Anda di halaman 1dari 5

lOMoARcPSD|17135051

Artikel( Kalorimeter)

Fisika Dasar II (Universitas Jember)

Studocu is not sponsored or endorsed by any college or university


Downloaded by Harya Dimas Hendrasmara (haryadimashendrasmara12@gmail.com)
Jurnal ILMU DASAR, Vol 1 No. 1, Desember 2021 : 1-3 1

Analysis Of The Heat Of Type Of Materials And The Heat Of


Merchantability By Using A Calorimerter
Analisis Kalor Jenis Bahan Serta Kalor Lebur Es Dengan Memakai
Kalorimerter
Rakhmat Surya Sumirat
Jurusan Fisika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Jember
Jl . Kalimantan Tegalboto No.37, Krajan Timur , Kec . Sumbersari, Kabupaten Jember , Jawa Timur 68121
Email: suryasumirat11@gmail.com

ABSTRAK
Hasil penelitian dianalisis untuk mengetahui kapasitas kalor jenis ahan dan kalor leleh es.
Pengukuran dalam penelitian ini menggunakan alat indera seperti kalorimeter termometer alok
logam pemanas listrik dan timangan. Kapasitas kalor jenis ahan dipengaruhi dengan cara
mengukur suhu kuus temaga esi dan kuningan yang dimasukkan ke dalam kalorimeter sedangkan
untuk menentukan kalor es yang meleleh dengan cara mengukur suhu air yang dicampur dengan
es dan diaduk dalam kalorimeter. Metode yang digunakan untuk menentukan nilai kalor dan
huungannya dengan nilai densitas adalah dengan menggunakan prinsip hitam. Panas pelelehan es
dapat ditentukan dengan uji pertukaran panas kalorimeter.

ABSTRACT
The results of the research were analyzed to determine the specific heat of the material and the
heat of melting ice. Measurements in this study use senses such as calorimeters, thermometers,
metal cubes, electric heaters and scales. The specific heat of the material is affected by measuring
the temperature of the cube of copper, iron and brass that is inserted into the calorimeter, while to
determine the heat of melting ice by measuring the temperature of water mixed with ice and stirred
in the calorimeter. The method used to determine the calorific value and its relationship to the
density value is to use the black principle. The heat of melting of ice can be determined using a
heat exchange experiment in a calorimeter.
Keywords: analysis, calorimeter , specifice heat , heat of fusion

Downloaded by Harya Dimas Hendrasmara (haryadimashendrasmara12@gmail.com)


