Oleh:
Nama : Novi Ikatasari
NIM :201810301017
Kelas/Kelompok : Kimia/07
Asisten : Ainun Nihayah
II. Tujuan
- Menentukan kalor jenis kalorimeter sederhana.
- Menentukan perubahan entalpi reaksi ∆ H 1, ∆ H 2, dan ∆ H 3.
- Mempelajari penjumlahan perubahan entalpi reaksi yang berlangsung
bertahap.
III. Pendahulan
III.1 MSDS (Material Safety Data Sheet)
III.1.1 Aquades (H2O)
Akuades atau H2O adalah jenis cairan yang bersifat netral. Senyawa ini dalam
kehidupan manusia sering disebut sebagai air. Sifat kimia akuades diantaranya
adalah bias digunakan sebagai pelarut dalam larutan, bias larut dalam asetat, bias
larut dalam ammonia, larut dalam aseton, dan larut dalam berbagai senyawa
lainnya seperti garam-garam, gula, asam, dan beberapa gas. Akuades ini tidak
memiliki warna juga tidak berbau dan juga tidak berasa pada keadaan standart
(LabChem, 2018).
Sifat fisika akuades diantaranya memiliki pH 7 dimana pH ini adalah pH
netral. Akuades juga tidak memiliki titik lebur tapi akuades memiliki titik beku 0
derajat C dan titik didih sebesar 100 derajat C. Akuades tidak memiliki titik nyala
dan laju penguapan, namun ia memiliki tekanan uap sebesar 17,535 mmHg dan
memiliki massa jenis sebesar 0,99823 g/mL. Akuades sendiri tidak memiliki
bahaya dan efek buruk pada manusia. Perlu diperhatikan ketika akuades dalam
temperature yang sangat rendah ataupun sangat tinggi. Akuades juga tidak
memiliki sifat peledak atau bahan mudah terbakar ataupun sifat bercaun dan iritan
sehingga akuades ini sangat aman digunakan untuk praktikum (LabChem, 2018).
III.1.2 Natrium Hidrkosida (NaOH)
Natrium hidroksida memiliki rumus molekul NaOH merupakan zat padat
sepert kristal padat, bola kecil, bubuk kristal berwarna putih dan tidak berbau.
Natrium hidroksida memiliki PH 14(5%) dan massa jenis relatif 213(20 derajat
C). Natrium hidroksida memiliki massa molekul 40 g/mol dan larut dalam etanol,
air, metanol, gliserol. Pertolongan pertama jika praktikan menghirup natrium
hidroksida adalah pindahkan praktikan ke tempat yang segar. Pertolongan
pertama jika terkena kulit adalah bilas kulit dengan air mengalir dan lepas pakaian
yang terkontaminasi lalu cuci. Pertolongan pertama jika terkena mata adalah bilas
secara hati-hati selama 15 menit, lepaskan lensa kontak apabila memakainya.
Pertolongan pertama jika menelan natrium hidroksida adalah bilas mulut dan
jangan memaksa untuk memuntahkan, segera hubungi dokter. (LabChem,2018).
