Anda di halaman 1dari 28

lOMoARcPSD|17135051

9 Laporan Percobaan 6 Atika Azizah Fisika 1038

Praktikum Kimia Dasar (Universitas Jember)

Studocu is not sponsored or endorsed by any college or university


Downloaded by Harya Dimas Hendrasmara (haryadimashendrasmara12@gmail.com)
lOMoARcPSD|17135051

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA DASAR

TERMOKIMIA DAN HUKUM HESS

Nama : Atika Azizah

NIM : 211810201038

Kelas/Kelompok : E/9

Asisten : Risa Anggraini

LABORATORIUM KIMIA DASAR

JURUSAN KIMIA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS JEMBER

2021

Downloaded by Harya Dimas Hendrasmara (haryadimashendrasmara12@gmail.com)


lOMoARcPSD|17135051

I. JUDUL
Termokimia dan Hukum Hess
II. TUJUAN
Tujuan dari praktikum Termokimia dan Hukum Hess ini yaitu :
- 2.1 Menentukan kalor jenis kalorimeter sederhana.
- 2.2 Menentukan perubahan entalpi reaksi ∆�㔻1, ∆�㔻2, dan ∆�㔻3.
- 2.3 Mempelajari penjumlahan perubahan entalpi reaksi yang berlansung.
III. PENDAHULUAN
3.1. MSDS (Material Safety Data Sheet)
3.1.1 Akuades (H2O)
Akuades yang biasanya dikenal dengan air memiliki rumus kimia H2O. Air
atau aquades merupakan zat kimia yang memiliki sifat fisik dan sifat kimia
berbentuk cair, tidak berwarna, tidak berbau, pH 7, massa molekul 18 gram/mol,
titik lebur sebesar 0°C, titik didih sebesar 100°C, tidak memiliki titik beku maupun
titik nyala. Aquades tidak mudah terbakar serta larut dalam asam asetat, aseton,
etanol, metanol, asam sulfat, gliserol, dan amonia. Akuades tidak menimbulkan
efek atau gejala yang serius jika terkena kontak fisik dan juga tidak akan terbakar.
Antisipasi diperlukan meskipun akuades tidak berbahaya (LabChem, 2021).
3.1.2 Asam Klorida(HCl)
Asam klorida memiliki rumus kimia yaitu HCl. Asam klorida memiliki
sifat fisik antara lain berwujud cairan, memiliki warna putih sampai kuning dan
berbau menyengat. Berat molekul asam klorida adalah 36,46 g/mol. Titik didih dari
bahan ini adalah sebesar 85℃dan titik leburnya adalah sebesar 20℃. Asam klorida
dapat larut di dalam air panas dan air dingin. Asam klorida cukup berbahaya apabila
terkena kontak langsung pada mata dan kulit, hal ini dikarenakan dapat
menyebabkan iritasi.Tindakan yang harus dilakukan apabila terkontak langsung
pada mata dan kulit adalah segera membasuhnya dengan menggunakan air yang
mengalir selama kuranglebih 15 menit. Kecelakaan yang cukup serius akibat bahan
ini adalah segera dapatkan pertolongan medis (LabChem, 2021).

Downloaded by Harya Dimas Hendrasmara (haryadimashendrasmara12@gmail.com)


lOMoARcPSD|17135051

3.1.3 Natrium Hidroksida (NaOH)


Natrium hidroksida memiliki sifat fisika dan sifat kimia berbentuk padat
,berwarna putih, tidak memiliki bau, ambang bau tidak berlaku, mempunyai pH
kira-kira > 14 pada 100 g/l 20 °C. Titik lebur 319 - 322 °C dan titik didih/rentang
didih 1.390 °C pada 1.013 hPa. Tekanan uap 20 °C tidak berlaku. Densitas 2,13
g/cm3 pada 20 °C. Kelarutan dalam air 1.090 g/l pada 20°C Flamabilitas (padatan,
gas) Produk ini tidak mudah-menyala. NaOH dapat menyebabkan iritasi serta dapat
menimbulkan luka bakar. Apabila senyawa ini ditelan maka akan bisa
menimbulkan kematian. Hal yang dapat dicegah saat melakukan pekerjaan
berkaitan dengan senyawa ini adalah dengan melakukan pekerjaan di ruangan yang
memiliki ventilasi,menghindari kontak mata,kulit,dan mulut. Penangan untuk
masalah ini yaitu apabila terkena mata segera basuh menggunakan air bersih,bila
terhirup larilah keruangan terbuka untuk menghirup udara segar apabila kesulitan
bernafas beri nafas buatan,kemudian pada sesegera mungkin untuk mengunjungi
dokter. (LabChem, 2021).

3.2. Tinjauan Pustaka


3.2.1 Termodinamika
Termodinamika menjelaskan hubungan antara kalor dengan bentuk-
bentuk energi lain. Hukum termodinamika merupakan alat penting untuk
mempelajari reaksi kimia. Termokimia yakni pengaruh kalor yang menyertai reaksi
kimia. Hukum termodinamika kedua terutama menjadi dasar untuk menurunkan
tetapan tetapan kesetimbangan dari sifat sifat termodinamika,dalam hukum
termodinamika ketiga akan disingkap titik awal untuk melihat sifat sifat
termodinamika secara percobaan (Petrucci,1987)
Setiap sistem mempunyai energi karena partikel-partikel materi( padat,
cair, atau gas ) selalu bergerak acak dan beraneka ragam. Ada gerak translasi,
rotasi, dan ubrasi (bergetar). Perpindahan tingkat energi elektron dalam atom
atau molekul dapat terjadi. Setiap gerakan,dipengaruhi oleh banyak faktor
dan dapat berubah bentuk bila saling bertumbukan. Tumbukan tersebut
mengakibatkan besar energi garakan suatu partikel akan berbeda dengan yang

