Disusun Oleh
JURUSAN KIMIA
UNIVERSITAS JEMBER
2021
I. Judul
Keesetimbangan Kimia dan Prinsip La Chatelier
II. Tujuan
- Mempelajari sistem kesetimbangan
- Mempelajari pengaruh penambahan konsentrasi dan temperatur terhadap
kesetimbangan.
III. Pendahuluan
III.1 Material Safety of Data Sheets (MSDS)
III.1.1 Aquades (H2O)
Efek yang diakibatkan dari paparan senyawa ini adalah jika terhirup
tenggorokan kering atau sakit bahkan dapat mengiritasi saluran pernapasan yaitu
pada selaput lendir hidung penyakit yang mungkin muncul adalah edema laring,
dan pneumonia. Efek jika terkena kulit yaitu dapat menyebabkan luka bakar
kaustik atau korosi pada kulit. Efek yang ditimbulkan jika tertelan adalah mual,
sakit parut, syok, dan tekanan arteri rendah.
Penanganan dari bahaya yang timbul sebagai berikut: jika bahan kimia
mengenai mata basuh mata dengan air yang banyak, sesekali mengangkat kelopak
mata bagian bawah dan atas. segera dapatkan pertolongan medis. Terkena kulit,
segera basuh kulit yang terkontaminasi dengan air, jika bahan ini dapat menembus
pakaian yang sedang dipakai, segera lepas pakaian dan basuh kulit dengan air dan
segera dapatkan pertolongan medis. Terhirup dalam jumlah yang cukup besar,
pindahkan korban ke udara segar, jika pernapasan terhenti, lakukan resusitasi dari
mulut ke mulut, jaga orang yang terkena agar tetap hangat dan istirahat, jika
tertelan, dapatkan pertolongan medis sesegera mungkin. (Labchem, 2021)
NaOH memiliki sifat fisik dan sifat kimia yaitu, berwujud cairan, tidak
berwarna, tidak berbau, dan pH = 14. Titik leleh 323 oC dan titik didih 1388 oC
NaOH ketika dinetralkan dilarutkan dalam air akan melepaskan kalor yang cukup
besar, yang mungkin cukup untuk menyalakan bahan yang mudah terbakar.
Natrium hidroksida bersifat sangat korosif, mudah larut dalam air dingin, dan air
panas.
Terkena bahan ini bisa sangat mengiritasi kulit, mata, dan selaput lendir
bahkan beracun jika tertelan. NaOH dapat menyebabkan luka bakar kulit yang
parah dan kerusakan mata. Penanganan yang dapat dilakukan yaitu sebagai
berikut. Mata basuh dengan air yang mengalir dan sesekali mengangkat kelopak
mata bagian bawah maupun atas. Segera dapatkan pertolongan medis. Kulit,
segera basuh kulit yang terkontaminasi dengan air, jika bahan ini dapat menembus
pakaian yang sedang dipakai, segera lepas pakaian dan basuh kulit dengan air.
Segera dapatkan pertolongan medis. Terhirup dalam jumlah yang cukup besar,
pindahkan korban ke luar ruangan untuk menghirup udara segar, jika pernapasan
terhenti, lakukan resusitasi dari mulut ke mulut, jaga orang yang terkena agar
tetap hangat. Tertelan jangan paksakan korban untuk muntah dan berikan air
sebanyak banyaknya untuk melarutkan kimia kemudian segera dapatkan
pertolongan medis sesegera mungkin. (Labchem,2021)
titik didih 1413 oC. Densitas 2.165 g/cm³ dan massa molekul sebesar 58.44 g/mol
Menelan senyawa ini dapat menyebabkan mual, muntah, diare, otot
berkedut, radang saluran pencernaan, dan dehidrasi. Bahaya akutnya dapat
menyebabkan iritasi mata, saat dipanaskan hingga terurai dapat mengeluarkan
asap beracun. Pertolongan pertama yang dapat dilakukan jika terkena mata dan
kulit segera basuh dengan air mengalir. Tertelan segera berikan air antara 1 – 2
gelas untuk mengencerkan bahan kimia yang ada di dalam tubuh dan segera di
bawa ke rumah sakit. Terhirup segera bawa korban keluar ruangan untuk
menghirup udara segar (Labchem, 2021).