IV. Metodologi
IV.1 Alat dan Bahan
IV.1.1 Alat
- Kalorimeter sederhana
- Termometer (0-100° C)
- Gelas kimia 200 mL
IV.1.2 Bahan
- Akuades
- NaOH (pellet)
- Larutan HCl 0.5 M
- Larutan NaOH 0.5 M
IV.2 Diagram Alir
IV.2.1 Menentukan kalor jenis kalorimeter
Akuades
Hasil
NaOH
Aquades
Hasil
VI.1.3 Tabel Hasil Percobaan Kalor Reaksi Antara Larutan HCl dengan Larutan
NaOH
Suhu larutan Suhu larutan Suhu Kalor
HCl NaOH campuran pelarutan
(T1) (T2) (T3) (ΔH2)
VI.1.4 Tabel Hasil Percobaan Kalor Reaksi Antara Larutan HCl dengan NaOH
Padat
Suhu larutan Massa Suhu Kalor
HCl NaOH campuran reaksi
(T1) (gram) (T3) (ΔH3)
VI.2 Pembahasan
Pada percobaan kimia dasar pada kali ini kita membahas tentang
termodinamika dan hokum hess. Termodinamika atau bisa juga disebut
termokimia merupakan cabang ilmu kimia yang mempelajari tentang hubungan
antara panas dan bentuk energi lainnya yang terlibat dalam proses kimia atau
fisik. Dengan mengukur panas atau energi yang terlibat dalam proses kimia kita
dapat memprediksi arah dari reaksi kimia tersebut dan juga kita dapat mengetahui
komposisi campuran pada kesetimbangan (Ebbing dan Gammon, 2009).Hukum
Hess merupakan bentuk penerapan dari hukum pertama termodinamika. “Entalpi
pereaksi secara keseluruhan adalah jumlah entalpi dari reaksi-reaksi individual
yang merupakan bagian dari suatu reaksi”. Jika ingin mengetahui entalpi reaksi
dari masing-masing tahap, dapat menjumlahkan atau mengurangi entalpi reaksi
dari masing-masing tahap. Hukum Hess dapat dinyatakan dalam persamaan
berikut (Susanto, 2003)
Percobaan pertama adalah menentukan kalor jenis kalorimeter. Kalorimter
diisi dengan 50mL aquades dan didiamkan 5 detik. Pendiaman selama 5 detik ini
bertujuan untuk mendapatkan suhu yang lebih stabil dan akurat. Setelah itu,
dicatat suhunya sebanyak 3 kali sebagai t 1. Data yang dihasilkan t1 adalah 28°C,
27°C dan 26°C dengan rata-rata sebesar 28,7°C. Dipanaskan 50mL aquadest
dengan gelas kimia 200mL hingga mencapai suhu sekitar 65°C sebagai t 2. Fungsi
pemanasan adalah untuk mengetahui kalor yang dilepas maupun yang diserap
oleh kalorimeter. Akuades yang telah dipanaskan kemudian segera di masukkan
ke dalam kalorimeter dan diaduk. Hal ini agar suhu yang didapatkan setelah
pemanasan tidak memiliki selisih yang besar dengan suhu yang akan diukur dan
panas dari akuades yang telah dipanaskan merata sehingga dapat diukur suhunya
secara akurat. Data yang dihasilkan dari perlakuan ini (t3) adalah 43°C, 43°C,
dan 42°C dengan rata rata sebesar 42,7°C. Dari data tersebut kita dapat mencari
kalor yang dilepas (q1) dengan rumusm ×c ×∆ T 5 sehingga didapatkan q1 bernilai
-4683 J, lalu dicari kalor yang diterima oleh air dingin (q 2) dengan rumus
m ×c ×∆ T 4 sehingga didapatkan nilai q2 sebesar 2940 J. Dari q1 dan q2 yang
didapat, kita dapat mencari nilai q 3 yang merupakan selisih dari q 1 dan q2
sehingga nilai q3 adalah -7623 J. Untuk mencari kapasitas kalor atau Cp,
q3
digunakan rumus sehingga nilai dari Cp adalah -544,5 kal/°C. Nilai Cp ini
∆T 4
nantinya digunakan pada perhitungan percobaan-percobaan selanjutnya.