Downloaded by Harya Dimas Hendrasmara (haryadimashendrasmara12@gmail.com)


lOMoARcPSD|17135051

lain. Jumlah total energi semuapartikel akan berbeda dengan yang lain. Jumlah total
energi semua partikeldalam sistem disebut energi dalam (U) (Syukri, 1999).
Termodinamika adalah salah satu cabang ilmu yang mempelajari perubahan
energi secara kimia atau fisis. Percobaan ini akan menyelidiki perubahan energi
dalam bentuk kalor, yang mengiring reaksi kimia(termokimia). Menurut
hukum termodinamika, perubahan energi yang menyertai perubahan wujud
dinyatakan dalam rumus :
∆ E=Q−W (3.1)
Dimana :Q = kalor yang diserap oleh system
W = kerja yang dilakukan olehsistem.
Kebanyakan reaksi kimia berlangsung pada tekanan tetap, kerjadirumuskan
dengan persamaan :
W=P . ∆ V (3.2)
P adalah tekanan pegas, ∆ V adalah perubahan volume untuk sistem gas oleh
karena pada tekanan tetap
∆ E=Q−P . ∆ V (3.3)
∆ V = 0, maka ∆ E = Q. Kuantitas kalor yang diserap pada tekanantetap disebut
entalpi (∆ H) (Epinur, 2011)
3.2.2 Termokimia
Termokimia adalah bagian dari termodinamika yang mempelajari perubahan
panas yang mengikuti reaksi-reaksi kimia. Banyaknya panas yang timbul atau
diperlukan pada reaksi kimia disebut panas reaksi. Panas reaksi pada P tetap sama
dengan perubahan entalpinya, dan panas reaksi pada U tetap sama dengan
perubahan tenaga dalamnya (Sukardjo, 1990). Thermokimia terdiri atas hukum
kekekalan energi, sistem dan lingkungan, reaksi eksoterm dan endoterm, perubahan
entalpi dan Hukum Hess (Suryati,2015)
Besarnya panas reaksi tergantung pada jenis reaksi , keadaan fase zat-zat
dalam reaksi, jumlah zat yang bereaksi, dan temperatur reaksi. Persamaan
termodinamika, jumlah zat-zat dalam reaksi dinyatakan dalam mol sedangkan
panasnya dinyatakan dalam Kilokalori (Sukardjo, 1990).
3.2.3 Hukum Hess

Downloaded by Harya Dimas Hendrasmara (haryadimashendrasmara12@gmail.com)


lOMoARcPSD|17135051

Menurut G.H Hess panas reaksi (panas yang timbul atau yang
diserap) dari suatu reaksi kimia hanya tergantung pada keadaan awal dan akhir dari
reaksi. Tidak bergantung pada bagaimana reaksi tersebutberlangsung. Hal
ini berarti bila suatu reaksi dapat berjalan bertingkat,maka panas reaksinya
sama besar. Reaksi berjalan bertingkat atau langsung, maka panas reaksinya
sama. Hukum Hess ini sangat berguna,karena dengan menerapkan hukum Hess
dapat ditentukan besarnya perubahan entalpi reaksi-reaksi yang secara
langsung sukar untuk ditentukan. Jadi dengan menggunakan hukum Hess
dapat ditentukanbesarnya perubahan entalpi yang sukar dilakukan dengan
eksperimen(Aminah, 1988).
Hukum Hess adalah sebuah hukum dalam kimia fisik untuk
ekspansi Hess dalam siklus Hess. Hukum ini digunakan untuk memprediksi
perubahan entalpi dari hukum kekekalan energi (dinyatakansebagai fungsi dari
keadaan ∆ H). Hukum Hess menyatakan bahwa besarnya entalpi dari suatu
reaksi tidak ditentukan oleh jalan atau tahapreaksi, tetapi hanya ditentukan oleh
keadaan awal dan keadaan akhir suatureaksi. Dasar dari hukum Hess ini
adalah entalpi atau energi internalartinya bersaran yang tidak tergantung pada
jalannya reaksi. Suatu reaksikadang-kadang tidak hanya berlangsung melalui satu
jalur akan tetapi bisajuga melalui jalur lain dengan hasil yang diperoleh adalah
sama. Hal-halyang perlu diperhatikan dalam penerapan hukum Hess adalah :
1) Beberapa reaksi dapat dikombinasikan yang telah diketahui entalpinya
untuk memperoleh entalpi reaksi yang kita cari.
2) Kebalikan dari suatu reaksi mengakibatkan perubahan tanda entalpi,artinya jika
suatu reaksi berjalan secara eksoterm maka kebalikan reaksitersebut adalah
endoterm dengan tanda entalpi yang saling berlawanan(Attikins, 1999).
3.2.4 Perubahan Entalpi (∆H)
Perubahan suhu yang menyertai reaksi kimia menunjukkan adanyaperubahan
energi dalam bentuk kalor pada pereaksi dan hasil reaksi. Kaloryang diserap akan
dibebaskan oleh sistem menyebabkan suhu sistemberubah. Secara sederhana
kalor tersebut dapat dihitung dengan rumus:
q = m. c. ∆ t (3.4)

Downloaded by Harya Dimas Hendrasmara (haryadimashendrasmara12@gmail.com)


lOMoARcPSD|17135051

dimana : q = kalor reaksi (Q)


m = massa sistem(gram)
∆ t = perubahan suhu (oC, K)
c = kalor jenis sistem(j/g.K)
Perubahan entalpi (∆H) reaksi adalah q untuk jumlah mol pereaksi/hasilreaksi
sesuai persamaan reaksi, disertai tanda positif (reaksi endoterm)negatif
(reaksi eksoterm) (Kartimi, 2013).Perubahan entalpi standar (∆Ho)Beberapa jenis
perubahan entalpi standar, yaitu:
a. Perubahan entalpi pembentukan standar (∆Hfo)
Merupakan perubahan entalpi yang terjadi pada pembentukan 1 mol
suatusenyawa dari unsur-unsur yang paling stabil pada keadaan satandar
b. Perubahan entalpi penguraian standar (∆Hdo)
Merupakan perubahan entalpi yang terjadi pada penguraian 1 mol
suatusenyawa menjadi unsur-unsurnya yang paling stabil pada keadaan standar.
c. Perubahan entalpi pembakaran standar (∆Hoc)
Adalah perubahan entalpi yang terjadi pada pembakaran 1 mol suatu zatsecara
sempurna. Pembakaran merupakan reaksi suatu zat dengan oksigen,dengan
demikian bila suatu zat dibakar sempurna dan zat itu mengandung :
- C →CO2
- H →H2O
- S →SO2 (Susanto, 2003).
Nilai perubahan entalpi (ΔH) senyawa-senyawa yang terlibatdalam
reaksi dapat ditentukan dengan menerapkan metode langsungataupun
metode tidak langsung. Metode langsung adalah metodepengukuran ΔH
yang berguna untuk senyawa-senyawa yang dapat segeradisintesis dari unsur-
unsurnya sedangkan kebanyakan senyawa tidak dapatdisintesis secara langsung
dari unsur-unsurnya disebut metode tidaklangsung. Kasus reaksi
berlangsung terlalu lambat atau terjadi reaksisamping yang menghasilkan
zat-zat selain senyawa yang diharapkan.Kasus tersebut ΔH dapat ditentukan
dengan cara pendekatan tidaklangsung, yang didasarkan pada hukum
penjumlahan kalor (hukum Hess).Hukum Hess didasarkan pada fakta bahwaa H