2 Analisis Kalor Jenis Bahan Serta Kalor Lebur Es Dengan Memakai Kalorimeter (Rakhmat Surya Sumirat )

PENDAHULUAN/INTRODUCTION digunakan untuk mengukur massa enda atau logam yang


Kalorimeter adalah alat yang digunakan untuk digunakan di laoratorium. Es dan air adalah ahan yang
menentukan (mengukur) kalor. Pengukuran ini digunakan digunakan untuk mengukur panas.
untuk menentukan kapasitas panas spesifik suatu zat. Prosedur kerja untuk menentukan kalor jenis bahan
Panas jenis zat yang diketahui jumlah panas yang diserap yaitu Timbang kalorimeter dan pengaduk secara
atau dilepaskan dapat dihitung dengan mengukur peruahan bersama-sama, dicatat sebagai mk. Kalorimeter diisi
suhu. Kalorimeter terdiri dari ejana logam yang kalor dengan air, kemudian ditimbang dan dicatat sebagai mak
jenisnya diketahui. Tangki ditempatkan di tangki lain maka ma= mak-mk. Kalorimeter dimasukkan ke dalam
dengan cara memisahkan (tanpa kontak langsung) antara bejana pelindung, kemudian ditutup. Termometer
kedua tangki dengan isolasi yang mencegah pertukaran dipasang dan dibaca suhu awal air sebagai Ta. Bahan
panas dengan udara luar. (Purwoko, 2007). (balok tembaga) ditimbang yang akan ditentukan kalor
Kapasitas panas spesifik suatu ahan jenisnya sebagai mb. dipanaskan bahan tersebut di
menunjukkan kemampuan suatu ahan untuk menyerap atau dalam pemanas hingga mencapai suhu tertentu
melepaskan panas. Semakin tinggi nilai panas spesifik 0(minimal
semakin uruk kemampuan material untuk menyerap atau 75 C). Suhu dicatat benda sebagai Tb, kemudian dengan
mengeluarkan panas. Semakin rendah nilai panas spesifik cepat dimasukkan ke dalam kalorimeter dan ditutup
semakin aik kemampuan material untuk menyerap atau rapat-rapat. Selanjutnya diaduk dengan perlahan
mengeluarkan panas. Kaca memiliki kalor jenis yang leih menggunakan pengaduk yang telah diberi isolasi. Suhu
rendah daripada styrofoam sehingga leih cepat menyerap air perlahan- lahan akan naik kemudianturun lagi. Suhu
atau melepaskan panas. Di sisi lain usa polistiren memiliki tertinggi dicatat yang diperoleh (Tc). Diulangi
panas spesifik yang leih tinggi sehingga menyerap atau percobaan di atas (langkah 1 – 7) sebanyak 3 kali.
melepaskan panas leih lamat. (Widyastuti, 2019). Selanjutnya diulangi langkah yang sama untuk jenis
bahan yang berbeda (balok kuningan). Untuk
Menurut Petrucci Ralph H. (1) pertukaran panas adalah menentukan kalor jenis bahan dapat menggunakan
dasar dari teknik yang dikenal seagai kalorimetri yang rumus sebagai berikut :
merupakan metode kuantitatif pertukaran panas. Untuk
mengukur jumlah kalor yang diperlukan untuk menaikkan
suhu suatu zat digunakan kalorimeter. Salah satu kegunaan
penting kalorimeter adalah untuk menentukan kalor jenis
suatu zat. Dalam teknik yang dikenal seagai "metode
campuran" sampel zat yang dipanaskan hingga suhu tinggi
diukur secara akurat dan ditempatkan dengan cepat ke
dalam kalorimeter air dingin. Panas yang hilang dalam Prosedur kerja untuk menentukan kalor lebur es
sampel akan diterima oleh air dan kalorimeter. Dengan yaitu kalorimeter dan pengaduk ditimbang secara
mengukur suhu akhir campuran panas jenis zat dapat bersama-sama, lalu dicatat sebagai mk. Kalorimeter
dihitung (Hasyim, 2019). diisi dengan sejumlah air (± /3 volume kalorimeter),
Zat yang ditentukan kalor jenisnya dipanasi kemudian ditimbang dan dicatat sebagai mak, maka ma
sampai suhu tertentu. Dengan cepat zat itu dimasukkan = mak - mk. Dipanaskan air bersama kalorimeter
kedalam kalori meter yang berisi air dengan suhu dan tersebut hingga suhunya sekitar 70oC. Dicatat sebagai
massanya sudah diketahui. Kalori meter diaduk sampai Ta. Kalorimeter diangkat dengan cepat dan masukkan
suhunya tidak berubah lagi. Dengan menggunakan hukum ke dalam bejana pelindung. Sepotong es yang telah
kekekalan energy, kalor jenis yang dimasukkan dapat disiapkan dimasukkan ke dalam kalorimeter, tutup
dihitung (Syukri, 2009) rapat- rapat dan aduk pelan-pelan. Suhu seimbang
dicatat yang diperoleh sebagai Tc. Massa air ditimbang,
kalorimeter dan es tersebut (mc) sehingga diperoleh
METODE/ METHODS massa es mes= mc – mak. selanjutnya diulangi langkah
Alat dan ahan yang digunakan dalam penelitian yang sama untuk mendapatkan 3 kali pengulangan.
untuk menentukan kapasitas kalor jenis ahan dan kalor Untuk menentukan kalor lebur es dapat menggunakan
leleh es adalah kalorimeter termometer pemanas listrik rumus sebagai berikut :
alok logam timangan dan ahan yang digunakan adalah air
dan es. Kalorimeter digunakan untuk mengukur jumlah
panas (kalor) yang terliat dalam peruahan atau reaksi
kimia. Termometer digunakan untuk mengukur suhu atau
suhu serta peruahan suhu. Pemanas listrik digunakan untuk
menguah energi listrik menjadi panas. Blok logam adalah
ahan yang digunakan untuk mengukur panas. Timangan

