ENTALPI PELARUTAN
Oleh
Dimana:
1. S1, S2= kelarutan zat masing-masing pada temperatur T1 dan T2 (g/1000
gram solven)
2. ∆𝐻 = panas pelarutan (panas pelarutan/g)
3. 𝑅 = konstanta gas umum
(Tim Praktikum Kimia Fisik, 2016).
BAB 3. METODOLOGI PERCOBAAN
3.1.2 Bahan
1. NaOH 0,5 N
2. Indikator PP
3. Asam oksalat
4. Es batu
5. Garam dapur
3.2. Skema Kerja
Asam Oksalat
4.1 Hasil
5 1 16
2 16
10 1 17
2 17,5
5 3
15 1 18,5
2 18
20 1 19,5
2 19
25 1 31
2 30,5
Praktikum kali ini yaitu menentukan entalpi kelarutan dari asam oksalat.
Tujuan dilakukannya praktikum ini yaitu untuk mengetahui pengaruh temperatur
terhadap kelarutan dari asam oksalat dan menentukan entalpi pelarutannya.
Pembuatan larutan dilakukan dengan melarutkan padatan pada pelarutnya. Sampel
yang digunakan pada percobaan ini yaitu asam oksalat dalam bentuk kristal yang
dilarutkan dalam 100 mL akuades sampai larutan menjadi jenuh. Saat larutan
diaduk, maka partikel-pertikel zat yang ada dalam larutan akan bergerak dan
larutan menjadi homogen.
Grafik Hubungan
Kelarutan Vs Temperatur
0.25
y = 0.0068x + 0.0242
0.2 R² = 0.8478
Kelarutan
0.15
0.1 Kelarutan
Linear (Kelarutan)
0.05
0
0 10 20 30
Temperatur
Entalpi pelarutan dapat ditentukan dengan menggunakan grafik diatas.
Persamaan yang digunakan untuk menentukan entalpi pelarutan adalah ∆H= m.R.
Nilai m diperoleh dari persamaan y = mx + c sehingga y = 0,0068 + 0,0242 ,
maka nilai m sebesar 0,0068 sedangkan R merupakan intersek dari grafik tersebut,
pada grafik tersebut R2 = 0,8478 , sehingga R nya merupakan akar pangkat dua
dari 0,8478. Nilai R nya adalah 0,9207. Nilai entalpi pelarutan yang didapatkan
sebesar 0,0565 J/K.mol. Nilai ∆𝐻 bernilai positif artinya kelarutan meningkat
seiring dengan meningkatnya temperatur.
BAB 6. PENUTUP
6.1 Kesimpulan
Adapun kesimpulan pada praktikum ini adalah :
1. Pengaruh temperatur terhadap kelarutan suatu zat adalah semakin tinggi
temperatur, maka semakin banyak zat yang akan terlarut dalam suatu pelarut
tersebut dan nilai entalpi pelarutannya bernilai positif.
2. Entalpi pelarutan asam oksalat (H2C2O4) pada percobaan ini adalah 0,0565
J/K.mol.
6.2 Saran
Adapun saran untuk praktikum ini adalah :
1. Pelarutan asam oksalat (H2C2O4) pada 100 mL harus benar-benar dilarutkan
dengan tepat jenuh, karena apabila terjadi kesalahan maka dapat
mempengaruhi hasil percobaan.
2. Pengaturan suhu di waterbath, penggunaan es jangan terlalu banyak karena
dapat membuat suhu pada sistem menjadi minus (dibawah 0oC).
3. Proses titrasi harus dilakukan secara berhati-hati dan harus tepat pada titik
ekuivalennya.
DAFTAR PUSTAKA
Keenan, C.W. dkk. 1990. Ilmu Kimia untuk Universitas Edisi Keenam Jilid 1.
Jakarta: Erlangga.
Tim Kimia Fisik. 2016. Penuntun Praktikum Kimia Fisik I. Jember: FMIPA
Universitas Jember.