Downloaded by Harya Dimas Hendrasmara (haryadimashendrasmara12@gmail.com)


lOMoARcPSD|17135051

adalah fungsi keadaan, ΔHhanya bergantung pada keadaan awal dan akhir (yaitu
hanya pada sifatreaktan dan produk) (Oxtoby, 2001).
Dengan menggunakan lambang Σ yang berarti <jumlah semua=atau
<penjumlahan dari=, para ahli kimia secara sembarang telah mendefinisikan
perubahan entalpi (ΔH), suatu reaksi sebagi berikut :
∆ H=ΣProduk –Σpereaksi (3.5)
Entalpi pereaksi lebih besar daripada entalpi produk, maka reaksiitu adalah
endotermik. Sebaliknya, jika entalpi produk lebih besar daripadaentalpi pereaksi,
maka reaksi itu eksotermik (Keenan, 1980).
3.2.5 Kalorimeter
Pengukuran termokimia dilakukan dengan menggunakan suatu alat yang
disebut sebagai kalorimeter. Alat yang terdiri dari suatu termostat bertemperatur
yang memiliki suatu kapasitas panas tertentu. Jika suatu reaksi atau suatu
perubahan fisika berlangsung di dalam termostat, maka panas yang dilepaskan atau
yang diserap oleh perubahan suhu akan diserap pula oleh seluruh zat di dalam
kalorimeter dan oleh kalorimeter itu sendiri.Bahan bakar yang bereaksi dengan
oksigen akan menghasilkan kalor, halini menyebabkan suhu kalorimeter naik.
Kalorimeter dilapisi oleh bahanyang bersifat isolator untuk menjaga agar
panas yang dihasilkan darireaksi bahan bakar dengan oksigen tidak menyebar
ke lingkungan luarmaka (Ridhuan, 2016).
Perubahan energi pada reaksi kimia dapat dipelajari dengankalorimeter.
Metode kalorimeter dapat dilakukan dengan percobaan yangsederhana saja.
Kalorimeter sederhana dapat digunakan untuk menjalankan reaksi dengan
kondisi tekanan yang tetap. Sesuai denganhukum termodinamika pertama,
dengan sistem tersebut akan dengan mudah memperoleh nilai entalpi dari suatu
reaksi yang setara dengan kalor reaksi. Kalor yang dipertukarkan antara sistem
ke lingkungan pada tekanan tetap adalah sama dengan perubahan entalpi sistem
(Suwandono,et al., 2015).
Kalorimetri didasarkan kenaikan suhu yang teramat dalam beberapa
medium. Kalor spesifik dari zat adalah banyaknya kalor yang dibutuhkan untuk
menaikkan suhu dari 1 gram zat pada 1 oC. Besaran lainyang berhubungan adalah

Downloaded by Harya Dimas Hendrasmara (haryadimashendrasmara12@gmail.com)


lOMoARcPSD|17135051

kapasitas kalor yang merupakan banyaknya kalor yang dibutuhkan untuk


menaikkan suhu suatu zat bermassa pada 1oC. Banyaknya kalor yang keluar
maupun masuk dari zat adalah :
q=c . ∆ T (3.6)
∆ T adalah perubahan suhu yang diperoleh dari tf – ti dimana tf merupakan
temperature final dan ti adalah temperature initial
Q = C (Tf – Ti) (3.7)
Sehingga persamaan kalor spesifik :
q=m. c . ∆ T (3.8)
dimana m merupakan massa gram dari zat yang menyerap kalor dan C =m.c
(Chang, 2004).
Kalorimeter adalah suatu alat yang digunakan untuk mengukur perubahan
kalor. Salah satu jenis calorimeter adalah calorimeter bom. Prinsip kerja
kalorimeter bomb adalah membakar sampel biomassa dan mengukur efek
pembakarannya. Efek pembakarannya berupa panas yang menyebabkan kenaikan
temperatur benjana(vessel) dan air sekitarnya (Nurhilal,2017). Sistem
termodinamika adalah isi dari calorimeter tersebut, antara lain : reaktan dan
produk bom itu sendiri, air tempat bom thermometer, dan pengaduk
merupakan lingkungannya (Tazi,2011).

IV. METODOLOGI PERCOBAAN


4.1. Alat dan Bahan
4.1.1. Alat
- Kalorimeter sederhana
- Termometer (0-100℃ )
- Gelas kimia 200 Ml
4.1.2 Bahan
- Akuades
- NaOH (Pellet)
- Larutan HCl 0,5 M
- Larutan NaOH 0,5 M

Downloaded by Harya Dimas Hendrasmara (haryadimashendrasmara12@gmail.com)


lOMoARcPSD|17135051

4.2 Skema kerja


4.2.1 Menentukan kalor jenis kalorimeter
Kalorimeter
- Diisi kalorimeter dalasebanyak 50 mL
- Didiamkan selama 5 detik dan dicatat suhunya t1 dengan tepat
- Dipanaskan sebanyak 50 mL kedalam gelas kimia 200 ml sampai
suhu sekitar 65℃ dan dicatat suhu tepatnya t2
- Dituangkan ke dalam kalorimeter dengan segera dan diaduk
dengan baik
- Dicatat suhu tertingginya t3
- Dihitung kalor jenis kalorimeter
Hasil