Percobaan kedua adalah pelarutan NaOH padat.Kalorimeter diisi dengan
100mL akuades dan didiamkan beberapa saat lalu dicatat suhunya dengan tepat
sebagai t1. Proses pendiaman ini dilakukan dengan agar dicapai suhu yang stabil
dan nantinya suhu yang didapatkan akurat. Data suhu yang didapat, t 1 adalah
28°C, 28°C, dan 27°C dengan rata rta suhu sebesar 27,7°C. Setelah itu, ditimbang
dengan cepat sekitar 2 gram NaOH padat dan dicatat berat tepatnya, yaitu 2,05
gram. Pada saat menimbang NaOH digunakan neraca dengan kondisi tertutup dan
dilakukan dengan cepat agar suhu dari NaOH tidak berubah. Dimasukkan NaOH
yang telah ditimbang tersebut ke dalam kalorimeter dan diaduk dengan cepat
sehingga semua NaOH larut. Hal ini dilakukan agar dapat cepat bereaksi dan
suhunya merata. Dimasukkan termometer kedalam kalorimeter melalui lubang
yang ada dan dicatat suhunya sebanyak tiga kali sebagai t 2. Data yang didapat, t2
yaitu 33°C, 33°C dan 32°C dengan rata rata suhu sebesar 32,7°C serta selisih dari
t2 dn t1 adalah sebsesar 5. Dari data-data yang elah didapat, dicari jumlah kalor
yang dihasilkan oleh pelarutan 0,05 mol NaOH (q1) dengan rumus
q 1=( massaairpanas × ∆T ×kalorjenisair ) + ( Cp× ∆ T )
sehingga didapatlan q1 sebesar -622,5 J. Setelah didapat kalornya, dicari entalpi
q1
atau ∆H1 dengan rumus sehingga didapat nilai ∆H1 sebesar -12450
nNaOH
kal/mol dan merupakan reaksi eksoterm. Reaksi nya dapat ditulis sebagai berikut:
NaOH(s) → NaOH(aq) ∆H1 = -12450 kal/mol
Pada percobaan ketiga adalah kalor reaksi antara larutan HCl dengan larutan
NaOH dengan bahan yang digunakan adalah larutan HCl 0,5M dan larutan NaOH
0,5 M. Dimasukkan 50mL larutan HCl 0,5M ke dalam kalorimeter dan
didiamkan beberapa saat dan dicatat suhunya dengan tepat. Data suhu HCl yang
didapatkan, t1 adalah 28°C , 27°C, dan 26°C dengn rata rata suhu sebesar 27°C.
Diukur 50mL larutam NaOH 0,5M yang dipindahkan ke dalam gelas kimia dan
didiamkan beberapa saat. Larutan NaOH diukur suhunya dengan tepat sebagai t 2.
Data suhu NaOH yang didapatkan, t2 adalah 27°C , 27°C, dan 26°C dengan rata
rata suhu sebesar 26,7°C. Dituangkan 50mL NaOH yang telah diukur suhunya
tersebut kedalamkalorimeter yang berisi larutan HCl dan diaduk dengan cepat
sehingga panasnya merata. Diukur suhunya sebagai t3 dan didapatkan data yaitu
29°C , 29°C, dan 28°C dengan rata rata suhu sebesar 28,7°C. Dicari perubahan
suhu (∆t) yang merupakan selisih dari t 3 dan tyaitu sebesar 1,9°C. Dicari kalor
yang menyertai reaksi antara HCl dengan NaOH, q 1 dengan rumus sebagai
berikut:
q 1=( massaairpanas × ∆T ×kalorjenisair ) + ( Cp× ∆ T )
sehingga didapat q1 sebesar -236,6 J. Dicari mol NaOH yang bereaksi sehingga
didapat mol NaOH sebesar 0,025 mol. Setelah itu, dapat dicari entalpi yang
q1
dihasilkan oleh setiap mol NaOH yang bereaksi, ∆H 2 dengan rumus .
nNaOH
sehingga didapat ∆H2 sebesar -9464 kal/mol dan merupakan reaksi eksoterm.
Reaksi dapat ditulis sebagai berikut.
NaOH(s)→NaOH(aq) ∆H1 = -12450 kal/mol
NaOH(aq) + HCl(aq) → NaCl(aq) + H2O(l) ∆H2 = -9464 kal/mol
Percobaan terakhir adalah percobaan reaksi antara larutan HCl dan NaOH
padat dengan menggunakan larutan HCl dan NaOH padat. pertama, dimasukkan
100mL larutan HCl 0,5M ke dalam kalorimeter dan didiamkan beberapa saat lalu
dicatat suhunya dengan tepat sebagai t1. Data suhu larutan HCl, t1 adalah 27°C,
27°C, dan 26°C dengan rata rata suhu sebesar 26,7°C. Ditimbang dengan cepat
sekitar 2 gram NaOH padat dan dicatat berat tepatnya yaitu 2,05 gram.