Downloaded by Harya Dimas Hendrasmara (haryadimashendrasmara12@gmail.com)


Jurnal ILMU DASAR, Vol 1 No. 1, Desember 2021 : 1-3 3

㕄𝑠㕒𝑟𝑎𝑝 = 㕒𝐿 + (𝑇𝐴 −0) = 㕒𝐿 +㕒𝑐𝑇𝐴 .................(6)


HASIL DAN PEMBAHASAN/RESULTS dan jika persamaan (5) dan (6) disamakan, maka
AND DISCUSSION diperoleh kalor peleburan es besarnya

Tabel 4-1 menyajikan hasil dari penentuan 𝐿 = {(𝑚𝑐 + 𝐻𝐾)(𝑇0 − 𝑇𝐴)⁄㕒} –


kalor jenis bahan. Bahan yangdiukur kalornya yaitu 𝑐𝑇𝐴............ (7)
tembaga, kuningan, dan besi. Nilai kalor jenis
masing-masing bahan pada hasil perbandingannya Tabel 2. Kalor Lebur Es
berbeda. hal ini disebabkan karena kalor jenis bahan
yang berbeda antara satu bahan dengan bahan lain Nama Bahan Kalor Lebur L
membuktikan bahwa jenis bahan mempengaruhi (kal/oC)
kalor jenisnya. Satu bahan yang sama juga
memberikan perbedaan besar kalor jenis jika Es 88,82
suhunya berbeda . Tabel tersebut menunjukan dan
memberikan hasil kalor jenis yang paling besar
adalah besi , tembaga , dan kuningan. Kalor jenis Dari percobaan yang telah dilakukan
bahan merupakan energi maka dapat berubah dari dan dituliskan hasilnya dalam bentuk tabel di
satu bentuk ke bentuk yang lain. Berdasarkan hukum atas hasil dan pengamatan, maka dapat diketahui
kekekalan energi maka dapat berubah menjadi jenis bahan berpengaruh terhadap kalor jenis
energi kalor , begitu sebaliknya energi kalor dapat yang dihasilkan nantinya. Seperti yang dapat
berubah menjadi energi kalor ( Buerche, 2006 ) dilihat ditabel. Setiap bahan yang berbeda
Tabel 1 . Kalor Jenis Bahan menghasilkan besar kalor jenis yang bervariasi.
Bahkan 1 bahan yang sama juga memberikan
No Nama Bahan Kalor Jenis Cb perbedaan besar kalor jenis jika suhunya
( kal / goC ) berbeda. Dari tabel dapat dilihat yang paling
besar adalah Besi , disusul kuningan dan terakhir
1 Tembaga 149
tembaga.
2 Kuningan 125
Untuk kalor jenis bahan. Ketiga benda
3 Besi 163 yang diuji memiliki perbandingan yang konstan,
Ketika panas ditambahkan pada suatu kecuali pada tembaga. Di mana, kalor jenisnya
zat, atau diambil dari zat tersebut terdapat dua terlampau jauh dari yang lainnya. Seperti terlihat
kemungkinan yang terjadi pada zat tersebut. pada tabel, tembaga pada percobaan pertama
Pertama terjadi perubahan suhu, dan kedua kalor jenisnya 150 dan percobaan kedua 154.
terjadi perubahan wujud. Pada saat terjadi Hasil tersebut jauh berbeda dengan yang lainnya
perubahan wujud, suhu zat akan konstan. Dalam yang masing- masing hanya naik atau turun 1.
penelitian ini, es dengan massa e, yang Selain dari tembaga, perbandingan kalor jenis
diasumsikan berada pada suhu leburnya yakni dari ketiga bahan adalah konstan, artinya tidak
0oC (tekanan 70 cmHg) dicampurkan dengan air terlalu jauh perbedaannya seperti yang terlihat
cair yang bermassa m dan bersuhu 𝑇0. pada tabel.
Pencampuran terjadi dalam kalorimeter seperti Percobaan menentukan kalor jenis
yang disebutkan di atas. Setelah semua es bahan suhu akhir mencapai hampir setengahdari
melebur menjadi air, suhu sistem menjadi 𝑇𝐴, suhu awal. Suhu akhirnya dari semua bahan
yang dalam pengamatan suhu 𝑇𝐴 ini merupakan hampir semuanya menunjukkan kisaran antar
suhu terendah selama proses percobaan dan 30oC sampai paling besar 35oC. Suhu akhir yang
hasilnya disajikan pada tabel 4-2. Sesuai paling besar dalam percobaan ini adalah suhu
dengan persamaan (1) (Purwadi, 2005). dari besi pada pengulangan kedua yaitu 50oC.
Kalor yang dilepaskan oleh air dan kalorimeter Sedangkan untuk menentukan kalor lebur es,
adalah suhu akhirnya berkisar antara 52oC sampai 53oC
㕄𝑙㕒𝑝𝑎𝑠 = 𝑚 𝑐 (𝑇0 − 𝑇𝐴) +(𝑇0 − dengan suhu awalnya 70oC.
𝑇𝐴)........(5)
Sedang, kalor yang diterima oleh es
adalah

