Cr2O72- → 2 Cr3+ + 7 H2O (I) + Cu+ → Cu2+ + e(II) (3.6)
Tahap 6 : 6e- + 14 H+ + Cr2O72- → 2 Cr3+ + 7 H2O (I) x16 (3.7)
Cu+ → 6 Cu2+ + 6e- (II) x6 (3.8)
Reaksi akhir: Cr2O72- + 6 Cu+ + 14 H+ → 2 Cr3+ + 6 Cu2+ + 7 H2O (3.9)
Sel volta adalah Sel yang dapat mengubah energi kimia menjadi energi listrik melalui
mekanisme reaksi redoks yang terjadi secara alami. Baterai volta juga disebut baterai
primer. mengapa demikian? Galvani dinamai menurut ahli fisiologi Italia Luigi
Galvani (1737-1798), yang menemukan sifat listrik tulang. Kata Volta sendiri berasal
dari nama fisikawan Italia Alessandro Volta (1745-1827), yang melakukan percobaan
dan menunjukkan bahwa kontak dua logam berbeda menghasilkan listrik. Pernyataan
ini membantah pernyataan Luigi Galvani dan lebih jauh menjelaskan fenomena
tersebut. Energi listrik dalam baterai volta berasal dari pergerakan elektron yang
dihasilkan oleh reaksi redoks spontan. Contoh gambar sel volta ditunjukkan di bawah
ini (Sunarya, 2011).
Sel elektrolisis adalah sel elektrokimia di mana energi listrik digunakan untuk
menjalankan reaksi redoks tidak spontan. Reaksi elektrolisis dapat didefinisikan
sebagai reaksi peruraian zat dengan menggunakan arus listrik. Prinsip kerja sel
elektrolisis adalah menghubungkan kutub negatif dari sumber arus searah ke katode
dan kutub positif ke anode sehingga terjadi overpotensial yang menyebabkan reaksi
reduksi dan oksidasi tidak spontan dapat berlangsung. Elektron akan mengalir dari
katode ke anode. Ion-ion positif akan cenderung tertarik ke katode dan tereduksi,
sedangkan ion-ion negatif akan cenderung tertarik ke anode dan teroksidasi (Marwati,
2012).
4.1.1 Alat
- Buret
- Erlenmeyer
- Labu ukur
- Pipet tetes
- Pelat tetes
- Pipet volume
- Tabung reaksi
4.1.2 Bahan
- Asam cuka
- Asam oksalat
- CH3COONa 0,1 M
- H2CO3 0,1 M
- HCH3COO 0,1 M
- H2SO4 0,1 M
- Indikator phenolftalein
- Lemon
- NH4OH 0,1 M
- NH4Cl 0,1 M
4.2 Diagram Alir
4.2.1 Redoks
Tabung reaksi
- Disiapkan 5 buah tabung reaksi
- Diisi tabung 1 dengan serbuk Zn sebanyak sepucuk spatula
dan ditambahkan dengan 10 tetes HCl pekat
- Diamati perubahan yang terjadi dan dicatat pada lembar
pengamatan
- Diisi tabung 2 dengan 1 butir padatan CaCO3 dan
ditambahkan dengan 10 tetes HCl pekat
- Diamati perubahan yang terjadi dan dicatat pada lembar
pengamatan
- Diisi tabung 3 dengan larutan H 2SO4 1 M setinggi 1 cm dan
ditambahkan dengan jumlah yang sama larutan NH4OH 2 M
- Diamati perubahan yang terjadi dan dicatat pada lembar
pengamatan
- Diisi tabung 4 dengan serbuk besi sebanyak sepucuk spatula
dan ditambahkan larutan H2SO4 3 M setinggi 1 cm
kemudian dikocok dan didiamkan beberapa saat
- Diamati perubahan yang terjadi dan dituliskan dalam lembar
pengamatan
- Diisi tabung 5 dengan serbuk besi sebanyak sepucuk spatula
dan ditambahkan larutan NH4OH 2 M setinggi 1 cm
kemudian dikocok dan didiamkan beberapa saat