3.1.6 Amonia (NH3)
Besi (III) klorida adalah senyawa kimia yang mempunyai rumus molekul
FeCl3. Sifat fisikanya yaitu bebentuk padatan kuning, mempunyai titik lebur 306
℃ , titik didih 315 ℃ dan massa molar 162,2 g/mol. Sifat kimianya yaitu
sedikit berbau, reaksi eksotermis (menghasilkan panas) dan bersifat korosif.
A+B⇌C
A + B ⇌ C. ΔH = -a kj
Reaksi dari kiri ke kanan terjadi pengurangan jumlah molekul gas dari 4
menjadi 2 ini berarti tekanan yang ditimbulkan sistem bertambah dan volume
sistem berkurang. Menurut La Chatelier pengurangan volume (kenaikan tekanan)
mengakibatkan kesetimbangan bergeser ke kanan dan bergeser ke arah jumlah
mol gas yang terkecil hal ini terjadi karena volume dan tekanan berbanding
terbalik. (Sastrohamidjojo. 2018)
Katalis merupakan zat yang dapat mempercepat laju reaksi, hal ini berlaku
juga untuk reaksi kesetimbangan akan tetapi keberadaan katalis tidak menggeser
kesetimbangan dengan kata lain, katalis hanya dapat mempercepat tercapainya
kesetimbangan. Katalis ada atau tidak, komposisi kesetimbangan akan tetap sama.
Katalis mempercepat reaksi dengan cara menurunkan energi aktivasi (Ea).
meskipun menurunkan energi aktivasi reaksi, katalis tidak mempengaruhi tingkat
energi/entalpi produk dan pereaksi. Penggunaan katalis tidak akan mengubah
perubahan entalpi reaksi.(Chang. 2005)
Zat yang dilarutkan dalam air akan terionisasi menjadi ion – ionnya
misalkan larutan AgCl yang dilarutkan dalam air maka akan terbentuk ion Ag +
dan Cl-. Larutan AgNO3 yang ditambahkan akan memperbesar konsentrasi ion Ag+
karena AgNO3 juga akan terionisasi dan menghasilkan ion Ag +. Ion Ag+ yang
sudah ada di dalam larutan tersebut dinamakan ion senama. Menurut prinsip
kesetimbangan La Chatelier “apabila konsentrasi salah satu ion diperbesar maka
kesetimbangan bergeser ke arah lawan yaitu konsentrasi yang diperbesar menjadi
sekecil mungkin”. Ion senama akan mempengaruhi reaksi kesetimbangan
(Achmadi. 2003)
CuSO4 0,1M
- Dimasukkan 20 tetes (kurang lebih 1 mL) larutan CuSO4 0,1M kedalam
tabung reaksi yang sudah dibersihkan dan dikeringkan
- Diteteskan larutan 1M NH3 perlahan – lahan ke dalam tabung yang sudah
berisi larutan CuSO4 tersebut dan tabung dikocok setiap selesai penetesan.
- Dilanjutkan penetesan jika belum terjadi perubahan warna dan dicatat
jumlah tetesan yang diperlukan untuk merubah warna larutan.
- Diteteskan larutan HCl 1M kedalam larutan yang sudah setimbang
tersebut sampai warna larutan berubah menjadi biru pucat.
- Dicatat jumlah tetesan HCl 1M yang dibutuhkan.
Hasil
4.2.2 Efek Ion Senama
H3PO4
Hasil
4.2.3 Pengaruh Konsentrasi
Larutan FeCl3
Hasil
4.2.4 Pengaruh Suhu
CoCl2
- Dimasukkan 5 tetes larytan CoCl2 0,5M kedalam suatu tabung reaksi yang
kering dan bersih
- Ditambahkan HCl 3M tetes deni tetes sampai terjadi perubahan warna
- Diamati dan dicatat perubahan yang terjadi
- Dimasukkan 1 mL CoCl2 ke dalam suatu tabung reaksi yang kering dan
bersih kemudian dicatat warnanya
- Dimasukkan tabung tersebut ke dalam pemanas air
- Diamati dan dicatat perubahannya
Hasil
4.2.5 Kestabilan dan Kesetimbangan Ion Kompleks dari Ion Seng
Zn(NO3)2 0,1M
5 tetes larutan CoCl2 0,5M dimasukkan ke dalam suatu tabung reaksi yang
bersih dan kering kemudian ditambahkan HCl 3M tetes demi tetes sampai terjadi
perubahan warna,diamati dan dicatat perubahan yang terjadi. 1 mL CoCl 2
dimasukkan ke dalam suatu tabung reaksi yang kering dan bersih, dicatat
warnanya. Tabung tersebung dimasukkan ke dalam pemanas air diamati dan
dicatat perubahan yang terjadi.