4.2.2 Kalor pelarut NaOH


NaOH
- Diisi kedalam kalorimeter sebanyak 100 mL
- Didiamkan beberapa saat dan dicatat suhu dengan tepat t1
- Ditimbang dengan cepat sekitar 2 g NaOH padat dan dicatat berat
tepatnya
- Ditutup botol tempat NaOH sesegera mungkin
- Dimasukkan NaOH ke dalam kalorimeter
- Diaduk dengan cepat sehingga semua NaOH larut
- Diperhatikan perubahan suhunya dan dicatat suhu tertingginya
Hasil

Downloaded by Harya Dimas Hendrasmara (haryadimashendrasmara12@gmail.com)


lOMoARcPSD|17135051

4.2.3 Kalor reaksi antara larutan HCl dengan larutan NaOH


HCL,
NaOH
- Dimasukkan sebanyak 50 mL ke dalam kalorimeter
- Didiamkan beberapa saat dan dicatat suhunya dengan tepat
- Diukur 50 mL larutan NaOH 0,5 M
- Dipindahkan ke dalam gelas kimia
- Didiamkan beberapa saat dan diukur serta dicatat suhunya dengan
tepat
- Dituangkan 50 mL NaOH tersebut ke dalam kalorimeter
- Diasuk dengan cepat
- Diperhatikan perubahan suhunya dan dicatat suhu tertingginya
Hasil

4.2.4 Kalor reaksi antara larutan HCl dengan NaOH padat


HCL,
NaOH padat
- Dimasukkan sebanyak 100 mL kedalam kalorimeter
- Didiamkan beberapa saat dan dicatat suhunya dengan tepat
- Ditimbang dengan cepat sekitar 2 g NaOH padat
- Dicatat berat tepatnya
- Ditutup botol tempat NaOH sesegera mungkin
- Dimasukkan NaOH ke dalam kalorimeter
- Diaduk dengan cepat
- Diperhatikan perubahan suhunya
- Dicatat suhu tertingginya
Hasil

Downloaded by Harya Dimas Hendrasmara (haryadimashendrasmara12@gmail.com)


lOMoARcPSD|17135051

4.3 Prosedur Kerja


4.3.2 Reaksi Pembentukan Barium Sulfat
Dimasukkan 10 mL larutan BaCl¢ 2 M kedalam gelaskimia 50 ml. Ditambahan
5 mL Natrium Sulfat (Na¢SO¤) 2 M. Diaduk perlahan dengan spatula sampai
terbentuk endapan. Di keringkan kertas saring dalam oven 5 menit, lalu
didiamkan sebentar dan ditimbang kertas saring tersebut. Digunakan kertas saring
untuk menyaring padatan, lalu dikeringkan dalam oven selama 15 menit dan
ditimbang. Ditentukan massa padatan yang diperoleh. Diulangi perlakuan dengan
merubah volume NatriumSulfat (Na¢SO¤), masing-masing yaitu 10 mL dan 15
mL.

4.3.1 Reaksi Penguraian Soda Kue


Ditimbang cawan porselin untuk menentukan massanya. Digunakan cawan
porselin yang sudah ditentukan massanya untuk menimbang 2,5 sampai 3 gram
NaHCO£ dan dicatat massa tepatnya dalam tabel pengamatan. Dipanaskan dalam
cawan tersebut selama kurang lebih 12 menit, lalu diangkat cawan dan didiamkan
sampai dingin. Ditimbang cawan porselin beserta isinya dan ditentukanmassa Na
serta¢ CO£ yang dihasilkan. Dipanaskan sekali lagi dalam cawan porselin yang
berisianalit selama 10 menit. Diangkat cawan porselin dan didiamkan sampai
dingin. Ditimbang massanya.
4.3.2 Prosedur Kerja Kalor Reaksi Antara Larutan HCl Dengan Larutan NaOH
Dimasukkan larutan HCl 0,5 M sebanyak 50 mL ke dalam kalorimeter
kemudian didiamkan beberapa saat dan dicatat suhunya dengan tepat. Diukur
larutan NaOH 0,5 M sebanyak 50 mL dan dipindahkan ke dalam gelas kimia.
Didiamkan larutan tersebut beberapa saat kemudian dicatat suhunya dengan tepat.
Dituangkan 50 mL NaOH tersebut ke dalam kalorimeter dan diaduk dengan cepat.
Diperhatikan perubahan suhunya kemudian dicatat suhu tertingginya.
4.3.3 Prosedur Kerja Kalor Reaksi Antara Larutan HCl Dengan NaOH Padat
Dimasukka larutan HCl 0,5 M sebanyak 100 mL ke dalam kalorimeter
kemudian didiamkan beberapa saat dan dicatat suhunya dengan tepat. Ditimbang 2
g NaOH padat dengan cepat dan dicatat berat tepatnya. Ditutup botol tempat NaOH
dengan sesegera mungkin. Dimasukkan NaOH ke dalam kalorimeter kemudian

Downloaded by Harya Dimas Hendrasmara (haryadimashendrasmara12@gmail.com)


lOMoARcPSD|17135051

diaduk dengan cepat. Diperhatikan perubahan suhu yang terjadi diperhatikan dan
dicatat suhu tertingginya.

V. Data dan Perhitungan


5.1 Data
Massa jenis larutan = Massa jenis air, �㔌 = 1 g/mL
kalor jenis larutan = kalor jenis air , c = 4,20 joule/g.ºC
5.1.1 Menentukan kalor jenis kalorimeter
V akuades = 50mL
T1 = 27ºC
T2 = 65ºC
T3 = 45ºC
5.1.2 Kalor pelarutan NaOH
m NaOH = 2g
V akuades = 100mL
T1 (akuades) = 28ºC
T2 (NaOH(aq)) = 32ºC
5.1.3 Kalor reaksi antara larutan HCl 0,5M dengan larutan NaOH 0,5M
m larutan = 100g
T1 (HCl(aq)) = 29ºC
T2 (NaOH(aq)) = 28ºC
T3 (HCl(aq) + NaOH(aq)) = 31ºC
5.1.4 Kalor reaksi antara larutan HCl 0,5M dengan NaOH padat
m NaOH = 2g
V HCl = 100mL
m larutan HCl = 100g
T1 (HCl(aq)) = 28ºC
T3 (HCl(aq) + NaOH(s)) = 36ºC