LAMPIRAN PERHITUNGAN
# nH2C2O4 = nNaOH
n M1 . V1 = n M2 . V2
2 . M1 5 ml = 1 . 0,5M .16ml
8
M1 = = 0,8 M
10
# nH2C2O4 = nNaOH
n M1 . V1 = n M2 . V2
2 . M1 5 ml = 1 . 0,5M .16ml
8
M1= 10 = 0,8 M
Massa rata-rata
0,8+0,8
M= = 0,8 M
2
# nH2C2O4 = nNaOH
n M1 . V1 = n M2 . V2
2 . M1 5 ml = 1 . 0,5M .17ml
8,5
M1 = = 0,85 M
10
# nH2C2O4 = nNaOH
n M1 . V1 = n M2 . V2
2 . M1 5 ml = 1 . 0,5M .17,5ml
8,75
M1 = = 0,875 M
10
Massa rata-rata
0,85+0,875
M= = 0,86 M
2
b. Pada suhu 15oC
# nH2C2O4 = nNaOH
n M1 . V1 = n M2 . V2
2 . M1 5 ml = 1 . 0,5M .18,5ml
9,25
M1 = = 0,925 M
10
# nH2C2O4 = nNaOH
n M1 . V1 = n M2 . V2
2 . M1 5 ml = 1 . 0,5M .18ml
9
M1= 10 = 0,9 M
Massa rata-rata
0,925+0,9
M= = 0,91 M
2
# nH2C2O4 = nNaOH
n M1 . V1 = n M2 . V2
2 . M1 5 ml = 1 . 0,5M .19,5ml
9,75
M1 = = 0,975 M
10
# nH2C2O4 = nNaOH
n M1 . V1 = n M2 . V2
2 . M1 5 ml = 1 . 0,5M .19ml
9,5
M1 = = 0,95 M
10
Massa rata-rata
0,975+0,95
M= = 1,45 M
2
d. Pada suhu 25oC
# nH2C2O4 = nNaOH
n M1 . V1 = n M2 . V2
2 . M1 5 ml = 1 . 0,5M .31ml
M1= 1,55 M
# nH2C2O4 = nNaOH
n M1 . V1 = n M2 . V2
2 . M1 5 ml = 1 . 0,5M .30,5ml
M1= 1,525 M
Massa rata-rata
1,55+1,525
M= = 2,3M
2
n = M.V
= 4. 10-3 mol
n = M.V
n = M.V
n = M.V
m = n x Mr
m = n x Mr
m = n x Mr
m = n x Mr
m = n x Mr
4.Massa Larutan
= 39,51 – 35,00
= 4,51 gram
= 38,82 – 34,90
= 3,92 gram
= 38,85 – 34,92
= 3,93 gram
= 39,17 – 34,98
= 4,19 gram
= 39,34 – 35,00
= 4,34 gram
= 38,93 – 34,88
= 4,05 gram
= 39,26 – 34,85
= 4,41 gram
= 38,86 – 34,95
= 3,91 gram
= 42,61 – 34,96
= 7,65 gram
= 39,66 – 34,95
= 4,71 gram
= 4,2 gr – 0,57 gr
= 3,63 gr
= 4,16 gr – 0,91 gr
= 3,25 gr
6. Molalitas solut
𝑚𝑎𝑠𝑠𝑎 1000 𝑔𝑟
= × 𝑚𝑎𝑠𝑠𝑎 H2O
𝑀𝑟
= 1,067 𝑚𝑜𝑙
= 1,203 𝑚𝑜𝑙
= 2,22 𝑚𝑜𝑙
= 2,43 𝑚𝑜𝑙
7. mol Solut
𝑚𝑜𝑙 𝑠𝑜𝑙𝑢𝑡
molalitas = 𝑚𝑎𝑠𝑠𝑎 𝐻2𝑂
= 3. 10−3 𝑚𝑜l
=0,075 g/mL
b. Pada suhu 10˚C
𝑚𝑜𝑙 𝑠𝑜𝑙𝑢𝑡 ×𝑀𝑟 𝑎𝑠𝑎𝑚 𝑜𝑘𝑠𝑎𝑙𝑎𝑡
S= 𝑣𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 𝑎𝑠𝑎𝑚 𝑜𝑘𝑠𝑎𝑙𝑎𝑡
3,76.10−3 𝑚𝑜l × 126,07g.mol−1
= 5 𝑚𝑙
=0,094 g/mL
c. Pada suhu 15˚C
𝑚𝑜𝑙 𝑠𝑜𝑙𝑢𝑡 ×𝑀𝑟 𝑎𝑠𝑎𝑚 𝑜𝑘𝑠𝑎𝑙𝑎𝑡
S= 𝑣𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 𝑎𝑠𝑎𝑚 𝑜𝑘𝑠𝑎𝑙𝑎𝑡
3,93.10−3 𝑚𝑜l × 126,07g.mol−1
= 5 𝑚𝑙
=0,099 g/mL
d. Pada suhu 20˚C
𝑚𝑜𝑙 𝑠𝑜𝑙𝑢𝑡 ×𝑀𝑟 𝑎𝑠𝑎𝑚 𝑜𝑘𝑠𝑎𝑙𝑎𝑡
S= 𝑣𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 𝑎𝑠𝑎𝑚 𝑜𝑘𝑠𝑎𝑙𝑎𝑡
5,66.10−3 𝑚𝑜l × 126,07g.mol−1
= 5 𝑚𝑙
=0,142 g/mL
e. Pada suhu 25˚C
𝑚𝑜𝑙 𝑠𝑜𝑙𝑢𝑡 ×𝑀𝑟 𝑎𝑠𝑎𝑚 𝑜𝑘𝑠𝑎𝑙𝑎𝑡
S= 𝑣𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 𝑎𝑠𝑎𝑚 𝑜𝑘𝑠𝑎𝑙𝑎𝑡
8,8.10−3 𝑚𝑜l × 126,07g.mol−1
= 5 𝑚𝑙
=0,221 g/mL
∆H
Ln S = +𝑐
𝑅𝑇
∆H
m= 𝑅
∆H = m x R
y = 0,0068 + 0,0242
R² = 0,8478
m = 0,0068
R = √0,8478
= 0,9207
∆H = m x R
∆H = 0,0068 x 8,314 J/K.mol
∆H = 0,0565 J/K.mol