Downloaded by Harya Dimas Hendrasmara (haryadimashendrasmara12@gmail.com)


4 Analisis Kalor Jenis Bahan Serta Kalor Lebur Es Dengan Memakai Kalorimeter (Rakhmat
Surya Sumirat )

KESIMPULAN/CONCLUSION
Istimono., Pratiwi, dkk. 2017. Penetapan
Nilai Kalori Dalam Batubara
Dari penelitian yang sudah dilakukan, dan
Dengan Kalorimeter PARR
dengan analisis dan pembahasan yang sudah 6200. Jurnal Sains Natural
diuraikan secara panjang lebar, dapat disimpulkan Universitas Nusa Bangsa.
sebagai berikut: (7)2 : 25-27.
Keenan. 1980. Fisika untuk Universitas
a. Kalor jenis merupakan banyaknya
Jilid 1.
kalor yang diperlukan sebuah zat Jakarta: Erlangga..
untuk menaikkan suhu satu gram zat
tersebut sebesar satu derajat Celcius. Purwadi. B, dkk. 2005. Pengukur Kalor
Dakar pada Beragam Merek
Metode yang digunakan dalam
Mie Instan Menggunakan
penentuan nilai kadar kalor serta Kalorimeter. JurnalFisika
hubungannya dengan nilai densitas Indonesia. 2(6) : 45-50.
adalah dengan menggunakan asas
Syukri, S. 1999. Fisika Dasar 1.
black. Bandung: ITB.
b. Kalor peleburan es dapat ditentukan Tazi.I, S.Sulistina. 2011. Uji Kalor
melalui eksperimen pertukaran kalor Bahan Bakar Campuran
dalam kalorimeter yang didasarkan Bioetanol dan Minyak
pada azas Black. Perlakuan koreksi Goreng Bekas. Jurnal
Neutrino. 3(2): 13-15.
Newton menghasilkan nilai kalor
peleburan es yang lebih baik Widyastuti, Ishafit.2019. Penentuan
dibandingkan dengan nilai yang Kalor Jenis Bahan
dihasilkan tanpa koreksi Newton. menggunakan Metode
Pendinginan Newton dan
Sensor Suhu DS18B20
Berbasis Arduino Uno.
UCAPAN Jurnal Riset dan Kajian
TERIMAKASIH/ACKNOWLEDGMENT PendidikanFisika. 6(2): 6-10.

Ucapan terimakasih saya sampaikan


kepada asisten praktikum kak Ila Nur Alifah Islami
yang telah mendampingi selama praktikum fisika
dasar dengan penuh sabar dan dapat menjelaskan
dengan baik . Tak lupa pula saya ucapkan
terimakasih kepada bapak Lutfi selaku pengampu
praktikum fisika dasar.

DAFTAR PUSTAKA
Bueche, Frederick dan Eugene Hectil. 2006.
Fisika Universitas Edisi
Kesepuluh. Jakarta : Erlangga.
Hasyim. F. 2019. Analisis Respon Siswa
Terhadap Penggunaan KIT
Kalorimeter dalam Pembelajaran
IPA Pokok Bahasan Kalor.
Jurnal Berkala Ilmiah
Pendidikan Fisika. Vol: 3(7).

Downloaded by Harya Dimas Hendrasmara (haryadimashendrasmara12@gmail.com)

Anda mungkin juga menyukai