5.2 Perhitungan
5.2.1 Menentukan kalor jenis kalorimeter

Downloaded by Harya Dimas Hendrasmara (haryadimashendrasmara12@gmail.com)


lOMoARcPSD|17135051

m akuades = ρakuades × V akuades


= 1 g/mL × 50 mL
= 50 g
∆T5 = T3 2 T2
= 45 ℃ 2 65℃
= 220℃

∆T4 = T3 2 T1
= 45℃ 2 27℃
= 18℃
Kalor yang dilepas, q1 = m x c x ∆T5 = 50 g x 4,20 J/g. ℃ x (-20 ℃)
= - 4.200 J
Kalor yang diterima, q2 = m x c x ∆T4 = 50 g x 4,20 J/g. ℃ x 18 ℃
= 3.780 J
Kalor yang diterima kalorimeter, q3 = q1 – q2 = - 4.200 J - 3.780 J
= -7.980 J
�㕞 27.980 J
Kapasitas kalor kalorimeter, Cp = ∆T3 = 18℃
4

= - 443,3 J/℃
5.2.2 Kalor pelarutan NaOH
m NaOH
n NaOH =
Mr NaOH
2g
=
40 g/mol

= 0,05 mol
∆T = T2 2 T1
= 32 ℃ 2 28℃
= 4℃
m akuades = ρakuades × V
= 1 g/mL × 100 mL
= 100 g
Jumlah kalor yang dihasilkan oleh pelarutan 0,05 mol NaOH, adalah q1

Downloaded by Harya Dimas Hendrasmara (haryadimashendrasmara12@gmail.com)


lOMoARcPSD|17135051

q1 = (massa akuades × ∆T × kalor jenis air) + (Cp × ∆T)


= (100 g x 4 ℃ x 4,20 J/g. ℃) + (- 443,3 J/ ℃ × 4 ℃)
= 1.680 J + (-1.773,2 J)
= - 93,2 J
Kalor Pelarutan tiap satu mol zat, adalah ∆H1
1 q
∆H1 = n NaOH
2 93,2
= J/mol
0,05 þ�㕜ý

= - 1.864 J/mol
5.2.3 Kalor reaksi antara larutan HCl 0,5M dengan larutan NaOH 0,5M
T2 +T1 28℃+29℃ 57℃
Suhu awal rata-rata, T = = = =28,5℃
2 2 2

∆T = T3 2 T
= 31 ℃ - 28,5℃
= 2,5℃
n NaOH = M NaOH × V NaOH (Liter)
= 0,5 M x 0,05 L
= 0,025 mol
Kalor yang dihasilkan oleh reaksi 0,025 mol NaOH dengan HCl, adalah q2
q2 = (massa larutan × ∆T × kalor jenis air) + (Cp × ∆T)
= (100 g x 2,5 ℃ x 4,20 J/g. ℃) + (- 443,3 J/ ℃ × 2,5 ℃)J
= 1.050 J + (- 1.108,25 J)
= - 58,25 J
Kalor yang dihasilkan oleh setiap mol NaOH yang bereaksi adalah, ∆H2
2 q
∆H2 = n NaOH
2 58,25 J
=
0,025 þ�㕜ý

= - 2.330 J/ mol
5.2.4 Kalor reaksi antara larutan HCl 0,5M dengan NaOH padat
∆T = T3 2 T1
= 36 ℃ 2 28 ℃
= 8℃

Downloaded by Harya Dimas Hendrasmara (haryadimashendrasmara12@gmail.com)


lOMoARcPSD|17135051

m NaOH
n NaOH =
Mr NaOH

2g
=
40 g/mol
= 0,05 mol
Kalor yang dihasilkan oleh reaksi 0,05 mol NaOH, adalah q3
q3 = (massa larutan HCl × ∆T × kalor jenis air) + (Cp × ∆T)
= (100 g x 8 ℃ x 4,20 J/g. ℃) + (- 443,3 J/ ℃ × 8 ℃)J J
= 3.360 J + (- 3. 546,4 J)
= - 186,4 J
Kalor yang dihasilkan oleh setiap mol NaOH yang bereaksi adalah, ∆H3
3 q
∆H3 = n NaOH
2 186,4 J
=
0,05 þ�㕜ý

= - 3.728 J/mol

VI. Hasil dan Pembahasan


6.1 Hasil
6.1.1 Tabel Hasil Percobaan Menentukan kalor jenis kalorimeter
Suhu Awal Suhu Akuades Suhu Akuades Panas Kapasitas Kalor
Akuades Panas dalam Kalorimeter Kalorimeter
(T1) (T2) (T3) (Cp)
27ºC 65ºC 45ºC - 443,3J/ ºC
6.1.2 Tabel Hasil Percobaan Kalor pelarutan NaOH
Suhu Awal Massa Padatan NaOH Suhu Campuran Kalor Pelarutan 1mol
Akuades (m) (T3) NaOH dalam Akuades
(T1) (∆H1)
28ºC 2g 32ºC - 1.864 J/mol

Downloaded by Harya Dimas Hendrasmara (haryadimashendrasmara12@gmail.com)


lOMoARcPSD|17135051

6.1.3 Tabel Hasil Percobaan Kalor reaksi larutan HCl 0,5M dengan larutan
NaOH 0,5M
Suhu Awal Larutan Suhu Awal Larutan Suhu Campuran Kalor Netralisasi 1 mol
NaOH 0,5M HCl 0,5M (T3) NaOH dengan HCl
(T1) (m) (∆H2)
29ºC 28 ºC 31ºC - 2.330 J/mol
6.1.4 Tabel Hasil Percobaan Kalor reaksi antara larutan HCl 0,5M dengan
NaOH padat
Suhu Larutan HCl Massa Padatan NaOH Suhu Campuran Kalor Pelarutan 1mol
(T1) (m) (T3) NaOH dalam HCl
(∆H3)
28ºC 2g 36 ºC - 3.728 J/mol