CuSO4 0.1M 10 tetes +NH3 1M 10 tetes +HCl 1M 5 tetes = warna biru pucat
= jingga muda
Larutan induk+ FeCl3 0.1 M 10 tetes = jingga muda menjadi merah bata
Larutan induk +KSCN 0.1 M 10 tetes = jingga muda menjadi jingga tua
Larutan induk + NaCl jenuh 5 tetes = jingga muda menjadi kuning pucat
CoCl2 0.1 M 5 tetes + HCl 3M 30 tetes = merah muda menjadi merah muda cerah
Perubahan
No. Perlakuan
Sebelum Sesudah
1. CuSO4 0,1 M + NH3 1 M Biru bening Biru keruh
2. CuSO4 0,1 M + HCl 1 M Biru keruh Biru pucat
VI.1.2 Tabel Hasil Efek Ion Senama
Perubahan
No. Perlakuan
Sebelum Sesudah
1. H3PO4 2 ml + Lakmus biru Biru Merah
H3PO4 2 ml + Lakmus biru +
2. Merah Merah
HCl
3. HCL 1M + Lakmus biru Biru Merah
VI.1.3 Tabel Hasil Pengaruh Konsesntrasi
Perubahan
No. Perlakuan
Sebelum Sesudah
1. Larutan induk + FeCl3 0.1 M Jingga Muda Merah Bata
2. Larutan induk+ KSCN 0,1 M Jingga Muda Jingga Tua
3. Larutan induk + NaCl jenuh Jingga muda Kuning Pucat
VI.1.4 Tabel Hasil Pengaruh Suhu
Perubahan
No. Perlakuan
Sebelum Sesudah
Merah Muda
1. Larutan CoCl2 0,5 M + HCl 3M Merah Muda
Cerah
Larutan CoCl2 0,5 M + Merah Muda
2. Merah Muda
Dipanaskan Pekat
VI.1.5 Tabel Hasil Kestabilan dan Kesetimbangan Ion Kompleks dari Ion Seng
Perubahan
No. Perlakuan
Sebelum Sesudah
1. Zn(NO3)2 0,1M + NaOH 3 M Tidak Berwarna Putih Keruh
Zn(NO3)2 0,1M + NaOH 3 M +
2. Putih Keruh Tidak Berwarna
HCl 3 M
3. Zn(NO3)2 0,1M + NaOH 3 M + Putih Keruh Semakin Keruh
NaOH 3M dan terdapat
endapan
Zn(NO3)2 0,1M + NaOH 3 M + dua fase yaitu
4. Putih Keruh endapa
NH3 3 M
VI.2 Pembahsan
Gambar 6.2.1 Reaksi CuSO4 dan NH3 Gambar 6.2.2 Reaksi CuSO 4 NH3 dan
HCl
Jakarta
Labchem. 2012. Material Safety Data Sheet Cobaltous chloride. [serial online].
www.scinelab,com. Diakses pada 31 Maret 2021.
Labchem. 2012. Material Safety Data Sheet Copper (II)sulfate. [serial online].
www.scinelab,com. Diakses pada 31 Maret 2021.
Labchem. 2012. Material Safety Data Sheet Ferric chloride. [serial online].
www.scinelab,com. Diakses pada 31 Maret 2021.
Labchem. 2012. Material Safety Data Sheet Hydrocloric acid. [serial online].
www.scinelab,com. Diakses pada 31 Maret 2021.
Labchem. 2012. Material Safety Data Sheet Phosporic acid. [serial online].
www.scinelab,com. Diakses pada 31 Maret 2021.
Labchem. 2012. Material Safety Data Sheet Sodium hydroxide. [serial online].
www.scinelab,com. Diakses pada 31 Maret 2021.
Pubchem. 2012. Material Safety Data Sheet Zinc nitrate. [serial online].
www.scinelab,com. Diakses pada 31 Maret 2021.
Saputro. A. N. C. 2015. Konsep Dasar Kimia Koordinasi. Edisi Pertama.
Deepublish. Jakarta
Yogyakarta
Jember
LAMPIRAN
LEMBAR PENGAMATAN