Dimasukkan NaOH yang telah ditimbang tersebut ke dalam kalorimeter dan
diaduk dengan cepat. Dimasukkan termometer ke dalam kalorimeter melewati
lubang yang ada pada tutup kalorimeter dan dicatat suhunya sebagai t 2. Data suhu
HCl + NaOH, t2 adalah 35°C, 34°C dan 34°C dengan rata rata suhu sebesar
34,3°C.Besar perubahan suhu (∆t) yaitu selisih antara t 2 dan t1 dengan nilai
sebesar 7,6 °C. NaOH yang ditimbang seberat 2,05 gram dengan mol 0,05 mol.
Massa larutan HCl yang digunakan adalah 100 gram dan dicari besarnya kalor
yang dihasilkan oleh reaksi 0,05 mol NaOH adalah, q 3 dengan rumus sebagai
berikut
q 1=( massa air panas × ∆ T × kalor jenis air )+(Cp ×∆ T )
sehingga kalor yang dihasilkan, q3 adalah sebesar– 946,2 J. Dicari besarnya kalor
q3
yang menyertai reaksi 1 mol NaOH dengan HCl, ∆H 3 dengan rumus.
n NaOH
Sehingga didapat ∆H3 sebesar -18924 kal/mol dan merupakan reaksi eksoterm
dengan reaksi sebagai berikut.
NaOH(s)→NaOH(aq) ∆H1 = -12450 kal/mol
NaOH(aq) + HCl(aq) → NaCl(aq) + H2O(l) ∆H2 = -9464 kal/mol
+
NaOH(aq)+HCl(aq)→NaCl(aq)+H2O(l) ∆H3 = -18924 kal/mol
Reaksi diatas sudah tepat dikarenakan saat NaOH bereaksi dengan HCl maka
reaksi tersebut akan melepaskan kalor ke lingkungan atau akan terasa panas saat
memegang kalorimeter yang disebut dengan reaksi eksoterm. Perbandingan antara
jumlah total entalpi atau ∆H3 dengan ∆H1 + ∆H2 adalah 1 : 1,4. Perbandingan
tersebut kurang tepat dikarenakan ∆H3 merupakan hasil dari penjumlah ∆H 1 +
∆H2 sehingga perbandingan yang seharusnya didapat adalah 1:1. Hal ini bisa saja
terjadi dikarenakan adanya kesalahan pada percobaan, seperti zat yang mungkin
tidak terukur secara tepat, zat yang tidak bereaksi sepenuhnya atau bisa saja
terjadi ketidaktelitian pada saat pengambilan dan pengolahan data seperti
termometer yang naik turun dengan cepat. Dalam percobaan seperti ini memang
tidak dapat sama 100% dengan teori karena dalam setiap percobaan pasti terjadi
human erroratau bisa dari kerusakan pada alat kimia. Meningkatkan ketelitian
dan fokus merupakan salah satu cara untuk menghasilkan percobaan yang lebih
baik.
VII. Kesimpulan
Kesimpulan yang dapat kita peroleh dari praktikum Termokimia dan
Hukum Hess yaitu sebagai berikut:
1. Untuk menentukan kalor jenis kalorimeter sederhana yaitu pertama
dengan menentukan t1, t2, dan t3 yang kemudian digunakan untuk
mencari q1, q2, dan q3.
2. Untuk menentukan perubahan entalpi reaksi ΔH1, ΔH2, ΔH3 yaitu
dengan kalor dibagi mol, untuk ΔH1 menggunakan q1, ΔH2
menggunakan q2, dan ΔH3 menggunakan q3.
3. Penjumlahan perubahan reaksi yang berlangsung bertahap dapat dilihat
pada penentuan ΔH3 dengan menjumlahkan ΔH1 dan ΔH2.
DAFTAR PUSTAKA
Gupta, A. Jason Lachance. E.D Sloan Jr., Carolyn A. Koh. 2008. Measurements Of
Methane Hydrate Heat Of Dissociation Using High Pressure Differential
Scanning Calorimetry. Center Of Hydrate Research. Department Of
Chemical Engineering Colorado Scool Of Mines. USA
Suhadi, Ibnu. 2018. Analisis Dampak Kesulitan Siswa Pada Materi Stoikiometri
Terhadap Hasil Belajar Termokimia. Jurnal Kimia dan Pendidikan. 3(1) :
2502-4787.
Volume HCl ;
100mL