6.2 Pembahasan
Pada praktikum termokimia dan hukum hess tujuan dari percobaan yang
dilakukan adalah untuk menentukan kalor jenis calorimeter sederhana, menentukan
perubahan entalpi reaksi ∆H1, ∆H2, ∆H3 dan mempelajari penjumlahan perubahan
entalpi reaksi yang berlangsung bertahap. Dalam praktikum ini akan ada empat
percobaan yang akan dilakukan. Keempat percobaan yang akan dilakukan antara lain
menentukan kalor jenis calorimeter, kalor pelarutan NaOH, kalor reaksi antara larutan
HCl dengan larutan NaOH, kalor reaksi antara larutan HCl dengan NaOH padat.
Masing-masing percobaan dilakukan secara terpisah sesuai prosedur yang sudah
ditentukan di modul praktikum.
Percobaan pertama adalah menentukan kalor jenis calorimeter. Hal pertama
yang dilakukan adalah kalorimeter diisi dengan 50 ml aquades. Kalorimeter ditutup
dan didiamkan selama 5 detik yang bertujuan untuk memastikan tidak adanya kalor
yang hilang dari kalorimeter.Termometer dimasukkan pada calorimeter yang telah
didiamkan tersebut untuk diukur suhunya sebanyak 3 kali. Pengukuran suhu dilakukan
sebanyak 3 kali untuk mendapatkan hasil pengukuran yang akurat. Hasil yang

Downloaded by Harya Dimas Hendrasmara (haryadimashendrasmara12@gmail.com)


lOMoARcPSD|17135051

diperoleh dicatat suhunya t1 dengan tepat, setelah diamati didapatkan suhu t1 dengan
sebesar 27 oC.

Gambar 1 pengukuran akuades 50 ml Gambar 2 pengukuran suhu kalorimeter

Aquades sebanyak 50 ml dipanaskan dalam gelas kimia 200 ml sampai suhu sekitar
65oC sebagai t2 kemudian segera dituangkan ke dalam Kalorimeter, diaduk dengan
baik dan dicatat suhu tertingginya, sebagai t3 dan didapat suhu t3 dengan senilai 45oC.
Tujuan penggunaan air panas dan air dingin adalah adalah untuk menentukan harga
penurunan air panas dan kenaikan temperatur air dingin.Untuk dua cairan yang
mempunyai ∆ To yang cukup besar pencatatan temperatur pada air panas dan air
dingin bertujuan untuk menentukan tetapan kalorimetri. Aquades yang telah
dipanaskan dituangkan ke dalam calorimeter kemudian segera ditutup agar kalor tidak
keluar dari calorimeter. Setelah itu, dihitung kalor jenis Kalorimeter dengan rumus Cp
�㕞3
= �㕡4 . Hasil dari percobaan pertama ini yaitu diketahui bahwa besar kalor yang dilepas

air (q1) adalah sebesar 4.200 J didapatkan dari kalor jenis air (4,20 J ) dikalikan dengan
�㕇5 dan massa air. Diketahui pula bahwa besar kalor yang diterima air (q2) adalah
sebesar 3.780 J dan Kalor yang diterima calorimeter (q3) sebesar 7.980 J didapat dari
q1-q2. Hasil akhir dari percobaan pertama adalah besar kapasitas kalor calorimeter
dengan hasil sebesar - 443,3 J/oC.

Gambar 3 pemanasan akuades

Downloaded by Harya Dimas Hendrasmara (haryadimashendrasmara12@gmail.com)


lOMoARcPSD|17135051

Percobaan kedua adalah menentukan kalor pelarutan NaOH. Hal pertama


yang dilakukan adalah Kalorimeter diisi dengan 100 ml aquades, kemudian
kalorimeter ditutup dan didiamkan beberapa saat untuk memastikan tidak adanya kalor
yang hilang dari kalorimeter. Thermometer dimasukan ke dalam kalorimeter
kemudian diukur suhu dengan tepat. Hasil yang diperoleh adalah t1 yang diketahui
sebesar 28oC setelah dilakukannya percobaan.

Gambar 4 pengukuran 100 mL akuades

NaOH padat sekitar 2 g ditimbang dengan cepat dan catat berat tepatnya sebagai data
praktikum. NaOH kemudian dimasukkan ke dalam kalorimeter,kemuadian ditutup dan
diaduk dengan cepat. Kalorimeter segera ditutup agar tidak ada kalor yang keluar dari
calorimeter kemudian diaduk dengan cepat bertujuan agar semua NaOH dapat terlarut
dengan sempurna pada calorimeter yang berisi 100 ml aquades tersebut.

Gambar 5 pengadukan kalorimeter

Thermometer dimasukkan ke dalam calorimeter untuk mengukur suhunya. Perubahan


suhunya diperhatikan dan catat suhu tertingginya, didapatkan suhu t2 dengan rata rata
sebesar 32oC dan perubahan suhu yang diperoleh adalah 4 oC. Hasil dari percobaan

Downloaded by Harya Dimas Hendrasmara (haryadimashendrasmara12@gmail.com)


lOMoARcPSD|17135051

kedua ini yaitu diketahui besar mol NaOH adalah 0,05 didapat dari massa NaOH yaitu
2 gram dibagi dengan Mr NaOH (40). Besar jumlah kalor yang dihasilkan (q1) adalah
- 93,2 J didapat dari massa air dikalikan �㕇 dan kalor jenis air kemudian ditambahkan
dengan pengkalian kapasitas kalor calorimeter dan �㕇. Hasil akhir dari percobaan ini

Gambar 6 pengukuran suhu dengan termometer

yaitu �㔻1 yang diperoleh dari q1/n NaOH dan didapatkan hasil sebesar – 1.864 J/mol.
Ketika proses penampuran atau pembentukan larutan NaOH berlangsung,terjadi
kenaikan suhu dari 28oC menjadi 32oC. Oleh karena pada saat reaksi suhu sistem naik
berarti reaksi berlangsung eksoterm (melepaskan kalor dari sistem ke lingkungan) dan
perubahan entalpi akan selalu berharga negatif. Reaksi yang terjadi pada pelarutan
NaOH adalah sebagai berikut :
NaOH(s) → NaOH(aq) ΔH1 = – 1.864 J/mol……………..(6.1)
Percobaan ketiga adalah menentukan kalor reaksi antara larutan HCl dengan
larutan NaOH. Tujuan penggunaan HCl dan NaOH adalah untuk menentukan kalor
penetralan dari reaksi penetralan antara asam kuat dan basa kuat. Reaksi penetralan
adalah reaksi antara asam dan basa yang memilki elektrolit yang kuat dalam larutan
karena senyawa ini terionisasi sempurna dalam larutan sehingga kita dapat
menentukan kalor penetralan dari reaksi tersebut. Diawali dengan menyiapkan HCl
0,5 M sebanyak 50 ml menggunakan gelas ukur.