- Diamati perubahan yang terjadi dan dituliskan dalam lembar
pengamatan
Hasil
4.2.2 Elektrokimia
5 buah lemon
4.3 Prosedur Kerja
- Disiapkan 5 buah lemon
- Ditancapkan masing – masing 1 lempeng zinc dan 1
lempeng tembaga
- Dihubungkan antara lempeng tembaga dari lemon 1
dengan lempeng zinc dari lemon 2 menggunakan kabel
dan seterusnya sampai 5 buah lemon terhubung secara
seri
- Dihubungkan lampu LED pada lempeng zinc lemon 1
dan lempeng tembaga lemon 5
- Diamati perubahan yang terjadi dan ditulis hasilnya pada
hasil pengamatan
Hasil
Air lemon 25
ml
- Disiapkan 5 buah lemon dan diiiris bagian tengah sehingga
masing – masing menjadi 2 bagian
- Diperas dan diambil airnya serta dimasukkan kedalam 5
botol bening 25 ml
- Dibuat rangkaian seri menggunakan lempeng tembaga dan
zinc serta satu lampu LED
- Diperhatikan perubahan yang terjadi dan dicatat pada
lembar pengamatan
- Dibandingkan nyala lampu LED antara sel air lemon
dengan sel buah lemon
Hasil
4.2.2.3 Sel volta sederhana 3
Cuka 10 ml
Hasil
Akuades
Hasil
4.2.2.5 Elektrolisis larutan NaNO3
NaNO3 0,1 M
Hasil
4.3 Prosedur Kerja
4.3.1 Reaksi Redoks
LabChem. 2021. Material Safety Data Sheet of Ammonium chloride. [Serial Online]
(diakses pada tanggal 18 Mei 2021).
LabChem. 2021. Material Safety Data Sheet of Amonium hidroksida. [Serial Online]
(diakses pada tanggal 18 Mei 2021).
LabChem. 2021. Material Safety Data Sheet of Asam Cuka. [Serial Online] (diakses
pada tanggal 18 Mei 2021).
LabChem. 2021. Material Safety Data Sheet of Asam etanoat. [Serial Online]
(diakses pada tanggal 18 Mei 2021).
LabChem. 2021. Material Safety Data Sheet of Asam Oksalat. [Serial Online]
(diakses pada tanggal 18 Mei 2021).
LabChem. 2021. Material Safety Data Sheet of Carbonic acid. [Serial Online]
(diakses pada tanggal 18 Mei 2021).
LabChem. 2021. Material Safety Data Sheet of Hydrogen chloride. [Serial Online]
(diakses pada tanggal 18 Mei 2021).
LabChem. 2021. Material Safety Data Sheet of Methyl Orange. [Serial Online]
(diakses pada tanggal 18 Mei 2021).
LabChem. 2021. Material Safety Data Sheet of Methyl Red. [Serial Online] (diakses
pada tanggal 18 Mei 2021).
LabChem. 2021. Material Safety Data Sheet of Natrium asetat. [Serial Online]
(diakses pada tanggal 18 Mei 2021).
LabChem. 2021. Material Safety Data Sheet of Natrium hidroksida. [Serial Online]
(diakses pada tanggal 18 Mei 2021).
LabChem. 2021. Material Safety Data Sheet of Phenolftalein. [Serial Online]
(diakses pada tanggal 18 Mei 2021).
LabChem. 2021. Material Safety Data Sheet of Sulfuric acid. [Serial Online]
(diakses pada tanggal 18 Mei 2021).
Marwati. 2012. Ekstraksi dan preparasi zat warna alami sebagai indikator titrasi
asam basa. Yogyakarta: Prosiding seminar national penelitian, Fakultas MIPA
UNY.
Petrucci, R.H.; Harwood, W.S.; Herring, F. G.; and Madura, J.D. 2007. Kimia Dasar
Jilid 2. Jakarta: Erlangga.