Downloaded by Harya Dimas Hendrasmara (haryadimashendrasmara12@gmail.com)


lOMoARcPSD|17135051

Gambar 8 pengukuran 50 ml HCL 0,5 M

Hal pertama yang dilakukan adalah Larutan HCl 0,5 M sebanyak 50 ml dimasukkan
ke dalam kalorimeter, didiamkan beberapa saat dan catat suhunya dengan tepat.
Thermometer dimasukkan ke dalam calorimeter dan didiamkan beberapa saat. Suhu
yang diperoleh yaitu t1 dengan senilai 29oC. Termometer dikeluarkan dan ditutup lagi
dengan sumbu, dilakukan kalibrasi pada thermometer. Kalibrasi dilakukan dengan
tujuan agar skala termometer saat menunjukan nilai suhu tidak menyimpang dari yang
sebenarnya.

Gambar 7 kalibrasi termometer

Larutan NaOH 0,5 M 50 ml kemudian diukur, penggunaan NaOH pada percobaan ini
berbentuk cairan bertujuan untuk mempercepat reaksi sehingga dapat menentukan
kalor penetralan. NaOH sebanyak 50 ml tersebut dipindahkan ke dalam gelas kimia,
didiamkan beberapa saat, diukur dan dicatat suhunya dengan tepat. Suhu yang
didapatkan adalah t2 sebesar 28oC. Perubahan suhu yang diperoleh yaitu 1 oC. NaOH
sebanyak 50 ml tersebut dituangkan ke dalam kalorimeter, diaduk dengan cepat,
diperhatikan perubahan suhunya dan dicatat suhu tertingginya (t3).

Downloaded by Harya Dimas Hendrasmara (haryadimashendrasmara12@gmail.com)


lOMoARcPSD|17135051

Gambar 9 pengukuran NaOH

Kalorimeter ditutup dan diaduk dengan cepat. Thermometer dimasukkan untuk


mengukur suhu dan diperoleh t3 sebagai suhu tertingginya senilai t3 nya sebesar 31oC.
Perubahan suhu diperhatikan yaitu diperoleh 3 oC. Ketika proses penampuran atau
pembentukan larutan NaOH berlangsung, terjadi kenaikan suhu dari 28oC menjadi
31oC. Pada saat reaksi suhu sistem naik berarti reaksi berlangsung eksoterm
(melepaskan kalor dari sistem kelingkungan) dan perubahan entalpi akan selalu
berharga negatif. Hasil dari percobaan ketiga ini yaitu diketahui bahwa mol NaOH
sebesar 0,025 didapat dari massa NaOH dibagi dengan Mr NaOH itu sendiri. Besar
kalor yang dihasilkan adalah sebesar – 58,25 J didapat dari massa air yang dikalikan
dengan �㕇 dan kalor jenis air (4,20 J) kemudian dijumlahkan dengan pengkalian
kapasitas kalor calorimeter dan �㕇. Hasil akhir dari percobaan ini diketahui besar
�㔻2 yaitu sebesar - 2.330 J/mol yang didapat dari q1/mol NaOH. Pencampuran
NaOH yang merupakan basa kuat dengan HCl yang merupakan asam kuat akan
menghasilkan garam (NaCl) dan air (H2O) sebagai produk reaksi. Persamaan
reaksinya adalah sebagai berikut:
NaOH(aq) + HCl(aq) → NaCl(aq) + H2O(l) ΔH2 = -2.330 J/mol…...(6.2)
Percobaan keempat adalah menentukan kalor reaksi antara larutan HCl dengan
NaOH padat. Hal pertama yang dilakukan adalah Larutan HCl 0,5 M sebanyak 100 ml
dimasukkan ke dalam kalorimeter, Thermometer dimasukkan ke dalam calorimeter
dan didiamkan beberapa saat bertujuan agar suhu konstan didiamkan beberapa saat
dan catat suhunya dengan tepat dan dipatkan suhu t1 dengan senilai 28 oC.

Downloaded by Harya Dimas Hendrasmara (haryadimashendrasmara12@gmail.com)


lOMoARcPSD|17135051

Gambar 10 pengukuran 100 ml HCL

NaOH padat ditimbang sebanyak 2 g dengan cepat dan dicatat berat tepatnya (ditutup
botol tempat NaOH sesegera mungkin). NaOH dimasukkan ke dalam calorimeter, lalu
diaduk dengan cepat kemudian diperhatikan perubahan suhunya dan dicatat suhu
tertingginya. Thermometer dimasukkan untuk mengukur suhu campuran.

Gambar 11 penimbangan NaOH

Suhu t3 didapatkan sebesar 36 oC. Perubahan suhu diperhatikan yaitu diperoleh 8 oC.
Hasil dari percobaan terakhir ini adalah diketahui besar mol NaOH yaitu 0,05 didapat
dari massa NaOH yaitu 2 gram dibagi dengan Mr NaOH (40). Besar jumlah kalor yang
dihasilkan (q1) adalah - 186,4 J didapat dari massa air dikalikan �㕇 dan kalor jenis air
kemudian ditambahkan dengan pengkalian kapasitas kalor calorimeter dan �㕇. Hasil
akhir dari percobaan ini yaitu �㔻3 yang diperoleh dari q3/mol NaOH dan didapatkan
hasil sebesar – 3.728 J/mol. Pada saat reaksi suhu sistem naik berarti reaksi
berlangsung eksoterm (melepaskan kalor dari sistem kelingkungan) dan perubahan
entalpi akan selalu berharga negatif. Pencampuran NaOH yang merupakan basa kuat

Downloaded by Harya Dimas Hendrasmara (haryadimashendrasmara12@gmail.com)


lOMoARcPSD|17135051

dengan HCl yang merupakan asam kuat akan menghasilkan garam (NaCl) dan air
(H2O) sebagai produk reaksi. Persamaan reaksinya adalah sebagai berikut:
NaOH(s) + HCl(aq) → NaCl(aq) + H2O(l) ΔH3 = – 3.728 J/mol….(6.3)
Tetapan kalorimeter dapat ditentukan dengan percobaan pengukuran suhu pada air
dingin, air panas, dan campuran air dingin dan panas. Kemudian air tersebut di
masukkan kedalam kalorimeter secara bergantian untuk mengukur suhunya. Setelah
mendapat suhu masing-masing, barulah kita bisa menentukan tetapan kalorimeter
yang telah dibahas sebelumnya. Dari pembahasan diatas didapatkan tetapan
kalorimeter sebesar - 443,3 J/°C. Tetapan kalorimeter ini digunakan untuk menentukan
∆H netralisasi. Menurut teori ketetapan kalorimeter adalah 0 atau lebih kecil nilainya
semakin bagus kalorimeter yang dipakai. Jadi, percobaan yang sudah dilakukan
mendapat hasil yang lebih besar dari nol. Percobaan ini telah dilakukan sesuai prosedur
kerja. Kemungkin jika terjadi kesalahan adalah pada alat pada saat praktikum, atau
juga hal lain yang bisa terjadi pada praktikan sendiri seperti kesalahan dalam
pengambilan data, kesalahan dalam penghitungan dan kurangnya ketelitian.

VII. Kesimpulan
Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan, diperoleh beberapa kesimpulan sebagai
berikut :
- Perubahan energi kimia yang menyertai reaksi kimia adalah perubahan kalor pada
suatu unsur dengan suatu senyawa atau pelarut dan penentuan tetapan kalorimetri
menggunakan alat yang disebut kalorimeter. Kapasitas calorimeter yang diperoleh
yaitu - 443,3 J/°C.
- Dari hasil praktikum dapat disimpulkan bahwa hasil dari percobaan belum bisa
membuktikan berlakunya Hukum Hess. Akan Tetapi nilai perubahan entalpi dari
percobaan pertama hanya selisih sedikit dari nilai perubahan entalpi.
NaOH(s)→ NaOH(aq) ΔH1 = - 1.864 J/mol
NaOH(aq) + HCl(aq) → NaCl(aq) + H2O(l) ΔH2 = - 2.330 J/mol
NaOH(s) + HCl(aq) → NaCl(aq) + H2O(l) ΔH3 = - 3.728 J/mol

Downloaded by Harya Dimas Hendrasmara (haryadimashendrasmara12@gmail.com)


lOMoARcPSD|17135051

Jadi sebenarnya Hukum Hess tetap berlaku, namun terjadinya perbedaan nilai
perubahan entalpi pada keadaan akhir sistem berbeda dikarenakan beberapa faktor
kesalahan.
- Dari percobaan-percobaan diatas, hasil dari praktikum belum bisa membuktikan
berlakunya Hukum Hess yang menyatakan bahwa perubahan entalpi hanya
bergantung pada keadaan awal dan akhir sistem dan tidak bergantung pada jalannya
reaksi. Harga ΔH3 merupakan hasil penjumlahan dari harga ΔH1 dengan ΔH2

Downloaded by Harya Dimas Hendrasmara (haryadimashendrasmara12@gmail.com)


lOMoARcPSD|17135051

DAFTAR PUSTAKA

Aminah, Siti. 1998. Ilmu Kimia Dasar. Mataram: Universitas Mataram.

Attkins, P. W.. 1999. Kimia Fisik Jilid 1. Jakarta: Erlangga

Chang, Rymond. 2004. Kimia Dasar. Jakarta: Erlangga.

Epinur. 2011. Penuntun Praktikum Kimia Dasar. Jambi : Universitas Jambi.

Keenan, Charles W.1980. Kimia Untuk Universitas Edisi 6. Jakarta : Erlangga

Labchem.2021.Material Safety Data Sheet Aquadest (H2O) [serial online].


www.smartlab.com diakses pada 18 November 2021.

Labchem.2021.Material Safety Data Sheet of Sodium Chloride [serial online]

www.labchem.com diakses pada 18 November 2021.

Labchem.2021.Material Safety Data Sheet Natrium Hidroksida (NaOH)


[serialonline].www.smartlab.com diakses pada 18 November 2021.

Nurhilal.O,Setiano, dan A.Suhada. 2017. Desain kalorimeter bomb biomassa


dengan metode oksigen dinamik. Jurnal ilmu dan inovasi fisika. 1(2) : 105-
111

Oxtoby,D.W.,H.P.Gillis dan N.H.Nachtrieb. 2001. Prinsip-prinsip Kimia Modern


Edisi Keempat Jilid 1. Jakarta: Erlangga.

Petrucci, R.H., W.S. Hardwood., F.G. Herring dan J.D. Madura. 2007.
Kimia Dasar: Prinsip dan Aplikasi Modern Edisi Kesembilan Jilid 1.
Jakarta: Erlangga.

Sukardjo. 1990. Kimia Dasar. Jakarta : Erlangga

Suryati dan H,Hatimah. 2015. Pengembangan Perangkat Pembelajaranberbasis


Pendekatan Pembelajaran Inkuiri Terbimbing Untuk Memberdayakan
Kemampuan Berpikir Kritis Kimia Siswa. Jurnal Ilmiah Pendidikan Kimia
<Hydrogen=. 3(1) : 2338-6480

Downloaded by Harya Dimas Hendrasmara (haryadimashendrasmara12@gmail.com)


lOMoARcPSD|17135051

Susanto. 2003. Panduan Belajar Sukses SPMBPTN. Yogyakarta: UGM

Syukri. 1999. Kimia Dasar 1. Bandung. ITB.

Tazi, Imam dan Sulistiana. 2011. Uji Kalor Bakar Bahan Bakar Campuran
Bioetanol dan Minyak Goreng Bekas. Neutrino 3(2):1-2

Downloaded by Harya Dimas Hendrasmara (haryadimashendrasmara12@gmail.com)


lOMoARcPSD|17135051

LAMPIRAN

Downloaded by Harya Dimas Hendrasmara (haryadimashendrasmara12@gmail.com)

Anda mungkin juga menyukai